Anda di halaman 1dari 6

1. Keladi Duri (Lasia spinosa (L.

) Thwaites)
a. Sinonim
 Dracontium spinosum L.
 Lasia aculeata Lour.
 Lasia crassifolia Engl.
b. Habitus
Herba. Terna tahunan, tinggi mencapai 1-2 m.
c. Bagian yang Digunakan
 Daun
 Batang
 Rimpang
d. Syarat Tumbuh
 Matahari penuh
 Butuh keteduhan
e. Habitat
 Lahan basah
 Pinggiran sungai
 Hutan
 Daratan
f. Penyebaran Tanaman
Keladi duri berasal dari India dan tersebar secara meluas hingga ke kawasan Nugini,
China, dan Semenanjung Malaysia. Tanaman ini memiliki khasiat sebagai obat
tradisional. Selain itu, daun muda digunakan sebagai sayuran dan bagus untuk ibu
menyusui. Batang yang telah dikupas dapat dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap
masakan.
g. Nama Lokal
 Geli-geli (Malaysia)
 Ngamling, Sambeng, Sampi (Indonesia)
h. Agroekologi
Tumbuh ideal di dataran rendah hingga sedang. Umumnya ditemukan di hutan hujan
tropis dan subtropis, sepanjang sungai, parit, tanah rawa. dan tempat terbuka, serta basah.
i. Morfologi
 Akar: serabut, warna putih.
 Batang: tegak,lunak, bulat, hijau.
 Daun: hijau, tunggal, lonjong, pangkal bertoreh, tepi rata, pertulangan menyirip,
permukaan mengkilat, panjang 20-40 cm, lebar 20-30 cm, bertangkai silindris.
 Bunga: kuning kemerahan, majemuk, bentuk tongkol, berkelamin dua, di ketiak daun,
kelopak setiga, dan panjang mahkota 12 cm.
 Buah: buni, segitiga, dan berwarna putih kotor.
 Biji: kecil, warna cokelat.
j. Budidaya
 Perbanyakan generatif (biji).
 Perbanyakan vegetatif menggunakan anakan.
k. Kandungan Senyawa Kimia
Alkaloid, tanin, fenol, flavanoid, steroid, saponins, glycosides, asam askorbat, α-carotene,
ß-carotene, ß-carotene-5, 6, 5/, 6/ diepoxide, 5, 6, 5/ 6/-diepoxy-5, 8, 5/,8/-tetrahydro-ß,
ßarotene-3,3/ -diol, Cis-neoxanthin.
l. Khasiat
Mengatasi kolik, rematik, wasir, radang paru-paru, gangguan usus, batuk berdarah,
kanker rahim, gigitan ular dan serangga, luka-luka, pendarahan, nyeri sendi, infeksi kulit,
memiliki aktivitas sebagai antelmintik (obat cacing), analgesik (pereda nyeri), antibakteri,
antitusif (pereda batuk), antiinflamasi (antiradang), antidiare.
m. Simplisia
Tepung Kohila
 Pilih umbi yang belum terlalu tua lalu cuci bersih.
 Kupas umbi dan pisahkan dari kulitnya lalu potong-potong menjadi bagian yang
kecil.
 Masukkan ke oven dan keringkan dengan suhu 60°Cselama 48 jam. Giling dengan
alat giling atau blender sampai benar-benar halus. Ayak menggunakan ayakan 100
mesh agar mendapat serbuk halus.
 Kemas dalam kemasan kedap udara dan simpan pada suhu 4°C.

Sinonim:
Dracontium spinosum L.
Lasia aculeata Lour.
Lasia crassifolia Engl.

L. Spinosa merupakan tumbuhan herba terna tahunan dengan tinggi yang dapat
mencapai 1-2 m dan tumbuh ideal pada lingkungan, seperti dataran rendah hingga
sedang, serta umumnya ditemukan di hutan hujan tropis dan subtropis, sepanjang sungai,
parit, tanah rawa dan tempat terbuka dan basah . Spinosa hanya dapat tumbuh dengan
matahari penuh, namun tetap butuh keteduhan. L. Spinosa berasal dari India dan tersebar
secara meluas hingga ke kawasan Nugini, China, dan Semenanjung Malaysia. L. Spinosa
memiliki beberapa sebutan, yaitu Geli-Geli (Malaysia) dan Sambeng (Indonesia).
Tanaman ini memiliki khasiat sebagai obat tradisional. Selain itu, daun muda digunakan
sebagai sayuran dan bagus untuk ibu menyusui. Batang yang telah dikupas dapat
dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan.
L. Spinosa dapat dikenali dengan ciri morfologi memiliki akar serabut berwarna
putih. Batang dari L. Spinosa tegak, lunak, berbentuk bulat, dan berwarna hijau. Daun
dari tanaman ini berwarna hijau, tunggal, lonjong, pangkal bertoreh, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan daun yang mengkilat, memiliki panjang 20-40 cm dan lebar 20-30
cm, serta bertangkai silindris. Bunga tanaman L. Spinosa memiliki warna kuning
kemerahan, majemuk, berbentuk tongkol, berkelamin dua, terletak di ketiak daun,
kelopak berbentuk segitiga, dan Panjang mahkota sebesar 12 cm. Buah dari tanaman ini
berjenis buni, berbentuk segitiga, dan berwarna putih kotor. Selain itu, tanaman ini juga
memiliki biji yang kecil dan berwarna cokelat.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa L. Spinosa mengandung banyak
komponen nutrisi dan fitokimia penting, seperti alkana, aldehida, alkaloid, karotenoid,
flavonoid, asam lemak, keton, lignan, fenolik, terpenoid, steroid, dan minyak atsiri
dengan bioaktivitas yang sangat baik.
Gambar 5
Struktur kimia dari fitokimia penting yang ditemukan di berbagai bagian L. Spinosa

Profil Fitokimia dari L. spinosa Tabel 1

Bagian Kelas
Kandungan
Tanaman Fitokimia
Daun Alkaloids Berberine
Aldehyde p-Hydroxy benzaldehyde
Daun dan
akar/rimpang Kandungan 4-Hydroxybenzoic acid, 2-(4′-methoxyphenyl)-ethanol, 4-
lain methoxyphenethyl alcohol, 1-tetracosane
α-Carotene, β-carotene, β-carotene-5,6, 5′, 6′-diepoxide; 5, 6,
Tangkai Carotenoid
5′, 6′-diepoxy-5, 8, 5′,8′-tetrahydro-β, cis-neoxanthin
Terpinoid Limonene, β-elemene, squalene, caryophyllene
Methyl octadec-6,9-dien-12-ynoate, α-glyceryl-linolenate α-
Volatile oil
pinene, α-selinene, camphene, δ-3-carene, camphor
4-Hydroxybenzoic acid, morin, cinnamic acid, syringic acid,
Phenolics
gentisic acid
Aerial parts
Methyl ester of oleic acid, palmitic acid, stearic acid,
Fatty acids
epoxyoleic acid
Spinasterone, β-sitosterol, γ-sitosterol, stigmasterol,
Steroid
campesterol, crinosterol,
Alkane Hexatriacontane, heptacosane
Akar/rimpang Lignan Lyoniresinol, meridinol, secoisolariciresinol; 5,5′-
dimethoxysecoiso-lariciresinol; 2-(4-hydroxy-3,5-
dimethoxybenzyl)-3-(4-hydroxy-3-methoxybenzyl)-1,2-
butanediol; (7′S,8S,8R)-4,4′-dihydroxy-3,3′5,5′-
tetramethoxy-7′,9-eproxylignan-9′-ol-7-one; 5,5′-dimethoxy-
lariciresinol; 5′-methyoxlariciresinol,
dihydrodehydrodiconifery alcohol; syringaresinol
Bagian Kelas
Kandungan
Tanaman Fitokimia
Phenolic Procyanidin A1
Gentisic acid, isovanilic acid, syringic acid, chlorogenic acid,
Phenolic
p-hydroxy benzoic acid, (+)-catechin
Seluruh Flavonoids Vitexin, vitexin 2”-O-β-D-glucopyranoside; isorhamnetin 3-
bagian (glycosides dan O-rutinoside, morin, apigenin, 3′-methyl quercetin-3-O-α-L-
aglycones) rhamnopyranosyl-(1/6) β-D-glucopyranoside; triglochinin
Ketone Hexahydrofarnesyl acetone

Bukti-bukti farmakologis ilmiah mendukung fakta bahwa tanaman L. spinosa memiliki


efek farmakologis pada pengobatan. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Antioksidan
Aktivitas penangkal radikal bebas dari ekstrak daun L. spinosa pada 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazil (DPPH) telah dinilai dan menunjukkan aktivitas antioksidan yang
signifikan. Aktivitas antioksidan disebabkan oleh adanya senyawa polifenol tingkat
tinggi.
2. Antiinflamasi
Ekstrak daun L. spinosa menekan upregulasi enzim iNOS (NOS2), COX2, dan sitokin
proinflamasi (TNF-α, IL-1β, and IL-6 dan IL-6) serta meningkatkan sitokin (IL 10) yang
menghasilkan efek antiinflamasi.
3. Antimikroba
Ekstrak metanol daun L. spinosa menunjukkan sifat antimikroba sedang terhadap acillus
subtilis, E. coli, Bacillus cereus, S. aureus, Candida albicans, Aspergillus niger,
dan Vibrio para hemolyticus pada 400 μg/cakram dengan uji difusi cakram.
4. Sitotoksik
Ekstrak air dari daun L. spinosa menunjukkan sitotoksisitas sedang (LC50 = 98.66 μg/mL)
dengan teknik bioassay kematian udang air asin, sedangkan ekstrak metanol dari seluruh
tanaman menyebabkan efek sitotoksik yang signifikan (IC50 = 13.49 μg/mL) pada udang
air asin.
5. Antidiare
Ekstrak akar L. spinosa pada 250 mg/kg bb menyebabkan peningkatan yang sedikit
signifikan pada protein laten, tetapi 500 mg/kg bb menyebabkan peningkatan yang
signifikan sehingga dapat disimpulkan ekstrak akar L. spinosa menunjukkan aktivitas
antidiare yang kuat, mendukung penggunaan tradisionalnya yang digunakan untuk
mengatasi diare.
6. Antihelminthic
Ekstrak metanol daun L. spinosa secara signifikan menunjukkan kelumpuhan dan
memicu kematian cacing, terutama pada dosis tinggi (100 mg/mL) terhadap
Pheritimaposthuma, dalam model hewan hymenolepisdiminuta-tikus dan tikus yang
terinfeksi dengan Trichinellaspiralis (800 mg/kg).
7. Antidiabetes
Ekstrak hidroalkohol batang L. spinosa telah mengungkapkan aktivitas antidiabetes pada
200 dan 400 mg/kg (po) pada tikus albino diabetik yang diinduksi deksametason (10
mg/kg sc) dengan mencegah kenaikan kadar glukosa serum yang dipicu oleh
deksametason dan secara signifikan mengurangi kadar trigliserida. Ekstrak ini juga
memperbaiki hiperglikemia, dan kemungkinan memiliki potensi terapeutik yang lebih
besar karena mereka juga dapat memberikan efek menguntungkan pada perjalanan klinis
diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin (NIDDM), hipertensi, dan penyakit arteri
coroner.
8. Antihiperlipidemia
Daun L. spinosa memiliki potensi untuk mencegah pankreatitis yang diinduksi
hiperlipidemia pada tikus pada konsentrasi 400 dan 800 mg/kg (po) sambil mengerahkan
efek kardioprotektif dengan meningkatkan kolesterol lipoprotein-densitas tinggi (HDL-c)
serum secara signifikan pada 100 mg /kg, po, dan Triton-X 100 pada 480 mg/kg, ip pada
model hewan hiperlipidemia yang diinduksi.
9. Antinosiseptif
Pada nyeri yang diinduksi asam asetat dan hot plate pada tikus, ekstrak hidroalkohol dari
akar L. spinosa mengungkapkan aktivitas antinosisptif pada tikus, yang dinyatakan
masing-masing 37% dan 50% penghambatan menggeliat pada 250 mg/kg dan 500 mg/kg
bb, sementara ambang nyeri meningkat.
10. Melindungi system pencernaan dan reproduksi
Ekstrak hidroalkohol rimpang L. spinosa terbukti mampu meningkatkan kadar testosteron
serum dan jumlah sperma pada tikus jantan pada 40 g/kg bb. Data ini kemudian
dikonfirmasi dengan peningkatan berat testis dan jumlah sperma, dengan peningkatan
berat absolut testis dikaitkan dengan peningkatan biosintesis androgen yang
menyebabkan peningkatan kadar testosteron serum.
DAFTAR PUSTAKA

Alam F., Haque M., Sohrab H., Monsur M. A., Hasan C. M., Ahmed N. Antimicrobial and
cytotoxic activity from Lasia spinosa and isolated lignan. Latin American Journal
of Pharmacy . 2011;30(3):550–553.

Das S., Baruah M., Shill D. Evaluation of antidiabetic activity from the stem of Lasia spinosa in
dexamethasone induced diabetic albino rats. Journal of Pharmaceutical,
Chemical and Biological Sciences . 2014;1(1):12–17.

Deb D., Dev S., Das A. K., et al. Antinociceptive, anti-inflammatory and anti-diarrheal activities
of the hydroalcoholic extract of Lasia spinosa Linn. (Araceae) roots. The
American Journal of Pharmacy . 2010;29(8):1269–1276.

Goshwami D. U., Rahman M. M., Muhit M. A., Islam S. In-vitro evaluation of anthelmintic
activity of Lasia spinosa leaves. International Journal of Current Pharmaceutical
Research . 2013;5(1):34–35.

Goshwami D., Rahman M. M., Muhit M. A., Islam M. S., Anasri M. Antioxidant property,
cytotoxicity and antimicrobial activity of Lasia spinosa leaves. Nepal Journal of
Science and Technology . 2013;13(2):215–218. doi: 10.3126/njst.v13i2.7739.

Kaewamatawong T., Suthikrai W., Bintvihok A., Banlunara W. Acute to subchronic toxicity and
reproductive effects of aqueous ethanolic extract of rhizomes of Lasia
spinosa Thw. in male rats. Thai. Journal of Veterinary Medicine . 2013;43(1):p.
74.

Mahmood S. B., Atif M., Ali S. R., Ahmed M. I., Rahman S. A. Evaluation of antihyperlipidemic
activity of methanolic leaves extract of Lasia spinosa and its role in prevention of
hyperlipidemia induced pancreatitis in rats. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research . 2015;6(4):p. 1502.

National Parks. 2021. Lasia spinosa (L.) Thw.


https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/2/1/2186 (Diakses pada 1 Juni
2023).

NCBI. 2021. Lasia spinosa Chemical Composition and Therapeutic Potential: A Literature-
Based Review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8727140/
(Diakses pada 1 Juni 2023).

Socfindo Conservation. 2023. Keladi Duri. https://www.socfindoconservation.co.id/plant/246


(Diakses pada 1 Juni 2023).

Anda mungkin juga menyukai