Disusun oleh
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dari salah satu pertemuan kelas Studium Generale yang dibawakan oleh dr.
Gunawan, Sp.PD., FINASIM, kita ketahui bahwa inovasi medis telah terjadi
sepanjang sejarah dan terus meningkatkan kemampuan tenaga ahli medis dalam
mengobati dan mencegah penyakit. Perkembangan inovasi medis dimulai sejak
penemuan vaksin cacar pertama pada abad ke-18, pengembangan antibiotik pada
tahun 1920-an, dan transplantasi organ pertama di dunia pada tahun 1950-an. Saat
ini, teknologi juga semakin berkembang dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Salah satu contohnya ialah terapi dialisis yang dapat memperpanjang umur pasien
penyakit ginjal stadium akhir, implan ortopedi yang memungkinkan pasien dapat
berjalan, dan robot yang membantu operasi menjadi lebih mudah.
Salah satu permasalahan yang menjadi keprihatinan saat ini adalah penyakit
mutasi genetik seperti kanker yang tingkat penyembuhannya masih rendah. Mutasi
genetik semakin hari semakin banyak terjadi akibat perubahan lingkungan seperti
banyaknya polusi dan sinar UV matahari yang semakin tajam. Tidak dapat dipungkiri
bahwa jika kita tidak memulai perubahan dalam pencegahan dan pengobatan,
penyakit mutasi genetik akan semakin merajalela.
2
Peneliti saat ini berlomba-lomba dalam mengembang inovasi baru atau
menemukan pemanfaatan baru dari teknologi yang sudah ada. Salah satu teknologi
yang terus dikembangkan pemanfaatannya adalah sistem CRISPR-Cas. CRISPR-Cas
adalah pengeditan genom atau modifikasi DNA pada target spesifik di berbagai jenis
sel dan organisme. Karena keunggulannya seperti metode yang sederhana, biaya
rendah, efisiensi tinggi, dan kemampuan pengulangannya yang baik, sistem CRISPR-
Cas telah menjadi teknologi pengeditan genom yang paling berpotensi dan banyak
dikembangkan untuk penanganan penyakit mutasi genetik saat ini.
Di tengah pemanfaatan teknologi yang sangat besar, menurut Dixon-Woods
et al. (2011), pemanfaatan teknologi masih menerima tantangan seperti penerapan
inovasi medis yang lambat, keamanan dan efektivitas yang belum terjamin, sulitnya
untuk mengimbangi laju inovasi yang terus meningkat seiring perubahan yang
terjadi, dan evaluasi inovasi terlalu terfokus secara sempit sehingga menghambat
pemahaman dampak teknologi secara luas.
Oleh karena permasalahan tersebut, penulis membuat studi pustaka mengenai
pemanfaatan teknologi terkini yaitu CRISPR-Cas, terkhususnya dalam terapi gen,
dan tantangan yang dihadapinya. Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat
memahami manfaat sistem CRISPR-Cas di bidang kesehatan dan dapat
mengembangkan teknologi tersebut dengan membekali solusi-solusi terhadap
tantangan yang ada.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pemanfaaatan sistem CRISPR-Cas dalam terapi gen?
2. Apa saja tantangan dalam mengembangkan sistem CRISPR-Cas?
3. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan dalam menghadapi tantangan
pengembangan sistem CRISPR-Cas?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang disebutkan, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Menentukan pemanfaaatan sistem CRISPR-Cas dalam terapi gen.
2. Menentukan tantangan dalam mengembangkan sistem CRISPR-Cas.
3. Menentukan solusi dalam menghadapi tantangan pengembangan sistem
CRISPR-Cas.
3
4
2. BAB II PEMBAHASAN
2.1. Metodologi
Adapun metode yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan
studi kepustakaan (library research), Studi kepustakaan dapat diartikan
sebagai segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang
diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-
peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-
sumber tertulis baik tercetak maupun dalam bentuk digital. Dalam penelitian
studi pustaka, penulis tidak berhadapan langsung dengan data dari lapangan.
Data pustaka sudah diolah dan siap digunakan artinya peneliti tidak terlibat
langsung dalam pengolahan data lapangan dan peneliti hanya menerima
sumber data yang sudah diolah sebelumnya oleh penelitian terdahulu. Data
pustaka merupakan sumber primer atau sumber sekunder, dalam arti bahwa
peneliti memperoleh bahan atau data dari tangan kedua dan bukan data
orisinil dari data pertama di lapangan. Kondisi data pustaka tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menelaah dan/atau mengekplorasi beberapa jurnal, buku, dan
dokumen-dokumen (baik yang berbentuk cetak maupun elektronik) serta
sumber-sumber data dan atau informasi lainnya yang dianggap relevan
dengan penelitian atau kajian (Supriyadi, 2017).
5
besar bakteri dan archaea, yang dapat mencegah infeksi oleh
bakteriofaga, virus, dan materi asing lainnya. CRISPR terdiri dari
susunan DNA berulang yang dipisahkan dengan spacer unik, yang
selanjutnya ditranskripsi menjadi CRISPR RNA (crRNA) dan trans-
aktivasi CRISPR RNA (tracrRNA), serta satu set gen yang mengkode
protein Cas dengan aktivitas endonuklease. Ketika prokariot diserang
oleh materi genetik asing, DNA asing tersebut dapat dipotong
menjadi fragmen pendek oleh protein Cas, kemudian fragmen DNA
tersebut akan diintegrasikan ke dalam susunan CRISPR sebagai
spacer baru. Ketika penyerang yang sama menyerang lagi, crRNA
akan dengan cepat mengenali dan berpasangan dengan DNA asing,
yang memandu protein Cas untuk memotong rangkaian target DNA
asing, sehingga melindungi inangnya (Li et al., 2023).
Pemanfaatan system CRISPR-Cas untuk terapi gen
menggunakan prinsip kerja pengenalan gen asing ke dalam sel target
untuk mengobati penyakit tertentu yang disebabkan oleh gen yang
bermutasi atau rusak. Saat ini, sistem CRISPR-Cas telah banyak
diterapkan dalam terapi gen untuk mengobati berbagai penyakit
manusia, penyakit monogenik, penyakit menular, kanker, dll.
2.2.1.1. Penyakit Monogenik
Salah satu pemanfaatan sistem CRISPR-Cas adalah
untuk terapi β-Thalassaemia, penyakit anemia hemolitik
herediter yang merupakan salah satu penyakit monogenik
yang paling umum dan berbahaya di dunia. Penyakit ini
terjadi akibat mutasi pada gen β-globin (HBB), yang
menyebabkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dan anemia
berat. Prinsip utama dalam terapi gen adalah memperbaiki gen
β-globin yang rusak dengan teknologi CRISPR-Cas9 sehingga
sel darah merah dapat diproduksi secara normal (Li et al.,
2023).
2.2.1.2. Penyakit Menular
Dua strategi utama terapi gen untuk penyakit menular
akibat virus yaitu mengubah sel inang untuk menghindari
infeksi virus atau mencegah proliferasi dan penularan virus.
6
Contoh aplikasi CRISPR-Cas adalah untuk terapi gen virus
HIV. Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang
dapat terintegrasi ke dalam genom inang, menyerang sistem
imun terutama sel T CD4+ sehingga mengurangi imunitas
seluler dan humoral sekaligus menyebabkan sindrom
imunodefisiensi (AIDS). Sistem CRISPR-Cas9 dapat
menargetkan long terminal repeat (LTR) dan menghancurkan
provirus HIV-1, sehingga memungkinkan untuk
menghilangkan HIV-1 sepenuhnya dari genom sel inang yang
terinfeksi. Selain itu, resistensi terhadap infeksi HIV-1 dapat
dipicu oleh penghilangan gen CCR5 sebagai koreseptor HIV
pada sel T CD4+ (Li et al., 2023).
2.2.1.3. Kanker
Dalam pengobatan kanker, sistem CRISPR-Cas
umumnya digunakan dalam terapi sel chimeric antigen
receptor-T (CAR-T). Sel CAR-T adalah sel T yang
dimanipulasi secara genetik spesifik terhadap pasien untuk
mengekspresikan reseptor yang menargetkan antigen yang
diekspresikan secara khusus pada sel tumor. Para peneliti telah
menggunakan sistem CRISPR-Cas9 untuk mengembangkan sel
CAR-T universal, seperti menghilangkan secara bersamaan gen
reseptor sel T endogen, menghilangkan gen pengkode HLA
kelas I pada sel T donor yang sehat, dan memperkenalkan
urutan CAR. Selain itu, pengeditan genom yang dimediasi
CRISPR-Cas juga telah digunakan untuk meningkatkan fungsi
sel CAR-T dengan mematikan gen pengkode molekul pemberi
sinyal atau reseptor penghambat sel T, seperti protein PD-1 dan
CTLA-4 (Li et al., 2023).
9
imunogenisitas protein Cas dapat dilakukan dengan memodifikasi protein
Cas9 atau menggunakan homolog Cas9. Karsinogenitas gen yang dimutasi
oleh CRISPR-Cas perlu penelitian lebih lanjut dan menjadi pertimbangan
dalam masalah keamanan. Karena masalah etis dan keamanan, sistem
CRISPR-Cas tidak boleh digunakan untuk mutasi sel germinal dan sistem
pengawasan global diperlukan untuk memastikan pengeditan genom dengan
sistem CRISPR-Cas berjalan dengan aman dan etis
3.2. Rekomendasi
Aplikasi klinis sistem CRISPR-Cas di Indonesia masih sangat
terbatas dan belum terdapat banyak penelitian yang mengembangkan
sistem CRISPR-Cas di Indonesia sehingga penulis memiliki besar harapan
untuk peneliti-peneliti Indonesia, terutam di bidang biomedis, untuk
mengadopsi pengembangan teknologi CRISPR-Cas dari negara-negara yang
sudah unggul dalam teknologi ini, contohnya Tiongkok.
10
4. REFERENSI
Dixon-Woods, M., Amalberti, R., Goodman, S., Bergman, B., & Glasziou, P.
(2011). Problems and promises of Innovation: Why Healthcare needs to
rethink its love/hate relationship with the new. BMJ Quality & Safety,
20(Suppl 1), i47–i51. https://doi.org/10.1136/bmjqs.2010.046227
Haapaniemi, E., Botla, S., Persson, J., Schmierer, B., & Taipale, J. (2018). CRISPR-
Cas9 genome editing induces a p53-mediated DNA damage response. Nature
medicine, 24(7), 927–930. https://doi.org/10.1038/s41591-018-0049-z
Joshi, K., Mazumder, B., Chattopadhyay, P., Bora, N. S., Goyary, D., & Karmakar,
S. (2019). Graphene Family of Nanomaterials: Reviewing Advanced
Applications in Drug delivery and Medicine. Current drug delivery, 16(3),
195–214. https://doi.org/10.2174/1567201815666181031162208
Li, T., Yang, Y., Qi, H., Cui, W., Zhang, L., Fu, X., He, X., Liu, M., Li, P., & Yu, T.
(2023). CRISPR/Cas9 Therapeutics: Progress and Prospects. Signal
Transduction and Targeted Therapy, 8(1). https://doi.org/10.1038/s41392-023-
01309-7
Wagner, D. L., Amini, L., Wendering, D. J., Burkhardt, L. M., Akyüz, L., Reinke,
P., Volk, H. D., & Schmueck-Henneresse, M. (2019). High prevalence of
Streptococcus pyogenes Cas9-reactive T cells within the adult human
population. Nature medicine, 25(2), 242–248. https://doi.org/10.1038/s41591-
018-0204-6
Xu, Y., & Li, Z. (2020). CRISPR-Cas Systems: Overview, innovations and
applications in human disease research and Gene Therapy. Computational and
Structural Biotechnology Journal, 18, 2401–2415.
https://doi.org/10.1016/j.csbj.2020.08.031
11
12