PENDAHULUAN
Oleh karena itu, pada percobaan ini dilakukan agar dapat mengetahui
tentang proses ekstraksi soxhlet dan penggunaannya dengan metode padat-
cair yang berdasarkan perbedaan kelarutan.
Minyak atsiri merupakan cairan lembut, bersifat aromatik, dan mudah menguap
pada suhu kamar. Minyak ini diperoleh dari ekstrak bunga, biji, daun, kulit
batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa
semak, belukar, atau pohon. Minyak atsiri merupakan formula obat dan kosmetik
tertua yang diketahui manusia dan diklaim lebih berharga daripada emas (Agusta,
2000).
Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut terpenoid atau
terpena. Jika tanaman memiliki kandungan senyawa ini, berarti tanaman tersebut
memiliki potensi untuk dijadikan minyak atsiri. Zat inilah yang mengeluarkan
aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman, misalnya pada rempah-
rempah atau yang dapat memberikan cita rasa di dalam industri makanan dan
minuman (Yuliani, 2012).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang
berbeda-beda dari komponen campuran tersebut (Geancopolis, 1998).
Prinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut
organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah
(ketel) yang disebut extractor. Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya
digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan
dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan
misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lili dan lain-lain. Pelarut yang
biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu petroleum eter, benzena dan alkohol
(Guenther, 1987).
Minyak atsiri atau minyak eteris (essential oil, volatil oil dan etherial oil) adalah
minyak mudah menguap yang diperoleh dari tanaman dan merupakan campuran
dari senyawa-senyawa volatil yang dapat diperoleh dengan destilasi, pengepresan
ataupun ekstraksi. Minyak atsiri berupa cairan jernih, tidak berwarna, tetapi
selama penyimpanan akan mengental dan berwarna kekuningan atau kecoklatan.
Hal tersebut terjadi akibat adanya pengaruh oksidasi dan resinifikasi (Windi,
2014).
Minyak mawar adalah minyak atsiri bunga mawar yang didapat dari ekstraksi
bunga mawar, terutama dari spesies Rosa Damascena Mill. Minyak atsiri Mawar
memilki bau yang agak menyengat dan aroma segar. Pada tanaman mawar,
minyak atsiri hanya terdapat dalam daun dan mahkota bunga. Minyak mawar
diketahui mengandung geraniol dan feniletil alkohol sebagai komponen
utamanya. Selain itu, juga terdapat linalol, sitral, sitronellol, nerol, farnesol,
eugenol, serta nonylic aldehyde dalam jumlah sedikit (Damayanti, 2012).
Ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ekstraksi dengan pelarut
menguap, dengan lemak dingin, dan ekstraksi dengan lemak panas. Ekstraksi
minyak atsiri secara komersialnya umumnya dilakukan dengan pelarut menguap
(solvent extraction). Ekstraksi dengan menggunakan pelarut adalah cara yang
paling efisien dalam menghasilkan minyak yang berkualitas. Prinsip metode
ekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri di dalam
bahan pelarut yang mudah menguap. Cara ini digunakan untuk mengektrak salah
satu komponen seperti minyak atsiri dari suatu bahan yang tidak dapat diekstrak
dengan menggunakan jenis ekstraksi lain. Pada ekstraksi ini komponen yang ingin
diekstrak ditarik keluar dari bahan asal dengan bantuan pelarut tertentu yang titik
didihnya tidak tinggi. Jenis pelarut yang umum digunakan untuk melarutkan
adalah n-Heksana, aseton, methanol, etanol, isopropanol dan metilen klorida.
Pelarut ini harus mempunyai sifat mudah dipisahkan dari hasil ekstraksinya.
Besarnya persentase kadar yang dihasilkan dari proses ekstraksi sangat
dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan. Pelarut polar mudah melarutkan
senyawa resin, lemak, asam lemak, minyak, karbohidrat, dan senyawa organik
lainnya (Syahbana, 2010).
Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu
baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Soxhlet digunakan untuk
mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan
pengotor-pengotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan
dan yang dipisahkan dengan metode ini berbentuk padatan. Ekstraksi soxhlet ini
juga dapat disebut dengan ekstraksi padat-cair. Padatan yang diekstrak terlebih
dahulu ditumbuh kemudian dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke
dalam ekstraktor soxhlet, sedangkan pelarut organik dimasukkan ke dalam labu
leher 4 kemudian seperangkat ekstraktor soxhlet dirangkai dengan kondensor (Sax
dan Lewis, 1998).
Pelarut merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam proses ekstraksi,
sehingga banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut.
Terdapat dua pertimbangan utama dalam memilih jenis pelarut, yaitu pelarut harus
mempunyai daya larut yang tinggi dan pelarut tidak berbahaya atau tidak beracun.
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat melarutkan ekstrak yang
diinginkan saja, mempunyai kelarutan yang besar, tidak menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponen ekstrak, dan titik didih kedua bahan tidak boleh
terlalu dekat (Guenther, 2006).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
a. Bunga mawar 35 gram
b. n-Heksana 250 mL
c. Aquadest
d. Kertas saring
e. Garam
f. Aluminium foil
3.2 Gambar Rangkaian Alat
4.2 Perhitungan
4.2.1 Massa Mawar yang Diekstrak
Diketahui.
Mawar sebelum diekstrak = 35,00 gram
Mawar setelah diekstrak = 32,52 gram
Ditanya.
Mawar yang diekstrak = .....
Dijawab.
Mawar yang diekstrak = 35,00 – 32,52
= 2,48 gram
4.2.2 % Rendemen
Diketahui.
V ekstraksi akhir = 184 mL
V awal n-Heksana = 250 mL
Ditanya.
% Rendemen = .....
Dijawab.
V ekstraksi akhir
% Rendemen = × 100 %
V awal n-Heksana
184
= × 100 %
250
= 73,6 %
4.3 Pembahasan
Pada percobaan kali ini, dilakukan praktikum ekstraksi dengan
menggunakan metode soxhlet-asi. Pertama yaitu menghaluskan atau
menumbuk bunga mawar hingga halus dengan menggunakan mortar dan
alu lalu ditimbang dengan neraca analitik seberat 35,00 gram, kemudian
dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam tabung soxhlet.
Pelarut yang digunakan adalah n-Heksana, diukur sebanyak 250 mL
dengan menggunakan gelas ukur. Larutan pelarut kemudian dipanaskan
dengan heat mantle pada suhu kisaran 70 °C – 80 °C karena pada suhu
disekitar rentang terbut n-Heksana akan mendidih dan menguap. Jika
suhu kurang maka n-Heksana tidak akan menguap dan jika lebih dari 80
°C atau mendekati titik didih, makan ekstrak akan menguap dan
bercampur dengan pelarut. Uap yang dihasilkan kemudian menguap ke
atas melalui timbal melewati tabung soxhlet dan menuju kondensor. Pada
kondensor, terjadi proses pendinginan uap n-Heksana sehingga pelarut
berubah fasa dari gas ke cair, pelarut kemudian jatuh ke tabung soxhlet
dan membasahi kertas saring serta mengekstrak kandungan minyak ang
ada dalam bunga mawar. Pelarut kemudian mengisi tabung soxhlet dan
siphon arm hingga penuh. Pada proses ini terjadi proses pengekstraksian
dengan cara pelarut n-Heksana melarutkan minyak bunga mawar yang
terkandung dalam bunga mawar. n-Heksana dapat melarutkan minyak
bunga mawar kepada kedua senyawa ini bersifat non polar sehingga saling
melarutkan. Komponen0komponen lain yang ada dalam bunga mawar
tidak terikut karena kepolarannya berbeda dengan n-Heksana. Pada saat
siphon arm terisi penuh, maka semua pelarut dan ekstrak yang ada dalam
tabung soxhlet dan siphon arm akan mengalir kebawah menuju saluran
siphon arm kembali ke labu leher 4, proses ini disebut sirkulasi.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Pada percobaan ekstraksi bunga mawar, pada saat proses ekstraksi
dihasilkan volume larutan pelarut dan ekstrak sebesar 184 mL, sedangkan
volume pelarut awal 250 mL.
b. Pada percobaan ekstraksi bunga mawar, volume ekstraksi akhir 184 mL
dan volume awal n-Heksana adalah 250 mL, sehingga % rendemen yang
didapat sebesar 73,6 %.
c. Pada percobaan ekstraksi bunga mawar, massa awal bunga mawar sebelum
diekstraksi seberat 35 gram dan setelah diekstraksi lalu dikeringkan massa
mawar kering menjadi 32,52, sehingga massa minyak yang diekstrak
seberat 2,48 gram.
5.2 Saran
Pada percobaan selanjutnya, sebaiknya jenis pelarut lebih divariasikan,
seperti etanol. Agar hasil ekstraksi dapat bervariasi sehingga praktikan
mengetahui variasi hasil ekstrak dengan pelarut yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA