Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional MAPEKI XVIII

EKSPLORASI SENYAWA DAUN SENNA (Cassia


angustifolia) DENGAN CARA PYROLISIS GC-MS
SEBAGAI SUMBER BIOFARMAKA

Gusmailina & Sri Komarayati


___________________________________________________________________________

Abstrak

Senna (Cassia angustifolia), adalah tumbuhan asli dari Afrika, termasuk keluarga Fabaceae,
subfamili Caesalpinioideae. Pertama kali diperkenalkan pada abad ke-9 karena efek medisnya
oleh ahli medis Arab. Senna adalah nama dari Arab, sedangkan di India dikenal dengan nama
Sanay. Di Indonesia, khususnya Jawa, daun senna lebih dikenal dengan nama godong seno
atau daun jati cina. Tumbuhan ini termasuk pohon seperti semak, yang tumbuh di alam tropis
maupun nontropis secara liar dengan ketinggian pohon mencapai 2-3 meter. Daunnya sudah
lama digunakan oleh nenek moyang serta putri-putri keraton untuk membantu proses
sekresi/pembuangan kotoran, sehingga tubuh akan terasa segar karena buang air besar lancar,
diperkirakan daun senna juga berkhasiat sebagai starter metabolisme. Tulisan ini menyajikan
informasi tentang eksplorasi senyawa organik daun senna. Analisis dilakukan dengan
menggunakan Pyrolisis-GCMS. Hasil terdapat 40 komponen senyawa. Diantara 10 senyawa
yang dominan adalah: Methyl-4,6-Di-O-Methyl-.Alpha; Beta.-D-Glucopyranoside; 5,10-
Diethoxy-2,3,7,8-Tetrahydro-1h,6h-Dipyrrolo;1,6-Anhydro-Beta-D-Glucopyranose; 8,11,14-
Eicosatrienoic Acid; Valeric Acid,Thio-,S-Sec-Butyl Ester 2-Butyl Thiol; Benzene, 1,2-
dimethoxy-4-(2-propenyl)-Methyleugenol;Oxacycloheptadec; Ambrettolide; l-Limonene; dan
Dodecanamide. Hasil analisis yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
dasar bagi penelitian pengembangan selanjutnya.

Kata Kunci : Analisis, daun, eksplorasi, manfaat, senna, senyawa


___________________________________________________________________________
Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH). Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor. Telp./Fax. (0251)8633378/8633413

Email : gsmlina@gmail.com
1. Pendahuluan

Senna atau Cassia angustifolia adalah tanaman asli Afrika, Timur Tengah, khususnya Mesir
dan Sudan. Pertama kali diperkenalkan pada abad ke-9 karena efek medisnya oleh seorang ahli
medis dari Arab. Senna adalah nama dari Arab, sedangkan di India dikenal dengan nama
Sanay. Tumbuhan ini banyak tumbuh di daerah tropis Arab dan Afrika Utara. Di Indonesia,
khususnya Jawa, daun senna lebih dikenal dengan nama godong seno atau daun jati cina. Ada
lebih dari 400 spesies Sennae. Namun hanya tiga spesies yang telah digunakan dalam obat
tradisional, diantaranya Cassia acutifolia, Cassia lanceolata dan Cassia angustifolia, diantara
ke tiga spesies tersebut, yang lebih terkenal adalah Cassia acutifolia.

Tulisan ini menyajikan hasil eksplorasi potensi senyawa yang terdapat pada daun Cassia
angustifolia sebagai bahan baku obat dengan menggunakan pyrolisis GCMS, sehingga hasil
analisis yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar bagi pengembangan dan inovasi
selanjutnya.

1.1. Profil Tumbuhan Senna (Cassia angustifolia)

Tumbuhan sena atau ati cina termasuk tumbuhan semak yang tumbuh di alam tropis maupun
nontropis yang tumbuh liar dengan ketinggian pohon mencapai 2-3 meter. Tumbuhan ini
tumbuh seperti pohon semak pada umumnya. Daun majemuknya menyirip genap (tanpa anak
daun ujung), memupunyai tiga sampai tujuh pasang helai, mnyempit atau membulat. Setiap
tumbuhan terdapat 4-5 tangkai daun. Daun bagian atas berwarna hijau keabu-abuan, sedangkan
daun bagian bawah berwarna hijau kekuningan. Tumbuhan ini berbunga lengkap dan
sempurna, punya lima daun kelopak, daun mahkotanya berwarna kuning dengan urat cokelat,
dan benang sarinya memiliki bagian steril. Bunganya berwarna kuning terang, berbentuk
kumpulan, berbeda dengan daunnya yang sendiri-sendiri. Pola berkembang biaknya dengan
biji. Setiap satu tangkai (kumpulan) bunga memiliki kurang lebih 4 kumpulan benangsari,
namun jumlah tersebut masih tergolong sangat sedikit. Biasanya dalam satu tangkai
(kumpulan) bunga ada 10 kumpulan benangsari. Benangsari yang terdapat dalam bungai akan
menyerbuki biji dengan metode penyerbukannya yang dibantu dengan angin, saat terjadi
pembuahan, biji yang sudah masak akan pecah dan jatuh terbawa angin, bila jatuhnya di lahan
yang bagus, bisa dipastikan pertumbuhan bibit baru. Adapun sistematikanya adalah sebagai
berikut :

Sistematika:

Phylum Spermatophyta (Magnoliophyta)


Subphylum Magnoliophytina
Classis Magnoliatae (Dicotyledonae)
Subclassis Rosidae
Superordo Fabanae
Ordo Fabales
Familia Caesalpinaceae
Genus Cassia
Spesies Cassia angustifolia Vahl in Cassia senna L
Gambar 1. Profil tumbuhan senna (Cassia angustifolia)

2. Bahan dan Metode Analisis

Bahan yang dipakai adalah daun senna yang sudah kering (Gambar 2). Sedang analisis
yang dilakukan adalah dengan menggunakan alat Pyrolisis GC-MS, yang dilakukan di
Laboratorium Terpadu, Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor.

Gambar 2. Daun senna kering bahan untuk analisa

3. Hasil Analisis

Hasil analisis menggunakan Py-GC-MS (Pyrolisis Spektrometri Massa Kromatografi


Gas) yang telah dilakukan di Laboratorium Terpadu Puslitbang Hasil Hutan, Bogor
menunjukkan bahwa ditemukan 40 derivat komponen utama yang terdapat pada daun senna
(Gambar 4), 15 komponen senyawa yang dominan antara lain dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis 15 senyawa dominan daun senna (Cassia angustifolia)


No Senyawa Konsentrasi
(%)
1 Methyl-4,6-Di-O-Methyl-.Alpha.,.Beta.-D-Glucopyranoside 14.91
(C14H18O6)
2 5,10-Diethoxy-2,3,7,8-Tetrahydro-1h,6h-Dipyrrolo[1,2-A;1',2'- 6.62
D]Pyrazine
3 1,6-Anhydro-Beta-D-Glucopyranose (Levoglucosan) 5.65
4 9-Octadecenoic acid (Z)- (CAS) Oleic acid 4.82
5 8,11,14-Eicosatrienoic Acid, (Z,Z,Z)- (Cas) Cis,Cis,Cis-8,11,14- 4.48
Eicosatrienoic
6 Valeric acid, thio-, S-sec-butyl ester (CAS) 2-Butyl Thiol Nor- 4.31
Pentanoate
7 Benzene, 1,2-dimethoxy-4-(2-propenyl)- (CAS) Methyleugenol 3.96
8 Oxacycloheptadec-8-en-2-one (CAS) Ambrettolide 3.71
9 2,6,10,14,18,22-Tetracosahexaene, 2,6,10,15,19,23-hexamethyl- (CAS) 2.98
Squalene
10 l-Limonene 2.94
11 Dodecanamide (CAS) 41 2.91
12 5-Heptenoic acid, 2,6-dimethyl-2-vinyl- (CAS) 2.68
13 4-Acetyl-2,2,5,5-Tetramethyl-3-Imidazoline-1- 2.46
14 Benzene (CAS) Phene 2.21
15 Dotriacontane (CAS) n-Dotriacontane 2.20

Prospek pemanfaatan beberapa senyawa yang terkandung:

1. Metil 4,6-O-benziliden-α-D-glucopyranoside merupakan turunan metil α-D-


glucopyranoside, berbentuk Kristal putih padat, diuji in vitro berfungsi sebagai
aktivitas antibakteri. Karbohidrat & Derivatif ; Aromatics.

2. 5,10-Diethoxy-2,3,7,8-Tetrahydro-1h,6h-Dipyrrolo[1,2-A;1',2'-D]Pyrazine, Tiga
potensi zat antijamur yang peredaran, 2,6-difenil-piperidin, dan 5,10-diethoxy-2,3,7,8-
tetrahidro-1H, 6H-dipyrrolo [1,2-a ; 1 ', 2'-d] pyrazine. Aktivitas anti jamur dari L.
casei AST18 adalah efek sinergis dari asam laktat dan cyclopeptides (Li H, 2012).

3. 1,6-Anhydro-Beta-D-Glucopyranose (Levoglucosan) dengan rumus molekul


C6H10O5, White Crystalline Odourless Padat, berguna sebagai karbohidrat synthon
farmasi menengah.. Senyawa ini termasuk kelas senyawa organik yang dikenal sebagai
oxepanes. Ini adalah senyawa yang mengandung sebuah cincin oxepane, yang
merupakan tujuh anggota jenuh heterosiklik alifatik dengan satu oksigen dan enam
atom karbon (Migliaccio, dkk. 2009; dan Bergauff dkk., 2010).
4. 9-Octadecenoic acid (Z)- (CAS) Oleic acid dengan rumus molekul C H 36 O 2, C 18 H
19

34 O 2 . Asam oleat (dalam bentuk trigliserida) termasuk dalam diet manusia normal
sebagai bagian dari lemak hewan dan minyak nabati. Asam oleat sebagai garam
natrium yang merupakan komponen utama dari sabun sebagai agen pengemulsi . Hal
ini juga digunakan sebagai emolien. Sejumlah kecil asam oleat digunakan sebagai
eksipien dalam obat-obatan, dan digunakan sebagai pengemulsi atau pelarut agen dalam
produk aerosol. Asam oleat ini juga digunakan untuk menginduksi kerusakan paru-paru
pada beberapa jenis hewan, untuk tujuan pengujian obat baru dan cara lain untuk
mengobati penyakit paru-paru. Asam oleat digunakan sebagai fluks solder dalam
pekerjaan kaca patri. Merupakan lemak tak jenuh tunggal dalam diet manusia.
Konsumsi lemak tak jenuh tunggal telah dikaitkan dengan penurunan low-density
lipoprotein (LDL) kolesterol, dan mungkin meningkat high-density lipoprotein (HDL)
kolesterol. Namun, kemampuannya untuk meningkatkan HDL masih diperdebatkan.
Asam oleat mungkin bertanggung jawab untuk hipotensi (menurunkan tekanan darah
efek minyak zaitun . [22] Efek samping juga telah didokumentasikan, namun, karena
kedua oleat dan lemak tak jenuh tunggal kadar asam dalam membran sel darah merah
telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara , [23] meskipun konsumsi
oleat dalam minyak zaitun telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara

5. 8,11,14-Eicosatrienoic Acid, (Z,Z,Z)- (Cas) Cis,Cis,Cis-8,11,14-Eicosatrienoic dengan


rumus molekul C20H34O2 sinonim asam homo-γ-linolenat. Eicosatrienoic adalah asam
lemak yang memiliki tindakan tumoricidal selektif. aliphatic, gliserol, Asam Lemak
Derivatif & Lipid, Isotop Bertanda Senyawa. Aplikasi: cis-8,11,14-Eicosatrienoic
Acid Methyl Ester-d3 adalah isotop berlabel analog cis-8,11,14-Eicosatrienoic Acid
Methyl Ester (E477925); turunan metil ester dari cis-8,11,14-Eicosatrienoic Acid
(E477930) yang merupakan asam lemak dengan aktivitas tumoricidal selektif (anti
tumor).

6. Asam Valerat, atau asam pentanoic, adalah rantai lurus alkil asam karboksilat dengan
rumus kimia C 5 H 10 O 2. Seperti asam karboksilat rendah berat molekul lain, memiliki
bau yang tidak menyenangkan. Hal ini ditemukan secara alami dalam tanaman
berbunga abadi valerian (Valeriana officinalis). Penggunaan utamanya adalah dalam
sintesis ester. Ester volatile asam valerat cenderung memiliki bau yang menyenangkan
dan digunakan dalam parfum dan kosmetik. Ethyl valerat dan pentil valerat digunakan
sebagai aditif makanan karena rasa buah mereka. Asam valerat muncul mirip dengan
struktur GHB dan neurotransmitter GABA di bahwa itu adalah asam karboksilat rantai
pendek, meskipun tidak memiliki gugus fungsional alkohol dan amina yang
berkontribusi terhadap aktivitas biologis dari GHB dan GABA, masing-masing. Ini
berbeda dari asam valproik hanya dengan kurang sisi-rantai 3-karbon. asam mevalonat
berasal dari asam valerat oleh metilasi. Valeric asam dapat menyebabkan iritasi jika
datang ke dalam kontak dengan kulit, mata, atau membran mukosa. Asam Valerat,
berguna untuk berbagai industri termasuk: Plasticizers dan L ubricants; Pelarut
Biodegradable dan pelumas; Rekayasa plastic; Agen epoxy curing; Perekat dan bubuk
pelapis; Inhibitor korosi; Wewangian dan obat-obatan; Elektrolit; dan Stabilisator
vinyl.

7. C H 14 O 2 sinonim Metil eugenol. Benzene, 1,2-dimetoksi-4- (2-propenil) -, juga


11
dikenal sebagai metil eugenol, adalah bahan kimia yang terjadi secara alami dalam
berbagai tanaman, termasuk berbagai herbal. Minyak esensial dan tumbuh-tumbuhan
yang mengandung metil eugenol juga digunakan dalam produk-produk kesehatan
alami. Metil eugenol hadir dalam minyak esensial dari beberapa spesies tanaman.
Minyak ini diekstrak untuk digunakan sebagai bahan aroma dan pelembut dalam
produk perawatan pribadi dan kosmetik dan sebagai bahan bumbu dalam makanan dan
minuman.
8. C 16 H 28 O 2 sinonim Ambrettolide Sinonim Isoambrettolide; omega-6-
exadecenlactone; 10-Hexadecenolide; 16-Hydroxy-10-hexadecenoic asam omega-
lakton; Lakton Moschus; Oxacycloheptadec-10-en-2-satu; Omega-10-
hexadecenlactone. Sinonim : Ambrettolid; Ambrettolide; Cyclohexadecen-7-olide;
Omega-6-Hexadecenlactone ; 16-Hydroxy-7-hexadecenoic lakton asam ; Musk
ambrette ; Musk ambrette (alami); Musk alami ; Ambrette musk Alam ; Kategori:
Makanan dan pakan aditif, kosmetik dalam jumlah penggunaan rata-rata 0,5% serta
0,1% untuk penggunaan dalam makanan.
9. 2,6,10,14,18,22-Tetracosahexaene, 2,6,10,15,19,23-hexamethyl- (CAS) Squalene.
Squalene adalah triterpen alami yang berperan penting dalam sintesis kolesterol,
hormon steroid, dan vitamin D dalam tubuh manusia. Squalene umumnya digunakan
sebagai prekursor biokimia dalam penyusunan steroid. Squalene juga merupakan
pelembab alami dengan toksisitas akut rendah dan tidak iritasi kulit manusia yang
signifikan atau sensitizer. Kegunaan untuk eksipien kosmetik dan farmasi (Scheer, M.,
dkk. 2011).
10. l-Limonene. Limonene adalah alkena Rumus Molekul adalah C 10 H 16. , Limonene
adalah dari keluarga hidrokarbon yang dihasilkan oleh tanaman-yang dikenal sebagai
'terpen' memiliki bau yang kuat dari jeruk. Limonene adalah terpene oranye. Terpene
yang hadir dalam minyak esensial, terutama minyak jeruk, yang pada gilirannya dapat
digunakan untuk banyak hal seperti perasa makanan alami, wewangian dan
aromaterapi. Limonene adalah hidrokarbon cair berwarna. Hal ini digunakan dalam
sintesis kimia sebagai prekursor untuk carvone (anggota keluarga bahan kimia yang
disebut 'terpenoid') dan sebagai pelarut dalam produk pembersih berbasis renewably.
Limonene mengambil namanya dari lemon, sebagai kulit dari lemon, seperti buah jeruk
lainnya, mengandung sejumlah besar senyawa ini, yang memberikan kontribusi untuk
bau mereka (Yao Xue Xue Bao, 2006).
Gambar 4. Histogram analisis daun senna dengan pyrolisis GCMS
4. Kesimpulan/ Penutup.

Hasil eksplorasi senyawa daun senna ( Cassia angustifolia) menunjukkan bahwa terdapat 40
komponen senyawa. Diantara 10 senyawa yang dominan adalah: Methyl-4,6-Di-O-Methyl-
Alpha; Beta.-D-Glucopyranoside; 5,10-Diethoxy-2,3,7,8-Tetrahydro-1h,6h-Dipyrrolo;1,6-
Anhydro-Beta-D-Glucopyranose; 8,11,14-Eicosatrienoic Acid; Valeric Acid,Thio-,S-Sec-Butyl
Ester 2-Butyl Thiol; Benzene, 1,2-dimethoxy-4-(2-propenyl)-Methyleugenol;
Oxacycloheptadec; Ambrettolide; l-Limonene; dan Dodecanamide. Diantara manfaat dan
prospek kegunaan daun senna adalah sebagai anti bakteri, anti jamur, anti tumor/kanker, serta
beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai bahan industri kosmetika.
Hasil analisis yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dasar bagi
penelitian pengembangan selanjutnya.

Daftar Pustaka

Mascolo N, Capasso F. (2005). Senna and the formation of aberrant crypt foci and tumors in
rats treated with azoxymethane. 1: Phytomedicine. 2005 Jun;12(6-7):501-5;

Vanderperren B, Rizzo M, Angenot L, Haufroid V, Jadoul M, Hantson P. (2005). Acute liver


failure with renal impairment related to the abuse of senna anthraquinone glycosides. Ann
Pharmacother. 2005 Jul-Aug;39(7-8):1353-7.

Doljak B, Kac J, Kreft S, Jane, D, Mlinarič A, Slanc P, Trukelj B, Umek A. Vaje. (2005) Iz
farmakognozije in farmacevtske biotehnologije. Fakulteta za farmacijo, Ljubljana 2005;
21

Listiarsasih, S. (2012). Evaluasi Efek Teh Jati Cina (Cassia Angustifolia Vahl.) Terhadap
Kadar Albumin Plasma Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Obes. Program Studi
Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Hoirul, M. (2008). Glikosida Antrakinon. Departemen Pendidikan Nasional Universitas


Jenderal Soedirman. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu-Ilmu Kesehatan. Jurusan Farmasi.
Purwokerto.

Li H, Liu L, Zhang S, Cui W, Lv J. (2012). Identification of antifungal compounds produced


by Lactobacillus casei AST18. Jurn Microbiol. Aug;65(2):156-61

Migliaccio CT, Bergauff MA, Palmer CP, Jessop F, Noonan CW, Ward TJ. (2009). Urinary
levoglucosan as a biomarker of wood smoke exposure: observations in a mouse model and
in children. Environ Health Perspect. J Expo Sci Environ Epidemiol Jan;117(1):74-9. doi:
10.1289/ehp.11378. Epub 2008 Aug 15.

Bergauff MA, Ward TJ, Noonan CW, Migliaccio CT, Simpson CD, Evanoski AR, Palmer CP.
(2010). Urinary levoglucosan as a biomarker of wood smoke: results of human exposure
studies. J Expo Sci Environ Epidemiol. 2010 Jun;20(4):385-92. doi: 10.1038/jes.2009.46.
Epub 2009 Aug 26.
Yao Xue Xue Bao. (2006). Effects of D-limonene dan L-limonene pada penyerapan
transdermal dari hidroklorida ligustrazine. School of Traditional Chinese Medicine, China
Pharmaceutical University, Nanjing, China

Scheer, M., Grote, A., Chang, A., Schomburg, I., Munaretto, C., Rother, M., Sohngen, C.,
Stelzer, M., Thiele, J., Schomburg, D. (2011). "BRENDA, the enzyme information system
in 2011." Nucleic Acids Res 39:D670-D676

Loubbardi, A., Marcireau, C., Karst, F., Guilloton, M. (1995). "Sterol uptake induced by an
impairment of pyridoxal phosphate synthesis in Saccharomyces cerevisiae: cloning and
sequencing of the PDX3 gene encoding pyridoxine (pyridoxamine) phosphate oxidase." J
Bacteriol 177:1817-1823

Anda mungkin juga menyukai