Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK I

Annisya Nurul L Cahya Septiava Brian Wahyu Dian Rachmawati Luthfia Nurul A Putri Ginanti Sakina Fidyastuti Teguh Rustiawan Yunita Vidya L

ANALISIS GRAVIMETRI
PENGENDAP ANORGANIK DAN ORGANIK

Pereaksi pengendap dalam gravimetri harus bereaksi dengan spesifik atau selektif terhadap analit.

Pereaksi spesifik hanya bereaksi dengan analit tertentu, misalnya


Dimetilglioksima untuk mengendapkan kation Ni2+ dalam suasana basa. Pereaksi selektif bereaksi dengan beberapa analit, misalnya NH4OH yang dapat mengendapkan kation Al3+, Fe3+ dan lain-lain

PENGENDAP ANORGANIK
Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu
produknya berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air atau

pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga


reaksi pengendapan juga dipergunakan untuk identifikasi sebuah kation atau anion.

AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq) Endapan yang terbentuk adalah endapan putih dari AgCl. Pb(CH3COO)2(aq) + H2S PbS(s) + 2 CH3COOH(aq) Dari reaksi ini akan dihasilkan endapan yang berwarna hitam dari PbS.

Source: http://student.fnu.ac.fj:82/General%20Studies/CHM%20502%20%20Analytical%20Chemistry/2011%20lectures/Gravimetry%202011.ppt Ateet K. Roshan

AMMONIUM HIDROKSIDA
Ammonium hidroksida merupakan larutan gas NH3 dalam air. Pereaksi pengendap ini bersifat selektif. Dapat mengendapkan beberapa kation seperti Al3+, Fe3+ dan lain-lain. Contohnya adalah penetapan alumunium dalam tawas alumunium. Larutan garam Al panas diendapkan NH4OH dengan pengaturan pH 8 sehingga terbentuk Al(OH)3, endapan berbentuk selai putih, yang

setelah dipijarkan menjadi Al2O3 yang berwarna putih.

Reaksi: Al2(SO4)3.K2SO4.24H2O
2

Al2(SO4)3 + K2SO4 + 24 H2O

Al2(SO4)3 + 6 NH4OH
2Al(OH)3

2Al(OH)3 + 3(NH4)2SO4

Al2O3 + 3H2O

A M M O N I U M H I D RO G E N P O S FAT
Merupakan garam yang dapat digunakan sebagai pereaksi pengendap selektif. Dapat mengendapkan Zn2+, Mg2+, dan Be2+. Contohnya penetapan kadar magnesium dalam magnesium sulfat. Larutan garam magnesium (MgSO4) diendapkan dengan larutan (NH4)2HPO4 dan ammonia setelah dipijarkan endapan putih NH4MgPO4 berubah menjadi magnesium pirofosfat (Mg2P2O7).

Reaksi:
MgSO4 + (NH4)2HPO4 + NH4OH NH4MgPO4 + (NH4)2SO4 + H2O

2NH4MgPO4

Mg2P2O7 + 2NH3 + H2O

BARIUM KLORIDA
Barium klorida dapat digunakan untuk mengendapkan anion sulfat membentuk suatu garam yang sukar larut. Contohnya penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat. Dalam suasana asam dan panas sulfat dapat diendapkan dengan BaCl2 menjadi BaSO4 yang berwarna putih. Setelah pemijaran endapan tetap sebagai BaSO4.

Reaksi: Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2NaCl

BaSO4 + 4C
BaS + H2SO4

BaS + 4CO
BaSO4 + H2S

CAMPURAN MAGNESIA
Campuran magnesia merupakan larutan magnesium klorida yang dibubuhi larutan ammonia serta ammonium klorida. Dapat digunakan untuk mengendapkan anion fosfat dengan memperhatikan pengaturan pH. Contohnya penetapan kadar fosfat dalam dinatrium hidrogen posfat. Larutan garam fosfat diendapkan dengan campuran magnesia dan ammonia sebagai NH4MgPO4 yang putih. Setelah diendapkan dipijarkan,

berubah menjadi Mg2P2O7.

Reaksi:
2Na2HPO4 + 2MgCl2 + 2NH4OH 2NH4MgPO4 + 4NaCl + 2H2O

2NH4MgPO4

Mg2P2O7 + 2NH3 + H2O

PENGENDAP ORGANIK
Reagensia organik merupaka bahan untuk membantu proses
pemisahan satu atau lebih ion anorganik dari campuran, yang mana ion ion ini biasanya mengghasilkan senyawaan yang agak sedikit dapat larut dan sering kali berwarna. Reagensia organik disebut juga zat pengendap organik. Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus membari endapan dengan hanya satu endapan tertentu.

Keuntungan pereaksi organik ini adalah: 1) Masa molekul relatifnya besar, ion logam dalam jumlah yang kecilpun

masih dapat diendapkan


2) Cukup spesifik 3) Endapan yang dipewroleh umumny sukar larut dalam air

4) Stabil karena terbentukknya kompleks khelat.

Namun kelemahannya pada saat pencucian endapan akan merayap ke kertas saring dan alat gelas sehingga terjadi kehilangan endapan. Dan juga untuk mendapatkan pemisahan yang baik perlu diperhatikan pengaturan pH pada proses pengendapannya.

Natrium Tetrafenilbor

Endapan dapat terbentuk dalam suasana yang sangat dingin dan sangat asam. Pereaksi ini hampir spesifik untuk ion kalium dan amonium (menghasilkan endapan yang stoikiometri) Endapan yang dihasilkan mudah dikeringkan pada suhu 100-120C, karena tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Sebelum pengendapan ion Hg (II), Rb, dan Cs perlu dihilangkan sebab dapat mengganggu K+ + NaB(C6H5)4 KB(C6H5)4 + Na+

Na

Kupferon
NO N ONH4

Merupakan garam amonium dari Nnitroso-N-fenilhidroksiamina Garam dari senyawa ini membentuk senyawaan yang tidak dapat larut dengan sejumlah logam baik dalam kondisi sedikit asam maupun sangat asam Penggunaannya efektif dalam larutan yang sangat asam (5-10% asam klorida atau asam sulfat Pemisahan selektif dipakai untuk Besi atau Titanium dalam Aluminium Pengendapan dalam keadaan dingin sebab kupferon akan terurai menjadi nitrosobenzena ketika dipanaskan Endapan yang dihasilkan tidak dapat langsung ditimbang tetapi harus dipijarkan menjadi oksidanya

Pereaksi yang spesifik untuk Ni2+ dalam NH3 (basa) dan Pd2+ dalam HCl (Asam) Endapan Ni(DMG)2 dan Pd(DMG)2 Keuntungannya bervolume besar sehingga memudahkan dalam menganalisis Ni dan Pddalam jumlah kecil Kelemahan dari Endapan ini adalah mudah merayap sehingga terjadi kehilangan bobot
H3C C N HO C N OH CH3

DIMETILGLIOKSIM

Benzoin -oksima (Kupron)


H C C

OH N OH

Benzoin -oksima (Kupron)

Merupakan padatan kristalin berwarna putih, sedikit larut dalam air, namun cukup larut dalam etanol (pereaksinya dipakai sebagai larutan 2% dalam etanol) Menghasilkan endapan hijau CuC14H11O2N dengan Cu pada kondisi amoniakal encer dan penambahan tartrat

Reaksi Cu dan Kupron CuCl2 + 4NH4OH Cu(OH)2.2NH4OH.2NH4Cl Cu(OH)2.2NH4OH.2NH4Cl + (C6H5)2(CH(OH)CNOH) (C5H6)2(COHCNO)CU + 2H2O + 2NH4OH +2NH4Cl (C5H6)2(COHCNO)CU + Panas CuO

Salisilaldehida Oksima

Merupakan padatan kristalin berwarna putih, sedikit larut dalam air Zat pengedap yang tidak selektif, sehingga faktor pH sangat penting diperhatikan Menghasilkan endapan kuning kehijauan Cu(C7H6O2)2 dengan Cu dengan adanya asam asetat (pegendapan sempurna pada pH 2,6) Sedangkan untuk Ni pada Ph 3,3 dengan gangguan Fe(III). Endapan yang dihasilkan dikeringkan pada suhu 100105C

Salisilaldehida Oksima
2 C6H4CH=NOH-2-OH + Cu2+ CH=NOH Cu(C6H4CH=NOH-2-OH)2 + 2 H+

OH

8-Hidroksikuinolin (oksin atau 8-kuinolinol)

Merupakan zat padat kristalin, tak berwarna, sedikit larut dalam air Kurang spesifik sebab lebih dua lusin kation dapat diendapkan Kelarutan endapan berbeda menurut kationnya Reaksi pengendapannya melepaskan ion hidrogen, sehingga pH sangat mempengaruhi kelarutannya Kontaminasi endapan dapat dihindari dengan pengaturan pH

N OH

8-Hidroksikuinolin (oksin atau 8-kuinolinol)


Reaksi pembentukan kelat, misal dengan Mg2+ dan Al3+ .Al3+Untuk pH sekitar 4,5 9,5. Pengendapan dapat terbentuk secara sempurna jika pH larutan tidak dibawah 4,5. Aseton perlu ditambahkan untuk menghindari adanya coprecipitation.

Al3+ + 2 C9H7ON Al(C9H6ON)3 + 3 H+

Mg2+ + 2 C9H7ON Mg(C9H6ON)2 + 2 H+

-Nitroso--Naftol

Merupakan salah satu pereaksi organik selektif, bubuk berwarna coklat, dan tidak dapat larut dalam air Dapat mengendapkan secara kuantitatif Co, Fe (III), Paladium, Zirkonium dari larutan yang sedikit asam Mengendapkan sebagian Sn, A, Bi, Cr (III), Ti, Tungsten (VI), Uranium (VI), dan Vanadium (V) namun tidak mengendapkan Pb, Cd, Hg, As, Stibium, Be, dan Mg Penggunaan utama untuk memisahkan Co dan Ni setelah semua Fe dihilangkan NO
OH

Asam 4-bromomandelat

Merupakan padatan kristalin berwarna putih, sedikit larut dalam air Zat pengedap yang sangat selektif dan peka terhadap zirkonium biasanya digunakan untuk analisis gravimetri Pengendapan dilakukan dalam media asam klorida (3-5 M)

CH(OH)CO2H

Br

Asam Kuinaldat

DAFTAR PUSTAKA
Truman State University CHEM 222 Lab Manual Silberberg, Chemistry, 3rd edition, page 982 Underwood, A.L, Analisis Kimia Kuantitatif, edisi keempat, hlm 89 The crystal structure of iron cupferron Fe(O2N2C6H5)3 by D. Van der Helm, L. L. Merritt Jnr, R. Degeilh and C. H. MacGillavry, Laboratory for Inorganic Chemistry, Amsterdam,

The Netherlands.

Copper Determination by Alpha-Benzoin Oxime in CopperMolybdenum Alloy Steels, H. A. Kar, The Timken Steel and Tube Company, Cantonm Ohio Bahan Ajar Analisis Gravimetri, Pengendap Organik, Candra Irawan, AKA Bogor

Anda mungkin juga menyukai