Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemiri (Aleurites moluccana L.)

Kemiri (Aleurites moluccana L.) termasuk dalam famili Euphorbiaceae, yang

tersebar luas di daerah tropis dan dapat tumbuh pada ketinggian sekitar 0-700 meter

diatas permukaan air laut dengan curah hujan 640-4290 mm. Kemiri dapat bertahan

hidup selama 40-60 tahun, tiap tahun pohon kemiridapat menghasilkan 80 kg biji

kemiri perpohon. Untuk mengambil kandungan minyak kemiri secara optimal dari

dalam bijinya, maka biji kemiri harus disimpan atau dijemur dalam selang waktu

tertentu sampai kering (Estrada, dkk., 2007: 121).

Menurut Suwarto, dkk., (2014: 151) berdasarkan klasifikasinya, kemiri

termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan). Sistematika botaninya secara

lengkap diuraikan sebagai:

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Subfamili : Crotonoideae

Genus : Aleurites

Spesies : Aleurites moluccana (L.) Wild, Aleurites trisperma, Aleurites fordil,

Aleurites montana dan Aleurites cordata.

3
4

Gambar II.1 Kemiri


Sumber: Dokumentasi Praktikum

Minyak kemiri merupakan semi drying oil berbentuk cair pada suhu kamar,

berbentuk padat pada suhu -15 oC dan lebih cepar mengering di udara terbuka

dibandingkan dengan linseed oil. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan

sebagai minyak penegering dalam industri cat dan pernis. Cake oil dari kemiri

mengandung 46,2% protein, 4,4% P2O5 dan 2,0% K2O serta gliserida dari asam

linolenat, asam oleat dan asam linoleat (Estrada, dkk., 2007: 122).

B. Lemak
Lemak atau lipid merupakan unsur senyawa yang mengandung hidrogen

dan karbon yang tidak dapat larut di dalam air karena tidak larut dalam air maka lipid

memerlukan proses pengangkutan khusus agar dapat bersirkulasi dalam darah.

Terdapat tiga komponen lipid yang diangkut oleh darah sebagai lipoprotein, yaitu

kolesterol, trigliserida dan fosfolipid (Khaqiqiyah, 2018: 1565).

Lemak didefinisikan sebagai bahan yang dapat larut dalam eter, kloroform

(benzene) dan tidak dapat larut dalam air. Lemak merupakan sumber energi yang

lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak dapat

menghasilkan 9 kkal/gram sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4

kkal/gram. Selain itu, lemak juga berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K.

Lemak merupakan cadangan makanan dalam tubuh, karena kelebihan karbohidrat

diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adipose (Dewi, 2017: 6-7).
5

Lemak memiliki banyak fungsi yang sangat penting antara lain sebagai

sumber energi yang lebih efektif dibanding karbohidrat dan protein (9:4), pelumas

sendi dan fungsi penting lainnya tetapi lemak yang berlebih dalam tubuh dapat

menimbulkan masalah pada kesehatan. Oleh karena itu keberadaan lemak dalam

suatu bahan pangan perlu untuk dipertimbangkan kadarnya karena selain memiliki

fungsi yang penting bagi tubuh dan fungsi fungsional lainnya, lemak juga memiliki

efek negatif jika berlebihan (Dewi, 2017: 4).


Menurut, (Sartika, 2018: 155-157) asam lemak terdiri atas, sebagai berikut:

1. Asam lemak tak jenuh tunggal

Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA)

merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai

atom karbon. Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA),

yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang

tanah, minyak biji kapas, dan kanola.

2. Asam lemak tak jenuh jamak

Asam lemak jenuh tak jamak adalah asam lemak yang mengandung dua atau

lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada suhu kamar bahkan tetap cair pada suhu

dingin, karena titik lelehnya lebih rendah dibandingkan dengan MUFA atau SFA.
Asam lemak ini banyak ditemukan pada minyak ikan dan nabati seperti saflower,

jagung dan biji matahari. Sumber alami PUFA yang penting bagi kesehatan adalah

kacang-kacangan dan biji-bijian.

3. Asam lemak trans

Isomer geometris asam lemak tidak jenuh sering disebut isomer

cis/trans,terbentuk ketika asam lemak tidak jenuh dengan konfigurasi cis(struktur

bengkok) terisomerisasi (perubahan bentuk struktur kimia/isomer) menjadi


6

konfigurasi trans (struktur lebih linier), yang lebih menyerupai asam lemak jenuh

dibandingkan asam lemak tidak jenuh. Sehingga diyakini bahwa gabungan antara

asam lemak jenuh dengan asam lemak trans berpengaruh fisiologis yang lebih besar.

Asam lemak transmerupakan bentuk struktur kimia asam lemak perlakuan

hidrogenasi (pemberian atom hidrogen) pada asam lemak tidak jenuh (linoleat,

linolenat, arakidonat, oleat).

C. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses penarikan zat atau senyawa kimia yang dapat

larut terpisah dari zat yang tidak larut dari bagian tanaman, bagian hewan termasuk

biota laut dengan pelarut atau penyari cair. Zat atau senyawa yang terlarut atau

tersari tadi merupakan zat aktif dari dalam sel. Tujuan dari penyaringan ini adalah

menarik senyawa aktif yang terdapat dalam bahan alam tersebut (Sutrisna, 2016: 15).

Ekstraksi merupakan proses yang dilakukan oleh cairan penyari untuk

menarik keluar zat aktif yang beberapa terdapat pada tanaman obat. Zat aktif didalam

sel, sehingga untuk dapat mengeluarkan zat aktif dari dalam sel diperlukannya, suatu

cairan penyari atau pelarut tertentu. Cairan penyari yang digunakan adalah
metanol, etanol, kloroform, heksena, eter, aseton, benzen dan etil asetat

(Najib, 2018: 35).

Metode ekstraksi merupakan upaya untuk menarik sari yang ada pada

sampel. Upaya ini sebenarnya sejak lama dilakukan baik secara tradisional maupun

yang dilakukan secara labih maju dengan menggunakan teknik yang lebih modern.

Metode ekstraksi dengan cara panas dapat dibagi berdasarkan pada cairan penyari

yang digunakan yaitu dengan menggunakan air dan dengan pelarut organik seperti

methanol dan etanol (Najib, 2018: 36-37).


7

Menurut, (Sutrisna, 2016: 16) tahap dalam proses ekstraksi adalah sebagai

berikut:

1. Pemilihan bagian tanaman , pengeringan dan prnggilingan

2. Pemilihan pelarut atau cairan penyari. Cairan pelarut atau penyari

berdasarkan polaritasnya dibagian dalam pelarut polar (air, etanol dan

methanol), pelarut semipolar (etil asetat, dikloromethan), dan pelarut non

polar (n-heksan, petroleum eter, kloroform dll).


Menurut Estrada (2007: 123) Ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada

prinsipnya adalah melarutkan minyak dalam bahan ke dalam pelarut organik yang

sesuai/ selektif. Mekanisme yang terjadi pada proses leaching adalah sebagai berikut:

1. Perpindahan pelarut ke permukaan padatan

2. Pelarut berdifusi ke dalam padatan

3. Solut larut ke dalam pelarut

4. Solut berdifusi melalui campuran pelarut dan zat padat ke permukaan

partikel

5. Perpindahan solut ke larutan bulk

D. Metode Ekstraksi Soxhlet


Soxhletasi merupakan jenis khusus ekstraksi fase padat. Sampel padat

diekstraksi dengan pelarut yang sesuai. Ekstraksi langsung yang melibatkan

pelarutan zat padat (misalnya serbuk atau tablet) juga disebut dengan ekstraksi

padat-cair karena dalam hal ini ada zat atau fase padat (serbuk atau tablet) yang

diekstraksi dengan pelarut tertentun (fase cair). Ekstraktor soxhlet pertama kali

ditemukan oleh Fraz von Soxhlet pada tahun 1879. Pada awalnya, soxhlet dirancang

untuk ekstraksi lipid dari bahan padat. Ekstraktor soxlet saat ini tidak hanya terbatas

untuk mengekstraksi lipid. Ekstraksi dengan soxhlet hanya dibutuhkan ketika analit
8

yang dikehendaki mempunyai kelaruatan yang terbatas dalam pelarut yang

digunakan (Rohman, 2014: 14).

Prinsip kerja ekstraktor soxhlet mengikuti model ektraksi (pemisahan atau

penganbilan) yang menggunakan pelarut yang selalu baru dalam mengekstraksi

analit yang dituju sehingga terjadi ekstraksi yang kontinu dengan adanya jumlah

pelarut kosntan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor). Suatu zat

padat yang mengandung analit yang dituju diletakkan dalam suatu thimble yang
terbuat dari kertas saring, kemudian dimasukkan kedalam chamber utama eksaktor

soxhlet. Ekstraktor soxhlet diletakkan dalam labu yang mengandung pelarut ekstraks.

Pendingin untuk mempercepat proses pengembunan, timbel berfungsi sebagai wadah

untk sampel, tabung sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus. Bila larutan di

dalam tabung sifon penunuh kemudian jatuh ke labu alas bulat, hal ini dinamakan 1

siklus dan hotplate untuk memanaskan pelarut ekstraksi (Rohman, 2014: 15).

Gambar II.2 Rangkaian Alat Soxhlet


Sumber: Dokumentasi Praktikum

E. Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau

didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih.

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap dan uap ini
9

kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih

rendah akan menguap lebih dulu (Rohman, 2014: 136).

Destilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana campuran dua atau

lebih zat liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi yang murni dengan

pengaplikasian dari perpindahan massa dan panas. Umumnya proses distilasi dalam

skala industri dilakukan dalam menara oleh karena itu unit proses dari distilasi ini

sering disebut sebagai menara distilasi atau kolom distilasi. Kolom distilasi biasanya
berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar antara 6-15 meter. Masukan

dari Kolom Distilasi biasanya berupa cair jenuh (cairan yang dengan berkurang

tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap) dan memiliki dua arus keluaran, arus

yang diatas adalah arus yang lebih volatil (lebih ringan/mudah menguap) dan arus

bawah yang terdiri dari komponen berat (Komariah, 2009: 19).

Destilasi terbagi atas dua yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat

(fraksional). Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah tenik pemisahan kimia

untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih

yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa untuk

memperoleh senyawa murni. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan

menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing (Rohman, 2014: 138)

Gambar II.3 Rangkaian Alat Destilasi


Sumber: Dokumentasi Praktikum
10

F. Integrasi Ayat
Ayat yang berhubungan dengan percobaan terdapat dalam Q.S Ar-Rahman

ayat 19-20 yang berbunyi:

        

Terjemahannya:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya
ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”.

Sifat larutan polar dan non polar ketika bertemu, menurut modern science,

tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan massa

jenis, titik didih, densitas, tegangan permukaan mencegah kedua larutan tersebut

tidak bercampur seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan antara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai