TINJAUAN PUSTAKA
Minyak kayu putih adalah hasil penyulingan dari daun kayu putih segar
dan ranting (terminal branchlet) dari beberapa spesies Melaleuca. Minyak kayu
putih merupakan minyak atsiri (Esential oil) disebut juga ethereal atau volatile oil
yaitu minyak yang mudah menguap dan memiliki bau khas, yang diperoleh dari
tanaman tersebut. Beberapa jenis spesies yang mampu menghasilkan minyak kayu
Roxb., Melaleuca viridiflora Gartn. dan Melaleuca minor Sm. Minyak kayu putih
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledoneae
3
4
Genus : Gynura
Komponen minyak atsiri yang didistilasi dari daun kayu putih segar
(2,27%), dan elemol (3,14%). Daun kayu putih kering mengandung 26 komponen,
(2,31%); Ledol (2,17%); dan Elemol (3,11%) (Helfiansah, dkk., 2013: 19-20).
Minyak kayu putih adalah obat yang amat disenangi sebagai obat luar
untuk sakit mulas, sakit kepala, sakit gigi, sakit telinga, kejang dan kaku pada
kaki, berbagai jenis nyeri, encok, masuk angin, penyakit kulit, luka baru serta luka
bakar. Selain sebagai obat luar, minyak kayu putih digunakan pula sebagai obat
dalam (internal). Khasiat minyak kayu putih sebagai obat oles bagi penderita sakit
terutama efektif sebagai obat demam. Minyak kayu putih digunkan pula sebagai
B. Eukaliptol
Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang
pada suhu ruang. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman
seperti daun ,bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri
utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Karena itu,
minyak ini banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wewangian dan
beberapa anggota suku Myrtaceae, seperti Melaleuca dan Syzygium. Sineol juga
ditemukan pada genus Asteromyrtus. Sineol dapat juga dikenal dengan berbagai
oktan, cineol, cineole. Cineole memiliki rumus molekul C10H18O, memiliki masa
molar 154,249 g/mol, kepadatan 0,9225 g/cm3 , titik lebur 1,5 °C dan titik didih
176-177 °C. Selain pada minyak kayu putih, sineol juga ditemukan dalam kamper,
daun salam, teh, mugwort, kemangi, worm wood, rosemary, sage dan dedaunan
C. Derivatisasi
Derivatisasi merupakan suatu teknik yang digunakan dalam kimia yang
mengubah senyawa kimia menjadi produk (reaksi turunan) dari strruktur kimia
yang mirip, yang disebut turunan atau penggabungan dua senyawa atau lebih
menjadi senyawa dengan molekul yang lebih besar untuk tujuan tertentu
sebagai berikut:
saling tumpang tindih) atau sampel yang dituju tidak terdeteksi, karenanya
menyebabkan senyawa tidak mudah menguap. Jika gugus-gugus polar ini ditutup
meningkatkan stabilitasnya.
a) Esterifikasi
asam karboksilat dengan komponen hidroksil seperti alkohol atau fenol. Reaksi
Gugus ester ini akan meningkatkan volatilitas karena akan menurunkan jumlah
katan hidrogen.
7
b) Asilasi
dilakukan untuk sampel yang mengandung fenol, alkohol, atau amin primer dan
amin sekunder. Derivatisasi dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan asam
asetat anhidrat dan katalis (seperti asam asetat, asam p-toluen sulfonat, piridin,
N-metil amidazol).
c) Alkilasi
dan sekunder), imida, dan sulfhidril. Derivat dapat dibuat dengan sintesis
Wiliamson, yakni alkohol atau fenol ditambah alkil atau benzil halida dengan
adanya basa.
d) Kondensasi
aldehid atau keton. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya enolisasi karena
e) Siklisasi
beratom 5 atau 6.
f) Sililasi
Sililasi adalah proses substitusi gugus silil ke dalam molekul. Derivat yang
Yunani, yaitu chroma (bahasa inggris: colour) yang berarti warna dan graphein
mengindikasikan pita-pita warna yang teramati oleh Tswett dalam risetnya. Saat
terpisahkan secara fisik menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil (hasil
analisis di mana sampel yang akan dianalisis diubah menjadi ion-ionnya, dan
spektrum bobot molekul pada suatu komponen yang dapat dibandingkan langsung
dalam kolom (kapiler) melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase
diam adalah zat yang ada di dalam kolom, dan fase gerak adalah gas pembawa
(helium atau hidrogen) dengan kemurnian tinggi. Proses pemisahan terjadi karena
tersebut disebabkan oleh perbedaan afinitas antar molekul dengan fase diam yang
yang berasal dari GC menjadi ion-ion gasnya terlebih dahulu. Kemudian ion-ion
berfungsi secara selektif untuk memisahkan ion dengan satuan massa atom yang
1. Pengatur aliran gas (Gas Flow Controller). Tekanan diatur sekitar 1-4 atm
sedangkan aliran diatur 1-1000 liter gas per menit. Fase bergerak adalah gas
pembawa, yang paling lazim digunakan adalah He, N 2, H2, Ar, tetapi untuk
tinggi. Gas pembawa dialirkan lebih dahulu pada suatu silinder berisi molecular
karte silikon ke dalam kotak logam yang panas. Banyaknya sampel berkisar 0,5-
10 μL.
3. Kolom kromatografi.
dalam ukuran dan bahan isian. Ukuran yang umum sepanjang 6 kaki dan
berdiameter dalam ¼ inci, terbuat dari tabung tembaga atau baja tahan karat,
berbentuk spiral. Tabung diisi dengan suatu bahan padat halus dengan luas
permukaan besar yang relatif inert. Padatan tersebut adalah sebuah penyangga
mekanik untuk cairan. Sebelum diisi padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan
yang diinginkan yang berperan sebagai fase stasioner. Cairan ini harus stabil dan
tidak mudah menguap pada temperatur ruang dan harus sesuai untuk pemisahan
tertentu.
Tempat terjadinya proses ionisasi dari molekul yang berupa uap. Molekul
tersebut akan kehilangan satu elektron dan terbentuk ion molekul bermuatan
pada MS saat analisis dan pompa vakum rendah untuk mengurangi tekanan udara
luar MS.
11
selisih massa yang kecil serta dapat menghasilkan arus ion yang tinggi.
8. Detektor.
bergantung pada laju aliran massa sampel dan bukan pada konsentrasi sampel gas
penunjang.
Menurut Lee (2011: 9), bahwa kelebihan dan kekurangan dari alat GC-MS
Kelebihan:
Kekurangan: