Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih adalah hasil penyulingan dari daun kayu putih segar

dan ranting (terminal branchlet) dari beberapa spesies Melaleuca. Minyak kayu

putih merupakan minyak atsiri (Esential oil) disebut juga ethereal atau volatile oil

yaitu minyak yang mudah menguap dan memiliki bau khas, yang diperoleh dari

tanaman tersebut. Beberapa jenis spesies yang mampu menghasilkan minyak kayu

putih komersial antara lain Melaleuca leucandendron LINN., Melaleuca cajeputi

Roxb., Melaleuca viridiflora Gartn. dan Melaleuca minor Sm. Minyak kayu putih

diperoleh melalui proses penyulingan (Nurramdhan, 2010: 19).

Gambar 2.1 Minyak Kayu Putih


Sumber: Dokumentasi Praktikum

Menurut Sutrisna (2016: 66), bahwa klasifikasi tanaman minyak kayu

putih adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

3
4

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales/ Campanulatae

Famili : Asteraceae/ Compositae

Genus : Gynura

Spesies : Gynura segetum (Lour.) Merr

Komponen minyak atsiri yang didistilasi dari daun kayu putih segar

dengan GC-MS menunjukkan minyak atsiri tersebut mengandung 32 komponen,

tujuh diantaranya merupakan komponen utama yaitu : α-pinene (1,23%), sineol

(26,28%), α-terpineol (9,77%), kariofilen (3,38%), α- caryofilen (2,76%), Ledol

(2,27%), dan elemol (3,14%). Daun kayu putih kering mengandung 26 komponen,

tujuh komponen diantarannya merupakan komponen utama yaitu: α- pinene

(1,23%); sineol (32,15%); α- terpineol (8,87%); kariofilen (2,86%); α- kariofilen

(2,31%); Ledol (2,17%); dan Elemol (3,11%) (Helfiansah, dkk., 2013: 19-20).

Minyak kayu putih adalah obat yang amat disenangi sebagai obat luar

untuk sakit mulas, sakit kepala, sakit gigi, sakit telinga, kejang dan kaku pada

kaki, berbagai jenis nyeri, encok, masuk angin, penyakit kulit, luka baru serta luka

bakar. Selain sebagai obat luar, minyak kayu putih digunakan pula sebagai obat

dalam (internal). Khasiat minyak kayu putih sebagai obat oles bagi penderita sakit

kepala kemungkinan disebabkan karena memiliki cooling effect. Sebagai obat

internal, minyak tersebut berfungsi sebagai anthelmintic (obat cacing) dan

terutama efektif sebagai obat demam. Minyak kayu putih digunkan pula sebagai

ekspektoran dalam kasus laryngitis dan bronchitis (Nurramdhan, 2010, 21).


5

B. Eukaliptol
Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang

multimanfaat. Karakteristik fisiknya berupa cairan kental yang dapat disimpan

pada suhu ruang. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman

seperti daun ,bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri

utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Karena itu,

minyak ini banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wewangian dan

kosmetika (Rusli, 2010: 2).

Sineol atau 1,8-cineole adalah eter siklik alami dan anggota

monoterpenoid. Eukaliptol dihasilkan dari banyak anggota marga Eucalyptus dan

beberapa anggota suku Myrtaceae, seperti Melaleuca dan Syzygium. Sineol juga

ditemukan pada genus Asteromyrtus. Sineol dapat juga dikenal dengan berbagai

macam sinonim seperti 1,8-cineole, eukaliptol, cajeputol, 1,8-epoksi-pmentana,

1,8-oxido-p-mentana, eucalyptol, eucalyptole, 1, 3,3-trimetil-2-oxabicyclo [2,2,2]

oktan, cineol, cineole. Cineole memiliki rumus molekul C10H18O, memiliki masa

molar 154,249 g/mol, kepadatan 0,9225 g/cm3 , titik lebur 1,5 °C dan titik didih

176-177 °C. Selain pada minyak kayu putih, sineol juga ditemukan dalam kamper,

daun salam, teh, mugwort, kemangi, worm wood, rosemary, sage dan dedaunan

tanaman aromatik lainnya (Widianto dan Mohamad, 2014: 247-248).

C. Derivatisasi
Derivatisasi merupakan suatu teknik yang digunakan dalam kimia yang

mengubah senyawa kimia menjadi produk (reaksi turunan) dari strruktur kimia

yang mirip, yang disebut turunan atau penggabungan dua senyawa atau lebih

menjadi senyawa dengan molekul yang lebih besar untuk tujuan tertentu

(Warsito, 2018: 47).


6

Menurut Lie (2011: 15-16), bahwa alasan dilakukannya derivatisasi adalah

sebagai berikut:

a. Senyawa-senyawa tersebut tidak memungkinkan dilakukan analisis

dengan kromatografi gas terkait dengan volatilitas dan stabilitasnya.

b. Meningkatkan batas deteksi dan bentuk kromatogram. Beberapa senyawa

tidak menghasilkan bentuk kromatogram yang bagus (misal puncak kromatogram

saling tumpang tindih) atau sampel yang dituju tidak terdeteksi, karenanya

diperlukan derivatisasi sebelum dilakukan analisis dengan kromatografi gas.

c. Meningkatkan volatilitas senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap

(non-volatil). Adanya gaya tarik-menarik intermolekuler antara gugus-gugus polar

menyebabkan senyawa tidak mudah menguap. Jika gugus-gugus polar ini ditutup

dengan cara derivatisasi, maka akan mampu meningkatkan volatilitas senyawa

tersebut secara dramatis.

d. Meningkatkan stabilitas. Beberapa senyawa volatil mengalami

dekomposisi parsial karena panas sehingga diperlukan derivatisasi untuk

meningkatkan stabilitasnya.

Menurut Lie (2011: 16-17), bahwa derivatisasi pada kromatografi gas

dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni sebagai berikut:

a) Esterifikasi

Ester adalah senyawa kimia yang dihasilkan dengan mereaksikan suatu

asam karboksilat dengan komponen hidroksil seperti alkohol atau fenol. Reaksi

esterifikasi digunakan untuk membuat derivat gugus karboksil menjadi esternya.

Gugus ester ini akan meningkatkan volatilitas karena akan menurunkan jumlah

katan hidrogen.
7

b) Asilasi

Asilasi adalah proses adisi gugus asil ke sebuah senyawa. Asilasi

dilakukan untuk sampel yang mengandung fenol, alkohol, atau amin primer dan

amin sekunder. Derivatisasi dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan asam

asetat anhidrat dan katalis (seperti asam asetat, asam p-toluen sulfonat, piridin,

N-metil amidazol).

c) Alkilasi

Alkilasi digunakan untuk menderivatisasi alkohol, fenol, amina (primer

dan sekunder), imida, dan sulfhidril. Derivat dapat dibuat dengan sintesis

Wiliamson, yakni alkohol atau fenol ditambah alkil atau benzil halida dengan

adanya basa.

d) Kondensasi

Kondensasi dilakukan jika sampel yang dianalisis mengandung gugus

aldehid atau keton. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya enolisasi karena

terjadinya ikatan hidrogen, meningkatkan resolusi karena adanya zat pengganggu

dan meningkatkan sensitifitas deteksi.

e) Siklisasi

Penutupan gugus polar melalui siklisasi dilakukan pada senyawa yang

mengandung 2 gugus fungsi yang kira-kira sangat mudah dibuat heterosiklis

beratom 5 atau 6.

f) Sililasi

Sililasi adalah proses substitusi gugus silil ke dalam molekul. Derivat yang

paling sering dibuat adalah trimetilsilil.


8

D. GC-MS (Gas Chromatography – Mass Spectrometer)


Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh ahli botani dari Rusia yakni

Mikhail S. Tswett (1872-1919) yang melakukan teknik pemisahan pigmen

tanaman berwarna. Teknik ini dalam publikasi kemudian dinamakannya

“chromatography” yang merupakan penggabungan dari dua kata dari bahasa

Yunani, yaitu chroma (bahasa inggris: colour) yang berarti warna dan graphein

(bahasa inggris: to write) yang berarti menulis dengan warna untuk

mengindikasikan pita-pita warna yang teramati oleh Tswett dalam risetnya. Saat

yang bersamaan pula Tswett berhasil melakukan pemisahan bahan-bahan yang

tidak berwarna dengan tekniknya tersebut (Rubiyanto, 2017: 2).

GCMS (Gas Chromatraphy – Mass Spectrometer) adalah teknik analisis

yang menggabungkan dua metode analisis yaitu kromatografi gas dan

spektrometrimassa. Kromatografi gas adalah metode analisis, di mana sampel

terpisahkan secara fisik menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil (hasil

pemisahan berupa kromatogram). Sedangkan spektrometri massa adalah metode

analisis di mana sampel yang akan dianalisis diubah menjadi ion-ionnya, dan

massa dari ion-ion tersebut dapat diukur berupa spektrum massa

(Setiaji, 2014: 26).

Gambar 2.2 GC- MS


Sumber: Dokumentasi Praktikum
9

Prinsip pada GC hanya terjadi pemisahan untuk mendapatkan komponen

yang diinginkan, sedangkan bila dilengkapi dengan MS (berfungsi sebagai

detektor) akan dapat mengidentifikasi komponen tersebut, karena bisa mendapat

spektrum bobot molekul pada suatu komponen yang dapat dibandingkan langsung

dengan library (reference) pada software. Proses pemisahan pada GC terjadi di

dalam kolom (kapiler) melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase

diam adalah zat yang ada di dalam kolom, dan fase gerak adalah gas pembawa

(helium atau hidrogen) dengan kemurnian tinggi. Proses pemisahan terjadi karena

terdapat perbedaan kecepatan alir tiap molekul di dalam kolom. Perbedaan

tersebut disebabkan oleh perbedaan afinitas antar molekul dengan fase diam yang

ada di dalam kolom (Setiaji, 2014: 26-27).

Proses pendeteksian sampel pada MS diawali dengan diubahnya sampel

yang berasal dari GC menjadi ion-ion gasnya terlebih dahulu. Kemudian ion-ion

tersebut dilewatkan melalui suatu penganalisis massa (mass analyzer) yang

berfungsi secara selektif untuk memisahkan ion dengan satuan massa atom yang

berbeda. Terakhir ion-ion tersebut dideteksi oleh electron multiplier detector

(lebih peka dari detektor biasa) (Setiaji, 2014: 27).

Menurut Setiaji (2014: 28-29), bahwa bagian instrumentasi kromatografi

gas-spektrometer massa sebagai berikut :

1. Pengatur aliran gas (Gas Flow Controller). Tekanan diatur sekitar 1-4 atm

sedangkan aliran diatur 1-1000 liter gas per menit. Fase bergerak adalah gas

pembawa, yang paling lazim digunakan adalah He, N 2, H2, Ar, tetapi untuk

detektor konduktivitas termal, He lebih disukai karena konduktivitasnya yang

tinggi. Gas pembawa dialirkan lebih dahulu pada suatu silinder berisi molecular

sieve untuk menyaring adanya kontaminasi pengotor.


10

2. Tempat injeksi sampel (injector).

Sampel diinjeksikan dengan suatu mikro syringe melalui suatu septum

karte silikon ke dalam kotak logam yang panas. Banyaknya sampel berkisar 0,5-

10 μL.

3. Kolom kromatografi.

Tempat berlangsungnya proses kromatografi, kolom memiliki variasi

dalam ukuran dan bahan isian. Ukuran yang umum sepanjang 6 kaki dan

berdiameter dalam ¼ inci, terbuat dari tabung tembaga atau baja tahan karat,

berbentuk spiral. Tabung diisi dengan suatu bahan padat halus dengan luas

permukaan besar yang relatif inert. Padatan tersebut adalah sebuah penyangga

mekanik untuk cairan. Sebelum diisi padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan

yang diinginkan yang berperan sebagai fase stasioner. Cairan ini harus stabil dan

tidak mudah menguap pada temperatur ruang dan harus sesuai untuk pemisahan

tertentu.

4. Interface, Berfungsi untuk mengirimkan sampel dari GC ke MS dengan

meminimalkan kehilangan sampel saat pengiriman.

5. Sumber ion (ion source).

Tempat terjadinya proses ionisasi dari molekul yang berupa uap. Molekul

tersebut akan kehilangan satu elektron dan terbentuk ion molekul bermuatan

positif. Proses lain, molekul menangkap satu elektron bermuatan negatif.

6. Pompa vakum (vacuum pump).

Pompa vakum tinggi untuk mengurangi dan mempertahankan tekanan

pada MS saat analisis dan pompa vakum rendah untuk mengurangi tekanan udara

luar MS.
11

7. Penganalisis massa (mass analyzer).

Susunan alat untuk memisahkan ion-ion dengan perbandingan massa

terhadap muatan yang berbeda. Penganalisis massa harus dapat membedakan

selisih massa yang kecil serta dapat menghasilkan arus ion yang tinggi.

8. Detektor.

Peka terhadap komponen-komponen yang terpisahkan di dalam kolom

serta mengubah kepekaannya menjadi sinyal listrik. Kuat lemahnya sinyal

bergantung pada laju aliran massa sampel dan bukan pada konsentrasi sampel gas

penunjang.

Menurut Lee (2011: 9), bahwa kelebihan dan kekurangan dari alat GC-MS

adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

a) Proses analisinya cepat, biasanya dalam hitungan menit.

b) Efisien, Resolusinya tinggi

c) Handal dan relatif sederhana

d) Analisis kuantitatif dengan akurasi yang tinggi

e) Memerlukan sampel dalam jumlah yang kecil

Kekurangan:

a) Terbatas pada sampel-sampel yang mudah menguap

b) Tudak sesuai untuk sampel yang termolabil

c) Cukup sulit untuk preparasi sampel dalam jumlah besar

Anda mungkin juga menyukai