Anda di halaman 1dari 29

KEMOTERAPEUTIKA

Pengertian
Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan
menyembuhkan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa,
cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.
A. PENGGOLONGAN
a. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama/bakteri,
kemoterapi dibedakan atas :
1. bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama contoh : fenol,
iodium, sublimat. Baketrisida dapat dibagi 2 kelompok menurut fasenya:
a. Fase tumbuh ex. Penisilin dan sefalosporin, polipeptida, sikloserin, rifampisin
dan asam nalidiksat.
b. Fase istirahat ex. Aminoglikosida, Nitrofurantoin, INH, Kotrimoksazol dan
(polimiksin sebagai perkecualian polipeptida)
2. bakteriostatik yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan
pembiakan bakteri, sedang pemusnaan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis
( kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya ), contohnya antibiatik
spektrum sempit.
b. Berdasarkan luas aktivitasnya.
1. Narrow spectrum (zat dgn aktivitas sempit). ex. terhadap gram negatif (Streptomisin,
Polimeiksin B, gentamisin dan asam nalidiksat, sedangkan utk gram positif ( penisilin-G dan V,
eritromisin, kanamisin, klindamisin dan asam fusidat.
2. Broad spectrum (zat dgn aktivitas lebar/luas) aktif terhadap bakteri gram pasitif dan negatif. ex.
sulfonamida, ampisilin, dan sefalosporin, kloramfenikol dan tetrasiklin, rifampisin.
B. MEKANISME KERJA.
Kemoterapeutik dapat melakukan aktivitasnya melalui bbp cara, yakni dgn penghambatan sintesis
materi-materi penting dari bakteri, ex.
a.
dinding sel: sintesanya terganggu sehingga dinding kurang sempurna dan tdk dpt
menahan tekanan osmotik dari plasma lagi akibatnya pecah. (ex. penisilin dan
sefalosporin)
b.
membran sel : molekul-molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan
sintesisnya, shg lebih permiabel dan zat penting dari sel akan keluar. ex.
polipeptida dan palien (nistatin, amfoterisin-B, pimarisin).
c.
Protein sel : Kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida(eritromisin)
dan linkosin.
d.
Asam-asam inti (DNA dan RNA). ex. rifampisin (RNA), asam nalidiksat (DNA),
IDU dan mitomisin.
e.
Antagonis saingan: Obat menyaingi zat-zat penting utk metabolisme bakteri
hingga pertukaran zatnya terhenti, a.l.: Sulfonamida, trimetoprin, PAS dan INH.
B. PENGGUNAAN DAN PILIHAN KEMOTERAPEUTIKA.
Pada infeksi berat dianjurkan agar terlebih dahulu dilakukan pembiakan dari cairan tubuh,
misalnya darah, nanah atau dahak, untuk menentukan kuman pembangkit infeksi dan
kemoterapeutika mana paling aktif terhadapnya. Hanya dalam beberapa hal yang gawat pengobatan
tidak boleh ditundah dan harus segera dimulai, karena penyakit bisa fatal, antara lain pada meningitis,
endokarditis dan sepsis (keracunan akibat zat-zat toksis bakteri, umumnya gram negatif).
1

Sayang sekali dalam praktek terapi terarah demikian sukar dilakukan karena tak selalu adanya
fasilitas pembiakan atau karena waktu menunggu yang terlalu lama. Maka untuk praktisnya dokter
memilih obat atas dasar jenis dan beratnya infeksi serta pengalamannya.
Dosis hendaknya dipilih sedemikian tinggi, hingga ditempat infeksi konsentrasi obat melampaui
MIC-nya untuk pembangkit (Minimum inhibitory Concentration / lihat pendahuluan). Adalah
penting, bahwa efek terapi tidaklah ditentukan oleh kadar obat dalam darah, melainkan oleh kadar
obat dijaringan yang dihinggapi infeksi, yang tergantung lagi dari daya-difusi, pengikatan protein dan
ekskresinya. Guna mencapai kadar puncak dalam darah dan jaringan seringkali perlu dimulai dengan
dosis berganda (loading dose), misalnya dengan sulfa, doksisiklin dan kloroquin. Atau juga dimulai
dengan injeksi pada infeksi parah, misalnya penisilin G, tetrasiklin atau kinin.
Frekuensi pentakaran tergantung dari pada plasma half-life (t1/2) obat, yang seperti telah
diuraikan merupakan ukuran untuk cepat eliminasinya. Obat dengan
t pendek harus diberikan seringkali (sampai 4 kali sehari)sedangkan obat dengan t panjang
cukup diberikan satu kali sehari, bahkan satu kali seminggu pada sulfa long-acting tertentu.
Lamanya terapi harus cukup panjang agar terhindar kambuhnya penyakit, biasannya hingga 3-4
hari setelah gejala-gejalanya lenyap. pengobatan penyakit-penyakit tertentu perlu dilanjutkan lama,
misalnnya tifus, malaria, TBC, endokarditis, bahkan kerapkali seumur hidup pada lepra.
D. PILIHAN OBAT
Bila harus dipilih antara beberapa obat dengan aktivitas-aktivitas dan sifat-sifat farmakokinetik
yang lebih kurang sama, maka hendaknya diperhatikan beberapa faktor, yaitu :
1. zat bakterisid lebih diutamakan dari pada zat bakteriostatik, terutama jika daya-tangkis pasien
sudah berkurang, seperti pada penyaki-penyakit darah (anemia aplastis, agranulositosis),
endokarditia dan pada pembawa-pembawa bakteri (carier). Pada pasien-pasien demekian leokositleokositnya kurang aktif lagi untuk melarutkan bakteri-bakteri yang telah dihambat
pertumbuhannya oleh bakteriostatika. inilah sebabnya mengapa sulfonamid kini tak sering
digunakan lagi dan terdesak oleh penisilin atau kotrimoksazol.
2. Zat dengan persentase pengikatan protein (PP) yang rendah diutamakan, karena hanya obat
bebas dapat mendifusi ketempat infeksi.
3. Zat dengan daya-penetrasi baik kedalam jaringan atau CCS lebih disukai agar lebih mudah
masuk ketempat infeksi. Hal ini sangat penting bila sarang infeksi terletak pada jaringan dengan
sirkulasi darah buruk. Obat dengan daya-penetrasi baik adalah amoksisilin, rifampisin, dan
linkosin, begitu pula spiramisin khusus kedalam jaringan mulut dan tenggorokan. Sulfonamida,
kloramfenikol dan tetrasiklin agak lumayan difusinya, sedang kemoterapeutika lainnya kurang
baik. Penetrasi ke CCS dari kebanyakan obat ini boleh dikatakan buruk, terkecuali sulfonamida,
klorampenikol, rifampisin dan minosiklin, yang karena ini merupakan obat utama pada
meningitis.
E. EFEK SAMPING YANG TAK DIINGINKAN
Penggunaan kemoterapeutika yang sembarangan atau tidak tepat ( Skema ) pentakaranya
selainnya dapat menggagalkan terapi, juga dapat menimbulkan bahaya-bahaya lain, misalnya
sensitasi, resistensi dan supra infeksi. (lihat pendahuluan)
Sensitasi. banyak obat, antara lain penisilin, streptomisin, kloramfenikol dan sulfonamida setelah
digunakan secara lokal, dapat mengakibatkan kepekaan berlebihan, sipemakai menjadi hipersensitif
untuk obat bersangkutan. Bila kemudian obat yang sama digunakan secara sistemis (oral atau
parenteral), maka ada kemungkinan terjadinya salah satu reaksi alergi seperti gatal-gatal, kemerahmerahan, bentol-bentol, atau lebih hebat: demam, kelainan-kelainan darah dan shock.
Guna menghindarkan sensitasi sebaiknya untuk salep, lotion dan sebagainya digunakan obat yang
tidak diberikan secara sistemis, misalnya basitrasin, neomisin dan framisetin. juga tetrasiklin dapat
dipakai karena jarang sekali menimbulkan sensitasi.
2

Resistensi. jika obat anti bakterian digunakan dengan dosis terlalu rendah atau waktu terapi
kurang lama hal ini dapat mempercepat suku-suku resisten : bakteri tidak peka lagi untuk obat
bersangkutan. Karena ini selalu dianjurakan dosis yang cukup tinggi (dibandingkan MIC bakteri
penyebab) untuk waktu yang cukup lama, atau pula agar dugunakan kombinasi dari 2 obat,
klhususnya pada TBC misalnya rifampisin dengan INH, streptomisin dengan INH, dan sebagainya.
Sebagaimana telah diuraikan, resistensi bisa bersifat primer (bawaan) atau sekunder (yang
diperoleh) akibat mutasi secara spontan. Yang sangat menghawatirkan adalah jenis resistensi yang
disebut ekstra-kromosomal, yang disebabkan dengan jalan pengoperan gen-gen (pendukungpendukung sifat genetik) dari satu bakteri kepada bakteri lain,dari keturunan yang sama atau kelainan.
Gen-gen yang diloporkan disebut faktor R (dari resistensi) dan terdiri dari suatu bagian DNA yang
terletak diluar kromosom. Pengoporan terutama terjadi didalam usus pada kontak antara 2 bakteri dan
khususnya basil-basil gram negatif mengikuti mekanisme ini untuk menjadi resisten banyak negara
sudah dilaporkan meningkatnya suku-suku resisten terhadap sulfa dan antibiotika utama.
Supra infeksi. Dengan ini dimaksudkan infeksin sekunder yang timbul selama pengobatan dengan
suatu obat berjalan; penyebabnya tidaklah sama dengan bakteri yang mengakibatkan infeksi semula.
Supra infeksi tertama terjadi pada penggunaan obat braod-spectrum yang berhubung luas aktifitasnya
memutuskan keseimbangan antar bakteri didalam usus, saluran pernafasan dan alat urogenital. Sukusuku mikroorganime yang lebih kuat atau resisten hilang saingannya, dapat berkuasa dan
menimbulkan infeksi baru.
Terkenal adalah supra-infeksi dengan suku-suka stapilacoccus resisten, Proteus dan
Pseudomonas, begitu pula dengan Candida dengan fungi lain, yang diderita lebih kurang 2% dari
pada pasien yang diobati dengan kemoterapeutika seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.
ternyata bahwa khususnya anak-anak dibawah usia 3 tahun sangat pekah untuk infeksi sekunder,
begitu pula penderita-penderita penyakit paru-paru dan telinga bagian tengah. Selain antibiotika
broad-spectrum, juga obat yang menekan sistem tangkis tubuh, yaitu kortikosteroida dan
imonosuppresive lainnya (azad hioprin) dapat menimbulkan supra infeksi
F. PENGGUNAAN KOMBINASI (21-03-2013)I.F-AMI
Pada umumnya kombinasi dari 2 atau lebih kemoterapeutika tidak dianjurkan, apalagi kombinasi
dengan dosis tetap (fixed dose). Dimana mungkin lebih disukai terapi terarah, tetapi dalam beberapa
hal kombinasi dapatlah bermanfaat, yaitu :
a) Pada infeksi campuran, misalnya penisilin dengan streptomisin, ampisilin dengan kloksasilin,
tetrasiklin dengan amfoterisin B/nistatin, dan sebagainya.
b) Untuk memperoleh potensiasi, misalnya sulfametaksazol dengan trimetoprin (=kotrimoksasol),
penisilin dengan streptomisin (pada endorkaditis tertentu).
c) Untuk menghambat terjadinya resistensi, khususnya pada infeksi menahun TBC dan kusta:
rifampisin dengan INH / streptomisin, dapson dengan klofamizin, dan sebagainya dimana terapi
harus dilanjutkan lama sekali.
d) Untuk mengurangi toksisitasnya obat masing-masing, misalnya trisulfa, karena dosis masingmasing komponen dapat dikurangi, begitu pula sitostatika
G. ANTAGONISME_SINERGISME DARI
KOMBINASI
seringkali kombinasi dari dua kemoterapeutika menghambat antagonisme, yaitu saling melawan
khasiatnya masing-masing, sehingga efek terapi akan sangat berkurang atau ditiadakan seluruhnya.
Karena ini pilahan suatu kombinasi hendaknya didasarkan atas beberapa aturan yang ada hubungan
dengan cara aktifitas obat masing-masing, seperti telah diuraikan diatas.
Untuk mudahnya dibawah ini diberikan lagi ringkasan dari 3 kelompok obat tersebut, yaitu:
1. Zat-zat bakterisid yang bekerja terhadap bakteri dalam fasa pertumbuhan: penisilin,sefalosporin,
polipeptida, rifampisin, sikloserin, nalidiksat.
3

2. Zat-zat bakterisid yang bekerja terhadap bakteri dalam fasa istirahat: Aminoglikosida,
kotrimoksazol, polipeptida, INH dan nitrofurantoin.
3. Zat-zat bakteriostatik: sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin, klindamisin, makrolida dan PAS
dan asam fusidat.
Aturan-aturan dasar untuk kombinasi adalah :
o obat dari satu kelompok dapat saling dikombinasi, efek terapinya adisi atau potensiasi, misalnya
klorampenikol dengan tetrasiklin.
o obat dari kelompok satu dapat dikombinasi dengan kelompok 2 misalnya penstrep, tetapi dengan
kelompok 3 terjadi antagonisme, misalnya penisili dengan klorampenikol/ tetrasiklin atau asam
nalidiksat dengan tetrasiklin. Pengecualian-pengecualian adalah kombinasi dari asam nalidiksat
dengan nitrifurantoin yang tidak dapat dipakai karena sangat toksis, serta kombinasi dari penisili
dengan sulfa yang berefek adisi. Hal ini mungkin dapat dijelaskan dengan sangat lambatnya kerja
sulfa berhubung persediaan PABA yang ada bisa dihabiskan dulu oleh bakterinya sebelum bakteri
pertumbuhannya terhambat.
o obat dari kelompok 2 dapat dikombinasi dengan kelompok 3 pada mana biasanya hasiat bakterisit
yang berekuasa.
Secara skematis kemungkinan-kemungkinan kombinasi tersebut dilukiskan pada gambar 10,
dimana nyata dengan jelas bahwa pada azasnya semua kombinasi diperkenankan kecuali
kelompok 1 dan3.
dapat

1
tdk dapat

dikombinasi
dapat

3
gambar 10 kemungkinan-kemungkinan dari kemoterapeutika

H. GOLONGAN-GOLONGAN KEMOTERAPEUTIKA
Zat-zat yang termasuk dalam Kemoterapeutika antara lain :
a. Antibiotika,
b. Fungistatika dan virustatika,
c. Sulfonamida dan antiseptika saluran kemih,
d. TBC, leprostatika,
e. Obat malaria,
f. Sitostatika dan antiseptik lokal.

A. ANTIBIOTIKA
Pengertian antibiotika
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat
yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan
atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitas terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotika pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggeris dr. Alexander fleming (penisilin) pada
tahun 1928. tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh
dr.florey.
Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyilidik lain seluruh
dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.
Antibiotik juga dapat dibuat secara sintesis atau semi sintesis
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja antibiotika antara lain :
1. menghambat sintesis dinding sel, akibat pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak dapat
menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan pecah (penisilin dan sefalosporin)
2. menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan
pembentukannya, hingga bersifat lebih permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar
(kelompok polipeptida)
3. menghambat sintesa protein sel, akibat sel tidak sempurna terbentuk (klorampenikol,tetrasiklin)
4. menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel tidak dapat berkembang
(rifampisin)
Efek samping
Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan
pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti :
1. Sensitasi / hipersensitif
banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengkibatkan kepekaan yang berlebih, kalau obat
yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi
hipersentitiv atau alergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi
dapat terjadi syok, contohnya penisilin dan kloramfenikol. Guna mencega bahaya ini maka sebaiknya
salep-salep menggunakan antibiotik yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan)
2. Resistensi
jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini
dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang
bersangkutan. Untuk mencega resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang
tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
3. Super infeksi/Supra infeksi
yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda
dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotik
broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri didalam usus saluran
pernapasan dan urogenital.
Spesis mikroorganisme yg lebih kuat atau resistensi akan kehilangan saingan, dan berkuasa
menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Monilia albicans dan Candida albicans. selain
antibiotik, obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya
dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya anak-anak dan orangtua sangat muda dijangkit supra
infeksi.
Penggolongan antibiotik berdasar aktivitasnya
1. zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum) bakteri gram +/ - saja. Contoh : eritromisin,
kanamisin, klindamisin (gram +), streptomisin, gentamisin (gram -)
5

2. zat-zat dengan aktivitas luas (broad spektrum)


Contohnya ampisilin, sefalosporin dan klorampenikol.
Pengelompokan antibiotik a.l. :
1. golongan penisilin
2. golongan sefalosporin
3. golongan aminoglikosida
4. golongan klorampenikol
5. golongan tetrasiklin
6. golongan makrolida
7. golongan rifampisin dan asam fusidat
8. golongan lain-lain
1. Golongan penisilin
Penisilin termasuk antibiotik golongan betalaktam krn mempunyai rumus bangun dgn struktur seperti
cincin beta lactam yg merupakan syarat mutlak untuk menunjukan khasiatnya.
Jika cincin menjadi terbuka oleh enzim beta laktamase. (penisilinase dan cefalosforinase) maka
khasiat anti bakteri (aktivitas) antibiotik penisilin menjadi lenyap.

CO

NH

CH3

CH3
O

COOH

Rumus bangun
Mekanisme kerja:
Penisilin merintangi/menghambat pembentukan/sintesa dinding sel bakteri sehingga bila sel
bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma atau air yang
terserap dengan jalan osmosis akan meyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musna.
Resistensi Bakteri
Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan stapilacoccus dan
bakteri coli menjadi resistensi terhadap penisilin.
Resistensi bakteri ini terbentuk dengan cara :
Bakteri membentuk enzim beta lactamase atau bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri huruf
L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding sel. Bakteri bentuk L dapat menimbulkan infeksi kronis (misalnya
infeksi paru-paru dan saluran kemih) karena lama berkembang. Bakteri semacam ini dengan mudah dapat
dimatikan dengan kotrimoksazol atau tetrasiklin.
Derivat (turunan) penisilin
Berdasarkan perkembanganya, terbentuk derivat-derivat penisilin a.l:
A. Penisilin spektrum sempit :
a. benzil penisilin = penisilin G
tidak tahan asam lambung, sehingga pemberiaan secara oral
akan diuraikan oleh asam
lambung, karena itu penggunaannya secara injeksi atau infuse i.v. Masih banyak digunakan krn
6

khasiat bakerisid yang kuat, a.l. utk penyakit kelamin, dan sebagai profilaktik jika ada bahaya
penularan penyakit kelamin, difteri, tetanus.
b. penisilin V = fenoksimetil penisilin, Fenetisilin
dan Propisilin. penisilin ini tahan asam lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum
makan.
c. Penisilin tahan penisilinase
Derivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tapi aktivitasnya lebih ringan dari penisilin G
dan penisilin V. Umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resistensi terhadap obat-obat
tersebut. Contohnya kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin dan Methisilin.
Kombinasi kloksasilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek sinergis dengan khasiat 50 kali
lebih kuat, efektif terhadap E. Coli, h. Influenza dan stapilacoccus aureus. Contohnya Augmentin
(Beecham)
Asam klavulanat adalah senyawa beta lactam dari hasil fermentasi streptomyces clavuligerus.

B. Penisilin spektrum luas :


a. Ampisilin
spektrum kerja meliputi banyak kuman gram positif dan gram negatif yang tidak peka terhadap
penisilin G. Khasiatnya terhadap kuman-kuman gram positif lebih ringan dari pada penisilinpenisilin spektrum sempit. Banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau
peradangan pada saluran pernapasan (bronkitis), saluran pencernaan (desentri) dan infeksi saluran
kemih.
b.Amoksilin
spektrum kerjanya sama dengan ampisilin, tetapi absorsinya lebih cepat dan lengkap. Banyak
digunakan terutama pada bronkitis menahun dan infeksi saluran kemih.
C. Derivat yang aktif terhadap Pseudomonas.
Daya anti-Pseuomonasnya berbeda-beda, yang paling kuat adalah Piperasilin. Aktivitas derivat
ini meliputi banyak bakteri gram negatif lainnya, termasuk Proteus.
Contoh: Karbenisilin, Karindasilin, Silbenisilin, Ticarsilin dan Piperasilin.
Obat generik,indikasi,kontra indikasi dan efek samping.
1. Benzil penisilin (penisilin G)
Indikasi
: infeksi tenggorokan, otitis media, streptococus endo karditis, meningo
kokus, meningitis, pnemonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan
kaki.
Kontra indikasi : hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare
Sediaan : benzatin penisilin G (generik) injeksi
2. Fenoksi metil penisilin (penisilin V)
indikasi : tonsillitis, otitis media, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus.
Kontraindikasi dan efek samping sama dengan benzil penisilin
Sediaan :phenoxymethyl penisilin (generik), tablet 250 mg, 500 mg.
3. Ampisilin
indikasi: infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis, salmonelosis, gonorrhoe
kontra indikasi : hipersensitiv terhadap penisilin
efek samping : mual, diare,ruam, kadang-kadang kolitis
sediaan : ampisilin generik kapsul 250mg, kaptab 500 mg,serbuk injeksi,sirup kering.
Cara penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat baik, pada suhu tidak lebihbdari 25oc
7

4. Amoksisilin
indikasi : (lihat ampisilin), juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi tambahan
kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin.
Sediaan : amoksisilin (generik),kapsul 250 mg, kaptab 500mg, serbuk injeksi, syr.kering
Cara penyimpanan : dalam botol tertutup rapat.
5. Ko amoksiklav (amoksisilin-asam klavulanat)
kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin
sediaan : coamoksiklav (generik), kaptab
Spesialite Obat-obat Penisilin
No
Generik
Dagang
1.
Benzilpenisilin
Prokain penisilin G Meiji
Panadur LA
2.

Penisilin V

3.
4.

Kloksasilin
ampisilin
amoksisilin
(amoxicillinum)
Co-amoxyclav

fenocin
ikaclox
penbritin
omnipen
viccilin
amoxil
topcilin
ospamox
augmentin
clavamox

Pabrik
Meiji indonesia
Sunthi sepuri
Dumex alpharma
Indonesia
Novartis indonesia
Ikapharmindo
Beecham
Wyeth
meiji
beecham
dankos
biochemi
beecham
kalbe farma.

2. Golongan sefalosporin
Cephalosporin diperoleh dari biakan cephalosporinum aoremonium. Seperti halnya penisilin, daya
antimikrobanya terletak pada cincin beta lactam, dengan mekanisme kerja berdasarkan perintangan
sintesis dinding sel. *
Walaupun aktivitasnya luas, namun sefalosporin bukan merupakan obat pilihan pertama untuk
penyakit manapun, karena masih terdapat obat-obat lain yang kurang lebih sama khasiatnya dan jauh
lebih murah harganya.
Efek samping yang terpenting pada penggunaan oral berupa gangguan lambung-usus dan reaksi
alergi seperti penisilin, yakni rash, urticaria, anafilaksis. Alergi silang sering terjadi dengan derivate
penisilin. Pada penggunaan i.v sering terjadi tromboflebitis dan nyeri ditempat suntik.
Aktivitas
Bersifat bakterisid dengan spektrum kerja luas terhadap banyak kuman positif dan negatif,
termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus.
Obat generik,indikasi,kontra indikasi dan efek samping
1. Sefaklor
indikasi : infeksi bakteri gram positif dan gram negatif
kontra indikasi : hipersensitiv terhadap sefalosporin,pornia
efek samping : diare dan kolitis,mual muntah,sakit kepala
sediaan : cefaclor (generik) kapsul 250 mg,500mg
2. Sefadroksil
indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : cefadroksil (generik),kapsul 250 mg,500mg, sirup kering.
3. Sefotaksim
indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : cefotaxime (generik) serbuk inj
8

4. Seftazidim
indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : ceftazidime (generik) serbuk inj
5. Seftriakson
indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : ceftriaxone (generik) serbuk inj.
6. Sefuroksim
indikasi :profilaksis tindakan bedah lebih efektif terhadap H. Influenza, dan N. Gonorrhoeae.
kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan cefuroxima ( generik) serbuk inj
7. Sefaleksin
indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan :cephalexin (generik) kapsul 250 mg,500mg
8. Sefradin
indikasi : profilaksis bedah (lihat sefaklor)
kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : cephradin (generik) kaps 250 mg,500mg, sirup kering.
9. Sefazolin
indikasi : profilaksis bedah (lihat sefaklor)
kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor
sediaan : sefazolin (generik), serbuk inj
spesialite obat-obat golongan sefalosporin
No.
Generik dan latin
1.
Sefadroksil
sefotaksim
sefaleksin(cephalexinum)
seftriaxone
sefradin(cephadrinum)
sefazolin
sefaklor
sefuroksim
seftazidins

Dagang
Duricef
Cefat
Claforan
Clacef
Tepaxin
Cefabiotic
Ospexin
Rocephin
Velocef
Ceficin
Cefacidal
Ceclor
Cloracef
Cefurox
Kalcef
Zinnat
Ceftum

pabrik
Bristol-myers squib
Sanbe farma
Hoechs
Dexamedica
Takeda
Bernofarm
Novartis
Roche
Bristol-myers squib
Kalbe farma
Squib
Tempo
Ethica
Prafa
Kalbe farma
Glaxo welcome
dexamedica

3. Golongan Aminoglikosida
Golongan ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram
negatif.
Tahun 1943 berhasil diisolasi suatu turunan streptomyces griseus yang menghasilkan
streptomisin, yang aktif terutama terhadap mikroba gram negative termasuk terhadap basis
tuberculosis.
Kemudian ditemukan lagi berbagai antibiotic lain yang bersifat mirip streptomisin sehingga
antibiotic ini dimasukan dalam satu kelompok yaitu antibiotic golongan aminoglikosida. Golongan ini
mempunyai 2 atau 3 gugusan amino(-NH2) pada rumus molekulnya.
9

Mekanisme kerja
Dengan mengikatkan diri pada ribosom sel-sel bakteri sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan.
Penggolongan
Berdasarkan rumus kimianya digolongkan sebagai berikut :
a. streptomisin
b. neomisin
c. kanamisin
d. gentamisin
e. framisetin
a). Streptomisin
Diperoleh dari steptomyces griseus oleh walksman (1943) dan sampai sekarang penggunaanya
hampir terbatas hanya untuk tuberkulosa
Toksisitasnya sangat besar karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang
melayani organ keseimbangan dan pendengaran. Gejala-gejala awalnya adalah sakit kepala, vertigo,
mual da muntah. Kerusakannya bersifat reversibel artinya dapat pulih kembali kalau penggunaan obat
diakhiri meski kadang-kadang tidak seutuhnya.
Resistensinya sangat cepat sehingga dengan INH dan PAS atau rifampisin. Pemberian melalui
parenteral karena tidak diserap oleh saluran cerna. Derivat streptomisin, dehidrostreptomisin,
menyebabkan kerusakan organ pendengaran lebih cepat dari streptomisin sehingga obat ini tidak
digunakan lagi sekarang.
Obat generik : b). Neomisin
Diperoleh dari Steptomyces fradiae oleh Waksman. Tersedia untuk penggunaan topikal dan
oral, penggunaan secara parenteral tidak dibenarkan karena toksis. Karena baik sebagai antibiotik
usus ( aktif terhadap bakteri usus ) maka digunakan untuk sterilisasi usus sebelum operasi.
Penggunaan lokal banyak dikombinasi dengan antibiotik lain (polimiksin B, basitrasin) untuk
menghindari terjadinya resistensi
obat generik :
c). Kanamisin
Diperoleh dari Streptomyces canamycetius (Imezawe 1955). Persediaan dalam bentuk larutan
atau bubuk kering untuk injeksi. Pemakain oral hanya kadang diberikan untk infeksi usus, atau
membersihkan usus untuk persiapan pembedahan.
Berkhasiat bakteriostatik pada basil TBC, bahkan yang resistensi terhadap streptomosin
sehingga menjadi obat pilihan kedua bagi penderita TBC. Juga digunakan dalam pengobatan infeksi
saluran kemih oleh pseudomonus (suntikan) efek sampingnya gangguan keseimbangan dan
pendengaran, toksis terhadap ginjal.
Obat generik : kanamysin serbuk inj. 1 gr/ vial, 2 gr/vial.
d). Gentamysin
Diperoleh dari Mycromonospora purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman gram
negatif seperti proteus, pseudomonas, klebsiella, enterobacter. Yang antara lain dapat menyebabkan
meningitis, osteomielitis pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran kencing, telinga, hidung dan
tenggorokan.
Sebaiknya penggunaan gentamysin secara sistemis hanya diterapkan pada infeksi-infeksi
yang berat saja, dan penggunaan gentamysin secara topikal khususnya dilingkungan rumah sakit
dibatasi agar tidak terjadi resistensi pada kuman-kuman yang sensitif.
Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran toksis terhadap ginjal
Sediaan : dalam bentuk injeksi dan salap (topikal)
Obat generik : gentamisin (generik) cairan inj.10 mg/ml, dan 40mg/ml.
e). Framisetin
10

Diperoleh dari streptomyces decaris. Rumus kimia dan khasiatnya mirip neomisin. Hanya
digunakan secara lokal saja misalnya salap atau kasa yang diimpragnasi.
Spesialite obat-obat golongan amino glikosida.
No.
GENERIK
DAGANG
1.
Kanamisina sulfat
Kanabiotik
Kanarco
kanoxin
2.
Gentamisina
Ottogenta
Pyogenta
Sagestam
Garamycin
3.
Tobramisina sulfat
Tobryne
Nebcin
4
Neomisin sulfat
Neobiotic
5
Framycetin
Sofra tulle
Daryant-tulle
6
Streptomisin
Streptomisin meiji
7
amikasin
Amikin

PABRIK
Berno farma
Ponco
Dumex alpharma
Otto
Kalbe farma
Sanbe farma
Schering
Fahrenheit
Tempo scan pasifik
Bernofarm
Darya varia
Darya varia
Meiji
BMS

4. Golongan kloramfenikol
kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari streptomysin venezuelae. Merupakan
antibiotik dengan spektrum luas dan memiliki daya antimikroba yang kuat maka penggunaan obat ini
meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia
aplastik yang fatal.
Karena toksisitas, penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat akibat
Haemophilus influenzae, demam tifoid, meningitis, abses otak dan infeksi berat lainya. Bentuk tetes
mata sangat bermanfaat untuk konjungtivitas bakterial.
Klorampenikol merupakan kristal putih yang sangat sulit larut dalam air (1 : 400) dan
rasanya sangat pahit, maka untuk anak-anak digunakan bentuk ester yaitu K-Palmitat dan Kstearat/suksinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk suspensi. Dalam tubuh bentuk ester
akan diubah menjadi klorampenikol aktif.
Mekanisme kerja : merintangi sintesis protein bakteri.
Efek samping :
1. kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga
timbul anemia aplastis.
2. gangguan gastrointestinal : mual,muntah,diare
3. gangguan neuron : sakit kepala,neuritis optik, neuritis perifer
4. pada bayi atau bayi prematur dapat menyebabkan gray sindrome.
Penggunaan
Klorampenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk thypus-abdominalis dan infeksi
para meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenzae). Sebaiknya tidak diberikan pada bayi
premature untuk menghindari gray sindrom karena enzim perombak dihati bayi belum aktif, ibu hamil
dan menyusui.
Derivat klorampenikol ialh tiamfenikol, dipakai sebagai pengganti klorampenikol karena
dianggap lebih aman (namun belum terdapat cukup bukti untuk itu)

11

Obat generik
1. klorampernikol (generik) kapsul 250 mg,suspensi 125 mg/5 ml
2. tiampenikol (generik) kapsul 250 mg,500 mg.
Spesialit obat-obat klorampenikol
No.
GENERIK
DAGANG
1.
Klorampenikol
Chloramex
Colme
Colsancetine
Kalmicetine
kemicetine
2.
Tiampenikol
Biothicol
Urfamycin
Thiamycin
Thiambiotic
5.

PABRIK
Dumex alpharma ind
Interbat
Sanbe
Kalbefarma
Carloeba/dankos
Sanbe
Zambon
Interbat
Prafa

Golongan Tetrasiklin
Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan
oleh Streptomycin aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomycec rimosus.
Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetis dari klortetrasiklin.
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spektrum luas bersifat bakteriostatik dan mekanisme
kerjanya dengan jalan menghambat sintesa protein bakteri. Penggunaan saat ini semakin berkurang
karena masalah resistensi.

Sifat kimia
Berwarna kuning, bersifat amfoter dan mudah terurai cahaya menjadi anhidro dan epi tetrasiklin
yang toksis untuk ginjal.
Tetrasiklin yang telah mengalami penguraian mudah diliat dari sediaannya
yang berwarna kuning tua sampai coklat tua. Tetrasiklin harus disimpan ditempat yang kering terlindung
dari cahaya.
Dengan logam bervalensi 2 dan 3(Ca,Mg,Fe) membentuk kompleks yang inaktif, maka tetrasiklin
tidak boleh diminum bersama dengan susu dan obat-obat antasida.
Penggunaan
Tetrasiklin banyak digunakan untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba,
pneomonia, kolera, infeksi saluran empedu. Penggunaan lokal sering dipakai karena jarang menimbulkan
senitasi.
Efek samping :
1. mual, muntah-muntah, diare karena adanya perubahan pada flora usus.
2. mengendap pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh ( terikat pada kalsium )
menyebabkan gigi menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang serta pertumbuhan tulang
terganggu.
3. foto sensitasi
4. sakit kepala, vertigo
Peringatan / larangan :
1. tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 8 tahun, ibu hamil dan menyusui.
2. tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati.
Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitiv terhadap tetrasiklin
Anggota golongan tetrasiklin yang lain :
1. klotetrasiklin diberikan secara oral, peranteral, topikal, absorsi dihambat oleh susu
2. oksitetrasiklin(*generik), cairan injeksi 50 mg/vial : diberikan secara oral,perenteral, topikal,
absorsi dihambat oleh susu
12

3. doksisiklin, bersifat long akting, absorsi tidak dihambat baik oleh makanan maupun susu.
4. minoksiklin, dianjurkan untuk meningitis, bronchitis dan jerawat pemberian secara oral.
Spesialite obat-obat golongan tetrasiklin.
NO.
Generik
Nama dagang
1.
tetrasiklin
Dumocycline
Super tetra
Tetra sanbe
2.
doxycycline
Dotur
Interdoxsin
3.
oxytetrasiklin
Teramysin
4.
minoksilin
Minocin

pabrik
Dumex alphara ind
Darya varia
Sanbe
Novartis indonesia
Interbat
Pfizer Indonesia
phaphros

6. Golongan Makrolida
kelompok antibiotik ini terdiri dari eritromisin dan spiramisin
a). Eritromisin
dihasilkan oleh streptomyces erythreus. Berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan mekanisme
kerja merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam (mudah terurai
oleh asam lambung) dan kurang stabil pada suhu kamar. Untuk mencegah pengrusakan oleh asam
lambung maka dibuat tablet salut selaput atau yang digunakan jenis ester (steara dan estolat).
Karena memiliki spektrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini
digunakan sebagai alternatif pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitif terhadap penisilin.
Sediaan : eritromysin (generik) kapsul 250 mg, 500 mg, sirup kering 200 mg/5 ml
b). Spiramisin
spektrum kegiatanya sama dengan eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntunganya adalah daya
penetrasi kejaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernapasan lebih baik dari eritromisin.
Sediaan : spiramisin (generik) tablet 250 mg, 500 mg.
Spesialite obat-obat golongan makrolida
No.
Generik
Nama dagang
1.
Erytromisin
Erysanbe
Erytromicin
2.
Spiramisin
Rovamycine
Spiradan
3.
Roxythromysin
Rulid
4.
azithromisin
Zithromax
Zycin

Pabrik
Sanbe
Abbot indonesia
Rhone poulenc ind
Danhos
Hoechst
Pfizer
interbat

7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat


a). Rifampisin
Antibiotik yang dihasilkan dari Sreptomyces mediterranei. Berkhasiat bakteriostatik terhadap
mikobakterium tuberculosa dan lepra. Penderita dengan pengobatan rifampisin perlu diberitahu bahwa
obat ini dapat menyebabkan warna merah pada urin, dahak, keringat dan air mata, juga pemakai lensa
kontak dapat menjadi merah permanen.
b). Asam Fusidat
dihasilkan oleh jamur antara lain fusidum coccineum. Merupakan satu-satunya antibiotik dengan
rumus steroid aktifitanya mirip penisilin tetapi lebih sempit. Berkhasiat bakteriotatik berdasarkan
penghambatan sintesis protein bakteri. Khususnya dianjurkan pada radang sumsum tulang, biasanya obat
ini dikombinasi dengan eritromisyn atau penisilin.
No.
1.

Generik
Rifampisin

Nama dagang
Kalrifam

Pabrik
Kalbe farma
13

2.

asam fusidat

Rifam
Riofamtibi
Rucidin

Dexamedica
Sanbe farma
Leo pharmaceutical

8. Golongan lain-lain.
Kelompok ini terdiri dari :
linkomisin (Biolin)
klindamisin
golongan kuinolon.
a). Linkomisin
berasal dari streptomyces lincolinensis, memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif
dengan spektrum lebih sempit dari eritromisin. Merupakan obat pilihan kedua bagi kuman yang
resistensi terhadap penisilin khusus pada radang tulang (osteomielitis)
b). Klindamisin
merupakan derivat linkomisin. Sejak tahun
1981 digunakan sebagai lotion untuk
pengobatan jerawat.
c). Golongan kuinolon. (quinolon)
Obat golongan ini bekerja dengan jalan
menghambat pembentukan DNA kuman. Golongan ini terdiri dari :
asam nalidiksat
ofloksasin
spirofloksasin
norfloksasin
Interaksi golongan kuinolon, bila muncul tanda inflamasi atau nyeri pada tendon, maka
pemakaian obat harus dihentikan dan tendon yang sakit harus diistirahatkan sampai gejala hilang.

Asam nalidiksat
Efektif untuk infeksi saluran kemih preparat : asam nalidiksat (generik tablet 500 mg. Di
indonesia saat ini ,juga beredar asam pipemidat.
Ofloksasin
Digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonorrhoe.
Kontra indikasi : untuk pasien epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil/menyususi
Sediaan : ofloksasin (generik) tablet 200 mg,400 mg
Siprofloksasin
Terutama aktif terhadap kuman gram negatif termasuk salmonella dan shygella. Meskipun aktif
terhadap kuman gram positif seperti str.pneumonia tapi bukan merupakan obat pilihan utama
untuk infeksi saluran kemih, saluran cerna (termasuk thypus abdominalis) dan gonorrhoe. Tidak
dianjurkan untuk anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan.
Dapat menimbulkan tremor, gagal ginjal, sindroma steven johnson dan lain-lain. Hati-hati
pengendara karena dapat menurunkan kewaspadaan.
Sediaan : ciprofloksasin (generik) tablet 200 mg kapteb 500mg.
Norfloksasin
Indikasi : efektif untuk infeksi saluran kemih
Kontra indikasi : dapat menimbulkan anorensia, depresi, ansietas dll
Perhatian : hati-hati pengendara krn dapat mengurangi kewaspadaan.
Sediaan generik : Spesialite obat-obat kuinolon.
14

No.
1

Generik
Ciproflokxacin

2
3
4.

Ofloxacin
Lincomycin
Nalidixic acid

Dagang
Ciproxin
Baquinor
Tarivid
Lincocin
Negram

Pabrik
Bayer
Sanbe farma
Kalbe/daici
Up john
Sanofi

B. SULFONAMID DAN DESINFEKTANSIA SALURAN KEMIH


A. Pengertian
Sulonamida merupahan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar :
H2N C6H4 SO2 NH R
Adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit
infeksi. Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian
penggunaannya preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkat kembalai penggunaan
sulfonamida
Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamid juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral
(ADO)
Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme
kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (para amino benzoic acid) yang rumus dasarnya
mirip dengan rumus dasar sulfa
H2N C6H4 COOH
Suatu teori antagonis mengatakan bahwa banyak bakteri memerlukan suatu zat utk
pertumbuhannya, yaitu asam folat yang disintesis sendiri dengan mengggunakan PABA sebagai bahan
pangkalnya. Zat biasa disebut sebagai vitamin bakteri H yang banyak terdapat dalam tubuh yang
mempunyai rumus yang mirip sulfonamida. Adanya sulfonamida, bakteri akan keliru sehingga sintesa
asam folat akan gagal dan akibatnya pembelahan sel terganggu dan pertumbuhannya akan terhenti.
B. Indikasinya :
Saat ini masih digunakan utk mengobati antara lain: Maningitis, Disentri basiler, radang usus, infeksi
usus, infeksi saluran kemih, dan macam-macam infeksi lainnya.
C. Kontra-indikasinya:
- Penyakit ginjal dgn kecenderungan pembentukan udema dan insufisiensi ekskresi
- Kerusakan enzim hati yang parah
- Hipersinsitivitas terhadap sulfonamida yang diketahui atau timbul selama pengobatan
- Perubahan komponen darah
- Kehamilan 3 bulan pertama dan 4 minggu menjelang persalinan, sehingga ada waktu
untuk ekskresi melalui ibunya
- Bayi yang baru lahir, karena fungsi hati dan ginjal belum sempurna yg dapat menyebabkan
kernikterus (kadar bilirubin dalam otak meningkat), dimana sulfonamida akan mengusir
bilirubin dari ikatannya dgn plasma.

D.Toksisitasnya dan Efek samping.


Umumnya sulfa bebas maupun persenyawaannya sukar larut dalam air kemih yang bersuasana asam
dan dapat menghablur dalam tubuli ginjal. Selain itu dlm penggunaan yang lama dapat
menimbulkan leukopenia, agranulositosis, dan hemolisis.
Kerja ikutannya berupa alergi(dermatitis), neusea dan anuria.
15

E. Efek samping
Efek samping yang terpenting adalh kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agronulositis,
anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain adalah reaksi alergi dan gangguan pada salura
kemih dengan terjadinya kristalisasi uria yaitu menghabluranya sulfa didalam tubuli ginjal. Untuk
menghindari terjadinya kristal uria, pada pengobatan dengan sulfa perlu :
Penambahan Na- bicarbonat untuk melarutakan senyawa yang mengkristal.
Minum air yang banyak (minum 1,5 liter / hari
Dengan membuat preparat kombinasi (trisulfa) yang terdiri dari sulfadiazin, sulfamerazin,
sulfamezat
Penggolongan
Berdasarkan efek yang dihasilkan sulfonamid dibagi menjadi 2 yaitu :
o Efek sistemik, contohnya kotrimoksazol, trisulfa
o Efek lokal, contohnya sulfacetamid.
Berdasarkan lama kerjanya (t )
a. Sulfonamida short acting terdiri dari :
- Sulfamethiazol
- Sulfasoksazol
- Sulfasomidin
Plasma t 5-10 jam. Daya larutnya dalam kemih asam atau netral lebih baik dari sulfa lainnya.
sedangkan asetilsinya dalam hati lebih ringan, khusus digunakna pada saluran kemih terutama terhadap
E.coli.
b. Sulfonamida medium acting t.d:
- sulfadiazin
- sulfamerazin
- sulfamezatin
Plasma t 7-20 jam. kelompok ini memiliki aktivitas yang terkuat dari semua sulfa.
c. Sulfonamida long acting
Salah satu dari kelompok ini adalah Sulfamethoksi piridazin. t 30-65 jam. Pemakaiannya cukup
dgn dosis tunggal. kini jarang dipakai karena khasiatnya lebih lemah dan efek sampingnya yang agak
hebat (syndrom steven Johnsen) lebih sering terjadi.
* Sulfonamida Usus terdiri dari :
Sulfaguanidin, Ftalilsulfathiazol, dan Suksinilsulfathiazol. Saat ini sulfaguanidin ternyata lebih
banyak diserap, maka sebaiknya jangan digunakan untuk infeksi usus berhubung efek sistemiknya.
Sulfonamida utk penggunaan lokal a.l.
Sulfacetamida dan Sulfanilamid (SA) Powder.
Preparat lihat OOP dan ISSOI.
1. Trisulfa
indikasi
: infeksi oleh kuman gram positif dan negatif yang peka terhadap obat ini
misalnya infeksi saluran nafas dan saluran pencernan.
Kontra indikasi
: hipersensitiv terhadap obat ini kehamilan dan masa menyusui.
Efek samping : gangguaqn kulity, muntah, diare, kristal una dan gangguan darah
Sediaan
: tablet 500 mg (genetrik)
Cara penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari sinar.
2. Kotrimoksazol
kotrimoksasol merupakan kombinasi antara trimetropin dan sulfatoksazol dengan
perbandingan 1 : 5
16

indikasi
: antibakteri spectrum luas, infeksi saluran kemih, infeksi THT, bronkitis
kronis, demam tifoid dan shigellosis.
Kontra indikasi
: hipersensitif terhadap sulfa, gagal ginjal, gangguan fungsi hati yang berat
Perhatian
: pada penggunaan jangka panjang perlu dilakukan hitung jenis sel darah,
hindari penggunaan pada bayi dibawah 6 minggu
Efek samping : gangguan darah, mual, muntah, ruam
(termasuk sindrom stevens johnson) reaksi alergi, diare dll
Sediaan
: cotrimoksasol (generic) uspensi 240 mg/5 ml, tablet 480 mg
Cara penyimpanan : wadah kedap udara, terlindung dari sinar .
3. Sulfacetamid adalah golongan sulfosetamid yang digunakan dalam salep dan tetes mata.
Spesialite obat-obat sulfonamid
No. Generik
Dagang
Pabrik
1.
Sulfadiazin+sulfamerazin+
Trisulfa
Kimia farma
Sulfamezatin
Indo farma
2.
Sulfacetamid natrium
Albucid
Nicholas
(sulfacetamidum natricum)
3.
Cotrimoksasol
Bactrim
Roche
(trimetoprim+sulfamethoxazole)
Bactricid
C. ANTI PARASITIK
1. Anti Malaria
Pengertian
Anti malaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang
disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles
betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah :
Demam berkala, disertai menggigil
Nyeri kepala dan nyeri otot
Hati membesar, sehingga timbul rasa mual dan muntah
Anemia
ada 3 jenis penyakit malaria yaitu :
a. malaria tropika
penyebabnya plasmodium falcifarum dengan gejala : serangan demam tidak menentu disertai
nyeri kepala hebat, bila terjadi kerusakan eritrosit dalam jumlah besar dan kemudian menyumbat
pembulu kapiler ke otak maka dapat menimbulkan kematian dalam beberapa hari. Sifat penyakit
ini tidak residif (dapat sembuh total, tidak berulang kambuh)
b. malaria tertiana
penyebabnya plasmodium vivax dan ovale
dengan gejala : demamberkala yang timbul 3 kali sehari
sifat penyakit : sering kambuh (residitif) karena adanya bentuk exo eritrocyt sekunder.
c. malaria kwartana
penyrebabnya plasmodium malariae
dengan gejala : demamberkala setiap 4 kali sehari
sifat penyakit ; residif ( sering kambuh) karena adanya bentuk exo eritrosit sekunder.
Penggolongan obat malaria
1. obat-obat pencegah / profilaktik
untuk perlindungan terhadap gigitan nyamuk (kloroqui,meflokuin) sebenarnya yang
terpenting adalah perlindungan pribadi terhadap gigitan nyamuk. Kelambuh yang telah
diimpregnasi dengan permetrin dapat mencegah berbagai gigitan nyamuk, begitu juga anti
nyamuk bakar, anti nyamuk listrik, anti nyamuk semprot.
17

Formula dietiltoluamid (DEET) dalam lotio, roll on dan semprot sangat efektif dan tidak
berbahaya jika digunakan pada kulit, tetapi efek perlindungannya hanya beberapa jam saja.
2. obat-obat penyembuh / pencegah demam = kurativum
contohnya kina, klorokuin, pirimethamin, metflokuin, halofantrin
3. obat-obat pencegah kambuh. Contohnya primakuin
4. obat-obat pembunuh gametosid
Obat-obatnya:
1). Klorokuin
Malaria yang disebabkan plasmodium falciparum sudah resistensi terhadap klorokuin hampir
diseluruh bagian dunia. Dipapua nugini dilaporkan plasmodium vivax juga resisten terhadap
klorokuin.
Indikasi: obat terpilih untuk pengobatan malaria ringan (yang disebabanya plasmodium vivax),
profilaksis/pencegahan malaria didaerah dengan kemungkinan resistensi klorokuin masih rendah,
digunakan juga bersama proguanil bila terdapat malariafalsiparum yang resisten terhadap klorokuin,
diindikasikan juga untuk arthriris rheumatoid dan lupus eritematosus.
Kontra indikasi: penderita gangguan fungsi hati/ginjal kehamilan, gangguan neurologis (hindari untuk
pasien epilepsi)
Efek samping : gangguan saluran cerna, sakit kepala kejang, gangguan penglihatan, over dosis, sangat
toksis.
Sediaan
: klorokuin (generik) tablet 100mg, 150 mg
Cara penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar dan kelembaban.
2). Halofantrin
Digunakan untuk pengobatan malaria falsifarum, tetapi sekarang jarang digunakan untuk malaria
ringan, juga bila meflokuin sudah digunakan untuk profilaksis.
3). Meflokuin
Digunakan untuk profilaksis malaria didaera endemis malaria falsifarum yang resistensi terhadap
klorokui. Efektif terhadap malaria ringan, tapi tidak dianjurkan, kecuali yang telah resistensi terhadap
klorokuin.
Indikasi : kemoprofilaksis malaria, pengobatan malaria falsiparum (lihat atas)
Kontra indikasi : hindari penggunaan pada wanita hamil(efek teratogenik pada hewan percobaan),
hindari kehamilan sampai 3 bulan menyusui, depresi, riwayat
epilepsi.
Efek samping : mual, muntah, diare sakit perut, pusing, gangguan keseimbangan.
Sediaan generik
:4). Primaquin
Indikasi
: pengobatan radikal malaria vivax atau ovale, pengobatan kambuhnya malaria lain
dengan siklus ekso eritrosit sekunder.
Kontra indikasi: penyakit yang berkaitan dengan granulositopenia (artritis rematoid, lupus eritematosus),
kehamilan, menyusui, anak dibawah 4 tahun.
Efek samping : mual, muntah, sakit perut. Anemia hemolotik
Sediaan
: primaquin (generik) tablet 15 mg.
Cara penyimpanan: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar dan kelembapan.
5). Pirimetamin.
Indikasi
: pengobatan malaria falsiparum, dan dapat digunakan bersama atau sesudah
kinina.pirimetamin tidak boleh digunakan sendiri, harus digunakan bersama sulfadoksin atau dapson.
Kontra indikasi
: gangguan fungsi hati/ ginjal, wanita hamil, menyusui.
18

Efek samping : depresi sistem hemotopoesis, dosis besar dapat menyebabkan ruam kulit, insomnia.
Sediaan
: pirimetamin (generik) tablet 25 mg. Pirimetamin +sulfadoksin (generik)
tablet Sulfadoksin 300mg + pirimetamin 25 mg
Cara penyimpanan : wadah kedap udara, terlindung terhadap sinar.
6). Kina
Merupakan obat malaria tertua dari alkoloid pohon Cinchona succirubra.
Indikasi
: pengobatan malaria falsiparum
Kontra indikasi: hemoglobin uria, neuriti optik
Efek samping : sakit kepala, telinga berdenging, gangguan keseimbangan, penglihatan kabur, mual,
muntah, ruam kulit, gangguan darah, karena diyakini berkhasiat oksitosik maka
banyak disalah gunakan untuk analgetik- antipiretik.
Sediaan `
: kina ( generik) tablet 200 mg, kuinin dihidroklorida (generik) cairan injeksi 25 %
Cara penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari sinar.
No.
1.

Generik dan latin


Klorokuin
Chloroquinum

2.

Sulfadoxin + pyrimetamin

3
4.

Kina sulfat (quinini sulfat)


Eukinin/kinin etil karbonat
( quinini aethyl carbonat)
Meflokuin

5.

Dagang
Nivaquine
Riboquin
Resochin
Fansidar
Suldox
Tablet kina
Euchinin

Pabrik
Rhone poulenc
Dexa medica
Bayer
Roche
Dumex
Kimia farma
Kimia farma

Malacid

Dexa medica.

D. Anti Jamur (Fungistatika)


Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh
jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada :
- kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup diatas kulit)
- selaput lendir mulut, bronchi, usus vagina oleh jenis ragi yang disebut candida albicans.
Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi adalah meningkatkan pemakaian antibiotic
spectrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Factor hygiene juga sangat mempengarui
penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila
daya tahan turun, maka pengobatan jamur mengalami kegagalan.
Penggolongan
1 Antibiotika (griseofulvin, amfoterisin, nistatin)
2. Asam-asam organik (asam salisilat, asam benzoat, asam undesilinat)
3. Derivat imidazol (ketonazol, klotrimazolo, mikonazol)
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping.
1. Griseofulvin
Dihasilkan oleh penisillium griseofulvinum, berkhasiat fungistatik pada gangguan oral terhadap
banyak dermatofit. Efektif untuk mengobati unfeksi kulit dan kuku yang menahun, penyembuhan
berlangsung sangat perlahan.
Indikasi
: infeksi dermatofitosis kulit, kulit kepala,rambut dan kuku bila terapi topikal gagal.
Kontra indikasi: gangguan fungsi hati, kehamilan.
Efek samping : sakit kepala mual, muntah.
Sediaan
: griseofulvin (generik) tablet 125 mg.
2. Nistatin
Berasal dari stretomyces moursei
Indikasi
: kandidiasis (stomatitis, sariawan pada mulut, vaginitas pada vagina)
Kontra indikasi
:19

Efek samping : mual, muntah diare (diberikan peroral) iritasi lokal pada pemakaian topikal
Sediaaan
: nistatin(generik) tablet 500.00 UI
Cara penyimpanan : wadah kedap udara, suhu dibawah 50C, terlindung dari sinar.
3. Amfoterisin B
Dihasilkan oleh stretomyces nodosus
Indikasi
: kandidiasis intestinal
Efek samping : anoreksia,mual,muntah diare, sakit kepal.
Sediaan
: (generik)
4. Asam salisilat
Asam organik berkasiat fungsisida, dalam salep konsentrasi 3-6 %
bersifat keratolitik melarutkan lapisan tanduk kulit, konsentrasi 5-10%)
5. Mikonazol, Merupakan derivat imiodazol dengan fungisid kuat
Indikasi
: terapi topikal tinea pedis, kandidiasis kulit.
Kontra indikasi: hipersensitivitas
Efek samping : rasa terbakar, kemerahan. Bila efek samping sangat manggangu pemakaian harus
dihentikan.
Sediaan
: mikonazole nitrat (generik),krim,serbuk warna putih.
Cara penyimpan: pada suhu 15-300C,wadah kedap udara.
6. Ketokonazol
Indikasi
: kandidiasis mukosa resisten yang kronis, mukosa
`
saluran cerna, kandidiasis vaginal, infeksi dermatofit pd kulit atau kuku tangan.
Kontra indikasi
: gangguan hati, kehamilan dan menyusui
Efek samping
: mual, muntah nyeri perut, sakit kepala, ruam, urtikaria,
pruritus.
Sediaan
: ketokonazol (generik) tablet 200 mg.

Spesialite obat-obat anti jamur.


No. Generic dan latin
Amfoterisin
Nistatin/nursein
(nystatinum doen)
Ketokonazol
(ketoconazolumdoen)
Griseofulvin/fulvicin
(Griseofulvinum)
Clotrimazole
Miconazole
Intraconazole.

Dagang
Amphotec
Fungizone
Candistatin
Flagystatin
Mycostatin
Mycoral
Nizoral
Fulcin
Grivin
Canesten
Canesten VT
Canesten SD
Daktarin
Mexoderm
Sporanox

Pabrik
Astra Zeneca indo
Squibb indo
Pharos
Rhone poulenc
Squibb indo
Kalbe farma
Johnson & Johnson indo
Zeneca
Phapros
Bayer
Jansseen
Konimex
Janssen

E. ANTI CACING
20

Pengertian
Anthelmetika atau obat-obat anti cacing adalah 0bat-obat yang dapat memusnakan cacing parasit
yang ada dalam tubuh manusia dan hewan.
Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar didunia, di
Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak
anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacingan sehingga pemerintah perlu
mencenangkan pemberantasan cacing secara masal dengan pemberian obat cacing kepada selurh siswa
sekolah dasar pada momen-momen tertentu.
Penularan penyakit cacing umunya terjadi melalui mulut meskipun ada juga yang melalui luka
dikulit. Larva dan telur cacing ada dimana-mana diatas tanah, terutama bila system pembuangan kotoran
belum memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umunya
merupakan gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makan, pucat
(anemia) dan lain-lain.
Pencegahanya sebenarnya mudah sekali yaitu ;
menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan.
Mengkomsumsi makanan yang telah dimasak dengan benar (daging, ikan dll)
Mencuci tangan sebelum makan.
Penggolongan
Obat cacing digolongkan berdasarkan khasiatnya terhadap jenis cacing yang menginfeksi.
a. Vermifuga
b. Vermisida
a). cacing kremi (oxyyuris vermicularis)
termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak lebih dari 6 minggu. Cacing
betina menempatkan telurnya disekitar anus pada malam hari sehingga menyebabkan rasa gatal.
Dengan garukan, telur cacing akan pindah ketangan dan dapat tertelan kembali. Cara penularan
yang demikian disebut reauto-infeksi. Obat yang sesuai adalah mebendazol (obat pilihan untuk semua
pasien diatas 2 tahun) dan piperazin.
b). Cacing gelang (ascaris lumbricoides)
termasuk cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar dan cukup berbahaya karena
dapat keluar dari usus, menjalar keorgan-organ lain bila tidak diobati dengan tepat. Obat pilihan yang
paling efektif adalah levamisol.
c). Cacing pita (taenia saginata/taenia solium/tanenia lata)
merupakan cacing pipih beruas-ruas, yang penularanya lewat daging yang mengandung telur
cacing pita karena kurang lama dimasak. Taenia saginata terdapat dalam daging sapi,taenia soltium
terdapat dalam daging babi, taenia lata terdapat dalam daging ikan.

Taenia sulit dibasmi karena kepala cacing yang memiliki semacam alat hisap terhunjam dalam
selaput lendir usus sehingga sulit kontak dengan obat dan segmen-segmen (bagian tubuh cacing) yang
telah rusak karena obat, dapat dilepaskan dan cacing kemudian membuat segmen-segmen baru. Gejala
yang tampak disamping gangguan lambung usus adalah anemia. Obat yang paling banyak digunakan
untuk cacing pita adalah niklosamid dan prazikuantel.
d). Cacing tambang (ankylostoma duodenale dan necator americanus)
adalah 2 macam cacing tambang yang menginfeksi manusia, penularanya melalui larva yang
masuk kedalam kulit kaki yang terluka cacing tambang hidup pada usus halus bagian atas dan menghisap
darah pada tempat dia menempel dirinya dimukosa usus.
21

Seperti cacing pita, cacing ini menyebabkan anemia karena defisiensi besi. Pengobatan mencakup
pembasmi cacing sekaligus pengobatan anemia. Mebendazol merupakan pilihan kerana memiliki
spectrum luas dan efektif terhadap cacing tambang.
e). Filaria
ditularkan oleh larva microfolia dari cacing Wuchereria bancrofti dan Brugia malay melalui
gigitan nyamuk culex. Microfilaria dari cacing akan membendung getah bening pada kaki dan daerah
sekitar kandung kemih sehingga mengakibatkan daerah yang diserang menjadi bengkak dan besar
sehingga keadaan ini disebut elephantiasis.
f). Schistosoma
adalah sebangsa cacing halus yang ditularkan oleh larva yang disebut myracidium melalui kulit
atau siput yang dimakan manusia. Schistosoma hematobium dewasa hidup dalam vena saluran kemih
sedangkan Schistosoma mansonii hidup divena kolon. Schistosoma japonicum tersebar lebih luas dalam
saluran cerna dan sistem porta. Gejala penyakit tergantun pada tempat yang terinfeksi, bisa gatal-gatal,
kulit kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain-lain. Obat pilihan franzikuantel efektif terhadap
semua jenis schistosoma.
g). Cacing benang (strongiloides stercularis)
ditularkan malaui kulit oleh l;arva yang berbentuk benang dan hidup dalam usus. Larva yang
dihasilkan dapat menembus dinding usus dan menyusup kejaringan, menimbulkan siklus auto infeksi.
Obat pilihan : tiabendasol, obat alternatif : albendasol. Invermectin merupakan obat alternatif yang paling
efektif untuk infeksi kronis.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping.
1. Mebendasol
Indikasi : infeksi tunggal maupun campuran yang disebabkan cacing kremi, cacing tambang,
cacing gelang, cacing cambuk.
Kontra indikasi : kehamilan (efek teratogenik) dan ibu menyusui.
Efek samping
: kadang-kadang sakit perut, diare, reaksi hipersensitiv
Peringatan : tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 tahun, kadang-kadang cacing askaris akan
berimigrasi keluar melalui hidung/mulut selama pengobatan terutama pada anak-anak dengan infeksi
berat.
Sediaan : mebendasol (generik) tablet 100 mg.
2. Pepirazin
Indikasi
: cacing kremi dan cacing gelang
Kontra indikasi
: gangguan fungsi ginjal, epilepsi, kehamilan
Efek samping : mual, muntah, kolik, diare
Peringatan
: tidak dianjurkan dipakai terus menerus pada anak-anak (nefrotoksik)
Sediaan
: piperasin (generik) sirup 1 gr/5ml, tablet 300 mg, 500mg.
Cara penyimpanan : wadah kedap udara, terlindung dari sinar
3. Pyrantel pamoat
Indikasi
: infeksi tunggal/ campuran cacing gelang, cacing kermi, cacing tambang.
Obat pilihan untuk cacing gelang dan kremi.
Efek samping : sangat jarang ( sakit kepala, insomnia, mual, muntah, ruam kulit)
Peringatan
: tidak untk anak dibawah 2 tahun.
Sediaan
: pyrantel pamoat (generik) tablet 365 mg, suspensi 115 mg/ 5 ml.
Cara penyimpanaan : terlindung dari sinar.
4. Dietil karbamazin
Indikasi
: filariasis
Kontra indikasi
: penyakit hati, ginjal yang berat, kehamilan
Efek samping : meyebabkan kambuhnya malaria, sakit kepala, pusing, mual, muntah.
Sediaan
: dietil karbamazin (generik)tablet 1000 mg.
Cara penyimpanan : wdah kedap udara (hidroskopis)
5. Albendazol
22

Indikasi
: terapi tambahan (sesudah operasi) untuk kista hidatid atau obat primer strongiloides
Kontra indikasi
: kehamilan
Efek samping : gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan darah.
Sediaan
: albenazol (generik) tablet 200 mg.
Spesialit obat-obat anti cacing.
No
Generic dan latin
Dagang
Pabrik
1.
Piperazin (piperazinum)
Piperacyl
Bode
Upixon
Bayer
2.
Mebendazol (mebendazolum)
Vermox
Janssen
3.
Pirentel pamoat (pyranteli pamoas)
Combantrin
Pfizer
4.
Levamizol HCL
Ascaridil
Janssen
5.
Oxantel pamoate + pyrantel pamoante
Quantrel
Pfizer
Dietil karbamazin
6.
Albendazzol.
Filarzan
Mecosin
7.
Helben
Mecosin
D. Anti Virus
Virus ( dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun ) merupakan mikro-organisme hidup
yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron. Diluar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk
seperti kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan
tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia atau hewan,kristal tersebut
bernyawa kembali dan memperbanyak diri.
Pengembangan obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai
hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh virus,juga merusak
sel-sel hospes dimana virus berada.
Sejumlah obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena
toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan, antara lain idoksuridin
pada penggunaan topikal dan herpes simplex conjungtivitas serta asiklovir.
Obat ini berkhasiat terhadap herpes simplex dan herpes zoster, tanpa menggangu fisiologi sel-sel
tuan rumah. Aktivitasnya jauh lebih kuat dibandingkan virustatika lain.
Asiklovir aktif terhadap virus herpes tetapi tidak bisa memusnakan, dan efektif bila digunakan
pada awal penyakit.
Penggunaan asiklovir meliputi pengobatan sistemik dan termasuk herpes genitalis. Asiklovir dapat
merupakan obat penyelamat untuk pasien herpes simplex atau herpes zoster.
Efek samping pada penggunaan parenteral adalah tromboflebitis ditempat suntik, kadang-kadang
mual, muntah, tremor dan kekacauan. Secara lokal terjadi rasa nyeri dan terbakar. Tidak bersifat
karsinogen dan karsinogenik.
Idoksuridin/Iodo desoksiuridin (IDU)
Berkhasiat virustatik terhadap sejumlah virus kelompok DNA. Memiliki efek samping yang
sangat toksis bagi hospes maka hanya digunakan secara lokal sebagai salep dan tetes mata.
Sediaan, kontra indikasi, dan efek samping
1. Asiklovir
Indikasi
: herpes simpleks dan varisella zoster
Kontra indikasi
: gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui
Efek samping : ruam kulit, gangguan saluran cerna, sakit kepala, gangguan neurologis.
Sediaan
: asiklovir (generik),tablet 200 mg, 400 mg
2. Idoksuridin (IDU)
Indikasi
: terapi keratitis pada herpes simplex secara topikal.
Spesialite obat-obat anti virus.
No.
Generik dan latin
Dagang
Pabrik
1.
Asiklovir (acyclovirum)
Clinovir
Pharos
23

2.

methisoprinol

Poviral
Isoprinosine

Kalbe farma
Darya varia

E. ANTI NEOPLASTIKA (Sitostatika)


Pengertian kangker
Kanker atau karsinoma (yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yg
abnormal dan bersifat ganas (maligne).Suatu kelompok sel dgn mendadak menjadi liar dan
memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan,
yang disebut tumor atau neoplasma (neo=baru, plasma bentukan).Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke
dalam jaringan sekitarnya dan memusnakannya.Tumor setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya
melalui saluran darah dan limfe ketempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang
neoplasma sekunder.
Gejala umum dari penyakit kanker adalah nyeri sangat hebat.
Jenis-jenis kanker yg paling sring terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung
usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula leukemia atau kanker darah, dimana produksi leukosit menjadi
abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang.
Sebab-sebab kanker menurut para ahli, lebih dari 80 % dan semua tumor pada manusia
diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen.
Pengobatan.
Pengobatan kanker dikenal ada beberapa cara, antara lain:
1. Khemoterapi, yaitu pengobatan dgn menggunakan obat-obatan yg dapat menghambat atau
membunuh sel-sel kanker
2. Operasi / Pembedahan, yaitu dgn mengangkat selsel kanker sehingga tidak terjadi perluasan
daerah yang terkana kanker
3. Radiasi / Penyinaran, yaitu dgn menggunakan sinar radio aktif
Efek Samping
Efek samping penggunaan obat-obat neoplastika, adalah :
Depresi sumsum tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang
memperbesar rasio infeksi kuman
Gangguan pada kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia
Pembentukan sel-sel darah terhambat
Hiperusisemia
Terganggunya fungsi reproduksi
Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang memiliki titik kerja di dalam
sel yang berlainan, dengan demikian kerjanya diperkuat dan terjadinya resistensi dapat dihindari
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya, sitostatika dapat dibagi dalam beberapa kelompok :
1. Zat-zat alkilsi
2. Antimetabolit
3. Antimitotika
4. Antibiotika
5. Serba serbi
1. Zat zat Alkilasi.
Zat yg terpenting adalah Klormethin dan derivatnya, tiotepa dan busulfan. Obat-obat ini juga disebut
radiomimetika, karena kerjanya mirip dgn efek penyinaran dengan sinar-sinar ionisasi.
Obat-obat biasa digunakan pada kanker korion, limfogranuloma dan leukemia
a. Klormethin
24

Merupakan sitostatika pertama yg digunakan (1946) terhadap kanker limfogranuloma dan leukemia
akut. Kerjanya pendek sekali karena dalam darah terurai dalam beberapa menit.

Klorambusil adalah derivat klormethin dgn cincin aromatik, khasiat dan penggunaannya sama,
tetapi dapat digunakan oral. Efek samping ringan
Siklofosfamid adalah derivat klormethin dgn cincin fosfat, yg baru aktif setelah dioksidasi di hati.
Selain merusak cincin tulang, seringkali mengakibatkan kerontokan rambut dan radang mukosa
kandung kemih dgn perdarahan
Meflafan adlah derivat klormethin yg mengandung fenilamin, kerjanya jauh lebih lama + 6 jam.
Banyak digunakan pada kanker sumsum tulang. Efek samping perintangan produksi megkaryocyt
disumsum tulang, yg membentuk plat-plat darah.
b. Thiotepa
Memiliki daerah indikasi yg lebih luas dari pada derivat mustin, yaitu juga pada kanker yg sudah
tersebar, maupun pada jenis kanker lain yg gagal pengobatannya dgn penyinaran.
c. Busulfan
Berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, mak khusus digunakan pada leukemia
kronis guna menekan produksi leukosit
d. Lomustin
Mampu mengalkilasi dan menghambat berbagai proses di dalam sel. Karena sifatnya
yg lipofil dan mudah melintasi sawar otak, maka obat ini merupakan obat pilihan
pertama pada tumor otak
1. Anti metabolit-anti metabolit
Obat obat ini mengganggu sintesa DNA dgn jalan antagonisme saingan metotreksat (MTX).
Antagonis asam fosfat ini efektif sekali pada kanker karion, juga bila sudah terjadi metastatis.
Banyak digunakan pada leukemia akut guna memelihara remisi (perbaikan gejala-gejala) yg
kurang dicapai dgn obat-obat lain, misalnya vinkristin bersama prednison. Juga digunakan utk
mengobati penyakit kulit bersisik (psoriasis) yang parah sebagai obat terakhir.
a. Merkaptopurin
Terutama digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, juga dalam hal MTX atau zat-zat alkilasi
tidak efektif lagi.
b. Azaqthioprin
Dalam tubuh dirombak menjadi merkaptopurin. Banyak digunakan sebagai imunosupresivum pada
transplantasi ginjal dan organ-organ lain guna memperkecil bahaya penolakan organ-organ baru oleh
tubuh si penerima
c. Fluorouracil
Digunakan pada tumor-tumor lambung, usus besar (kolon) dan poros usu (rektum). Efek samping
sama dgn MTX.
d. Sitarabin
Berkhasiat virustatika terhadap virus-virus DNA. Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak.
2. Antimikotika
Zat ini mencegah pembelahan sel dgn merintangi pembelahan inti sel
a. Vinblastin
Merupakan alkaloid tanaman Vinca rosea bersama derivatnya vindesin dan vinkristin. Terutama
digunakan bila radioterapi atau sitostatika lainnya tdk efektif. Efek samping utama neuritis perifer,
mual, muntah, rambut rontok dan obstipasi.
e. Vindesin
Khasiat kurang lebih sama dgn vinblastin, tetapi kurang menekan sumsum tulang dan neurotoksis.
Digunakan antara lain pada leukemia akut pada anak-anak dan pada kanker payu darah.
*. Vinkristin
25

Digunakan pada leukemia akut pada anak-anak, umumnya dikombinasikan dengan obat lain,
misalnya merkaptopurin dan prednison.
Efek samping sama dgn vinblastin, polineuritis lebih cepat terjadi dan terapi harus segera ditunda
hingga gejala-gejala lenyap. Depresi sum-sum tulang praktis tidak terjadi.
b. Podofilin
Damar ini diperoleh dari akar tanaman Podophyllum peltatum yang antara lain mengandung zat
antimitotik podolifotoksin.
Dua glikosida semisintetiknya adalah teniposida dan etoposida
f. Peniposida
Digunakan pada limfoma Hodgkin, kanker otak dan kandung kemih
g. Etoposida
Dapat digunakan oral, digunakan antara lain pada kanker testis dan ovarium
4. Antibiotika.
Terutama digunakan pada kanker karion yg sudah metastasis, biasanya dikombinasikan dgn
klorambusil dan MTX. Efek samping sama dgn sitostatika lain yakni gangguan darah, lambung usus
dan rambut rontok.
a. Mitomisin
Sangat toksis utk sumsum tulang, maka pengawasan darah saksama harus dilakukan bila obat lain tdk
efektif
b. Doksorubisin
Digunakan khusus pada leukemia akut dan limfogranouloma yg tidak dpt diobati dgn sitostatika lain,
biasanya dgn vinkristin dan prednison.
c. Daunorubisin
Merupakan derivat doksorubisin dgn khasiat dan efek samping sama. Urin dpt berwarna merah
seperti doksorubisin.
5 Serba Serbi
Obat-obat lain yg digunakan pada kanker terdiri dari kortikosteroid, hormon kelamin, prokarbazin
dan asparaginase.
a. Kortikosteroid
Hampir pada semua kombinasi obat pada terapi kanker mengandung prednison atau turunannya,
karena efeknya langsung terhadap sel-sel kanker sendiri dan menghasilkan pengaruh yg baik seperti
demam menurun, perasaan nyaman, tumor menjadi ringan, nafsu makan bertambah, dsb.
b. Hormon-hormon kelamin
Kerapkali digunakan dgn hasil yg baik, pada jenis-jenis kanker yg tergantung dari hormon, yang
pertumbuhannya dapat dihambat oleh androgen atau estrogen, atau anti hormon, misalnya estrogen
diberikan pada kanker prastat (guna meniadakan efek hormon pria). Androgen digunakan pada
hormon payudara
c. Prokarbazin.
Dianjurkan sebagai obat pilihan kedua pada limfogranuloma, dalam kombinasi dgn klormethin,
vinkristin dan prednison.
d. L-Asparaginase
Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E.Coli. Pada leukemia tertentu sel-sel kanker tdk dapat
membentuk l-asparagin yg diperlukannya utk sintesis proteinnya. Maka zat ini menggunakan
asparagin tersebut sehingga sel-sel kanker terhenti perkembangannya. Efek samping mual, muntah,
gangguan SSP dan hati, alergi. Hanya digunakan pada leukemia akut dan sbgi obat pilihan kedua.
e. Cisplatin
Terutama digunakan pada kanker testis dalam kombinasi dgn vinkristin dan bleomisin, serta pada
kanker ovarium.
f. Interferon
Daya sitostatikanya telah dibuktikan untuk beberapa bentuk kankere. Selain itu juga berdaya anti
virus dan dianjurkan sbgi pencegah influensa sampai 24 jam sesudah terjadinya infeksi.
26

Spesialit Obat-Obat Sitostatika cari sendiri di ISSO Indonesia dll

LATIHAN DIRUMAH
KHEMOTERAPEUTIKA

1. Berdasarkan khasiatnya obat yang termasuk bakteriostatik adalah KECUALI :


a. Eritromisin
b. Gentamisin
c. Streptomisin d. Klindamisin
2. Zat-zat yang bekerja sebagai Brood spectrum adalah :
a. Gentamisin b. Streptomisin
c. Sefalosporin d. Eritromisin

e. Sefalosporin
e. Kanamisin

3. Infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab
infeksi
yang pertama disebut super infeksi SEBAB super infeksi terjadi karena penggunaan broad spectrum
4. Obat yang sering digunakan secara lokal kemudian digunakan secara oral / parenteral dapat menyebabkan
resistensi SEBAB Resistensi menunjukan bakteri tidak peka lagi terhadap obat tersebut.
5. Efek samping dari sefaklor adalah KECUALI
1. Diare 2. Mual 3. Sakit kepala 4. Muntah
6. Turunan sefalosporin yang lebih efektif terhadap H. Influenza ADALAH :
1. Sefadroksil
2. Sefaloksin
3. Sefazolin
4. Sefuroksim
7. Nama generik dari DURICEF Adalah :
a. Sefatoksim b. Sefazolin c. sefuroksim b. Sefaloksim d. Sefadroksil
8. Efek samping dari sefaklor adalah KECUALI
1. Diare 2. Mual 3. Sakit kepala 4. Muntah
9. Turunan sefalosporin yang lebih efektif terhadap H. Influenza ADALAH :
1. Sefadroksil 2. Sefaloksin
3. Sefazolin 4. Sefuroksim
10. Nama generik dari DURICEF Adalah :
a. Sefatoksim c. Sefazolin e. Sefuroksim
b. Sefaloksim d. Sefadroksil
11. Aminoglikosida yang digunakan untuk sterilisasi usus sebelum operasi Adalah
a. Neomisin b. Gentamisin c. Framisetin d. Kanamisin
e. Streptomisin
12. Zat yang biasa dibuat dalam bentuk kasa Framisetin (Daryant Tulle) Adalah Framisetin SEBAB
Framisetin hanya digunakan secara lokal.
13. Klorampenikol tidak boleh di berikan pada
:1. Bayi 2. Ibu hamil 3. Ibu menyusui 4. Usia Lanjut
14. Efek yang sering terjadi akibat penggunaan klorampenikol adalah :
1. Diare
2. Sakit kepala 3. Gray sindrome
4. Anemia
15. Mekanisme kerja dari tertrasiklin adalah menghambat....
.a. Membran Sel
b. Protein bakteri
c. Antagonis saringan
d. Dinding sel e. Asam inti

27

16. Tetrasiklin yang sangat toksis adalah :


1. Oxytetrasiklin 2. Tetrasiklin HCL 3. Klotetrasiklin

4. Epitetrasiklin

17. Tetrasiklin tidak dapat diminum bersama- sama. . .


1. Susu 2. Suplemen 3. Antasida 4. Sangobion.
18. Antibiotik yang termasuk MAKROLIDA Adalah :
1. Spiramisin 2. spirofloksasim 3. eritromisin 4. Framisetin
19. keuntungan dari Spiramisin Adalah Daya penetrasinya ke ..
1. Mulut 2. saluran pernapasan
3. Oesophages

4. Otak.

20. Informasi kepada pasien untuk Rifampisin karena dapat menyebabkan warna merah
1. Dahak
2. Air mata
3. Urin. 4. Kontak lensa
21.Antibiotika yang mempunyai rumus Steroid adalah
1. Rifampisin 2. Eritromisin 3. Asam malidiksat

pada

4. Asam fusidat

22. Obat malaria yang digunakan sebagai profilaktik adalah


1. Kloroquin 2. kina 3. mefloquin
4. primaquin
23. untuk mencegah kambuh karena bentuk EES digunakan
1. pirimetamin
2. Mefloquin
3. Halofantrin 4. Primaquin

24. efek samping akibat penggunaan Klorozevin adalah


1. sakit kepala

2. Anemia 3. Kejang4. Pusing

25. meflokuin tidak dapat diberikan pada wanita hamil SEBAB dapat menyebabkan cacat pada bayi
26. pirimetamin dapat digunakan untuk plasmodium
1. Ovula

2. Malirie

3. Vivax

4. Falsiparum

27. obat malaria yang tidak dapat diberikan pada pasien neuretis optik adalah
a. Pirimetamin

b. Meflokuin

c. Kina d. Halofantrin e. Kloroquin

28. Obat yang termasuk amubisid kontak adalah


1. Metronidasol 2. Tetrasiklin

3. Timdasol 4. Dihidroemetin

29. isi zat berkhasiat dan Flagyl adalah


a. Timidazol

b. Nimorazol c. Metronidazol

d. Secmidazol e. Kloroqui

30. Cacing yang paling susah dibasmi adalah taenia saginata SEBAB
Karena kepala cacing dapat tertanam dalam selaput lender usus.
31. Levamisol adalah obat yang paling efektif untuk cacing
a. Kremi

b. Gelang

c. Pita d. Tambang

e. Filaria

32. obat pilihan untuk jenis Schistosoma adalah


a. Mebendazol b. Frazikuantel c. Piperazin

d. Albendazol

e. Pyrantel

33. mebendasol tidak boleh diberikan pada anak dibawah 2 tahun SEBAB cacing akan keluar lewat hidung.
34. obat cacing tidak memilih kontra-indikasi adalah
a. Albendazol

b. Piperazin

c. Mebendazol d. Pyrantel

e. Dietil karbomisin

35. efek samping dari piperazin adalah


1. Mual

2. Muntah

3. Kolik

4. Diare

28

36. indikasi dari mebendasol adalah


1. C. Kremi

2. C. Tambang

3. C. Gelang 4. C.Cambuk

37. Antibiotik yang digunakan untuk jamur adalah


1. Griseofulfin

2. Amoksisilin

3. Amfoterisin 4. Tetrasiklin

38. kontraindikasi dari Griseofulvin adalah


1. Gangguan fungsi hati 2. Gangguan ginjal

3. kehamilan 4. Epilepsi

39. efek samping dari Ketokenazol adalah


1. Sakit kepala 2. Mual

3. Urtikaria 4. Ruam kulit

40. Asiklovir dapat digunakan untuk


1. Epstein Bar. Virus

2. Herpeszoster 3. Kissing disease 4. Herpes simplex

41. kontra-indikasi dari asiklovir


1. Hipertensi

2. Hipertiroid

3. Disfungsi hati

4. kehamilan

42. Untuk mencegah Neuropati perifer, maka penggunaan INH harus dikombinasi dengan
a. Vit. B1

b. Vit. B2

c. Vit. B6 d. Vit. B12

e. Vit. A

43. WHO menganjurkan pengobatan lepra minimal 6 bulan menggunakan Dapson dan....
a. Amoksisilin

b. Ampisilin

c. Kloroqui

d. Eritromisin

e. Rifampisin

44. Efek samping dari Klofazimin adalah


1. Gatal

2. Kulit kering 3. Gangguan GIT 4. Sukar Tidur

URAIAN .
1. Jelaskan mekanisme kerja khemoterapeutika lengkap dengan contoh masing-masing?
2. Jelaskan aturan-aturan dasar untuk kombinasi khemoterapeutik?
3. Jelaskan sebab-sebab terinfeksi oleh fungi?
4. Jelaskan jenis-jenis terapi malaria?
Selamat berlatih semoga sukses. Amin.

29

Anda mungkin juga menyukai