Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA Tugas Makalah Kewarganegaraan Tahun Ajaran 2011/1012

Disusun oleh kelompok 2, kelas 1E: Barik Maftuhin Putri Ginanti Raisha Naydila Risa Wahyuni Sakina Fidyastuti NIM. 116045 NIM. 116198 NIM. 116204 NIM. 116218 NIM. 116231

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Akademi Kimia Analisis Bogor 2012

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara. Garis besar makalah ini meliputi pendahuluan, kajian teori, studi kasus, serta kesimpulan dan saran. Adapun isi materi menekankan pada studi kasus yang berkaitan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Kami juga tidak lupa mengucapakan terimakasih kepada Bapak Mulyo dan Bapak Heru Subakri, selaku dosen Kewarganegaraan, karena atas bimbingan mereka makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat dijadikan masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Allahummaftahlanaa abwaabal ilmi. Jazakumullah khairan katsiran.

Bogor, Maret 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti : 1. Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa. 3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dll. Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan suatu kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan akan makna dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh sembarang orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya merongrong dasar negara, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

Untuk itu kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk senantiasa menjaga kelestarian nilai nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa lalu tidak akan teredam di masa yang akan datang.

B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini, yaitu :


1. Untuk melakukan studi kasus akan kasus yang berkenaan dengan pancasila sebagai

ideologi bangsa dan negara. 2. Mengetahui lebih mendalam tentang penerapan pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara.

C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Studi Pustaka Pada makalah ini kami menggunakan metode studi pustaka untuk mengumpulkan data. Kami mencari kasus pada media elektronik dan data-data pendukung pada media cetak.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Ideologi Berdasarkan etimologinya, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu idea berarti raut muka, perawakan, gagasan, dan buah pikiran dan logia berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas. Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti: 1. Bidang politik, termasuk bidang hukum, pertahanan dan keamanan. 2. Bidang sosial 3. Bidang kebudayaan 4. Bidang keagamaan Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakekatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Mempunyai derajat yang tingggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

BAB III STUDI KASUS

Dalam makalah ini kami mengangkat kasus perampokan mini market di daerah Lampung sebagai kasus yang akan dikaitkan dengan judul makalah ini. Perampokan ini dapat terjadi karena masing-masing individual yang tidak menerapkan, bahkan memahami ideologi Pancasila, sehingga tidak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehai-hari. Apabila kita telusuri kasus perampokan ini merupakan kasus yang melanggar makna Pancasila sebagai ideologi. Pelanggaran sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dapat terlihat dari perilaku perampokan yang berani mengambil secara paksa harta yang bukan menjadi hak mereka. Sudah sangat jelas bahwa Tuhan mengajarkan manusia untuk berikhtiar mencari harta atau sesuap nasi dengan cara yang halal, bukan dengan mengambil hak orang lain atau cara-cara yang tidak dibenarkan. Seseorang yang memahami sila pertama ini seharusnya takut kepada Tuhan ketika melakukan perbuatan-perbuatan yang jauh dari norma-norma agama. Kemiskinan dapat diatasi dengan berusaha, bukan mencuri atau merampok. Dengan merampok atau mencuri kemiskinan moral-lah yang akan bertambah. Berdasarkan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia, kita sebagai rakyat Indonesia haruslah saling menjalin kerukunan, menghormati hak-hak dan menjalankan kewajiban yang harus dipenuhi antar sesama manusia, misalnya membantu orang lain yang kesusahan. Dengan perhatian dari si kaya kepada si miskin, hal ini dapat mengurangi kriminalitas seperti pencurian atau perampokan pada kasus ini.

Belajar dari kasus ini, Pancasila yang berfungsi sebagai ideologi bangsa dan negara seharusnya menjadi ide, gagasan atau keyakinan setiap rakyat Indonesia. Jika kita memiliki satu ide, gagasan atau keyakinan, tentunya kriminalitas seperti ini dapat dihindari. Oleh karena itu makna Pancasila harus benar-benar dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia agar tercipta ketertiban nasional.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Fahri, Illa. 2012. Perampok Mini Market di Lampung Terekan CCTV. Maret 30, 2012. http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/03/23/147703/Perampok-Mini-Marketdi-Lampung-Terekam-CCTV/9 Nishom, M. 2011. Makalah Pancasila sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Maret 30, 2012. http://www.isomwebs.com/2011/makalah-pendidikan-pancasila-pancasilasebagai-ideologi-pandangan-hidup-bangsa-indonesia/ Pancasila Sebagai Ideologi. Maret 30, http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab4pancasila_sebagai_ideologi.pdf 2012.

Anda mungkin juga menyukai