KUANTITATIF
( TOPIK 4 “PENETAPAN KADAR FERO SULFAT DENGAN
METODE PERMANGANOMETRI” )
OLEH :
GEORGIA L.S.P. NAHAK
PO.530333218117
II REGULER B
f. Kelarutan :
1) FI ed III
Perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam air bebas
karbondioksida
2) FI ed IV
Mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol; sangat
mudah larut dalam air mendidih.
Reaksi redoks :
5 C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+ 10 CO2 + 2 Mn2+ +8 H2O
H+ + 5 e Mn2+ + 4 H2O
Reaksi redoks :
4 5 Fe2+ + MnO - + 8 H+ 52 Fe3+ + Mn2+ + 4 H O
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2.
Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan
permanganat. Mangan dioksida mengkatalisis dekomposisi larutan
permanganat. Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganat, atau
terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari agenagen
pereduksi di dalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan-tindakan ini
biasanya berupa larutan Kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan
substansi-substansi yang dapat direduksi, dan penyaringan melalui asbestos
atau gelas yang disinter (filterfilter non pereduksi) untuk menghilangkan
MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi, dan jika disimpan dalam
gelap dan tidak diasamkan, konsentrasinya tidak akan berubah selama
beberapa bulan (Underwood, 2002 : 290).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7057901/LAPORAN_KIMIA_ANALITIK_II_TITRASI_PERM
ANGANOMETRI
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFIS-DAN-
KIMIA-FARMASI.pdf