Abstrak
Senna (Cassia angustifolia), adalah tumbuhan asli dari Afrika, termasuk keluarga Fabaceae,
subfamili Caesalpinioideae. Pertama kali diperkenalkan pada abad ke-9 karena efek medisnya
oleh ahli medis Arab. Senna adalah nama dari Arab, sedangkan di India dikenal dengan nama
Sanay. Di Indonesia, khususnya Jawa, daun senna lebih dikenal dengan nama godong seno
atau daun jati cina. Tumbuhan ini termasuk pohon seperti semak, yang tumbuh di alam tropis
maupun nontropis secara liar dengan ketinggian pohon mencapai 2-3 meter. Daunnya sudah
lama digunakan oleh nenek moyang serta putri-putri keraton untuk membantu proses
sekresi/pembuangan kotoran, sehingga tubuh akan terasa segar karena buang air besar lancar,
diperkirakan daun senna juga berkhasiat sebagai starter metabolisme. Tulisan ini menyajikan
informasi tentang eksplorasi senyawa organik daun senna. Analisis dilakukan dengan
menggunakan Pyrolisis-GCMS. Hasil terdapat 40 komponen senyawa. Diantara 10 senyawa
yang dominan adalah: Methyl-4,6-Di-O-Methyl-.Alpha; Beta.-D-Glucopyranoside; 5,10-
Diethoxy-2,3,7,8-Tetrahydro-1h,6h-Dipyrrolo;1,6-Anhydro-Beta-D-Glucopyranose; 8,11,14-
Eicosatrienoic Acid; Valeric Acid,Thio-,S-Sec-Butyl Ester 2-Butyl Thiol; Benzene, 1,2-
dimethoxy-4-(2-propenyl)-Methyleugenol;Oxacycloheptadec; Ambrettolide; l-Limonene; dan
Dodecanamide. Hasil analisis yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
dasar bagi penelitian pengembangan selanjutnya.
Email : gsmlina@gmail.com
1. Pendahuluan
Senna atau Cassia angustifolia adalah tanaman asli Afrika, Timur Tengah, khususnya Mesir
dan Sudan. Pertama kali diperkenalkan pada abad ke-9 karena efek medisnya oleh seorang ahli
medis dari Arab. Senna adalah nama dari Arab, sedangkan di India dikenal dengan nama
Sanay. Tumbuhan ini banyak tumbuh di daerah tropis Arab dan Afrika Utara. Di Indonesia,
khususnya Jawa, daun senna lebih dikenal dengan nama godong seno atau daun jati cina. Ada
lebih dari 400 spesies Sennae. Namun hanya tiga spesies yang telah digunakan dalam obat
tradisional, diantaranya Cassia acutifolia, Cassia lanceolata dan Cassia angustifolia, diantara
ke tiga spesies tersebut, yang lebih terkenal adalah Cassia acutifolia.
Tulisan ini menyajikan hasil eksplorasi potensi senyawa yang terdapat pada daun Cassia
angustifolia sebagai bahan baku obat dengan menggunakan pyrolisis GCMS, sehingga hasil
analisis yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar bagi pengembangan dan inovasi
selanjutnya.
Tumbuhan sena atau ati cina termasuk tumbuhan semak yang tumbuh di alam tropis maupun
nontropis yang tumbuh liar dengan ketinggian pohon mencapai 2-3 meter. Tumbuhan ini
tumbuh seperti pohon semak pada umumnya. Daun majemuknya menyirip genap (tanpa anak
daun ujung), memupunyai tiga sampai tujuh pasang helai, mnyempit atau membulat. Setiap
tumbuhan terdapat 4-5 tangkai daun. Daun bagian atas berwarna hijau keabu-abuan, sedangkan
daun bagian bawah berwarna hijau kekuningan. Tumbuhan ini berbunga lengkap dan
sempurna, punya lima daun kelopak, daun mahkotanya berwarna kuning dengan urat cokelat,
dan benang sarinya memiliki bagian steril. Bunganya berwarna kuning terang, berbentuk
kumpulan, berbeda dengan daunnya yang sendiri-sendiri. Pola berkembang biaknya dengan
biji. Setiap satu tangkai (kumpulan) bunga memiliki kurang lebih 4 kumpulan benangsari,
namun jumlah tersebut masih tergolong sangat sedikit. Biasanya dalam satu tangkai
(kumpulan) bunga ada 10 kumpulan benangsari. Benangsari yang terdapat dalam bungai akan
menyerbuki biji dengan metode penyerbukannya yang dibantu dengan angin, saat terjadi
pembuahan, biji yang sudah masak akan pecah dan jatuh terbawa angin, bila jatuhnya di lahan
yang bagus, bisa dipastikan pertumbuhan bibit baru. Adapun sistematikanya adalah sebagai
berikut :
Sistematika:
Bahan yang dipakai adalah daun senna yang sudah kering (Gambar 2). Sedang analisis
yang dilakukan adalah dengan menggunakan alat Pyrolisis GC-MS, yang dilakukan di
Laboratorium Terpadu, Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor.
3. Hasil Analisis
2. 5,10-Diethoxy-2,3,7,8-Tetrahydro-1h,6h-Dipyrrolo[1,2-A;1',2'-D]Pyrazine, Tiga
potensi zat antijamur yang peredaran, 2,6-difenil-piperidin, dan 5,10-diethoxy-2,3,7,8-
tetrahidro-1H, 6H-dipyrrolo [1,2-a ; 1 ', 2'-d] pyrazine. Aktivitas anti jamur dari L.
casei AST18 adalah efek sinergis dari asam laktat dan cyclopeptides (Li H, 2012).
34 O 2 . Asam oleat (dalam bentuk trigliserida) termasuk dalam diet manusia normal
sebagai bagian dari lemak hewan dan minyak nabati. Asam oleat sebagai garam
natrium yang merupakan komponen utama dari sabun sebagai agen pengemulsi . Hal
ini juga digunakan sebagai emolien. Sejumlah kecil asam oleat digunakan sebagai
eksipien dalam obat-obatan, dan digunakan sebagai pengemulsi atau pelarut agen dalam
produk aerosol. Asam oleat ini juga digunakan untuk menginduksi kerusakan paru-paru
pada beberapa jenis hewan, untuk tujuan pengujian obat baru dan cara lain untuk
mengobati penyakit paru-paru. Asam oleat digunakan sebagai fluks solder dalam
pekerjaan kaca patri. Merupakan lemak tak jenuh tunggal dalam diet manusia.
Konsumsi lemak tak jenuh tunggal telah dikaitkan dengan penurunan low-density
lipoprotein (LDL) kolesterol, dan mungkin meningkat high-density lipoprotein (HDL)
kolesterol. Namun, kemampuannya untuk meningkatkan HDL masih diperdebatkan.
Asam oleat mungkin bertanggung jawab untuk hipotensi (menurunkan tekanan darah
efek minyak zaitun . [22] Efek samping juga telah didokumentasikan, namun, karena
kedua oleat dan lemak tak jenuh tunggal kadar asam dalam membran sel darah merah
telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara , [23] meskipun konsumsi
oleat dalam minyak zaitun telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara
6. Asam Valerat, atau asam pentanoic, adalah rantai lurus alkil asam karboksilat dengan
rumus kimia C 5 H 10 O 2. Seperti asam karboksilat rendah berat molekul lain, memiliki
bau yang tidak menyenangkan. Hal ini ditemukan secara alami dalam tanaman
berbunga abadi valerian (Valeriana officinalis). Penggunaan utamanya adalah dalam
sintesis ester. Ester volatile asam valerat cenderung memiliki bau yang menyenangkan
dan digunakan dalam parfum dan kosmetik. Ethyl valerat dan pentil valerat digunakan
sebagai aditif makanan karena rasa buah mereka. Asam valerat muncul mirip dengan
struktur GHB dan neurotransmitter GABA di bahwa itu adalah asam karboksilat rantai
pendek, meskipun tidak memiliki gugus fungsional alkohol dan amina yang
berkontribusi terhadap aktivitas biologis dari GHB dan GABA, masing-masing. Ini
berbeda dari asam valproik hanya dengan kurang sisi-rantai 3-karbon. asam mevalonat
berasal dari asam valerat oleh metilasi. Valeric asam dapat menyebabkan iritasi jika
datang ke dalam kontak dengan kulit, mata, atau membran mukosa. Asam Valerat,
berguna untuk berbagai industri termasuk: Plasticizers dan L ubricants; Pelarut
Biodegradable dan pelumas; Rekayasa plastic; Agen epoxy curing; Perekat dan bubuk
pelapis; Inhibitor korosi; Wewangian dan obat-obatan; Elektrolit; dan Stabilisator
vinyl.
Hasil eksplorasi senyawa daun senna ( Cassia angustifolia) menunjukkan bahwa terdapat 40
komponen senyawa. Diantara 10 senyawa yang dominan adalah: Methyl-4,6-Di-O-Methyl-
Alpha; Beta.-D-Glucopyranoside; 5,10-Diethoxy-2,3,7,8-Tetrahydro-1h,6h-Dipyrrolo;1,6-
Anhydro-Beta-D-Glucopyranose; 8,11,14-Eicosatrienoic Acid; Valeric Acid,Thio-,S-Sec-Butyl
Ester 2-Butyl Thiol; Benzene, 1,2-dimethoxy-4-(2-propenyl)-Methyleugenol;
Oxacycloheptadec; Ambrettolide; l-Limonene; dan Dodecanamide. Diantara manfaat dan
prospek kegunaan daun senna adalah sebagai anti bakteri, anti jamur, anti tumor/kanker, serta
beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai bahan industri kosmetika.
Hasil analisis yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dasar bagi
penelitian pengembangan selanjutnya.
Daftar Pustaka
Mascolo N, Capasso F. (2005). Senna and the formation of aberrant crypt foci and tumors in
rats treated with azoxymethane. 1: Phytomedicine. 2005 Jun;12(6-7):501-5;
Doljak B, Kac J, Kreft S, Jane, D, Mlinarič A, Slanc P, Trukelj B, Umek A. Vaje. (2005) Iz
farmakognozije in farmacevtske biotehnologije. Fakulteta za farmacijo, Ljubljana 2005;
21
Listiarsasih, S. (2012). Evaluasi Efek Teh Jati Cina (Cassia Angustifolia Vahl.) Terhadap
Kadar Albumin Plasma Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Obes. Program Studi
Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Migliaccio CT, Bergauff MA, Palmer CP, Jessop F, Noonan CW, Ward TJ. (2009). Urinary
levoglucosan as a biomarker of wood smoke exposure: observations in a mouse model and
in children. Environ Health Perspect. J Expo Sci Environ Epidemiol Jan;117(1):74-9. doi:
10.1289/ehp.11378. Epub 2008 Aug 15.
Bergauff MA, Ward TJ, Noonan CW, Migliaccio CT, Simpson CD, Evanoski AR, Palmer CP.
(2010). Urinary levoglucosan as a biomarker of wood smoke: results of human exposure
studies. J Expo Sci Environ Epidemiol. 2010 Jun;20(4):385-92. doi: 10.1038/jes.2009.46.
Epub 2009 Aug 26.
Yao Xue Xue Bao. (2006). Effects of D-limonene dan L-limonene pada penyerapan
transdermal dari hidroklorida ligustrazine. School of Traditional Chinese Medicine, China
Pharmaceutical University, Nanjing, China
Scheer, M., Grote, A., Chang, A., Schomburg, I., Munaretto, C., Rother, M., Sohngen, C.,
Stelzer, M., Thiele, J., Schomburg, D. (2011). "BRENDA, the enzyme information system
in 2011." Nucleic Acids Res 39:D670-D676
Loubbardi, A., Marcireau, C., Karst, F., Guilloton, M. (1995). "Sterol uptake induced by an
impairment of pyridoxal phosphate synthesis in Saccharomyces cerevisiae: cloning and
sequencing of the PDX3 gene encoding pyridoxine (pyridoxamine) phosphate oxidase." J
Bacteriol 177:1817-1823