FARMAKOGNOSI FA2221
MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri)
Oleh
Aisha Nadine
10721005
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
I. Taksonomi dan Karakteristik Meniran Hijau...............................................................1
1.1. Taksonomi Meniran Hijau.......................................................................................1
1.2. Karakteristik dan Morfologi Meniran Hijau.........................................................1
II. Senyawa yang Terkandung dalam Meniran Hijau.......................................................2
III. Distribusi Pertumbuhan...............................................................................................4
IV. Kegunaan.......................................................................................................................4
V. Pemanenan.........................................................................................................................7
VI. Teh Meniran..................................................................................................................7
VII. Produksi Teh Meniran.................................................................................................7
VIII. Parameter Kualitas Teh Meniran...............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ii
LAMPIRAN.............................................................................................................................iv
i
I. Taksonomi dan Karakteristik Meniran Hijau
1.1. Taksonomi Meniran Hijau
Gambar 1.1. Tumbuhan Meniran Hijau (Kardinan, 2004 dalam Jati, 2019)
1
dan berwarna coklat. Akar tunggang berwarna putih kotor (BPOM RI, 2008 dalam
Jati, 2019).
Kelas Senyawa
Alkaloid 4-methoxy-nor-securinine
Nirurine
Ent-norsecurinine
Flavonoid Quercetin
Rutin
Astragalin
Quercitrin
Isoquercitrin
Kaempferol-40 -rhamnopyranoside
Eridictyol-7-rhamnopyranoside Fisetin-
4-O-glucoside
Nirurin (prenylated flavanone)
Gallocatechin
Niruriflavone
Quercetol
2
Lignan Phyllanthin
Hypophyllanthin
Niranthin
Nirtetralin
Phyltetralin
Hinokinin
Lintetralin
Isolintetralin 2,3-desmethoxy seco-
isolintetralin
Linnanthin
Nirphyllin
Phyllnirurin
Demethylenedioxyniranthin
Tannin Geraniin
Asam repandusinik
Corilagin
Triterpene Limonene
p-Cymene
Lupeol acetate
Lupeol
Phyllanthenol
Phyllanthenone
Phyllantheol 3,7,11,15,19,23-
hexamethyl-2Z, 6Z,10Z,14E,18E, 22E-
tetracoshenen-1-ol
Sterol B-sitosterol
Estradiol
Isopropyl-24-cholesterol
Phytallate Phyllester
3
Saponin Diosgenin
IV. Kegunaan
Meniran hijau (Phyllanthus niruri L.) merupakan salah satu tumbuhan liar
yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Meniran hijau dapat digunakan
sebagai antibakteri, antihepatotoksik, antipiretik, antitusif, antiradang, antivirus,
diuretik, ekspektoran, hipoglikemik, dan sebagai immunostimulan (Kardinan, 2004
dalam Risnawati et al., 2021). Masyarakat Dayak menggunakan tumbuhan ini sebagai
obat kudis dan luka dengan cara akarnya direbus dan airnya diminum sedangkan
daunnya dibuat pupur yang dioleskan ke bagian kulit yang sakit. Di Malaysia tanaman
obat ini disebut dukong anak yang digunakan untuk penyembuhan kelainan ginjal dan
batuk. Lain halnya di dalam pengobatan Cina, meniran hijau disebut juga zhu zi cao
4
yang secara tradisional digunakan untuk meringankan kerusakan liver sekunder dari
berbagai agen hepatotoksik (Adnan et al, 2016 dalam Ardiansyah, 2019).
Di Indonesia meniran hijau sudah digunakan sebagai obat demam, sakit
kuning, batu ginjal, disentri, luka bakar, haid berlebihan, batuk, malaria, sariawan dan
sakit gigi (Awaloei, Jansen, Wuisan, 2015 dalam Ardiansyah, 2019). Secara
tradisional, penggunaan meniran hijau bisa dalam bentuk segar (direbus kemudian
diminum airnya), simplasia (kering) atau dalam bentuk ekstrak (Majawati &
Rammang, 2016 dalam Ardiansyah, 2019).
Kegunaan dalam aspek farmakologis meniran hijau antara lain:
1. Pencegahan pembentukan batu ginjal & reduksi asam urat
Ekstrak Phyllanthus niruri dapat mencegah pertumbuhan dan agregasi
kristal kalsium oksalat di dalam calculi. Ekstrak juga dapat menurunkan kadar
kalsium urin dan juga mengurangi kelebihan asam urat dengan efek urikosurik
dalam ekstrak.
2. Antispasmodik, pereda nyeri, dan antiinflamasi
P. niruri terbukti memiliki peran penting dalam kontraksi dan
epitelisasi luka.
3. Perlindungan hati, detoksifikasi, dan aktivitas antioksidan
Sitotoksisitas yang diinduksi karbon tetraklorida dan galaktosamin
pada hepatosit dapat dikurangi dengan ekstrak heksana dari P. niruri.
Phyllanthin dan hypophyllanthin melindungi terhadap lesi sel yang diinduksi
CCl4 dan hepatotoksisitas yang diinduksi GalN. P.niruri juga melindungi hati
dari hepatotoksisitas yang diinduksi nimesulide dan stres oksidatif. P. niruri
dapat mengontrol hepatotoksisitas akibat parasetamol. Protein yang diisolasi
dari P. niruri memiliki aktivitas pemulungan radikal. Protein ini melindungi
hati dari hepatotoksisitas yang diinduksi CCl4.
4. Antikanker dan proteksi sel
P. niruri memiliki potensi tinggi untuk menghambat pertumbuhan dan
inisiasi sel kanker pada sel kulit.
5. Imunomodulator
Sebuah arabinogalactan yang diperoleh dari preparat teh P. niruri
ditemukan memiliki sifat imunologik.
6. Antiviral (Hepatitis B)
5
P. niruri telah digunakan untuk menghambat virus hepadna dan
digunakan untuk mengobati penyakit kuning dan virus hepatitis B. Tanaman
genus phyllanthus dapat menghambat virus hepatitis B dengan menghambat
kerja DNA polimerase dan mengikat antigen permukaan virus hepatitis B.
7. Inhibitor replikasi HIV
Replikasi HIV dapat diinhibisi oleh ekstrak alkaloid dari P. niruri.
Niruriside yang diisolasi dari ekstrak metanol P.niruri menunjukkan aktivitas
penghambatan terhadap pengikatan protein REV (regulation of virion
expression) ke RRE (responsive element) RNA.
8. Penurun kadar lipid
Ekstrak Phyllanthus niruri memiliki kapasitas untuk mereduksi kadar
lipid pada serum.
9. Antifertilitas
Phyllanthus niruri teruji menunjukkan penurunan yang signifikan
dalam kadar fruktosa cairan mani, jumlah sperma, motilitas dan viabilitas
sperma. Ditunjukkan pula aktivitas antifertilitasnya dengan menurunkan kadar
testosteron.
10. Antimikrobial
Ekstrak etanolik dari P. niruri kering dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Potensi antimikroba meningkat sebesar 49% ketika ekstrak
difermentasi dengan lactobacillus. Ekstrak metanol P. niruri memiliki efek
antimikroba kuat terhadap Bacillus pumillus, Bacillus ceraus, E. coli dan
Vibrio cholera.
11. Antimalarial
Ekstrak etanolik, etil asetat, dan aseton dari P. niruri memilki aktivitas
antiplasmodial terhadap Plasmodium falciparum.
12. Antiulkus
Heteroxylan dan polisakarida lainnya menunjukkan aktivitas antiulkus.
Senyawa ini dapat mengurangi lesi lambung yang diinduksi oleh etanol 65%
dan 78%. P. niruri terbukti efisien melawan tukak lambung.
13. Nematosidal
Dua flavon terprenilasi diisolasi dari ekstrak heksana P. niruri
menunjukkan aktivitas nematosidal terhadap dua nematosida, Meloidogyne
6
incognita dan Rotylenchulus reniformis. Kedua senyawa tersebut menunjukkan
aktivitas nematosidal sedang terhadap nematoda.
14. Antinociceptive
Genus Phyllanthus memiliki tumbuhan berpotensi analgesik yang
tinggi
dan ekstrak hidroalkohol terisolasi dari empat spesies baru Phyllanthus
menunjukkan penghambatan yang signifikan terhadap konstriksi perut yang
diinduksi asam asetat (Satya et al., 2012).
V. Pemanenan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Couto et al. (2013), tanaman
Phyllanthus niruri disimpan selama dua bulan di rumah vegetasi untuk
perkembangannya dari biji, diikuti dengan pemindahan mereka untuk perkebunan di
lapangan. Untuk setiap penanaman, dilakukan dua kali pemanenan diselingi dengan
periode sekitar tiga bulan, sesuai dengan perkembangan tanaman lengkap di lapangan.
Umur panen meniran hijau adalah 2-3 bulan atau 10-14 minggu setelah tanam. Ciri
meniran hijau yang siap panen yaitu daun berwarna hijau tua hampir menguning dan
buah yang agak keras jika dipijit.
7
dikeringkan kembali di bawah sinar matahari selama 1 jam sebagai tahap pengeringan
akhir. Daun meniran hijau kering tersebut kemudian disimpan pada toples pada suhu
ruang (Atmadja & Yunianto, 2019).
Formulasi teh daun meniran dilakukan dengan mencampurkan daun meniran
hijau kering dengan daun teh hitam kering (3:1) untuk mengurangi rasa pahitnya.
Formula tersebut dibuat hingga mencapai dua gram teh kering untuk diseduh dalam
200 ml air panas pada suhu 80°C selama dua menit, hal ini sesuai dengan Heiss, yang
menyatakan bahwa waktu dan suhu penyeduhan dapat menghasilkan seduhan teh yang
terbaik dan disukai oleh mayoritas penduduk Asia (Atmadja & Yunianto, 2019).
8
azino-bis (3- ethylbenzothiazoline-6-sulphonic acid) atau yang dikenal dengan ABTS,
oxygen radical absorbance capacity (ORAC), ferric reducing antioxidant power
(FRAP), serta 2,2-diphenyl1pricrylhydrazyl (DPPH). Penambahan daun meniran pada
formula memberikan peningkatan kapasitas antioksidan dari formula teh meniran.
Kapasitas antioksidan teh meniran dipengaruhi oleh suhu dan cahaya. Dari formula
daun meniran dan daun teh hitam 1:3, 1:1, dan 3:1, diketahui bahwa kesetaraan
kapasitas antioksidan teh daun meniran berkisar 82,67– 89,95 mg Vit C/g. Kapasitas
antioksidan teh meniran lebih rendah dari kapasitas antioksidan pada teh hijau yang
berkisar antara 363-781 mg Vit C/g dan kapasitas antioksidan teh hitam yang berkisar
antara 215 – 269 mg Vit C/g (Atmadja dan Yunianto, 2019).
9
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Giga. (2019). Pengaruh Pemberian Ekstrak Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
Terhadap Atrofi Testis Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar) Yang
Diinduksi Timbal Per-Oral. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah
Malang. https://eprints.umm.ac.id/58282/ (diakses 9 April 2023 pukul 18.23)
Atmadja, T. F., & Yunianto, A. E. (2019). Formulasi Minuman fungsional Teh Meniran
(Phyllanthus niruri) Tinggi Antioksidan. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 4(2), 142.
https://doi.org/10.30867/action.v4i2.185 (diakses 10 April 2023 pukul 13.20)
BPOM RI. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Direktorat Obat
Asli Indonesia. pp.69
Colpo, E., Vilanova, C. D., Pereira, R. P., Reetz, L. G., Oliveira, L., Farias, I. L., Boligon, A.
A., Athayde, M. L., & Rocha, J. B. (2014). Antioxidant Effects Of Phyllanthus Niruri
Tea On Healthy Subjects. Asian Pacific journal of tropical medicine, 7(2), 113–118.
https://doi.org/10.1016/S1995-7645(14)60005-5 (diakses 10 April 2023 pukul 18.40)
Couto, A. G., Kunzler, M. L., Spaniol, B., Magalhães, P. M., Ortega, G. G., & Petrovick, P.
R. (2013). Chemical And Technological Evaluation Of The Phyllanthus Niruri Aerial
Parts As A Function Of Cultivation And Harvesting Conditions. Revista Brasileira De
Farmacognosia, 23(1), 36–43. https://doi.org/10.1590/s0102-695x2013005000002
(diakses 9 April 2023 pukul 21.33)
Heiss M. 2006. Green Tea. Boston: The Harvard Common Press (RHYW)
Jati, Thaharah Izmi Saputri. (2019). Pengaruh Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L)
Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Serum Darah Tikus Putih Jantan (Rattus
norvegicus) Strain Wistar yang Dipapar Timbal Asetat. Undergraduate (S1) thesis,
University of Muhammadiyah Malang. https://eprints.umm.ac.id/56275/ (diakses 9
April 2023 pukul 19.45)
Kardinan A dan Kusuma, F. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Khoirunisa, I., Budiman, & Kurniasih, R. (2021). Pengaruh Kadar Air Tanah Tersedia Dan
Pengelolaan Pupuk terhadap pertumbuhan meniran (Phyllanthus niruri). Jurnal
Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 5(2), 138–146.
https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i2.5285 (diakses 9 April 2023 pukul 22.02)
ii
Lee, N. Y., Khoo, W. K., Adnan, M. A., Mahalingam, T. P., Fernandez, A. R., &
Jeevaratnam, K. (2016). The Pharmacological Potential Of Phyllanthus niruri.
Journal of Pharmacy and Pharmacology, 68(8), 953–969.
https://doi.org/10.1111/jphp.12565 (diakses 9 April 2023 pukul 23.17)
Mathangi, S., & Deivanai, G. (2016). A Study on Development of Spice Flavoured Herb
(Phyllanthus Niruri) Tea for Healthy Immune System. International Journal For
Science Technology And Engineering, 3, 69-72. https://ijste.org/Article.php?
manuscript=IJSTEV3I5070 (diakses 10 April 2023 pukul 22.10)
Risnawati, R., Muharram, M., & Jusniar, J. (2021). Isolasi Dan Identifikasi senyawa
Metabolit Sekunder Ekstrak N-Heksana Tumbuhan Meniran (Phyllanthus Niruri
Linn.). Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia Dan Pendidikan Kimia, 22(1), 65.
https://doi.org/10.35580/chemica.v22i1.21730 (diakses 9 April 2023 pukul 15.24)
Satya, A., Narendra, K., Swathi, J., Sowjanya, K.M. (2012). Phyllanthus niruri: A Review on
its Ethno Botanical, Phytochemical and Pharmacological Profile. Journal of
Pharmacy Research. 5. 4681.
https://www.researchgate.net/publication/259758390_Phyllanthus_niruri_A_Review_
on_its_Ethno_Botanical_Phytochemical_and_Pharmacological_Profile (diakses 9
April 2023 pukul 10.52)
iii
LAMPIRAN
Tabel 2.2. Struktur dan Letak Senyawa Fitokimia Meniran (Satya et al., 2012)
iv
Lanjutan Flavonoid
v
vi
vii