BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Manfaat Teoritis
Manfaat praktikum ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep terhadap
penguapan pada sampel daun waru (Hibiscus tiliaceus L).
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktikum ini secara praktis diharapkan dapat
menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang
berkaitan dengan penguapan ekstrak pada sampel daun waru (Hibiscus
tiliaceus L)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
1. Ekstrak cair : adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil penyarian bahan
alam, masih mengandung larutan penyari.
2. Ekstrak kental : adalah ekstrak yang telah mengalami proses
penguapan, dan tidak mengandung cairan penyari lagi, tetapi
konsistensinya tetap cair pada suhu kamar.
3. Ekstrak kering : adalah ekstrak yang telah mengalami proses
penguapan dan tidak mengandung pelarut lagi dan mempunyai
konsistensi (berwujud kering).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguapan
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan yaitu
(Dirjen POM, 1986) :
a. Suhu
Suhu berpengaruh pada kecepatan penguapan, makin tinggi
suhu makin cepat penguapan. Disamping mempengaruhi kecepatan
penguapan, suhu juga berperanan terhadap kerusakan bahan yang
diuapkan. Banyak glikosida dan alkaloida terurai pada suhu di bawah
1000C. Hormon, enzim dan antibiotik lebih peka lagi terhadap
pemanasan. Karena itu pengaturan suhu sangat penting agar
penguapan dapat berjalan cepat dan kemungkinan terjadinya
peruraian dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk zat-zat yang peka
terhadap panas dilakukan penguapan secara khusus misalnya dengan
pengurangan tekanan dan lain-lain.
b. Waktu
Penerapan suhu yang relatif tinggi untuk waktu yang singkat
kurang menimbulkan kerusakan dibandingkan dengan bila dilakukan
pada suhu rendah tetapi memerlukan waktu lama.
c. Kelembaban
Beberapa senyawa kimia dapat terurai dengan mudah apabila
kelembabannya tinggi, terutama pada kenaikan suhu. Beberapa reaksi
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat yang dignakan dalam percobaan ini adalah batang
pengaduk, cawan porselin, corong kaca, gelas kimia, hairdryer, mangkuk
kaca, sendok tanduk, seperangkat alat rotavapor, statif dan klem,
timbangan analitik, dan toples.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air,
aluminium foil, kertas saring, simplisia daun waru (Hibiscus tiliaceus L)
dan tissue.
B. Prosedur Kerja (Anonim, 2017)
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan ke dalam labu
alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat yang
digunakan, kemudian water bath distel pada suhu yang sesuai (5-10oC
dibawah titik didih pelarut yang digunakan) dengan menekan tombol on-off.
Setelah suhu tercapai, labu alas bulat yang telah diisi dengan ekstrak
dipasang dengan kuat pada ujung rotor yang menghubungkan
kondensor.Aliran air pendingun dan pompa vakum kemudian tombol rotor
diputar dengan kecepatan tertentu, kemudian dilanjutkan dengan
mengaktifkan pompa fakum. Ekstrak dapat ditambah melalui selang pemasuk
dengan terlebih dahulu memutar tombol rotor ke arah nol dengan sendirinya
ekstrak akan terisap masuk ke dalam labu, setelah itu penguapan dilanjutkan
dengan memutar kembali rotor pada kecepatan semula.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
BAB V
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kismolo, Endro.1995. Jurnal Reduksi Volume Limbah Uranium Cair Fase Air
Menggunakan Rotavapor. Yogyakarta.
Itis.gov