Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi jeruk purut
Daun jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan salah satu tanaman perdu yang
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena memiliki vitamin C dan sering digunakan
sebagai penyedap masakan (Dhavaesia, 2017). Daun jeruk purut (Citrus hsytrix) merupakan
daun yang beraroma harum dan sering digunakan sebagai penambah aroma khas pada
masakan. Secara luas, daun jeruk purut sering digunakan di Indonesia dan Asia Tenggara
seperti Laos, Thailand, Malaysia dan Vietnam. Daun ini juga berfungsi sebagai obat alami
untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, pusing, dan gangguan
pencernaan dan juga bisa digunakan untuk perawatan kecantikan (Raksakantong et al., 2016).

Dalam istilah asing, jeruk purut dikenal sebagai kaffir lime. Jeruk purut tumbuh di
daerah tropis terutama di bagian Asia Selatan (Miftahendrawati, 2014). Jeruk purut tergabung
kedalam famili Rutaceae, yaitu bagian daun dan buahnyabisa digunakan oleh penduduk
sebagai obat tradisional (Vankatachalem, 2018). Daun jeruk purut dapat digunakan dalam
bentuk daun yang segar maupun yangkering dan cara menyimpan daun ini agar tetap segar
yaitu harus dalam kondisi lingkungan yang dingin. Akan tetapi apabila terlalu dingin (kurang
dari 8°C) dan berkepanjangan dapat menyebabkan cedera dingin pada daun dan dengan
demikian akan mempercepat perubahan fisiologis dan biokimia di dalam daun
sehinggamenyebabkan hilangnya seluler integritas dan menyebabkan kematian sel
(Venkatachalam, 2019).

Taksonomi jeruk purut (Citus hytrix) adalah sebagai berikut (Miftahendrawati, 2014):

Kerajaan : Plantae

Sub Kerajaan : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Bangsa : Sapindales

Suku : Rutaceae
Marga : Citrus

Jenis : Citrus hystrix D. C.


Kandungan minyak daun jeruk purut dari berbagai proses :

Daun jeruk purut berukuran sekitar 8 hingga 14 cm dengan lebar 2 hingga 6 cm. Daun jeruk
purut memiliki permukaan yang licin dengan bagian atas berwarna hijau tua mengkilap dan
bagian bawah berwarna hijau muda. Daun ini memiliki bentuk majemuk dan menyirip
sehingga membentuk pola angka 8. Daun jeruk purut (Citrus hystrix) ketika dihancurkan
akan menghasilkan bau harum. Untuk tangkai daun jeruk purut melebar seperti tunas (anak)
daun. Helaian tunas daun berbentuk bundar sampai lonjong dengan induk bulat, dan berpucuk
tumpul hingga runcing, tepi beringgit (Soepomo, 2012).

2. Fitokimia

Fitokimia merupakan ilmu yang berhubungan dengan senyawa organik seperti struktur kimia,
biosintesis, perubahan serta metabolisme, fungsi biologis, isolasi, dan perbandingan
komposisi senyawa kimia dari berbagai jenis tanaman. Analisis fitokimia berfungsi untuk
mengetahui senyawa metabolit sekunder tanaman yang diduga memiliki efek toksin atau efek
farmakologis (Agustina, 2017). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas
metabolit sekunder pada tanaman yaitu faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, tanah dan
iklim dapat mempengaruhi jumlah metabolit sekunder yang ada pada daun jeruk purut. Dan
apabila tanaman tumbuh dengan nutrisi yang cukup dan di lingkungan yang sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman maka terbentuknya jumlah metabolit sekunder yang optimal
(Febrianasari, 2018).

Fitokimia yang terkandung di dalam daun jeruk purut (Citrus hystrix) adalah flavanoid,
triterpenoid atau steroid, alkaloid, kuinon, monoterpnoin atau sesquiterpenoid dan minyak
atsiri (Arfania, 2017). Daun jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan salah satu
keanekaragaman flora di Indonesia. Penelitian mengenai daun jeruk purut masih terbatas
dilakukan dibandingkan ketersediaan daun jeruk purut di alam yang melimpah. Menurut
Suratmo et al., (2017), ditemukan bahwa daun jeruk purut mengandung senyawa aktif seperti
alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, tanin dan saponin. Daun Jeruk purut (Citrus hystrix)
merupakan tanaman berdaun yang kaya vitamin C dan vitamin E (Agusta et al., 2019).
Menurut Wulandari et al., (2017).

terdapat 38 senyawa yang dapat diidentifikasi dalam minyak atsiri jeruk purut. dimana
minyak atsri mengandung monoterpen sebanyak 87% dengan ß-pinene sebagai komponen
utama (10%) dan limonene rendah (4,7%). Minyak atsiri daun jeruk purut ditandai dengan
tingginya konten terpinen-4-ol (13,0%), α-terpineol (7,6%), 1,8-cineole (6,4%), dan
citronellol (6,0%). Minyak daun jeruk purut memiliki beberapa bioaktifitas impotant seperti
antileukemia, antitusif, anti perdarahan stres antioksidan, dan sifat antibakteri (Agusta et al.,
2019). Selain itu, minyak atsiri daun jeruk purut sangat diminati oleh masyrakat di Asia
Tenggara karena aroma dalam makanan yang khas, dapat dijadikan wewangian atau industri
kosmetik (Wulandari et al., 2017). Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bahwa jeruk purut memiliki potensi sebagai kandidat obat herbal terstandar (OHT)
(Anuchapreeda, 2020).

3. Proses Distilasi

Distilasi dapat didefinisikan sebagai suatu metode untuk memisahkan satu atau lebih
komponen dari larutan campurannya yang tergantung oleh distribusi fase liquid menjadi uap
dari masing-masing komponen. Campuran yang akan dipisahkan dengan menggunakan
metode distilasi harus memiliki perbedaan titik didih pada masing-masing komponen
penyusunnya. Semakin tinggi perbedaan titik didih maka akan semakin mudah proses
distilasi dilakukan.
Pada umumnya proses distilasi terbagi atas dua metode, yaitu :

1. Metode distilasi sederhana

Metode ini didasarkan atas pemisahan komponen-komponen dari suatu larutan


berdasarkan distribusi dari komponen fase uap dan fase cairnya. Metode distilasi
sederhana ini berdasarkan adanya perbedaan titik didih yang jauh antara dua
komponen yang tercampur homogen. Pada metode ini uap yang dihasilkan langsung
dikondensasikan dan kemudian ditampung. Sedangkan hasil bawah tidak mengalami
refluks.
Metode distilasi sederhana terbagi atas :

a. Flash distillation
Merupakan proses distilasi satu tahap (single stage) dimana larutan dipanaskan
pada sebuah Heat Exchanger sampai menguap, kemudian uap dan cairan
dipisahkan dalam sebuah tangki. Dalam cara ini terjadi kesetimbangan antara
uap dan cairan.

b. Simple Batch or Differential distillation

Merupakan proses distilasi satu tahap (single stage) dimana larutan


dimasukkan ke dalam tangki pemanas/ketel dan kemudian secara perlahan
mengalami pemanasan sampai mendidih. Uap yang terbentuk kemudian
dialirkan ke dalam kondensor dan hasilnya ditampung.

c. Simple Steam Distillation

Merupakan proses distilasi satu tahap, dimana distilasi ini dilakukan pada
larutan yang terbentuk pada suhu tinggi, sehingga sangat sulit dipisahkan.
Metode ini dilakukan untuk memurnikan larutan dengan titik didih tinggi dari
sedikit impurities yang tidak mudah menguap dan memisahkan senyawa
organik yang dapat larut dengan menggunakan pemanasan uap.
2. Metode distilasi fraksionasi

4. Proses Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan komponen dari suatu campuran cair dengan


mengontakkan pada cairan lain. Prinsip kerja dari ekstrasi adalah pemisahan berdasarkan
perbedaan kelarutan.
Metode ekstraksi cair-cair ini berdasarkan perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam 2
larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur.

Ekstraksi ini dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor yaitu :

1. Kemudahan dan kecepatan proses


2. Kemurnian produk yang tinggi
3. Rendah polusi
4. Kebutuhan me-recovery logam dari larutannya
5. Efektivitas dan selektivitas
Sebagaimana proses perpindahan massa lainnya, dalam hal ini kita membicarakan dua hal
utama dalam pemisahan dengan metode ekstraksi, yaitu:

1. Jumlah tahapan yang diperlukan untuk memperoleh pemisahan (extent)


2. Jumlah solven yang diperlukan untuk pemisahan
Tahapan yang terjadi pada proses ekstraksi adalah sebagai berikut :

1. Alat-alat utama serta pencampuran atau mengontakkan antara campuran dengan


solven
2. Pemisahan 2 fase yang terbentuk
3. Pengambilan kembali solven dari tiap fase yang terbentuk.

5. N-Heksana

Normal Heksana merupakan larutan tak berwarna yang mudah sekali untuk terbakar.
Normal Hexane juga merupakan isomer dari alkana yang memiliki struktur kimia sebagai
berikut :

Sifat-sifat umum dari n-Hexane adalah sebagai berikut :

a. Nama sistematis : Heksan


b. Nama lain : n-Heksana
c. Rumus molekul : C6H14
d. Berat molekul : 86,18 g/mol Bentuk : Cairan tak berwarna
e. Densitas larutan : 0,6548 g/mL
f. Kelarutan : Tidak larut dalam air
g. Titik leleh : −95 °C (178 K)
h. Titik didih : 69 °C (342 K)
i. Viskositas : 0,386 cP pada suhu 25 °C
j. Sifat dasar : Mudah terbakar dan Berbahaya.

6. Etanol

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan
obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern.
Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol
rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan
isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et"
merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk
konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan,
dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok
umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan
sebagai bahan bakar.

Sifat umum etanol


Nama sistematis : Etanol
Nama lain : Etil alkohol, grain alkohol, hidroksietana
Rumus molekul : C2H5OH
Berat molekul : 46,07 g/mol

Bentuk : Cairan tak berwarna


Kelarutan : Mudah larut dalam air, 98% larut dalam eugenol
Titik leleh : -114,3oC (158,8 K)
Titik didih : 78,4 oC (351,5 K).

7. Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-
puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di
banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya
zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki
undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang
nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Sifat-sifat air :
Nama sistematis : air
Nama alternative : aqua, dihidrogen monoksida, Hidrogen hidroksida

Rumus molekul : H2O


Massa molar : 18.0153 g/mol
Densitas dan fase : 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C) 0.92 g/cm³ (padatan)
Titik lebur : 0 °C (273.15 K) (32 °F)
Titik didih : 100 °C (373.15 K) (212 °F)
Kalor jenis : 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, P., & Musbita, E. 2017. Petunjuk Praktik Pengembangan Praktikum Biologi
Sekolah. Surakarta: Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anuchapreeda, Songyot. 2020. Isolation and biological activity of agrostophillinol from


kaffir lime (Citrus hystrix) leaves. Vol 30, issue 14. Department of Materials and Life
Sciences, Faculty of Science and Technology, Sophia University, Tokyo, Japan.

Arfania, Maya. 2017. Telaah Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Jeruk Purut (Citrix hystrix DC)
di Kabupaten Karawang. Vol. 2 No. 2. Karawang: Program Studi Farmasi Universitas Buana
Perjuangan Karawang.

Febrianasari, Florensia. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu (Chromolaena
odorata) terhadap Staphylococcus aureus. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Miftahendarwati, 2014. Efek Antibakteri Ekstrak Daun Jeruk Purut ( Citrus hystrix) Terhadap
Bakteri Streptococcus mutans (in vitro).Skipsi. Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi.
Universitas Hasanudin

Raksakantong, P., S. Siriamornpun, and N. Meeso. 2016. Effect of drying methods on


volatile compounds, fatty acids and antioxidant property of Thai kaffir lime (Citrus hystrix
D.C.). Int. J. Food Sci. Technol. 47: 603-612.

Suratmo, Warsito, Noorhamdani, Sukardi, 2017. Aktivitas Antioksidan Dan Antimikroba


Minyak Jeruk Purut (Citrus Hystrix Dc.) dan Komponen Utamanya. Vol. 04 No. 01. Malang:
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.

Wulandari, W., Y , Darmadji, P ., and Kurniawati, L. 2017. Antioxidant Properties of Kaffir


Lime Oil as Affected by Hydrodistillation Process. Vol 1, Number 1. Departement of Food
Technology, Gadjah Mada University.

Venkatachalam, K., C. Techakanon, and S. Thitithanakul. 2018. Impact of the ripening stage
of wax apples on chemical profiles of juice and cider. ACS Omega. 3: 6710-6718.
Venkatachalam, Karthikeyan. 2019. Changes in Phytochemicals and Antioxidant Properties
of Kaffir Lime Leaves under Chilling Storage. Khon Kaen Agr. J. 47 Suppl.1 . Thailand:
Department of Food Technology, Faculty of
Science and Industrial Technology.

Anda mungkin juga menyukai