Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PASTA GIGI HERBAL DAN PASTA GIGI NON HERBAL BAGI

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Aisyah Nurmawati, Djian Arviani, Revina Daniella Dwi March, Rosa Apriani, Sandra Febiola
Silalahi
Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Email: kasmansyahcaniago@yahoo.co.id

Abstrak: Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting. Kita dapat menjaga kesehatan gigi
dan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan malam hari
sebelum tidur. Pastinya dalam menjaga kesehatan gigi tersebut membutuhkan sikat gigi dan pasta
gigi untuk membersihkan sisa makanan, permukaan gigi, dan daerah sekitar mulut agar terhindar
dari plak gigi, karies gigi dan bau mulut yang dapat mengganggu kenyamatan disekitar kita. Pasta
gigi adalah salah satu produk kosmetik yang digunakan tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga
anak-anak. Pasta gigi dikelompokkan menajadi dua yaitu pasta gigi herbal dan pasta gigi non heral.
Dari kedua tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda salah satunya dalam segi pengaruh. Dari
hasil kuisioner yang di bagikan pada mahasiswa semester 1, 3, dan 5 pskg fk unsri menunjukkan
variabel penggunaan pasta gigi herbal dan non herbal memberikan pengaruh dengan hasil variabel
sebesar 16,6% dan 83,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Dapat disimpulkan bahwa pasta gigi herbal
jauh lebih baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dibandingkan dengan pasta gigi non herbal
yang dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan gigi dan mulut.

Kata Kunci : Pasta gigi herbal, pasta gigi non herbal

PENDAHULUAN masalah gigi dan mulut di Indonesia, yakni


sekitar 90% penduduk menderita penyakit gigi
Gigi dan mulut merupakan salah satu
dan mulut.
organ tubuh yang sangat penting untuk dijaga.
Dalam hal ini gigi dan mulut berfungsi Menjaga kesehatan gigi dan mulut
sebagai tempat pertama kali masuknya salah satunya yaitu menjaga kebersihan gigi
makanan ke dalam tubuh manusia, sehingga dengan cara menyikat gigi. Secara mekanis,
penting bagi kita untuk menjaga kesehatan menyikat gigi membantu kontrol plak dan
gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan langkah awal untuk mengontrol
dapat memengaruhi kualitas hidup, oleh karies serta penyakit periodontal baik untuk
karenanya dapat terganggunya fungsi bicara, individu maupun populasi. Menyikat gigi
pengunyahan dan estetik. Di Indonesia dapat dilakukan dengan kegiatan rutin atau
kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang biasa dilakukan dua kali dalam sehari yaitu
perlu mendapat perhatian serius dari pada pagi hari dan pada malam hari sebelum
pemerintah dan tenaga kesehatan gigi. Hal ini tidur. Cara menyikat gigi dengan teknik dan
disebabkan karena tingginya angka kejadian metode yang benar beserta penggunaan pasta

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 1


gigi sangat efektif untuk menjaga kebersihan masyarakat terhadap penggunaan bahan alami.
gigi dan mulut. Jenis pasta gigi yang Pasta gigi herbal mengandung sodium
digunakan merupakan salah satu faktor yang bikarbonat, sodium florida dan kandungan
berperan di dalamnya, karena pasta gigi bahan herbal. Bahan herbal yang dipakai
berfungsi untuk mengurangi pembentukan memiliki sifat anti inflamasi yang diketahui
plak, memperkuat gigi terhadap karies, mampu menstimulasi respons imun, memiliki
membersihkan dan memoles permukaan gigi, sifat anti perdarahan, sebagai bahan antiseptik
menghilangkan atau mengurangi bau mulut, alami, dan memiliki sifat antiseptik, dan
memberikan rasa segar pada mulut serta analgesik.
memelihara kesehatan gingiva.
Melihat berbagai penelitian bahwa
Pada awalnya pasta gigi yang pasta gigi herbal mampu menghambat
digunakan bersama sikat gigi hanya bersifat pembentukan plak yang dilakukan Suherna et
sebagai alat kosmetik namun dengan al (2009) serta penelitian yang dilakukan
perkembangan saat ini banyak dibuat pasta Adwan et al (2012) tentang perbedaan pasta
gigi yang mempunyai efek untuk mengobati gigi herbal dan non-herbal dalam menghambat
penyakit mulut dan mencegah karies gigi. pertumbuhan candida albicans, maka penulis
Oleh karena itu, para produsen pasta gigi ingin melakukan penulisan artikel mengenai
mulai menambahkan bahan herbal sebagai pengaruh pasta gigi herbal dan non herbal bagi
bahan anti bakterial tambahan yang dipercaya kesehatan gigi dan mulut.
tidak memiliki efek samping bagi tubuh
manusia. Hal ini didukung oleh tingginya
minat masyarakat terhadap penggunaan bahan
herbal dalam kegiatan sehari-hari, salah
satunya penggunaan bahan herbal dalam pasta
gigi walaupun efektivitas pasta gigi herbal
masih diperdebatkan. Penggunaan bahan TINJAUAN PUSTAKA
herbal sebenarnya sudah dilakukan sejak
zaman dahulu sebagai penanggulangan A. PASTA GIGI
masalah kesehatan, baik berupa pencegahan
(preventif), penyembuhan (kuratif) maupun Pasta gigi sejenis pasta yang digunakan untuk
perbaikan (rehabilitatif). membersihkan dan memoles permukaan gigi.
Fungsinya untuk membersihkan gigi dari sisa-
Saat ini, telah dikembangkan pasta gigi
sisa makanan atau minuman, mengurangi
herbal sesuai dengan meningkatnya minat

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 2


pembentukan plak atau stain, menjaga terkadang juga dicampuri garam fluorida
kesehatan gigi dan gusi, memperkuat untuk mencegah pembusukan gigi.
perlindungan gigi terhadap karies, dan
menghilangkan bau yang disebabkan oleh
aktifitas bakteri di dalam mulut. B. JENIS JENIS PASTA GIGI
Pasta gigi pada uumnya mengandung zat
ampelas lembut zat aktif permukaan zat 1.1 Pasta gigi non herbal
pengikat dan pelembap. Pasta gigi dibuat dari
berbagai macam bahan penyusun salah pasta gigi non herbal berbahan fluoride
satunya adalah surfaktan yang dapat bisa memperbaiki dan mempertahankan
membentuk busa dari pasta gigi. Surfaktan struktur gigi karena resisten terhadap
biasanya ditambahkan dalam bentuk detergent kerusakan dan pembusukan serta
sintetis karena memberi efek pembusaan yang merangsang remineralisasi. Sehingga
efektif yang berupa detergent anionik. Adanya kerusakan dan pembusukan gigi bisa
surfaktan pada pasta gigi untuk membasahi diatasi lebih cepat.
dan menyebarkan partikel yang terdapat pada Fluoride adalah garam fluor yang dalam
pasta gigi. Bahan surfaktan harus mampu larutan akan menghasilkan ion fluoride.
menyebabkan terjadinya suspensi encer dari Inkorporasi ion fluoride ke dalam email
bahan-bahan penggosokan pemoles yang gigi yang sedang berkembang akan
berkembang selama penyikatan dan merembes memperkuat email dan membuat gigi lebih
di sela-sela, dapat meningkatkan efek resisten terhadap karies.
pembersihan dan menghilangkan unsur-unsur
asing. Berbagai surfaktan dapat menurunkan 1.2 Pasta gigi herbal
tegangan permukaan, sehingga pasta gigi
dapat terserap melalui pori-pori pada seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
permukaan gigi dan efektif melepaskan dan teknologi, berbagai produsen pasta gigi
kotoran-kotoran yang menempel. membuat inovasi untuk menambah zat lain
Menurut Harry's Cosmeticology kadar yang bermanfaat bagi kesehatan gigi. Salah
surfaktan dalam sediaan pasta gigi adalah l%- satu yang umum ditambahkan pada pasta gigi
2% . selain itu terdapat zat aktif permukaan herbal adalah daun sirih. Menggunakan daun
yang biasa digunakan yaitu natrium lauril sirih sebagai penguat gigi, obat untuk
sulfat. Karagen digunakan sebagai zat menghentikan pendarahan pada gusi,
pengikat, dan gliserin sebagai pelembap, menghilangkan bau mulut dan sekaligus daun
sirih dikenal sebagai antiseptik alami. Pada

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 3


daun sirih terdapat minyak atsiri daun sirih dalam merawat kebersihan gigi dan mulut
yang terbukti sebagai antibakteri yang 3x lebih adalah sebagai berikut:
efektif daripada senyawa fluoride.
1. Sikatlah gigi dengan benar minimal 2 kali
Minyak atsiri lebih efektif daripada flouride sehari; pagi sehabis sarapan dan malam
karena minyak atsiri mengandung fenol dan sebelum tidur. Pastikan sikat gigi Anda bersih
kavikol yang bersifat bakterisidal yang sebelum digunakan
mampu membunuh bakteri. Sedangkan
flouride hanya mampu menghambat 2. Jangan tunggu sikat gigi Anda mekar. Ganti
perkembangan bakteri. Minyak atsiri lebih sikat gigi setiap 3-4 bulan sekali. Pilih sikat
bagus digunakan untuk menjaga kesehatan gigi berbulu lembut dengan kepala sikat yang
gigi, gusi, dan menghilangkan bau mulut yang dapat menjangkau semua bagian gigi
disebabkan oleh bakteri. Penelitian lain juga
3. Sebagai indera pengecap yang terbilang
telah membuktikan bahwa daun sirih memiliki
sensitif, lidah adalah bagian yang paling
manfaat anti bakteri, anti jamur, anti larva,
sering terpapar makanan yang masuk ke mulut,
anti diabetes dan anti inflamasi yang baik
karenanya rajinlah menyikat lidah
untuk kesehatan.

4. Gunakan pasta gigi yang mengandung


fluoride
C. KESEHATAN GIGI DAN MULUT
5. Gunakan cairan antiseptik untuk berkumur
setelah gosok gigi
Oral Hygiene (kebersihan mulut) adalah upaya
melaksanakan kebersihan rongga mulut, lidah 6. Gunakan benang gigi sekali sehari untuk
dari semua kotoran/sisa makanan. Kebersihan mengangkat plak yang tidak dapat disentuh
gigi dan mulut yang buruk tidak hanya oleh sikat gigi dan obat kumur
menyebabkan bau mulut, kerusakan gigi dan
7. Kunyah permen karet tanpa gula untuk
radang gusi, tetapi juga meningkatkan risiko
meningkatkan aliran air liur yang dapat
penyakit jantung dan masalah kesehatan
membersihkan partikel makanan dan asam
lainnya. Cara paling sederhana adalah dengan
penyebab kerusakan gigi
menyikat gigi dua kali sehari yakni setelah
sarapan dan sebelum tidur. 8. Hindari makanan yang banyak mengandung
gula dan manis
Merawat gigi dan gusi perlu dilakukan sedini
mungkin. Langkah-langkah yang dilakukan 9. Minum air putih setelah makan

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 4


10. Biasakanlah untuk makan buah-buahan mahasiswa fakultas Kedokteran program studi
segar karena seratnya dapat membantu Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya
menghilangkan kotoran yang ada di gigi tersebut sebanyak 102 mahasiswa. Penentuan
jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu
11. Konsumsi makanan yang seimbang dan
dari rumus yang dikembangkan oleh Krejcie
kaya kalsium, seperti susu, keju, telur, ikan
dan Morgan (Sugiyono, 2010: 69).
teri, bayam, katuk, sawi, dan agar-agar
3.3 Teknik Pengambilan Data
12. Hindari stres dan jaga daya tahan tubuh,
Pada penelitian ini pengumpulan data
antara lain dengan mengonsumsi vitamin C
menggunakan metode sebagai berikut:
dan makan makanan bergizi
Angket atau kuesioner
Instrumen angket atau kuesioner dalam
13. Melakukan pemeriksaan berkala ke dokter
penelitian ini menggunakan skala Likert, maka
gigi setiap enam bulan sekali.
variabel yang diukur dijabarkan menjadi
METODOLOGI PENELITIAN
indikator-indikator yang dapat diukur.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Indikator tersebut digunakan sebagai titik

Tempat penelitian dilakukan di tolak untuk membuat item instrumen yang

Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya. berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu

Pelaksanaan penelitian ini diperkirakan selesai dijawab oleh responden. Setiap jawaban

dalam 2 minggu, yaitu sejak 13 November dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau

2016 27 November 2016. dukungan sikap yang diungkapan dengan


memberi tanda pada pilihan jawaban yang
terdiri dari, sangat setuju (SS), setuju (S),
3.2 Populasi dan Sampel kurang setuju (KS) dan tidak setuju (TS).

Populasi dalam penelitian ini adalah


HASIL PENELITIAN DAN
mahasiswa semester satu, tiga dan lima
PEMBAHASAN
fakultas Kedokteran program studi
4.1 Hasil Penelitian
Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya yaitu
sebanyak 132 mahasiswa. Teknik
4.1.1 Pasta Gigi Herbal
pengambilan sampel dalam penelitian ini
Hasil deskripsi variabel pasta gigi herbal
menggunakan teknik propotional random
(X1) diterangkan bahwa terdapat 67 responden
sampling mengingat penelitian ini bersifat
menggunakan pasta gigi herbal dengan rata-
homogen. Sampel dalam penelitian ini yaitu
rata (mean) sebesar 70,19; simpangan baku

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 5


(standard deviasi) sebesar 6,67; tingkat
4.1.3 Kesehatan Gigi dan Mulut
penyebaran data responden menggunakan
Hasil deskripsi kesehatan gigi dan mulut
pasta gigi herbal (variance) sebesar 44,58;
(Y) diterangkan bahwa terdapat 102
rentang (range) sebesar 36; skor minimum
responden memiliki kesehatan gigi dan mulut
dalam data pasta gigi herbal adalah sebesar
dengan rata-rata (mean) sebesar 77,29;
57; dan skor maksimum dari data tersebut
simpangan baku (standard deviasi) sebesar
adalah sebesar 93. Berdasarkan hasil
4,32; tingkat penyebaran data (variance)
interpretasi skor variabel, penggunaan pasta
sebesar 18,71; rentang (range) sebesar 21;
gigi herbal termasuk dalam kategori
skor minimum dalam data kesehatan gigi dan
kuat/tinggi. Hal ini berarti menunjukkan
mulut adalah sebesar 70; dan skor maksimum
penggunaan pasta gigi herbal pada mahasiswa
dari data adalah sebesar 91. Berdasarkan hasil
semester satu, tiga, dan lima fakultas
interpretasi skor variabel maka maka
kedokteran jurusan kedokteran gigi sudah
kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam
banyak dilakukan dan mengetahui pentingnya
kategori kuat atau tinggi
menggunakan pasta gigi herbal untuk
kesehatan gigi dan mulut.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Pasta Gigi Herbal terhadap
4.1.2 Pasta Gigi Nonherbal
Kesehatan Gigi dan Mulut
Hasil deskripsi pasta gigi nonherbal
Variabel penggunaan pasta gigi herbal
(X2) diterangkan bahwa terdapat 102
memberikan pengaruh yang signifikan dan
responden menggunakan pasta gigi nonherbal
positif terhadap kesehatan gigi dan mulut
dengan rata-rata (mean) sebesar 50,12;
mahasiswa semester 1, 3, dan 5 fakultas
simpangan baku (standard deviasi) sebesar
kedokteran program studi kedokteran gigi
8,33; tingkat penyebaran data (variance)
Universitas Sriwijaya. Hal ini ditunjukkan
sebesar 40,6; rentang (range) sebesar 26; skor
dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,320
minimum dalam data adalah sebesar 30; dan
lebih besar daripada nilai signifikansi sebesar
skor maksimum dari data motivasi berprestasi
0,05 atau 5%.
siswa adalah sebesar 56. Berdasarkan hasil
Meskipun demikian, variabel
interpretasi skor variabel maka motivasi
penggunaan pasta gigi herbal berpengaruh
berprestasi termasuk dalam kategori rendah.
terhadap kesehatan gigi dan mulut hanya
Hal ini berarti minimnya penggunaan pasta
sebesar 10,2%, ditunjukkan dengan output
gigi nonherbal dikarenakan dampak atau
hasil uji regresi bahwa nilai R2 sebesar 0,102.
pengaruhnya terhadap kesehatan gigi dan
Sedangkan 89,08 % dipengaruhi oleh faktor
mulut berpotensi besar.

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 6


lain. Faktor lain yang mempengaruhi bisa 3.2.3 Pengaruh penggunaan pasta gigi herbal
meliputi adanya plak gigi, karang gigi, dan nonherbal terhadap kesehatan gigi dan
sariawan dll yang berpengaruh terhadap mulut mahasiswa semester 1, 3, dan 5 fakultas
kesehatan gigi dan mulut. Hal ini berarti kedokteran program studi kedokteran gigi
bahwa semakin banyak mahasiswa yang Universitas Sriwijaya
menggunakan pasta gigi herbal berarti Variabel penggunaan pasta gigi herbal
kesehatan gigi dan mulut semakin berpotensi dan variabel penggunaan pasta gigi nonherbal
baik. memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap kesehatan gigi dan mulut mahasiswa
3.2.2 Pengaruh Pasta Gigi Nonherbal terhadap semester 1, 3, dan 5 fakultas kedokteran
Kesehatan Gigi dan Mulut program studi kedokteran gigi Universitas
Variabel penggunaan pasta gigi Sriwijaya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
nonherbal memberikan pengaruh yang kurang koefisien korelasi sebesar 0,408 lebih besar
signifikan dan berpotensi buruk terhadap daripada nilai signifikansi sebesar 0,05 atau
kesehatan gigi dan mulut mahasiswa semester 5%. Variabel penggunaan pasta gigi herbal
1, 3, dan 5 fakultas kedokteran program studi dan nonherbal terhadap kesehatan gigi dan
kedokteran gigi Universitas Sriwijaya. Hal ini mulut sebesar 16,6%, ditunjukkan dengan
ditunjukkan dengan hasil koefisien korelasi nilai R2 sebesar 0,166. Sedangkan 83,4%
sebesar 0,310 lebih besar daripada nilai dipengaruhi oleh faktor lain.
signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Secara statistik, dapat disimpulkan
Meskipun demikian, variabel motivasi bahwa penggunaan pasta gigi herbal dan
berprestasi berpengaruh terhadap Prestasi nonherbal berpengaruh terhadap kesehatan
Belajar Praktik Instalasi Listrik hanya sebesar gigi dan mulut yang dilakukan pada studi
9,60%, ditunjukkan dengan output hasil uji kasus mahasiswa semester 1, 3, dan 5 fakultas
regresi bahwa nilai R2 sebesar 0,096. kedokteran program studi kedokteran gigi
Sedangkan 90,40 % dipengaruhi oleh faktor Universitas Sriwijaya, baik secara parsial
lain. Faktor lain yang mempengaruhi bisa maupun bersama-sama. Disamping itu, bukan
meliputi dukungan orang tua maupun hanya penggunaan pasta gigi saja yang
dukungan dari guru. Hal ini berarti bahwa berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan
semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, mulut tetapi banyak faktor lainnya yang
maka semakin baik pula prestasi belajar yang menyebabkan kesehatan gigi dan mulut
dicapai siswa. terganggu.
Hasil ini sesuai dengan teori Muhibbin
Syah (2005:144) bahwa kesehatan gigi dan

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 7


mulut dipengaruhi oleh setidaknya dua faktor obat kumur, membersihkan gigi
setelah makan dengan dental floss.
yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam)
Merupakan perilaku atau sikap seseorang
Daftar Pustaka
terhadap pentingnya kesehatan gigi dan
1. Adwan, G., Salameh, Y., Adwan, K.,
mulut, berkaitan erat dengan tingkat
Barakat, A., 2012, Assessment of
pendidikan seseorang tersebut. Antifungal Activity of Herbal and
Conventional Toothpastes Against Clinical
b. Faktor eksternal (faktor dari luar)
Isolates of Candida Albicans, Asian Pac J
Merupakan kondisi lingkungan di sekitar, baik of Tropl Biomed., 2(5): 375-379
itu lingkungan fisik (sarana layanan kesehatan
2. Badan Penelitian dan Pengembangan
dan fasilitas/sumber air bersih) maupun social Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)2007. Jakarta: Departemen
budaya (mata pencaharian dan pendapatan).
Kesehatan RI,200. Hal.176
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan: 3. Putri MH, Herijulianti E dan Nurjannah N.
Mayoritas mahasiwa kedokteran gigi Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras
Universitas Sriwijaya menggunakan pasta gigi dan jaringan pendukung gigi. Jakarta:
herbal dibandingkan pasta gigi nonherbal. Hal EGC, 2010.Hal.56-77, 98-121.
ini ikut berperan dalam kesehatan gigi dan
mulut dengan hasil interpretasi kesehatan gigi 4. Fauzi,F 2014, Perbedaan Daya Anti
dan mulut yang masuk dalam kategori kuat Bakteri Pasta Gigi Herbal dan Pasta Gigi
atau tinggi. Non-Herbal Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus mutans secara In-vitro,
Saran: Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
1. Diharapkan adanya penelitian lebih Muhammadiyah Surakarta.
lanjut mengenai perbandingan
efektivitas pasta gigi herbal dengan
pasta gigi non herbal terhadap
kesehatan gigi dan mulut.
2. Bagi klinisi diharapkan agar dapat
menyarankan dan memberi sosialisasi
mengenai penggunaan pasta gigi
herbal sebagai alternatif dalam
meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut
3. Bagi masyarakat diharapkan agar
menjaga kesehatan rongga mulut
seperti rajin menyikat gigi dengan
pasta gigi dan dianjurkan untuk
menggunakan pasta gigi herbal
terutama bagi yang beresiko tinggi
memiliki tingkat kebersihan mulut
buruk, kontrol ke dokter gigi setiap
enam bulan sekali, melakukan
pembersihan karang gigi, memakai

Artikel Ilmiah PSKG UNSRI 8

Anda mungkin juga menyukai