BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
obat kimia. Dan dari pernyataan ini cara untuk membuktikan bahwa
beberapa menit, pemisahan ekstraksi biasanya bersih dalam arti tak ada
macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain
air. Hal tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat
terlarut dalam air dan adapula senyawa yang dapat larut dalam pelarut
organik.
(solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut
L.) dengan metode partisi padat-cair. Fraksi yang dihasilkan dari partisi
B. Maksud
tiliaceus L.)
C. Tujuan
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Uraian Tanaman
kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada
pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi
kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh
kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh
sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh
pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan
5 katup. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
c. Nama lain
Sulawesi : Lambagu (Bugis), Enggano : Kloko, Aceh: Siran, Gayo:
Baru, Simalur: Buluh (Tapah), Nias: Bou, Mentawai: Tobe
d. Kandungan kimia
Dalam pengobatan tradisional, akar waru digunakan sebagai
pendingin bagi sakit demam, daun waru membantu pertumbuhan
rambut, sebagai obat batuk, obat diare berdarah/berlendir, amandel.
Bunga digunakan untuk obat trakhoma dan masuk angin
(Martodisiswojo dan Rajakwangun, 1995).
Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan
flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung
lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tanin
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
e. Khasiat Tanaman
Waru dimanfaatkan sebagai antiseptik dan melapisi dinding
saluran pencernaan.
B. Uraian Percobaan
sumber tetapi tidak dihasilkan oleh sumber lain dengan kontrol yang
berbeda, misalnya dua jenis dalam marga yang sama atau jenis yang
metabolit sekunder yang ada pada suatu organisme untuk studi sidik jari
terbentuknya uap tergantung atas terjadinya difusi uap melalui batas di atas cairan
yang bersangkutan. Di sini berlaku prinsip pemindahan massa dan tekanan parsiel
lambat, sehingga cairan tersebut harus mendidih. Selama mendidih uap tesebut
penguapan tergantung pada kecepatan pemindahan panas. Oleh karena itu alat
kepada cairan. Untuk itu permukaan harus seluas mungkin dan lapisan
batas dikurangi. Untuk memilih alat yang tepat harus diperhatikan sifat
penguapan dengan cairan gas, beku kering, vakum desikator dan oven.
(Tobo, 2001).
Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang
Metode Partisi
1. Partisi Cair-cair
2. Partisi Padat-cair
campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi padat cair sering juga disebut
memekatkan analit yang ada didalam sampel dalam jumlah kecil sehingga
Salah satu fasenya seringkali berupa air dan faes yanglain pelarut organik
cara penguapan pelarut, sedangkan analit yang masuk kedalam fase air
2009).
(1981) yang dikenal dengan hukum distribusi atau partisi “jika solut
maka solut akan terdistribusi diantara kedua pelarut. Pada saat setimbang
E,. 2005.)
disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik
memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pisah. Prinsip
tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene,
transfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut.
campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi padat cair sering juga disebut
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
2. Bahan
heksan, pisahkan fase air dan fase n-heksan. Kemudian fase air
eksikator.
Proses partisi padat cair ini dilakukan hingga pelarut dietil eter yang
BAB IV
A. Hasil
1. Tabel Pengamatan
tiliaceus L.)
(g)
2. Perhitungan
1,18 gram
= x 100%
1,5 gram
= 78,67%
B. Pembahasan
persentase kadarnya.
menyebabkan pemisahan yang tidak jelas antara fase organik dan fase
air.
pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam dua larutan yang
yang larut air (sifatnya polar) dalam sampel, sedangkan pelarut H-Heksan
ion bermuatan berlawanan dan juga dalam kasus ini “menarik yang
partisi yang berbeda, sehingga jika satu senyawa sangat polar, koefisien
partisi relatifnya ke fase polar lebih tinggi dari pada senyawa non polar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa hasil partisi padat cair ekstrak daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.)
B. Saran
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Perhitungan :
1. N-Heksan
berat ekstrak
% Rendamen= x 100 %
Bobotsampel
2,3889 gram
% Rendamen= x 100 %
2,0054 gram
% Rendamen=¿ 119,12 %.
2. N-Butanol
Penyelesaian :
berat ekstrak
% Rendamen= x 100 %
Bobot sampel
0,1734 gram
% Rendamen= x 100 %
2,0054 gram
% Rendamen=¿ 8,64 %.
Gambar
dari N-heksan
Skema kerja
Uapkan
Disimpan dalam
eksikator
c. Ekstraksi padat-cair
Ditambahkan 25 mL dieter