NALOXONE
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Anestesi
Pembedahan Umum
Dengan dosen pengampu Dr. dr. I Gede Budiarta,Sp.An., KMN
OLEH:
KELOMPOK 1
Adellia Patma Anjani (2014301052)
Ayu Annisa Salsabila (2014301056)
Euvemia Kristanti Grace Stavita (2014301058)
I Made Ghana Astamurti Kumara (201301065)
I Made Surya Atmaja (2014301066)
Itsna Salsabila (2014301073)
Miranda Ponongoa (2014301081)
Muhammad Ma’ruf Musa (2014301082)
Ni Putu Anandha Swari (2014301085)
Noni Mardiana Kogoya (2014301089)
Putu Rini Klaudia Tempel (2014301094)
Sayyid Miftahul Huda (2014301097)
Serafim Greenleaf Tamtelahitu (2014301098)
KELAS B
SEMESTER 4 TINGKAT 2
D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021/2022
A. Pengertian Naloxone
Naloxone atau yang dikenal dengan nalokson adalah opioid antagonis
yang digunakan pada kasus emergensi untuk mengembalikan depresi
pernapasan pada kondisi overdosis opioid. Beberapa tanda dan gejala yang
dapat ditemukan pada pasien dengan overdosis opioid adalah depresi
pernapasan, hipotensi dan penurunan kesadaran.
Naloxone digunakan untuk mengembalikan keadaan dari overdosis
oleh opioid seperti heroin, oxycodone, fentanyl, hydrocodone, kodein, dan
morfin. Naloxone juga digunakan bersamaan dengan buprenorphine sebagai
maintenance terapi dengan cara memblokir reseptor opioid. Sehingga
mengembalikan efek toksik dari overdosis. Obat dapat diberikan dengan
semprotan intranasal, injeksi intramuskular, subkutan, maupun intravena.
B. Kegunaan Naloxone
Nalokson (naloxone) adalah obat untuk pasien yang ketergantungan
dan overdosis obat golongan opioid. Bila pernapasan seseorang melambat
karena overdosis opioid, nalokson cepat memulihkan pernapasan menjadi
normal. Naloxone digunakan untuk pasien yang diduga ketergantungan
golongan opioid. Naloxone termasuk dalam golongan obat keras, maka dari
itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran resep dokter dan dilakukan
oleh tenaga medis profesional.
D. Kontraindikasi Naloxone
Kontraindikasi relative dari naloxone adalah hipersensitivitas terhadap obat
E. Farmakologi Naloxone
Naloxone adalah antagonis opioid tanpa aktivitas agonis. Obat ini
secara kompetitif menghambat agonis opiad di tempat reseptor µ,δ, dan ҡ
serta mencegah atau membalikkan efek opioid, termasuk depresi
pernapasan, sedasi, hipotensi, analgesia, dan spasme traktus biliaris.
Naloxone juga dapat membalikkan efek psikotomimetik dan disforik agonis-
antagonis seperti pentazocine. Depresi SSP dan pernapasan yang disebabkan
oleh overdosis kaptopril, klonidin, kodein, dekstrometrofan, difenoksilat,
dan propoksifen dapat dipulihkan dengan naloxone. Naloxone dapat
memulihkan hipotensi dan instabilitas kardiovaskuler yang disebabkan oleh
endorphin endogen (vasodilator poten ) yang dilepaskan pada pasien syok
sepsis atau kardiogenik. Obat ini tidak menyebabkan depresi pernapasan,
efek psikotomimetik, atau konstriksi pupil. Obat tidak memperlihatkan
aktivitas farmakologi tanpa adanya narkotik dan menimbulkan gejala
withdrawal pada kondisi ketergantungan fisik.
G. Efek Samping
1. Pada pasien setelah pembedahan, dosis nalokson yang lebih besar dari
dosis lazimnya dapat menyebabkan reversal analgesik yang signifikan.
2. Hipotensi, hipertensi, takikardia ventrikular dan ventrikular fibrilasi, susah
bernafas, edema pulmonari, henti jantung, kematian, koma dan
ensefalopati dapat terjadi pada penggunaan nalokson setelah pembedahan.
3. Reversal yang tiba-tiba pada depresi opioid dapat menyebabkan mual,
muntah, berkeringat, takikardia ventrikular, ventrikular fibrilasi, edema
pulmonari, dan henti jantung dapat menyebabkan kematian.
DAFTAR ISI
Omoigui S. Buku Saku Obat-obatan Anestesia. Edisi keempat. Jakarta: EGC;
2016