Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan
penanganan secara komperhensif, yang dimana permasalahan gigi berdimensi luas
meliputi faktor fisik, mental, maupun sosial bagi individu yang menderita penyakit
gigi. Gigi merupakan salah satu dari bagian tubuh yang berfungsi sebagai alat
pengunyah pada sistem pencernaan manusia (Worotitjan., dkk, 2013). Salah satu
masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering muncul dan di temui pada
masyarakat terutama pada anak sekolah yaitu kejadian karies gigi (Kemenkes RI,
2012).
Produk farmasi yang dapat digunakan untuk mencegah karies gigi salah satunya
adalah pasta gigi. Pasta gigi adalah sediaan yang digunakan dengan cara diaplikasikan
pada gigi yang bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Salah satu bakteri yang
menjadi faktor penyebab karies gigi yaitu bakteri Streptococcus mutans. Bakteri
Streptococcus Mutans adalah bakteri gram positif penyebab karies pada gigi (Tandra
dkk., 2020).
Natrium Bicarbonatb atau biasa di sebut baking soda merupakan senyawa kimia
dengan rumus NaHCO3 yang termasuk kedalam golongan garam dan sering di jumpai
dalam bentuk Kristal bubuk berwarna putih, dimana kandungan natrium bicarbonate ini
mampu menghilangkain stain pada perokok maupun skaries, kandungan ini juga dapat
digunakan untuk memutihkan gigi . Natrium Bicarbonat tidak bersifat iritan dan
abrasive dan umumnya juga digunakan sebagai antibacterial (Paramita., 2015).
Umumnya sediaan pasta gigi mengandung bahan katif yaitu Natrium Bicarbonate
dimana Natrium Bicarbonat bekerja sebagai penertral asam yang di hasilkan bakteri
dalam rongga mulut, sehingga dapat membantu mencegah terjadinya karies (Rahayu,
dkk., 2018). Di negara lain salah satunya Amerika pernah membandingkan efisiensi
pasta gigi yang mengandung zat aktif natrium bicarbonate dan pasta gigi lain dalam
membersihkan plak/karies menunjukkan hasil dimana pasta gigi yang mengandung
natrium bicarbonate lebih efektif dalam membersikan plak/karies daripada pasta gigi
lain.
Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan pengujian pada sediaan pasta gigi
dengan kandungan zat aktif Natrium Bicarbonate dimana bertujuan untuk mengetahui
mutu fisik sediaan yang baik. Stabilitas fisik sediaan dapat diketahui dengan melakukan
evaluasi fisik terhadap sediaan pasta gigi yang telah dibuat. Evaluasi sediaan farmasi
meliputi uji organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, dan tinggi busa.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui formula pada sediaan pasta gigi.


2. Untuk mengetahui evaluasi mutu fisik yang baik pada sediaan pasta gigi dari
zat aktif Natrium Bicarbonate
C. Manfaat

Manfaat dari preformulasi sediaan pasta gigi yaitu :

1. Dapat mengetahui formula pada sediaan pasta gigi yang baik.

2. Dapat mengetahui evaluasi mutu fisik yang baik pada sediaan pasta gigi dari zat
aktif Natrium Bicarbonate.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lembaga Farmasi Instalasi Farmasi TNI-AL,
berlokasi di Jakarta Pusat pada bulan Januari 2024.
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan pada proses pembuatan formulasi sediaan pasta gigi
meliputi Timbangan Analitik, Gelas Ukur, Gelas Beker, Mortir, Batang Pengaduk,
pH Universal, Viscometer Brookfield, Tabung Reaksi, Pipet Tetes.

2. Bahan
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan formulasi sediaan pasta gigi
meliputi Natrium Bicarbonate, Gliserin, Sodium Lauril Sulfat, Mentol Crystal,
Gum Arabica, Karbomer, Sakarin, Natrium Benzoate, dan Aquadest.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode experimental laboratorium bersumber dari
formulasi penelitian sebelumnya.
D. Rancangan Formula Sediaan Pasta Gigi (100 gram)

1. Formula Pasta Gigi 1


Nama Bahan F1 F2 F3 Kegunaan
Natrium Bicarbonate 10 gram 10 gram 10 gram Zat aktif/agen
abrasive
Gliserin 25 gram 20 gram 20 gram Humektan
Sodium Lauril Sulfat 2 gram 2,5 gram 2 gram Wetting Agent
Mentol Crystal 0,4 gram 0,4 gram 0,4 gram Flavour
Gum Arabica 25 gram 27 gram 20 gram Pengikat
Karbomer 0,7 gram 1 gram 1,5 gram Pengikat
Sakarin 0,3 gram 0,3 gram 0,3 gram Pemanis
Natrium Benzoat 0,4 gram 0,3 gram 0,5 gram Pengawet
Aquadest Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml Pelarut

E. Prosedur Pembuatan
1. Prosedur Pembuatan Pasta Gigi
1. Ditimbang semua bahan pasta gigi secara seksama.
2. Selanjutnya gelling agent dibuat dengan cara Gum arab ditambah air sebanyak
10 mL, kemudian digerus homogen hingga terbentuk massa I.
3. Gerus karbomer dengan air hangat sebanyak 5 ml, hingga terbentuk mucillago
kemudian campurkan dengan masa I.
4. Masukan menthol crystal dan natrium benzoat kemudian digerus, lalu
ditambahkan gliserin hingga homogen (massa II).
5. Selanjutnya massa II ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam massa I dan
digerus hingga homogen (massa III).
6. Dilarutkan natrium sakarin dengan sedikit air, tambahkan ke dalam massa III,
kemudian digerus hingga homogen (massa IV).
7. Ditambahkan natrium lauril sulfat lalu digerus perlahan hingga homogen
(hindari masuknya udara ke dalam pasta).
8. Ditambahkan Ntrium Bicarbonate kedalam masa IV kemudian digerus hingga
terbentuk pasta, kemudian dimasukkan ke dalam wadah atau pot.
9. Lakukan evaluasi sediaan pasta gigi.
F. Evaluasi Sediaaan Pasta Gigi
1. Uji Organoleptis
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada pengindraan.
Pengujian organoleptik dapat dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau
dan rasa (Marlina & Rosalini, 2018)

2. Uji Homogenitas
1. Sediaan pasta gigi ditimbang sebanyak 0,1 g, kemudian dioleskan secara
merata dan tipis pada kaca transparan.
2. Pengamatan dilakukan dengan cara meletakkan kaca pada sumber cahaya.
3. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen, warna merata, tidak ada
gumpalan gelembung udara, gumpalan dan partikel yang terpisah (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

3. Uji pH
Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan pH Universal . Syarat mutu
pH pada sediaan pasta yaitu 4,5-10,5 agar tidak mengiritasi mukosa mulut
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Uji pH dilakukan dengan
cara mengambil sebanyak 0,5 g pasta gigi dan diencerkan dengan 5 mL akuades,
kemudian pH stik dicelupkan selama 1 menit dan amati perubahan warna
pada stik pH, kemudian dicocokkan dengan warna stik yang dihasilkan
dengan melihat indikator pH. (Tranggono,2007).

4. Uji Tinggi Busa


Syarat tinggi busa maksimal pada sediaan pasta gigi yaitu 15 mm (Marlina
dan Rosalini. 2017).

Uji pembentukan busa pada pasta gigi dilakukan dengan mengambil 2 gr


pasta gigi dan dimasukan kedalam gelas ukur 25ml kemudian dilarutkan dengan
aquadest sebanyak 15ml. gelas ukur ditutup dan dikocok sebanyak 5 (lima) kali
dan diamati tinggi busanya (Ria. 2017)

5. Uji Viskositas
Mengukur kekentalan/viskositas diukur dengan menggunakan viskometer
Brookfield. Standar viskositas: 20000 – 50000 Cp (Marlina & Rosalini, 2018).
a) Sampel Pasta Gigi
1. Sampel pasta gigi dimasukkan dalam gelas beaker.

2. Pasang spindle Nomor 6 (enam) pada alat viscometer brookfield, dengan


kecepatan 50 rpm.
3. Masukkan spindel ke dalam sampel hingga kedalaman yang ditentukan.
4. Nyalakan tombol ON pada alat kemudian tunggu hingga 5 menit. Arus listrik
memutar spindel sampai jarum viskometer menunjukkan angka.
5. Hasil pengukuran viskositas adalah angka yang ditampilkan pada monitor
viskometer, yang dikalikan dengan faktor yang terdapat pada alat.

Anda mungkin juga menyukai