Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN III
Ekstraksi Metode Destilasi

NAMA NIM PARAF/TTD ASISTEN


AISYAH SUKARMAN F.21.002
DINDA JULIANA S F.21.013
MIMING F.21.030
NURIANA RODHIA PUTRI F.21.033
FADHILAH ANGGRAENI F.21.015
MUHAMMAD ARNAS F.20.029
KELAS 3 A FARMASI
KELOMPOK I (SATU)
ASISTEN INGGIT SURYANINGSIH A.Md. Farm
TGL KOREKSI/ACC

LABORATORIUM FARMASI TERPADU

PROGRAM STUDI D III FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam

pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat tradisional

sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman

obat-obatan, yang mana masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk

kesehatan. Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua

di dunia setelah Brasil (Notoatmodjo, 2007).

Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu

terus dilestarikan dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan

kesehatan sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Obat

tradisional ini tentunya sudah diuji bertahun-tahun bahkan berabad-abad

sesuai dengan perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia,(Notoatmodjo,

2007).

Tanaman obat sudah digunakan oleh masyarakat, sebelum

ditemukan obat sintetik. Bagian tanaman yang digunakan dapat diambil

dari berbagai bagian mulai dari daun, batang, akar, rimpang, buah,

maupun bunganya. Tanaman tertentu digunakan sebagai obat tradisional

oleh masyarakat karena memiliki khasiat yang terbukti secara empiris dan

tanpa efek samping. Hal inilah yang mendorong masyarakat modern untuk

kembali ke alam, karena obat-obat sintetik disamping harganya mahal,

juga telah banyak terbukti memberi efek samping yang tidak diinginkan.
Kandungan senyawa tersebut dapat dikelompokkan menjadi

senyawa metabolit primer dan senyawa metabolit sekunder. Senyawa

metabolit primer merupakan senyawa hasil metabolisme yang digunakan

untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisme. Biasanya

berupa molekul besar seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam

nukleat. Sedangkan senyawa metabolit sekunder merupakan molekul

kecil hasil metabolisme yang dihasilkan secara terbatas oleh organisme.

Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan pada tanaman sangat

beragam antara tanaman satu dengan yang lain. Pada umumnya senyawa

metabolit sekunder mempunyai bioaktivitas yang spesifik dan berfungsi

juga sebagai pertahanan terhadap hama atau untuk melawan penyakit.

Hampir semua bahan alami yang ada di Indonesia dapat

dimanfaatkan untuk pengobatan herbal selain itu banyak obat dan

pengobatan tradisional juga dengan memanfaatkan minyak atsiri. Pada

mulanya istilah “minyak atsiri” adalah istilah yang digunakan untuk

minyak yang bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat

yangmudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-

beda.Minyakatsiri yang mudah menguap terdapat di dalam kelenjar

minyak yang harus dibebaskan sebelum disuling yaitu

denganmerajang/memotong jaringan tanaman dan membuka kelenjar

minyaksebanyak mungkin, sehingga minyak dapat dengan mudah

diuapkan (Suryaningrum, 2009).


Dalam industri kimia unit reaksi dan pemisahan merupakan 2

halyang penting. Kedua unit tersebut berperan dalam penentuan kapasitas

pabrik sebagai penghasil produk yang memenuhi spesifikasi

produk.Dalam melakukan pemisahan pada bahan yang mudah menguap

digunakan metode destilasi.

Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix D. C) merupakan salah satu

dari suku rutaceae. Citrus hystrix yang disebut 'limau purut' di Malaysia,

'jeruk purut' di Indonesia dan 'som makrut' di Thailand. Tanaman ini

berasal dari Asia dan dibudidayakan di seluruh bagian dunia yang lebih

hangat (Burkill dalam Nor, 1999).

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian alat destilasi uap air.

2. Mahasiswa dapat melakukan ekstraksi senyawa metabolit dengan

metode destilasi uap air.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Jeruk Purut

1. Definisi

Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix D. C) merupakan salah satu

dari suku rutaceae. Citrus hystrix yang disebut 'limau purut' di

Malaysia, 'jeruk purut' di Indonesia dan 'som makrut' di Thailand.

Tanaman ini berasal dari Asia dan dibudidayakan di seluruh bagian

dunia yang lebih hangat (Burkill dalam Nor, 1999).

2. Klasifikasi Sampel

Ragnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceaae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus hytrix (Levang, 1991, Ortiz, 2002 dan

Tjitrosoepomo, 2010)
Gambar 1. Kulit Jeruk Purut
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Morfologi Kulit Jeruk Purut

Tanaman ini mempunyai ciri-ciri fisik yang khas, baik pada

penampilan buah maupun daunnya sehingga mudah dikenali. Tinggi

tanaman ini sekitar 3-5 m Buahnya berukuran lebih kecil dari kepalan

tangan manusia atau berdiameter sekitar 5-7,5 cm, berbentuk seperti

buah pir, berkulit tebal dengan karakter permukaannya yang berkerut-

kerut, berwarna hijau. Buah yang masak benar akan berwarna sedikit

kekuningan. Daging buah berwarna kekuningan, mempunyai rasa yang

sangat asam dan kadang-kadang agak pahit (Sarwono dalam Wijaya,

2010 dan Awang dalam Othman, 2016).

4. Kandungan Kimia

Daun jeruk purut mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid,

steroid, kumarin, fenolik, tanin, saponin, terpen, dan minyak atsiri.

Sedangkan, bagian kulit buah jeruk purut banyak mengandung

senyawa golongan flavonoid dan steroid, serta senyawa kumarin

(Setiawan, 2000).
5. Khasiat

Bagian daun umumnya digunakan untuk mengatasi kelelahan

sehabis sakit berat dan juga untuk menambah cita rasa masakan,

sedangkan kulitnya digunakan sebagai obat bisul, panas dalam, radang

kulit, radang payudara, kulit bersisik, dan kulit mengelupas (Setiawan,

2000). Selain itu, kulit buah jeruk purut juga dapat digunakan untuk

penyedap masakan, pembuatan kue, dan dibuat manisan (Setiadi dan

Parmin, 2004).

B. Metode Ekstraksi Destilasi

1. Definisi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan

kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahanmenguap

(volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia

yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan,campuran

zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan

kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titikdidih lebih

rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakantermasuk unit

operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini

didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing- masing

komponen akan menguap pada titik didihnya. Model idealdistilasi

didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton (Sarifudin,2010).


2. Prinsip Kerja

prinsip dasar destilasi uap adalah mendestilasi campuran senyawa

dibawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.

Selainitu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak

larutdalam air disemua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.

Uap airyang dialirkan kedalam labu yang berisi senyawa yang

akandimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa

tersebut, karen titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada

titikdidih dari komponen-komponennya (Saprudin, 2013)

3. Jenis-Jenis

Menurut Jenis-jenis destilasi adalah sebagai berikut :

a) Destilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah

perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu

komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka

komponen yangtitik didihnya yang lebih rendah akan

mmenguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga

perbedaan kevolatilan, yaitukecenderungan sebuah subtansi

untuk menjadi gas. Destili nidilakukan pada tekanan atmosfer.

Apikasi destilasi sederhanadigunakan untuk memisahkan

campuran air dan alkohol (Anonim,2012)


b) Destilasi Fraksinasi

Fungsi destilasi fraksinasi adalah memisahkan komponen-

komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan

perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan

untukcampuran perbedaan titik didih kurang dari 20℃ dan

bekerja padatekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.

Aplikasi daridestilasi jenis ini digunakan pada industri minyak

mentah, untukmemisahkan komponen-komponen dalam

minyak mentah.

Perbedaan destilasi fraksinasi dan destilasi sederhana

adalahadanya kolom fraksinasi. Dikolom ini terjadi pemanasan

secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap

platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk

pemurniandestilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.

Semakin ke atas,semakin tadak volatil cairannya (Gusti,2013)

c) Destilasi Uap

Destilasi uap yang digunakan pada campuran senyawa-

senyawayang memiliki titik didih mencapai 200℃ atau lebih.

Destilasi uapdapat menghilangkan senyawa-senyawa ini

dengan suhu mendekati 100℃ dalam tekanan atmosfer dengan

menggunakan uap atau udara mendidih. Sifat yang fundamental

dari destilasi uap adalah dapatmendestilasi campuran campuran

di bawah titik didih dari masing-masingmasing-masing


senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapatdigunakan

untuk campuran yang tidak larut dalam air di semuasuhu, tapi

dapat didestilasi dengan udara. Aplikasi dari destilasiuap

adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam sepertiminyak

kayu putih dari daun kayu putih, minyak sitrus dari lemonatau

jeruk, dan untuk dekstraksi minyak parfum dari

tumbuhan.lengkap melalui uap air yang masukcampuran dan

mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap daricampuran

akan naik ke atas menuju kondensor dan akhirnyamasuk ke

labu destilat.

d) Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang

ingindidestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat

terdekomposisisebelum atau mendekati titik didihnya, atau

campuran yangmemiliki titik didih di atas 150℃ . Metode

destilasi ini tidak dapatdigunakan pada pelarut dengan titik

didh yang rendah jikakondensornya menggunakan air dingin,

karena komponen yanguap tidak dapat dikondensasi oleh

udara. Untuk mengurangitekanan digunaan pompa vakum atau

aspirator. Aspirator berfungsisebagai penurun tekanan pada

sistem destilasi ini (Agus, 2012).


4. Rangkaian alat destilasi
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan Praktium

1. Alat yang digunakaan dalam paraktikum

Alat yang digunakan dalam ekstraksi dengan metode destilasi

adalah rangkaan alat destilasi uap air, dan wadah penampung ekstrak.

2. Bahan yang digunakan dalam praktikum

Bahan yang kami gunakan dalam ekstrasi dengan metode distilasi

adalah kulit jeruk purut, etanol 96%, aquadest, kain flanel/kertas

saring dan aluminium foil.

B. Prosedur Kerja

1. Penyiapan sampel

a) Disiapkan jeruk purut

b) Dilakukan pencucian pada air mengalir untuk menghilangkan

kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada

daun.

c) Dilakukan pemisahan antara kulit jeruk dan daging buah jeruk

d) Dirajang kulit jeruk purut

e) Disimpan dalam wadah.

2. Ekstraksi kulit jeruk purut dengan metode destilasi

a) Ditimbang sampel basah sebanyak 203 gram

b) Dimasukkan sampel kedalam labu alas bulat


c) Diisi labu alas bulat dengan aquadest sebanyak 600 ml, kemudian

ditempatkan diatas heating mantel dan diklem dengan kuat.

d) Dipasang pipa penghubung antara labu alas bulat dengan

kondensor dan diklem dengan kuat.

e) Dipasang juga pipa penghubung antara kondensor dengan wadah

penampung/erlenmeyar untuk menampung ekstrak.

f) Dimasukkan hasil ekstraksi dalam labu pisah.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Bobot sampel Volume penyari


Sampel Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
ekstraksi ekstraksi ekstraksi ekstraksi
1 2 1 2 1 2 1 2
203 203 294,3 302 600 600
Daun sirih - -
gram gram gram gram ml ml

B. Pembahasan

pada praktikum ekstrasi dengan metode destilasi, alat yang kami

gunakan yaitu alat destilasi uap skala kecil, dengan sampel yang kami

gunakan sampel basah kulit jeruk purut

Kami mengestraksi kulit jeruk purut yang telah dirajang

dimasukkan kedalam labu alas bulat yang telah berisi aquades sebanyak

600 ml dan telah dipanasi dengan heating mantel, pelarut yang

mengekstrak kulit jeruk purut berubah menjadi uap dan melewati

kondensor yang mendinginkan uap tesebut dan uap tadi berubah menjadi

caran yang berisikan aquadest dan minyak atsiri masuk kedalam

enrlenmeyer. Setelah kami rasa minyak atsiri dari jeruk purut yang kami

ekstraksi sudah kurang menghasilkan minyak atsiri, kami mengganti lagi

sampel baru kulit jeruk purut dengan berat yang sama yaitu 203 g dengan

penyari aquadest 600 ml, dan sampel diekstraksi ekmbali sama seperti

sebelumnya dilakukan pengekstraksi. Kemudian ekstrak yang dihasilkan


dimasukkan kedalam labu pemisah dan ditambahkan natrium metabisulfit

seanyak 0,5 g yang berfungsi sebagai membantu memisahkan antara air

dan minyak atsiri pada labu pemisah. Labu pemisah tadi di klem dan

dibahnya terdapat gelas kimia, saat air dan minyaknya sudah berpisah,

dimana minyak atsirinya berada di atas dan airnya berada dibawah, kran

labu pemisanya dibuka untuk mengeluarkan air/aquadesnya sehingga

didalam labu pemisahnya tinggal minyak atsirinya yang masih ada,

kemudian minyak atsirinya dimasukkan ke dalam botol vial.

Pada praktikum kali ini setelah dilakukan perhitungan rendemen

diperoleh nilai %K (bobot sampel sebelum ekstraksi/ bobot sampel

sesudah ekstraksi di kali 100%) dari sampel jeruk purtyaitu 68,3% .


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, pada praktikum ekstraksi dengan metode destilasi, alat yang

kami gunakan yatu alat destilasi uap skala kecil, dimana terdapat labu alas

bulatnya dengan dipanasi dengan heating mantel, dan kondensor dipasang

pada labu alas bulat denga menggunakan pipa penghubung dan antara

kondensor dan wadah penampung ekstraksi juga menggunakan pipa

penghubung yang ditutupi dengan aluminium foil.


DAFTAR PUSKATA

Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Biologi

UMS : Surakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :

Rineka Cipta.

Setiadi dan Parmin. 2004. Jeruk Asam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiawan, Dalimartha. 2000. Atlas Tumbuhan Obat di Indonesia. Trubus

Agriwidya: Jakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.

Yogyakarta: Gajah Mada University press.


LAMPIRAN

1. Perhitungan Rendemen

bobot sampel sebelum ekstraksi


%K = X 100 %
bobot sampel setelah ekstraksi

¿ 406 g
= X 100%
594,3 g

= 68,3 %

2. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai