TINJAUAN PUSTAKA
5
6
yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5
10o C dibawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan
tekanan (Craig dan hausmann, 1950).
encer, sehingga ester dipanaskan dibawah refluks dengan sebuah asam encer
seperti asam hidroklorat encer atau asam sulfat encer. Berikut ini adalah dua
contoh yang sederhana dari hidrolisis menggunakan sebuah katalis asam yaitu
(Brady, 1998):
1. Hidrolisis etil etanoat
2. Hidrolisis metil propanoat
Sedangkan hidrolisis menggunakan basa encer merupakan cara yang lazim
digunakan untuk hidrolisis ester. Ester dipanaskan dibawah refluks dengan sebuah
basa encer seperti larutan natrium hidroksida. Ada dua kelebihan utama dari cara
ini dibandingkan dengan menggunakan asam encer yaitu, reaksi yang terjadi
berlangsung dengan satu arah dan tidak reversibel, serta produknya lebih mudah
dipisahkan, contoh hidrolisis menggunakan larutan natrium hidroksida yaitu
(Brady, 1998):
1. Hidrolisis etil etanoat menggunakan larutan natrium hidroksida
2. Hidrolisis metil propanoat menggunakan larutan natrium hidroksida
Hidrolisis trigliserida dapat dilakukan dengan menggunakan asam atau
basa, dimana hidrolisis dengan katalis basa dikenal dengan istilah penyabunan
(saponifikasi). Hidrolisis trimiristin dengan penyabunan dilakukan dengan cara
memanaskan trigliserida dalam suatu air yang mengandung natrium hidroksida.
Isolasi asam miristat hasil dari hidrolisis dilakukan dengan cara penambahan asam
yang kemudian dilanjutkan rekristalisasi methanol (Guenther, 2006).
Dari hasil analisa komposisi senyawa kimia terhadap limbah pengolahan
minyak pala diperoleh bahwa limbah tersebut kaya akan senyawa trigliserida yaitu
trimiristin. Dengan mengisolasi trimiristin disertai amidasi menggunakan senyawa
amoniak maka akan diperoleh amida asam lemak yang selanjutnaya dapat
digunakan sebagai surfaktan. Pemanfaatan Trimiristin yang terdapat pada limbah
hasil; pengolahan minyak pala untuk ditranfor masikan menjadi miristimida
dengan cara mengisolasi limbah pala dengan pelarut n- heksan yang menghasilkan
rendemin trimiristin (Guenther, 2006).
11
2.3.2. Refluks
Prinsip umum dari metode refluks adalah penarikan komponen kimia yang
dilakukan dengan cara sampel dimasukkan kedalam labu alas bulat bersama-sama
dengan cairan atau larutan penyari yang kemudian dipanaskan, dimana pemanasan
ini dilakukan untuk mempercepat proses kelarutan pada sampel. Uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, setelah itu akan menyari
kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian
pelarut dilakukan sebanyak tiga kali setiap 3-4 jam, setelah itu filtrat yang
dihasilakan dikumpulkan dan dipekatkan (Subagio, 2003).