Anda di halaman 1dari 13

Data IR

A. Pare

1. Rumus Struktur Senyawa Tanaman Pare

2. Spektrum IR Pare

3. Gugus Fungsi

Bilangan Bilangan Gelombang


Gelombang spektra
Gugus Senyawa
Teori ekstrak kering pare
(cm-1)
OH Alkohol 3650-3580 3580
NH Amina sekunder 3500-3100 3433, 3387, 3364,
3325
Amida 3320-3140 3302, 3225
CH Alkana 2962-2853 2932, 2854
CO Ester 2300-2000 2060
Asam karboksilat 1825-1700 1744
CN Oksim 1690-1640 1643
-C-NO2 Nitro aromatik 1570-1300 1458, 1381
C-O-C Eter 1270-1230 1242

B. Temulawak
Kurkumin merupakan salah satu senyawa aktif yang diisolasi dari rimpang Curcuma
xanthorrhiza (temulawak). Namun berdasarkan penelitian terbaru, kurkumin juga dapat diisolasi
dari Curcuma zedoaria dan Curcuma aromatica. Kurkumin dihasilkan secara alami dari rimpang
Temulawak bersamaan dengan dua senyawa analog kurkumin lainnya, yaitu demetoksikurkumin
dan bisdemetoksikurkumin Kurkumin dihasilkan dari rimpang Temulawak dalam jumlah yang
paling banyak dibandingkan dengan demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin.

Gambar 2. Struktur kurkuminoid dari rimpang temulawak

1. 2. Sifat Kimia Dan Stabilitas Kurkumin

Kurkuminoid dikenal sebagai zat warna kuning yang terkandung dalam rimpang. Kenyataan
menunjukkan bahwa kurkumin yang diperoleh dari rimpang Temulawak selalu tercampur dengan
dengan senyawa analognya yaitu demetoksi kurkumin dan BIS demetoksi kurkumin. Campuran
ketiga senyawa tersebut dikenal dengan kurkuminoid.

Kurkumin mempunyai rumus molekul C23H2006 dengan BM 368,37 serta titik lebur 183C, tidak
larut dalam air dan eter, larut dalam etil asetat, metanol, etanol, benzena, asam asetat glasial,
aseton dan alkali hidroksida. Kurkumin merupakan senyawa yang peka terhadap lingkungan
terutama karena pengaruh ph dan suhu, cahaya serta radikal-radikal.

C. Jahe

1. Rumus struktur senyawa tanaman Jahe

Gingerol
Seledri

Apigenin

Disini,kita membahas tentang kandungan apigenin dari seledri. Berikut penjelasannya:

5,7-dihidroksi-2-(4-hidroksifenil)-4H-1

Apigenin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam seledri dan dapat
digunakan sebagai obat asam urat (Duke, 1999).

Apigenin merupakan komponen flavonoid utama dari seledri yang termasuk ke


dalam golongan flavon (Harborne 1986).

Rumus molekulnya adalah C15H10O5 dengan bobot molekul 270,23 g/mol.

Nama internasionalnya adalah 5,7-dihidroksi-2-(4-hidroksifenil)-4H-1-benzopiran-


4-on
Gambar 2. Struktur Triterpen saponin dari herba pegagan (WHO, 1999)

Triterpenoid saponin R1 R2 Rumus molekul Berat molekul

Asiatic acid H OH C30H48O5 488

Asiaticoside H O-glu-glu-rham C48H78O19 958

Madecassoside OH O-glu-glu-rham C48H78O20 974

Madecassic acid OH OH C30H48O6 504

SIFAT KHASIAT DAN MANFAAT

Sifat kimiawi dari herba pegagan yaitu rasanya manis, bersifat mendinginkan (sejuk). Memiliki
fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun
panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori,
anti bakteri, anti-infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni, tonik, antispasma,
antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat
produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid)

Efekfarmakologi utama dari pegagan ini diketahui berasal dari kandungan senyawa triterpenoid
yaitu Asiatic acid, Madecassic acid, Asiaticoside, Madecassoside. Berdasarkan penelitian
farmakologi yang dilakukan, pegagan mempunyai efek merangsang pertumbuhan rambut dan
kuku, meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan
penghubung (connective tissue), meningkatkan pembentukan mucin (zat utama pembentuk
mucus) dan komponen-komponen dasar pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan
chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak (tensile integrity) dermis (jaringan kulit di
bawah epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan keratin) epidermis melalui
perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan
penghubung. Pegagan mengandung triterpenoids, beberapa macam vitamin yaitu A, B, E, G, dan
K, dan mengandung nilai nutrisi yang membantu vitalitas tubuh kita dan berfungsi sedatif.

Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah
varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan
gejala stres dan depresi.

Pegagan pada penelitian di RSU dr. Soetomo Surabaya dapat dipakai untuk menurunkan
tekanan darah. Penurunannya tidak secara drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.

Kegunaan herba pegagan antara lain, daunnya sangat baik untuk menyembuhkan luka kecil,
sebagai peluruh air kemih yang lembut, peluruh keringat pada penderita keracunan jengkol, juga
dapat sebagai peluruh demam, peluruh getah empedu, wasir, keputihan, batu ginjal, sariawan,
dan sebagainya (Perry,1980). Dilaporkan oleh Suwono dkk. (1992), bahwa infusa herba pegagan
mempunyai efek antihipertensi pada anjing. Melihat kenyataan tersebut, dipandang bahwa
kandungan kimia dalam herba pegagan sangat potensial digunakan sebagai obat (Soegihardjo
dan Koensoemardiyah).

Mekanisme Kerja senyawa pada herba pegagan :

1. Triterpenoid dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga peredaran darah ke otak


menjadi lancar, memberikan efek menenangkan dan meningkatkan fungsi mental menjadi
yang lebih baik.

2. Asiaticoside berfungsi meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi


pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan ikat.

3. Dosis tinggi dari glikosida saponin akan menghasilkan efek pereda rasa nyeri.

4. Saponin yang terkandung dalam tanaman ini mempunyai manfaat mempengaruhi


collagen misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan
(Bown, 2001).

Asiatic acid juga mungkin memiliki sifat anti-angiogenesis. Selain itu, persiapan topikal telah
terbukti memiliki unik penyembuhan luka-sifat yang mungkin bermanfaat bagi pasien tumor
otak dalam pemulihan mereka dari operasi. Selain itu, risiko rendah efek samping yang
merugikan, sejarah panjang penggunaan sukses dalam pengobatan tradisional, bukti substansial
bahwa itu melintasi penghalang darah otak, dan bukti yang relatif baru bahwa itu adalah
sitotoksik untuk jalur sel kanker banyak, menunjukkan bahwa asitic acid mungkin menjadi
suplemen pelengkap yang tepat untuk pengobatan tumor otak yang komprehensif.
Dalam sebuah penelitian yang unik diterbitkan pada tahun 2006.Science Biomaterial dan
Laboratorium Teknik di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) menemukan bahwa asiatic acid
menyebabkan dosis dan waktu bergantung kematian sel dalam baris sel glioblastoma umum, U-
87MG. Hal ini terjadi melalui kematian sel apoptosis, Ca 2 +-dimediasi kematian sel nekrotik, dan
aktivasi caspase-9 dan caspase-3c(Cho, Choi,Cardone,Kim,Sinskey, 2006).

Untuk pasien tumor otak, asiatic acid banyak juga manfaatnya. Diantar divalidasi ilmiah-efek
yang dapat digunakan oleh pasien tumor otak, asiatic acid menyediakan:

1. Sitotoksisitas terhadap berbagai jenis sel kanker

2. Perlindungan terhadap glutamat-induced neurodegeneration

3. Sifat penyembuhan luka

4. Anti-inflamasi; diuretik ringan

5. Nitrat oksida penghambatan

6. Adaptogenik properti

7. Menurunkan tekanan darah

8. Mengurangi edema kaki

(Grimaldi, De Ponti, DAngelo, Caravaggi, Guidi, Lecchini, Frigo, Crema, 1990).

Kegunaan lain dari herba pegagan adalah efek stimulasi pada sintesis kolagen dengan cara yang
tergantung dosis, ekstrak pegagan menjadi bahan potensial dalam produk perawatan kulit untuk
memulihkan kulit kekencangan, elastisitas dan memperbaiki penampilan kulit.

EKSTRAKSI DAN ISOLASI TANAMAN

1. Analisis kualitatif dan kuantitatif asiatikosida dan senyawa sekerabat

Eksraksi glikosida triterpenoid. Sebanyak 500,0 mg simplisia dan biomasakering dimaserasi tiga
kali 24 jam denganmetanol 70%. Disaring, hasil penyaringandicampur, lalu dipekatkan. Ekstrak
berair inidipucatkan dengan norit dipanaskan, disaringpanas. Filtrat didinginkan, diawalemakkan
dengan petroleum eter dengan menggunakancorong pisah, sampai lapisan petroleum eterhampir
tak berwarna. Lapisan berair dipartisi dengan etilasetat, sampai lapisan etilasetat hampir tak
berwarna. Lapisan berair dipartisi dengan n-butanol sampai lapisan n-butanol hampir tak
berwarna. Sari n-butanol dicampurdiuapkan sampai kering, lalu dilarutkan dalam metanol
sebanyak 1 ml. Untuk ekstraksi biomasa, tahap penghilangan pigmen tidak dikerjakan, karena
biomasa tidak mengandung pigmen.
2. Analisis kualitatif triterpenoid secara KLT

Sistem KLT yang digunakan adalahsebagai berikut. Fase diam yang digunakanadalah silikagel
GF254 dan fase gerak adalahn-butanol-asam asetat glacial-air (3:1:1,v/v).Sebagai pembanding
digunakan TECA(Titrated Extract Centella asiatica) (PT.CorsaPharmaceutical Industries, Jakarta
yang diimpor dari Syntex Lab.,Perancis) yang mengandung asiaticoside 41,4%, serta asiatic acid
dan madecassic acid sebanyak 58,5%. Untuk deteksi bercak digunakan pereaksi semprot asam
sulfat 5% dalam metanol; dipanaskan pada suhu 110 C selama 10 menit.

3. Analisis kuantitatif asiatikosid secara spektrodensitometri in situ.

Pembuatan kurva baku asiaticoside dan madecassic acid dilakukan dengan menimbang 20,0 mg
TECA dilarutkan ke dalam metanol sebanyak 10,0 ml dalam labu takar. Larutan induk ini dipipet
sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 5,0; 7,0; dan 10,0 l, masing-masing ditotolkan pada lempeng.
Selanjutnya dikembangkan dengan fase gerak n-butanol-asam asetat glasial-air (3:1:1,v/v)
sampai jarak rambat sepanjang 12 cm. Deteksi dengan asam sulfat 5% dalam metanol, panaskan
pada suhu 110 C selama 10 menit. Bercak yang terjadi diukur intensitasnya pada panjang
gelombang 605 nm dengan TLC Scanner. Kurva baku dibuat dengan menghitung kadar
asiaticoside dengan intensitas. Selanjutnya, dilakukan penetapan kadar asiatikosida dalam
biomasa hasil pemanenan dari kultur suspensi sel dalam media produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Besung, I Nengah Kerta, 2009,Pegagan (Centella asiatica) Sebagai Alternatif Pencegahan


Penyakit Infeksi Pada Ternak, Pegagan Vol. 2 No. 1 2009.

WHO, 1999, WHO monographs on selected medicinal plants, Volume 1, World Health
Organization, Geneva, Pp. 77-84.

Soegihardjo, C.J., dan Koensoemardiyah, PRODUKSI ASIATIKOSIDA DAN SENYAWA


SEKERABAT DENGAN KULTUR SUSPENSI SEL Centella asiatica (L.) URBAN, Fakultas
Farmasi UGM, Yogyakarta.

Cho, CW, Choi, DS, Cardone, MH, Kim, CW, Sinskey, AJ, RHA, C., Glioblastoma kematian sel
yang diinduksi oleh asam asia Biologi Sel dan Toksikologi. 2006 22:06.

R., Grimaldi, F., De Ponti, L., DAngelo, M., Caravaggi, Guidi, G., S., Lecchini GM., Frigo,
Crema, A.,Farmakokinetik dari fraksi triterpenic total pegagan setelah administrasi tunggal dan
ganda untuk sukarelawan sehat, Sebuah uji baru untuk asam asia, J Ethnopharmacol, Februari
1990; 28 (2) :235-41.

Thongnopnua, Phensri, 2008, High-performance liquid chromatographic determination of asiatic


acid in human plasma, Thai J. Pharm. Sci. 32 (2008) 10-16.

Lee YS, Jin DQ, Kwon EJ, Taman SH, Lee ES, Jeong TC, Nam DH, Huh K, Kim JA, 2002,
Asam Asiatik, sebuah triterpen, menginduksi apoptosis melalui Ca2 + intraseluler rilis dan
ekspresi p53 pada ditingkatkan HepG2 sel hepatoma manusia, Kanker Surat, 1 Desember 2002;
186 (1) : 83-91.

Maquart FX, Bellon G, Gillery P, Wegrowski Y, Borel JP, 1990, Stimulasi sintesis kolagen dalam
budaya fibroblast oleh triterpen yang diekstraksi dari pegagan, Hubungkan Res Jaringan, 1990;
24 (2) :107-20.

Wikipedia, 2011, Pegagan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan, diakses pada 25 November


2011

Ito Y, Pandey P, Place A., Sporn MB., Gribble GW., Honda T., Kharbanda S. andKufe D.2000.
The Novel Triterpenoid 2-Cyano-3,12-dioxoolean-1,9-dien-28-oic Acid Induces Apoptosis of
Human Myeloid Leukemia Cells by a Caspase-8-dependent Mechanism. Cell Growth &
Differentiation. Vol. 11, 261267.

Bown, Deni, 2001, New Encyclopedia of Herbs & Their Uses, Dorling Kindersley, New York.

Makalah ini dipresentasikan oleh :

Tri Handayani W., Wahyu Rosita Dewi, Putri Kusuma, Nurma Ayu, Rahmat Wahana,
Giska Gita Bella, Wiwit Witarih, Jefri Bambang F.

2 Comments

Gingerol dari Rimpang Jahe

Posted by hadyherbs in Gingerol on December 8, 2011

Pendahuluan

Sediaan bahan alam sebagai warisan budaya nasional bangsa Indonesia dirasa semakin berperan
dalam pola kehidupan masyarakat dari sisi kesehatan maupun perekonomian1.Sejak jaman
dahulu jahe sudah dimanfaatkan untuk memasak, minuman penghangat tubuh dan sebagai bahan
untuk membuat jamu/obat tradisional.Digunakannya jahe sebagai bahan obat tradisional
dikarenakan di dalam ubi/rimpang jahe terdapat senyawa aktif yang bisa digunakan untuk
mengobati beberapa macam penyakit6.
Tanaman jahe merupakan salah satu bahan baku tanaman obat sebagai penunjang jamu
tradisional dan komoditi ekspor.Nilai ekonomi tanaman ini selain pada rimpang mudanya juga
pada kandungan minyak atsirinya.Keterlibatan Indonesia dalam perdagangan obat dunia terus
meningkat.Masalah yang dihadapi dalam pengembangan tanaman jahe umumnya
pembudidayaan yang masih bersifat usaha sambilan dan ekstensif,terbatasnya data
teknis,budidaya varietas,pola tanam,lokasi pembudidayaan serta keadaan lingkungan
pertumbuhannya19.

Tanaman jahe tumbuh subur pada kondisi tanah gembur,subur,lapisan humus tebal dan drainase
yang baik.Kemasaman tanah masih kurang datanya mengenai pengaruhnya terhadap produksi
tanaman jahe.Beberapa usaha telah dilakukan untuk meningkatkan pH tanah di lahan budidaya
tanaman jahe20.

Bagian tanaman jahe yang digunakan sebagai obat tradisional adalah rimpangnya. Kegunaan
rimpang jahe antara lain sebagai campuran obat tradisional terutama sebagai karminatif dan
stimulan, penambah nafsu makan, tonik lambung peluruh dahak, peluruh haid, pencegah mual,
penurun tekanan darah, menghilangkan lelah, meningkatkan stamina, mencegah infeksi pada
luka. Standar Nasional Indonesia menyebutkan bahwa rimpang jahe yang digunakan sebagai
bahan baku obat adalah rimpang dari jahe emprit1,18. Komponen kimia utama pada jahe segar
adalah keton fenolik homolog yang dikenal sebagai gingerol. Gingerol secara kimiawi tidak
stabil pada suhu yang tinggi dan berubah menjadi shogaol.Shogaol memiliki aroma yang lebih
tajam dibanding dengan gingerol, shogaol ditemukan pada jahe kering.Kandungan kimia aktif
pada jahe adalah gingerol dan hexahydrocurcumin; keduanya berguna untuk mencegah oksidasi
dari minyak dan lemak18.

Tanaman Rimpang Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

gambar 1. Zingiber officinale2


Klasifikasi Tanaman1,2,3

Kerajaan : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)


Divisi : Pteridophyta

Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Scitaminee
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinaleroscoe

Nama Lain

1. Nama daerah : Sumatera: halia (Aceh), beuing (Goya), bahing (Batak Karo), pege
(Toba), sipade (Mandailing), Lahia (Nias), alra, jae (Melayu), sipadeh (Minangkabau),
pege (Lubu), jani (Lampung).Jawa: jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), jae
(kangen). Kalimantan lai (Dayak) Nusa Tenggara: jae (Bali), reja (Bima), alia (Sumbu).
Le (Flores). Sulawesi: luya (Mongondow), moyuman (Baros), melita (Gorontalo), yayo
(Buol), kuya (Baree).Maluku: lisehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwei (Buru), geraka
(Ternate), Goro (Tidore), laian (Aru), lega (Arafuru). Irian: lali (Kalana Fat), marman
(Kapaur)3.

2. Nama Asing: Nama Botani Zingiber berasal dari bahasa sansekerta=Singaberi, dari
bahasa Arab = Zanzabil, dan dari bahasa Yunani = Zingeberi, Inggris = Ginger, Cina =
khan jiang, Chiang3.

3. Nama simplisia:Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe4.

Deskripsi

Jahe termasuk tanaman tahunan. Terna berbatang semu, tinggi 30-100 cm. Daun berselang-seling
teratur, sempit, panjang 5-25 kali lebarnya,tangkainya berambut. Bunga mulai tersembul di
permukaan tanah. Rimpang agak putih, bagian ujung bercabang-cabang pendek, pipih, bulat telur
terbalik, bagian luar rimpang coklat kekuningan, berakar memanjang. Bekas patahan berserat
menonjol, kuning atau jingga. Bau aromatik dan rasa pedas. Bentuk rimpang agak pipih, bagian
ujung bercabang, cabang pendek pipih, bentuk melengkuk ke dalam. Warna coklat kekuning-
kuningan, beralur memanjang kadang ada serat yang bebas. Ukuran rimpang relatif kecil dan
berbentuk agak pipih, berwarna putih sampai kuning, panjang rimpang 16, 13-31, 70 cm, tinggi
7,86 11, 10 cm dan berat 1,11 1,58 kg. Akarnya berserat agak kasar dengan ukuran panjang
mencapai 20,55 21,10 cm dan berdiameter 4,78 5,90 mm. Rimpang jahe kecil aromanya agak
tajam dan terasa pedas3. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) varietas, yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah
(jahe sunti).Jahe merah dan jahe kecil banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-
obatan.Sedangkan jahe besar dimanfaatkan sebagai bumbu masak5.

Ekologi dan penyebaran

Tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis, serta telah

dikenal di eropa sejak abad pertengahan. Di Indonesia tanaman jahe dapat dite-mukan di daerah
Rejang Lebong (Bengkulu), Kuni-ngan, Bogor (Jawa Barat), Magelang, Temanggung (Jawa
Tengah), Yogyakarta dan beberapa daerah di JawaTimur. Jahe biasa hidup di tanah dengan ke-
tinggian 200-600 meter di atas permukaan laut dan curah hujan rata-rata 2500-4000 mm/tahun
(Harris, 1990). Yang dimaksud dengan jahe di Indonesia ada-lah batang yang tumbuh di dalam
tanah atau sering disebut rhizome6

Kandungan kimia

Tanaman jahe mengandung minyak atsiri 0,6-3% yang terdiri dari - pinen, -
phellandren, borneol, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde,
methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1--curcumin, farnese, humulen, 60% zingiberen
dan zingiberolemenguap, zat pedas gingerol. Kandungan minyak tidak menguap disebut
oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit3,7,11.

Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol,minyak
atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol7.

rimpang jahe juga mengandung flavonoid, 10- dehydrogingerdione, gingerdione,


arginine, linolenic acid, aspartia acid , kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein,
vitamin A dan niacin serta mineral. Kadar olesinnya mencapai 3%3,7.

Asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam
folat), dan C, senyawa- senyawa flavonoid, polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan
arginine12.

Efek farmakologi

peluruh dahak atau obat batuk, peluruhkeringat, peluruh haid, pencegah mual dan
penambah nafsu makan3,10,11.

Antiseptik, circulatory stimulant, diaphoretic,peripheral vasodilator3.

membuang angin, memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan


menghangatkanbadan3,10.
obat karminatifa, diafiretika, dan stimulansiadengan dosis Pemakaian 0,5 gram sampai
1,2 gram3,5.

Minyak atsirinya mempunyai efek antiseptic, antioksidan dan mempunyai aktifitas


terhadap bakteri dan jamur5,10.

Secara tradisional digunakan untuk obat sakit kepala, gangguan pada saluran pencernaan,
stimulansia, diuretic, rematik, menghilangkan rasa sakit, mabuk perjalanan, dan sebagai
obat luar untuk mengobati gatal-gatal akibat gigitan serangga, keseleo, bengkak, serta
memar5,10,11.

Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa jahe memiliki efek antioksidan dan
antikanker5,10.

ekstrak jahe memberiefek positif terhadap respons proliferatif dan sitolitik limfosit,selain
itu ekstrak etanol jahe segarsecara in vitro meningkatkan proliferasi splenosit dan
menurunkan tingkat kematian sel10.

Jahe juga mengandung bahan antioksidan diantaranya senyawa flavonoid dan


polifenol,asam oksalat dan vit C,antioksidan ini dapat membantu menetralkan efek
merusak yang di sebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh12.

Melindungi system pencernaan dengan menurunkan keasaaman lambung dan


menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan hal ini karena jahe mengandung
senyawa aseton dan methanol12.

Jahe mengandung senyawa cineole dan arginine yang memiliki manfaat memperkuat
daya tahan sperma12.

Gingerol dari Rimpang Jahe

1. Struktur kimia, sifat dan golongan

2. Struktur

Rumus molekul gingerol C17H26O413.

Nama sistematik : (S)-5-hidroksi-1-(4-hidroksi-3-methoxyphenyl)-3-dekanon2.

Gambar 2. Struktur gingerol2.

Anda mungkin juga menyukai