Anda di halaman 1dari 15

ACETOGENIN

Dosen Pengampu :Rahayu Utami, M.Sc., Apt


Oleh Kelompok 1 :

Azkia Wanudya Rahmadhani 1701094


Dian Juwita 1701098
Marhamatul Laiyinah 1701140
Nur Amalina 1701117
Raynaldi Syahputra 1701123
Soufie 1801134
Winda Yusma Ameliah 1701136)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
2019
Sejarah Acetogenin
Tahun 1982,acetogenin yang pertama kali berhasil diisolasi yaitu
uvaricin.Uvaricin didapatkan dari ekstrak akar uvaria acuminata ,kemudian
strukturnya dianalisis melalui spektrokopi IR,NMR , dan didapatkan bahwa
uvaricin merupakan turunan asam lemak C34 dengan diakhiri cincin lakton tak
jenuh dan dua cincin THF yang berdekatan yang diapit oleh grup hidroksil
sepanjang rantai alifatik.

Setelah penemuan uvaricin, penelitian terus dikembangkan dan sampai sekarang


telah berkembang hingga lebih dari 400 jenis annonaceous acetogenin.
Definisi Acetogenin

Acetogenin merupakan senyawa metabolit sekunder dari Annonaceae


yang disintesis melalui reaksi antara asam asetat, turunan poliketida
yang memiliki rantai panjang pada asam lemak yaitu 35-39 atom
karbon.

Secara ilmiah acetogenin memiliki nama (IUPAC) (5S)-5-Methyl-3-


[(2R,8R,13R)-2,8,13-trihydroxy-13-[(2,5R)-5-[(iR)-1-hydroxytridecyl]-2-
tetrahydrofuranyl]-[tridecyl-5H-furan-2-one]. Molekular formula dari
acetogenin C35H64O7 serta massa molekul relatif (Mr) 596,88 g/mol.
Sifat dari senyawa ini:
1. Rantai panjang alifatik dengan gugus
hidroksil
2. Asetil karbonil
3. Cincin 1-3 tetrahidrofuran.

Acetogenin juga ditandai dengan keberadaan dua unit fungsional tetrahydrofuran


hydroxylated (THF), dan cincin γ-lakton β-unsaturated.
Biosintesa
•Jalur Asam Asetat
Poliketida meliputi golongan besar bahan alami yang digolongkan
bersama berdasarkan pada pembentukannya. Keanekaragaman struktur dapat
dijelaskan sebagai turunan rantai poli-β-keto, terbentuk oleh koupling dari unit-
unit asam asetat(C2) melalui reaksi kondensasi atau reaksi penggabungan antara
dua senyawa yangmemiliki gugus fungsi dengan menghasilkan molekul yang
lebih besar. Contohnya Senyawa metabolisme sekunder yang dihasilkan melalui
jalur asam asetat meliputiasam lemak (laurat, miristat,
palmitat,stearat,oleat,linoleat,linolenic),gliserida, poliasetilen, fosfolipida, dan gli
kolipida.
Pembentukkan rantai poli- β-keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi
Claisen, keragaman melibatkan urutan β-oksidasi dalam metabolism asam lemak.
Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut sertadalam reaksi Claisen membentuk
asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli-β-
keto yang cukup.
Klasifikasi Annonaceous Acetogenin
Klasifikasi Annonaceous Acetogenin Berdasarkan Struktur berdasarkan
cincin THF, dan pembagiannya adalah sebagai berikut (Villo et al, 2008, Alali
et al, 1999)

1. Annonaceous acetogenin linear


2. Cincin THF tunggal (mono-THF)
3. Cincin THF ganda (bis-THF)
4. Cincin THF triple (tri-THF)
5. Non THF-THP (gabungan THF dan
THP)
6. Acetogenin THP
Bagian lacton dibagi menjadi 4:

1. ɑ,ß unsaturated-γ –lactone(lakton tak jenuh)


2. Ketolactone
3. ƴ-hidroksi lakton
4. ƴ-hidroksi lakton
Contoh senyawa acetogenin
Isolasi
Ekstraksi dan isolasi acetogenin annonaceae dari biji, kulit kayu, daun,
atau akar melalui uji bio (bioassay) dan TLC (KLT). Ekstrak metanol
dipartisi dengan pelarut (misalnya heksana, H2O, CH2Cl2) dan beberapa
langkah kromatografi diperlukan untuk memisahkan dari campuran
kompleks. Senyawa dengan polaritas yang sangat dekat. penggunaan
HPLC sangat membantu (fase normal atau terbalik), karena deteksi
pemindaian cahaya memungkinkan seseorang untuk melacak asetogenin
bahkan jika mereka tidak memiliki kromofor
•Elusidasi struktur
Penjelasan struktur asetogenin agak sulit dan membutuhkan, selain metode
klasik seperti UV, IR, proton dan karbon NMR dan spektrometri massa.
Beberapa strategi massa yang inovatif seperti mass-tanderm atau collision-
induced-disociation (CID). untuk konfigurasi absolut telah diusulkan untuk
menerapkan metode yamaguchi, yang terdiri dalam menganalisis spektra
NMR dari ester ester asetogenin di bidang tinggi dan menyimpulkan
konfigurasi absolut atom karbon yang mengandung gugus hidroksil.
Isolasi sederhana dilakukan dengan teknik ekstraksi secara
maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak kental metanol
difraksinasi berturut-turut dengan n-heksan dan etil asetat.
Selanjutnya proses pemisahan yang difokuskan pada ekstrak kental
metanol dengan menggunakan kromatografi kolom, sebagai fasa
diam dipakai silika gel dan fasa gerak adalah campuran n-heksan:etil
asetat, dan etil asetat : metanol secara bergradien. Isolat yang
diperoleh diuji kemurnian dengan menggunakan Kromatografi Lapis
Tipis. Isolat selanjutnya dikarakterisasi menggunakan UV-Vis dan
Inframerah. Hasil analisis spektroskopi UV-Vis dan Inframerah (IR)
diduga bahwa isolat merupakan senyawa golongan alkaloid jenis
alkaloid indol yang mempunyai karakteristik gugus fungsi N-H
terikat, C-H alifatik, C-N, C=C alifatik, C=O, =C-H aromatik dan
memberikan panjang gelombang pada spektra λmax 282,5 nm dan
237,5 nm (Idrus,2013).
Contoh Senyawa dan tumbuhan penghasil

Daun Sirsak (Annona muricata L.)

Klasifikasi dari tumbuhan sirsak adalah:


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L. (Sunarjono, 2005).
Kandungan kimia

Pelarut aseton
(C3H6O) dapat digunakan
untuk mengekstraksi
senyawa acetogenin yang
terdapat pada daun dan biji
Struktur umum Annonaceous acetogenin sirsak.
Isolasi Senyawa Asetogenin dari Daun Sirsak
•Preparasi Daun Sirsak
Daun sirsak tua (warna hijau pekat), dibersihkan dan dikeringkan selama 7
hari. Pengeringan dilakukan pada temperatur ruang dan diayak.

•Proses Isolasi Acetogenin


Serbuk Sirsak dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% selama 72 jam
dengan mengganti pelarut setiap 24 jam, ekstrak etanol yang diperoleh diuapkan
pelarutnya menggunakan rotari evaporator, selanjutnya difraksinasi dengan
campuran diklorometana dan air (1:1). Fraksi dichlorometana difraksinasi
menggunakan n-heksan dan metanol(1:1), Fraksi metanol dievaporasi dan dialiri
gas N2 untuk menghilangkan metanol.

•Uji Kedde
Fraksi metanol dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis menggunakan
metanol dan diklorometana perbandingan 4,5:0,5. Noda yang terbentuk disemprot
dengan reagen Kedde (3-5 dinitrobenzoat dan KOH dalam metanol)

•Karakterisasi Acetogenin dengan IR


Alat infrared (IR) diatur pada kondisi yang diperlukan. Sampel dilarutkan pada
metanol. Sampel di teteskan pada pellet KBr, kemudian di masukkan pada alat IR.
Bioaktivitas
Sifat sitotoksik terhadap sel kanker yang telah teruji
secara in vitro dan juga bersifat antitumor, antimikroba,
antiparasit, pembunuh serangga (insektisida),
antifeedant (sifat dimana dapat menghentikan seranga
untuk memakan) dan juga menunjukkan aktivitas
imunosupresif (menghambat sistem kekebalan tubuh).
Karena sifat sifat inilah, anonaceous acetogenin
berkembang dengan sangat cepat dan dapat dijadikan
sebagai kemoterapi untuk anti tumor dana gen pestisida
yang menjanjikan (Bermejo et al,2005)
Acetogenin sebagai anti kanker

Acetogenins merupakan inhibitor NADH pada enzim


uniquinone oxidoreductase. Enzim ini merupakan enzim
esensial dalam sistem transpor elektron pada kompleks I
mitokondria. Inhibisi kompleks I membuat sel kekurangan
ATP karena acetogenins, dalam daun sirsak menghambat
ATP (adenosina trifosfat).

ATP sumber energi di dalam tubuh.Sel kanker


membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan
banyak ATP. Acetogenins masuk & menempel di reseptor
dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria
akibatnya sel kanker berhenti & akhirnya mati,
menghambat pertumbuhan sel dan mengganggu kinerja
sel. Hal tersebut memicu terjadinya kematian sel
(McLaughlin, 2006).

Anda mungkin juga menyukai