Disusun oleh:
JURUSAN KIMIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Obat Bahan Alam (OBA) dan
penggolongannya
b. Untuk mengetahui kriteria Obat Bahan Alam (OBA)
c. Untuk mengetahui peran ilmu kimia dalam bidang Obat Bahan Alam
(OBA).
d. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika terdapat BKO
(Bahan Kimia Obat) di dalam OBA.
e. Untuk mengetahui apa saja metode yang digunakan untuk analisis
sibrutamin HCl dalam jamu pelangsing dan bagaimana prinsip
kerjanya.
f. Untuk mengetahui cara menganalisis bahan kimia obat Sibutramin
HCl dan kadar yang terkandung dalam jamu pelangsing.
BAB II
ISI
Menurut Peraturan Kepala BPOM RI, Obat Bahan Alam (OBA) atau
Obat Tradisional (OT) merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) atau
campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
a) Keamanan
- Uji mikroba patogen
- Uji batas logam berat
- Uji ALT (Angka Lempeng Total)
- Uji kapang / khamir
- Tidak mengandung bahan yang dilarang
b) Mutu
- Uji kadar air
- Cara pembuatan
- Sumber perolehan bahan baku
- CA bahan baku
- CA produk jadi
- Keseragaman bobot / volume
- Stabilitas produk jadi
Selain itu untuk mendapatkan izin edar, produk Obat Bahan Alam
(OBA) juga harus memenuhi syarat pendaftaran OBA, yaitu memenuhi
data administrasi dan data teknis. Data administrasi meliputi izin
industri / importir; penanggungjawab industri, CPOB /CPOTB (lokal):
CFS, GMP, Letter of authorization (impor). Sedangkan data teknis
meliputi formulasi/komposisi dan khasiat masing-masing bahan, data
mutu dan teknologi pembuatan, penandaan (etiket, brosur).
2.3. Peran Ilmu Kimia dalam Bidang Obat Bahan Alam (OBA)
2.4. Dampak yang Ditimbulkan Jika terdapat BKO (Bahan Kimia Obat)
Sibutramin HCl di dalam Jamu Pelangsing
Obat herbal merupakan jenis obat yang memiliki komposisi dari
jenis-jenis tanaman herbal yang berkhasiat tinggi. Jenis obat ini sangat baik
dikonsumsi karena tidak akan menimbulkan efek samping bagi pemakainya.
Namun sayangnya, saat ini mulai banyak yang mencampurkan bahan herbal
dengan BKO atau bahan kimia obat. BKO merupakan suatu istilah dalam
bidang kefarmasian di Indonesia untuk obat-obat sintesis yang dicampurkan
dengan obat herbal. Pencampuran bahan kimia obat ini bertujuan untuk
membuat khasiat dari obat herbal bisa cepat terasa oleh penggunanya.
Namun, bukannya efektif, hal ini justru ternyata dapat memberikan efek
negatif pada tubuh bila dikonsumsi secara terus-menerus.
Dewasa ini banyak ditemui jamu pelangsing yang mengandung
BKO Sibutramin HCl. Sibutramin HCl merupakan salah satu obat
antiobesitas yang berkhasiat sebagai anoreksansia. Dimana anoreksansia
merupakan zat zat berdaya menekan nafsu makan dan digunakan untuk
menunjang diet pada penanganan obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai
keberadaan lemak tubuh dalam jumlah abnormal, yang mengakibatkan
kegemukan dan overweight pada keadaan tinggi badan dan jumlah otot
tertentu.
Sibutramin HCl tidak boleh dikonsumsi oleh pasien dengan riwayat
penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau stroke. Jika
Sibutramin HCl ini dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan akan
menimbulkan beberapa efek samping yaitu dapat meningkatkan tekanan
darah (hipertensi), denyut jantung, sakit kepala, insomnia (sulit tidur),
konstipasi, migrain, depresi, sistem kekebalan tubuh menurun dan gula
darah menurun drastis.
2.3. Metode dan Prinsip Kerja yang Digunakan untuk Analisis Sibrutamin
HCl dalam Jamu Pelangsing
Metode yang dapat digunakan adalah metode kromatografi lapis
tipis (KLT) untuk analisis kualitatif. Oleh karena sibutramin HCl memiliki
gugus kromofor yang berupa benzena klorida, sehingga dapat dianalisis
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis sebagai analisis kuantitatif.
a. Analisis kuantitatif
Analisis kualitatif digunakan metode KLT yaitu Kromatografi Lapis
Tipis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan bahan kimia
obat sibutramin HCl pada jamu pelangsing. KLT merupakan salah satu
metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi)
dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang
akan bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya serap
adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen
bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang
menyebabkan pemisahan.
Pada proses adsorpsi senyawa kimia dapat terpisah-pisah
disebabkan oleh daya serap adsorban terhadap tiap-tiap komponen kimia
tidak sama. Sedangkan partisi adalah kelarutan tiap-tiap komponen kimia
dalam cairan pengelusi (eluen) tidak sama dimana arah gerakan eluen
disebabkan oleh gaya sentrifugal sehingga komponen kimia dapat
bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda.
KLT merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun,
disini KLT digunakan untuk menganalisis senyawa secara kualitatif.
Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir (fase diam)
ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan
yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan
berupa bercak atau pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana
tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak).
Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan),
selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi.
Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV
b. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan metode spektrofotometer UV-Vis,
spektrofotometer UV-Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga yang
mempengaruhi substansi senyawa kimia. Cahaya yang digunakan
menggunkan foton yang bergetar dan menjalar sacara lurus dan
merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling tegak lurus.
Tenaga foton bila mempengaruhi senyawa kimia, maka akan
menimbulkan tanggapan (respon). Prinsip kerjanya sendiri adalah
interaksi antara energy yang berupa sinar monokromatis dari sumber
sinar dengan materi berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu
dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi. Serapan tidak terjadi
seketika pada daerah UV-Vis untuk semua struktur elektronik, tetapi
hanya pada sistem-sistem terkonjungasi, struktur elektronik dengan
adanya ikatan π dan non bonding elektron.
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer
yaitu bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka
sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan
sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber
radiasi diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator
diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi.
Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara
berulang-ulang, sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan
dilihat hasilnya selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer
yang sudah terprogram.
2.5. Analisis Bahan Kimia Obat Sibutramin HCl dan Kadar yang
Terkandung dalam Jamu Pelangsing
1. Pengumpulan Sampel
2. Pembuatan Larutan Standar KLT
Ditimbang secara akurat 50 mg sibutramin HCl dan dipindahkan ke
dalam labu takar 100 mL, dilarutkan dengan metanol dan diencerkan hingga
kandungan sibutramin HCl menjadi 500 μg/mL. Diambil 10 mL
dipindahkan ke labu takar 100 mL dan diencerkan, kemudian difiltrasi.
3. Preparasi Sampel KLT
1 g sampel yang telah diserbuk halus ditimbang dengan seksama,
dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL dan dilarutkan menggunakan
metanol. Dikocok selama 30 menit dan disaring. Filtrat dimasukkan dalam
labu takar 10 mL dan tambah dengan metanol.
4. Pembuatan Larutan Standar Spektrofotometri UV-Vis
Standar sibutramin ditimbang dengan teliti sebanyak 125 mg dan
dilarutkan menggunakan aqua bidestilata sampai 100 ml. Dipipet 50 μL dan
ditambahkan dengan aqua bidestilata sampai 10 mL, kemudian dibaca
absorbansinya pada rentang panjang gelombang 200 – 400 nm untuk
mencari λmaks menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Maluf et. al, 2007).
5. Pembuatan Kurva Baku
Dibuat seri konsentrasi 50, 75, 100, 125 dan 150 μL dari larutan
standar dan ditambahkan dengan pelarut aqua bidestilata sampai 10 mL,
kemudian dibaca pada alat spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang 223,5 nm dan dihitung kurva bakunya.
6. Preparasi Sampel Spektrofotometri UV-Vis
Timbang 200 mg secara seksama sampel yang diperkirakan
mengandung sibutramin, kemudian letakkan dalam labu takar 25 mL
tambahkan dengan aqua bidestilata. Dipipet 250 μL dan ditambah dengan
aqua bidestilata sampai 10 mL, kemudian dibaca absorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
7. Analisis Kualitatif
Analisis dilakukan menggunakan metode KLT dengan fase diam
silika gel GF254 dengan jarak pengembangan sebesar 8 cm, fase gerak
campuran etil asetat : N-Heksan (7:3), aseton : kloroform (7:3), aseton :
kloroform : N-heksan (5:3:2). Data KLT diperoleh dengan menghitung Rf
yang didapat.
8. Analisis kuantitatif
Dari larutan standar diperoleh hasil panjang gelombang maksimal,
persamaan kurva baku dan nilai R, persamaan kurva baku digunakan untuk
menghitung kadar sibutramin di dalam sampel. Hasil penotolan pada KLT
yang mempunyai Rf sama kemudian dianalisis menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 223,5 nm dan pada
panjang gelombang inilah didapatkan data absorbansi yang maksimum.
Data absorbansi yang diperoleh kemudian dicari kadarnya menggunakan
persamaan kurva baku dan dihitung RSD-nya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
HS, Adhe Wisnu, Sri Sudewi, dan Widya Astuty L. 2017. Analisis Bahan Kimia
Obat Sibutramin HCl paada Jamu Pelangsing yang Beredar di Kota
Manado. PHARMACON, Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT, Vol. 6
(4):2302, 2493.
Susila, Pundra Oktagia. 2013. Identifikasi dan Kuantifikasi Bahan Kimia Obat
Sibutramin dalam Jamu Pelangsing yang Beredar Di sekitar Surakarta.
Gultom, Irmina. 2018. Ini Dia Bedanya Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan
Fitofarmaka. Artikel. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/irmina.gultom/5bdab8f4ab12ae2c5c388fe5/i
ni-dia-bedanya-jamu-obat-herbal-terstandar-dan-fitofarmaka?page=all
Saputra, Wahyu Eko. 2017. Regulasi Ketat untuk Menjamin Keamanan dan
https://www.slideshare.net/mluthfan2/regulasi-ijinedarbpom-2-68222848
https://www.scribdt.com/doc/311906130/Peranan-Kimia-Dalam-Obat-
Tradisional
Candra, Asep. 2010. Inilah Efek Samping Obat Kimia dalam Jamu. Artikel.
Diakses dari
https://lifestyle.kompas.com/read/2010/08/24/13290087/Inilah.Efek.Sampi
ng.Obat.Kimia.dalam.Jamu
https://www.tabletwise.com/medicine-id/sibutramine-hydrochloride