Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Faktor estetika merupakan hal yang penting bagi masyarakat modern saat ini.

Kebanyakan individu mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki gigi yang

putih. Banyak dari mereka yang merasa tidak puas dengan warna gigi yang

mereka punya. Salah satu cara mendapatkan gigi yang putih dan bersih yaitu
1
dengan menggunakan pasta gigi berbahan pemutih atau whitening. Pasta gigi

berbahan pemutih atau whitening mengandung bahan abrasif antara lain hydrated

silica, calcium carbonate, dicalcium phosphate dihydrate, calcium pryphosphate,

alumina, perlite, sodium bicarbonate serta memiliki bahan aktif kimia yaitu

hydrogen peroxide, calcium peroxide, sodium citrate, sodium pyrophosphate,

sodium tripolyphosphate, sodium hexametaphosphate dan papain.2

Selain pasta gigi terdapat juga bahan restorasi yang sering digunakan di

kedokteran gigi yaitu resin komposit. Bahan tersebut merupakan salah satu

polimer yang mengeras melalui polimerisasi yang memiliki nilai estetis yang

tinggi dibandingkan dengan bahan tumpatan warna gigi yang lain. Resin komposit

digunakan untuk merestorasi karies, abrasi enamel dan juga untuk estetika karena

memiliki kesesuaian yang baik dengan gigi. Resin komposit memiliki tiga

komponen atau bahan utama yaitu resin matriks sebagai komponen organik,

1
2

partikel bahan pengisi atau filler sebagai bahan anorgnik, dan bahan coupling

agent yang menyatukan kedua bahan organic dan anorganik (Noort, 2013).  3

Selain ketiga komponen tersebut, komposisi resin komposit juga dapat

ditambahkan dengan aktivator, inisiator, pigmen dan ultraviolet absorben.

Tambahan komponen tersebut dapat berfungsi saat proses polimerisasi dan warna

resin komposit sesuai dengan warna gigi (Anusavice, )  4

Seiring meningkatnya kebutuhan estetik, maka beberapa perusahaan yang

bergerak dalam bidang estetik kedokteran gigi telah berusaha untuk

mengembangkan cara praktis dan mudah untuk memutihkan gigi dengan

menyediakan produk-produk yang dipasarkan secara komersil, yaitu pasta gigi

pemutih sediaan dan bleaching.rahardjo5

Salah satu bahan fungsional utama dari pasta gigi pemutih adalah bahan

abrasive Secara umum, bahan abrasive digunakan pada pasta gigi pemutih untuk

mengeluarkan stain ekstrinsik secara efektif . Dikarenankan prosedur bleaching

lebih mahal daripada perawatan profilaktik dengan menggunakan pasta gigi

pemutih, maka banyak orang cenderung lebih memilih untuk menggunakan

produk pasta gigi pemutih. meskipun kandungan bahan abrasif dalam pasta gigi

ini diduga memiliki kemampuan yang dapat menyebabkan kekasaran permukaan

yang dapat merusak sifat estetik dari permukaan restorasi Jadi, efek dari pasta gigi

pemutih sangat penting untuk diperhatikan, termasuk kekerasan dan

kekasaran.1&raharjo5
3

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pasta Gigi

Pasta gigi didefinisikan sebagai bahan semi-solid untuk menghilangkan

deposit yang terjadi secara alami dari gigi saat digunakan dengan sikat gigi 1&(6

material12pdf). Prosedur menyikat gigi melibatkan kekuatan mekanik yang

diterapkan pada permukaan gigi selama periode yang ditentukan dan menentukan

tindakan spesifik dari bahan aktif pasta gigi (KE 7 DI [8].Lee. JHKim Sh

DAPUSMATERIALPDF.

Bahan dasar yang digunakan dalam pasta gigi (mis., Air, surfaktan, zat

pengental, rasa) diselesaikan dalam komposisi pasta gigi tertentu dengan bahan

remineralisasi dan jumlah bahan abrasif yang lebih tinggi yang mampu

menghilangkan atau mencegah noda deposit pada permukaan gigi. Tindakan

utama dari pasta gigi regular yaitu menghilangkan pigmen ekstrinsik tanpa

mempengaruhi warna gigi, sedangkan untuk mencapai efek putih dari pasta gigi

membutuhkan adanya zat pemutih yang terdiri dari radikal bebas yang bekerja

pada pigmen gigi yang akan merubah warna dari gigi. (KE 8 DI 9)

material12pdf.)

Pasta gigi pemutih juga mengandung jumlah abrasive yang lebih tinggi

yang mampu menghilangkan atau mencegah endapan noda ekstrinsik pada

permukaan gigi(11can??). Bahan abrasive yang paling umum digunakan dalam

pasta gigi pemutih termasuk hydrated silica, calcium carbonate, dicalcium


4

phosphate dihydrate, sodium bicarbonate, perlite, dan alumina (8.can?? )Selama

menyikat gigi, terdapat sistem 3 fase yang dibentuk oleh bahan abrasive, sikat gigi

dan permukaan gigi yang di antaranya bertanggung jawab untuk menghilangkan

noda pada gigi.(14-can??). Namun, tergantung pada kekerasan, bentuk, dan

ukuran bahan abrasif, menyikat gigi juga dapat merusak permukaan gigi dan

menyebabkan perubahan warna dan kekasaran(9cann????hilgenberg).

2.1.1 Kandungan Pasta Gigi

Pasta gigi mengandung bahan aktif dan tidak aktif. Bahan aktif

memberikan manfaat terapeutik sedangkan bahan tidak aktif memberikan

manfaat non-terapeutik dan berkontribusi untuk psikokimia seperti

konsistensi, pemanis, rasa, pH, tekstur, abrasivitas dan penampilan. Appl

who & ingridients benefits recommend

a. Bahan Aktif (active)

Bahan aktif berfungsi untuk mencegah karies, sensitifitas, plak/gingivitis,

kalkulus dan halitosis. Fluoride merupakan bahan aktif pertama dalam

pasta gigi.ingridients benefits recommend

Bahan anti-karies Sodium fluoride


Sodium monofluorophosphate
Stannous fluoride
Amine fluoride
Xylitol
Bahan anti-plak/anti-gingivitis Triclosan/copolymer
Stannous fluoride
Zinc citrate
Bahan anti-kalkulus Tetrapottasium pyrophosphate
Tetrasodium pyrophosphate
5

Sodium hexametaphosphate
Zinc compounds
Triclosan/copolymer
Bahan anti-halitosis Essential oils
Chlorine dioxide
Triclosan/copolymer
Stannous fluoride/sodium
hexametaphosphate
Desensitizers Potassium citrate
Potassium nitrate
Potassium chloride
Stannous fluoride
Strontium chloride
Tabel 2.1 Bahan Aktif dalam Pasta Gigi

b. Bahan tidak aktif (inactive)

Bahan tidak aktif merupakan sisa dari semua bahan yang terkandung

dalam pasta gigi. Fungsi dari bahan tidak aktif ini seperti memberi

struktur, tekstur, sensasi mulut, cleansing activity, warna dan rasa. Appl

who & ingridients benefits recommend

Binder Alginates
Cellulose derivative
Humectants Glycerin
Sorbitol
Surfactans/Detergens Sodium lauryl sulfate
Buffering agents Sodium hydroxide
Sweeteners
Flavorings Essential oils
Menthol
Peppermint
Wintergreen
6

cinnamon
Dyes Vegetable dyes
Opacifier Titanium dioxide
Preservatives Alcohols
Benzoates
Water
2.2 Tabel Bahan Tidak Aktif dalam Pasta Gigi

1. Bahan abrasif

Bahan abrasif adalah zat yang digunakan untuk abrading, grinding

atau polishing, bahan ini tidak larut komponen. Bahan abrasif

ditambahkan ke pasta gigi untuk membantu menghilangkan noda, plak

dan sisa makanan. Untuk dapat mengoptimalkan gerakan dan kontrol

ekstrinsik, bahan abrasif dan bahan kimia yang khusus dapat

ditambahkan ke pasta gigi yang disebut sebagai pasta gigi pemutih.

Berbagai macam sistem abrasif dari berbagai ukuran partikel hadir

dalam pasta gigi yang tersedia secara komersial saat ini seperti

precipitated silica, alumina, dicalcium phosphate, dihydrate, insoluble

metaphosphate, calcium carbonate dan whitening agents lainnya. appl

2. Humektan

Humektan Humektan: Ini bertindak sebagai agen pelembab dan

melindungi pasta gigi agar tidak 'capping-off' atau mengering selama

penyimpanan. Humektan yang umum digunakan adalah gliserin dan

sorbitol. Lippert f & oraljournal8

3. Surfaktan/deterjen
7

Surfaktan bertindak sebagai zat aktif permukaan dan mengurangi

tegangan permukaan serta menghilangkan debris dengan tindakan

‘foaming action’. Sodium lauryl sulphate dan sodium lauryl sarcoside

merupakan bahan-bahan yang sering digunakan. Selain itu

surfaktan/deterjen juga membantu dispersi pasta gigi secara intrinsik

seperti senyawa compound dan sebagai antiplak/antiglivivitis organik

misalnya triclosan. Lippert f & oraljournal.

4. Air

Air digunakan sebagai pelarut. Air perlu dimurnikan terlebih dahulu

untuk menghilangkan kalsium dan elemen yang dapat menurunkan

stabilitas dan bioavaibilitas bahan aktif. Lippert f & oraljournal.

5. Zat Pengental / Zat Pengikat

Merupakan koloid hidrofilik yang menyebar dengan adanya air dan

digunakan untuk menstabilkan formulasi pasta gigi dengan mencegah

terjadinya pemisahan antara fase padat dan cair dalam suatu pasta gigi.

Bahan yang digunakan seperti natural gums (Arabic, karaya dan

ragacanth), seaweed colloids (alginates), synthetic celluloses (carboxy

methyl cellulose). oraljournal.

6. Bahan penambah rasa

Bahan ini digunakan untuk menutupi rasa surfaktan yang seringkali

tidak menyenangkan, memberikan aroma segar dan sensasi dingin.

Bahan yang sering digunakan yaitu mint, pepper mint, dan spear mint.

Lippert f & oraljournal.


8

7. Bahan pemanis

Sodium saccharin dan sucralose merupakan bahan yang ditambahkan

dalam pasta gigi untuk meningkatkan rasa. . Lippert f

8. Warna

Warna dalam pasta gigi penting untuk kebutuhan konsumen. Pabrikan

pasta gigi menambahkan titanium dioxide untuk memberikan warna

putih dalam pasta gigi. Lippert f

9. Bahan Pengawet

Formulasi pasta gigi yang tidak mengandung surfaktan ionik sering

diformulasikan dengan bahan preservatif untuk mencegah

pertumbuhan bakteri selama penyimpanan jangka panjang. Pengawet

yang paling umum digunakan adalah sodium benzoate, ethyl dan

methyl paraben. Lippert f

10. Agen terapeutik

Merupakan komponen aktif yang ditambahkan ke pasta gigi untuk

mengurangi karies, menghambat pembentukan karang gigi, membantu

dalam desensitisasi dan memiliki tindakan antimikroba dan anti-

inflamasi. Contoh: Fluoride, triclosan, strontium chloride dll.

oraljournal.

2.1.2 Klasifikasi Pasta Gigi

1. Pasta gigi pencegah dan perawatan untuk karies


9

Pasta gigi ini mengandung fluoride yang memiliki kemampuan

untuk menghambat perkembangan karies dan dapat mengurangai

karies sekitar 19-27% serta memberikan remineralisasi enamel.

Sumber: Ilze Maldupa et al. Evidence based toothpaste classification, according to

certain characteristics of their chemical composition, Stomatologija, Baltic Dental and

Maxillofacial Journal. 2012; 14:12-22. DAN Frank Lippert. An Introduction to

Toothpaste – Its Purpose, History and Ingredients, van Loveren C (ed):Toothpastes.

Monogr Oral Sci. Basel, Karger, 2013; 23:1-14

2. Pasta gigi pencegah dan perawatan untuk gingivitis

Pabrikan menambahkan berbagai zat antiseptik dan antibakteri ke

pasta gigi seperti triclosan, chlorhexidine, hydrogen peroxide, dan

baking soda. Pyrophosphates, zinc citrater and zinc chloride

digunakan untuk menghilangkam tar-tar atau karang gigi yang

telah terbentuk pada gigi. Bahan-bahan ini menstabilkan jumlah

kalsium pada saliva dan menggganggu struktur dari kristal

kalkulus. Sumber: Ilze Maldupa et al. Evidence based toothpaste classification,

according to certain characteristics of their chemical composition, Stomatologija, Baltic

Dental and Maxillofacial Journal. 2012; 14:12-22. DAN Frank Lippert. An Introduction

to Toothpaste – Its Purpose, History and Ingredients, van Loveren C (ed):Toothpastes.

Monogr Oral Sci. Basel, Karger, 2013; 23:1-14

3. Pasta gigi untuk gigi sensitif

Untuk perawatan gigi sensitive pasta gigi analgesik, pasta gigi yang

mengandung potassium saline mempertahankan level ekstraseluler

K + yang tinggi, sehingga mencegah re-polarisasi membran sel

saraf dan menghambat transmisi impuls tanpa menyebabkan

perubahan pada pulpa. oraljournal.


10

4. Pasta gigi untuk anak-anak

Pasta gigi modern semacam ini dibuat khusus untuk anak-anak

yang memiliki rasa yang menyenangkan dan dalam warna yang

menarik. Pasta gigi ini tidak mengandung gula dan memiliki

konsentrasi rendah fluoride (500-1000ppm) untuk mencegah kasus-

kasus fluorosis. Journal of Applied Dental and Medical Sciences

5. Pasta gigi pemutih

Pasta gigi pemutih mengandung bahan khusus seperti hidrogen

peroksida untuk bleaching dan whitening gigi. Peroksida

memberikan radikal oksigen ke email. Menurut American Dental

Association (ADA), karena bertindak sebagai zat pemutih,

hidrogen peroksida sebenarnya mengubah warna enamel pada

permukaan gigi dengan membersihkan noda ekstrinsik yang

menghitamkan bagian luar gigi. Pasta gigi pemutih gigi memiliki

nilai abrasif yang lebih tinggi daripada pasta gigi biasa untuk

menghilangkan stain karena makanan, minuman dan merokok.


(Sumber: Knights K. Hydrogen Peroxide Toothpaste: Four Common Questions. Available online

from http://www.colgate.com/en/us/oc/oral-health/ cosmetic-dentistry/teeth-whitening/article

/hydrogen-peroxide-toothpaste-four-common- questions-0814. [Last assessed on 19-07-2016]. )

Ketika peroksida menyentuh permukaan gigi atau menembus

jaringan gigi, mereka memecah molekul noda, memberikan efek

pemutihan. oraljournal.

6. Pasta gigi dengan tujuan khusus


11

Beberapa produsen mengklaim untuk memproduksi pasta gigi

untuk merawat kondisi tertentu, dan produk tersebut tidak termasuk

dalam kelompok klasifikasi yang disebutkan sebelumnya. Contoh

pasta gigi yang diklaim dapat mengatasi masalah khusus, adalah

produk antivirus. Telah terbukti bahwa lariphan dapat

memobilisasi respons imun alami tubuh, menyediakan aktivitas

antivirus dan imunomodulator serta menghambat penetrasi dan

pertumbuhan bakteri patogen. Ilze Maldupa et al. Evidence based toothpaste

classification, according to certain characteristics of their chemical composition,

Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal. 2012; 14:12-22. DAN Frank

Lippert. An Introduction to Toothpaste – Its Purpose, History and Ingredients, van

Loveren C (ed):Toothpastes. Monogr Oral Sci. Basel, Karger, 2013; 23:1-14

7. Pasta gigi alami / herbal

Pasta gigi herbal terbuat dari bahan-bahan alami dan beberapa

disertifikasi sebagai organik. Saat ini banyak konsumen sudah

mulai beralih ke pasta gigi alami untuk menghindari rasa sintetis

dan buatan yang biasa ditemukan dalam pasta gigi biasa. Journal of

Applied Dental and Medical Sciences

8. Pasta gigi untuk nafas segar

Merupakan pasta gigi paling populer di pasaran. Pasta gigi ini

mengandung flavoring agent yang disempurnakan bersama dengan

agen antibakteri yang membantu untuk melawan halitosis. Bahan

yang mungkin digunakan yaitu aloe vera juice dan essential oil of

peppermint Journal of Applied Dental and Medical Sciences


12

2.2 Resin Komposit

Komposit merupakan suatu material solid yang terbentuk dari dua atau

lebih material berbeda seperti partikel filler yang terlarut dalam matriks

polimer yang menghasilkan sifa yang lebih baik jika dibandingkan

dengan sifat masing-masing komponen. Resin komposit digunakan

dalam kedokteran gigi untuk memperbaiki struktur gigi dengan

memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga dapat mengembalikan

fungsi gigi. (anusavice & Noort 2013). Resin komposit merupakan

perkembangan dari resin akrilik yang telah gagal dikembangkan

sebelumnya. Maka para peneliti tercapu untuk terus meneliti dan

menginovasi resin komposit. (google book). Pada tahun 1962, Dr. Ray

L Bowen mulai mengembangkan inovasi baru yaitu mengganti resin

akrilik dengan bisphenol A glycidyl methacrylate (bis-GMA),

dimethakrilat dan silane organic atau disebut coupling agent untuk

mengikat antara partikel filler dan resin matriks. (Anusavice2013)

2.2.1 Komposisi Resin Komposit

Komposisi utama dari resin komposit terdiri dari 3 komponen yaitu

resin matriks sebagai bahan organik, filler atau pengisi sebagai bahan

anorganik dan coupling agent yang mengikat atau disatukan kedua

bahan tersebut.(sumber composite material:composition, properties

and clinical app)

1. Resin matriks
13

Bahan organik penyusun komposit merupakan resin yang

menghasilkan matriks. Tersusun dari monomer aromatic atau

aliphatic diakrilat. Dimetakrilat yang sering digunakan adlaah

Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis-GMA), uretan

dimetakrilat (UEDMA) dan tri eltilern glikol dimetarktilat

(TEGMA) (Cabe and walls). Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate

(Bis-GMA) dan uretan dimetakrilat (UEDMA) merupakan

monomer memiliki ikatan rangkap karbon reaktif pada setiap ujung

rantai monomer yang akan meningkat selama polimerisasi [3].

Monomer memiliki viskositas tinggi, terutama Bis-GMA, sehingga

diluter harus ditambahkan untuk mendapatkan konsistensi klinis

setelah filler ditambahkan [3]. Tri eltilern glikol dimetarktilat

(TEGMA) merupakan senyawa yang memiliki berat molekul

rendah dengan ikatan rangkap karbon difungsional digunakan

untuk mengurangi dan mengendalikan viskositas campuran resin

komposit. (dental composit review1016-jurnal 5&6)


14

2.1 Gambar ikatan kimia matrik resin komposit

2. Bahan pengisi/ filler

Berbagai bahan pengisi mineral transparan digunakan untuk

memperkuat resin komposit dan mengurangi penyusutan dalam

proses polimerisasi dan ekspansi termal. 1016Beberapa sifat resin

komposit tersebut dapat dicapai apabila partikel filler berikatan

baik dan kuat dengan matriks terdapat dua material dasar filler

resin komposit yaitu glass dan keramik. Bukugugel. Faktor faktor

penting dalam menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit

adalah jumlah bahan pengisi, ukuran partikel dan distribusinya.

Semakin besar ukuran partikelnya maka akan semakin

meningkatkan kekuatannya namun hasil akhir restorasi akan


15

menyebabkan permukaan yang kasar dan penyerapan air semakin

tinggi. Cabe and walls

Gambar 2.2 Jenis-jenis ukuran partikel bahan pengisi

3. Coupling agent

Coupling agent digunakan untuk menggabungkan resin matriks

dan bahan pengisi. Coupling agent yang paling umum digunakan

adalah senyawa organik silikon yang disebut silane coupling agent

silan, 3- metakrilloxipropiltrimetoksisilan (MPTS). 1016

Kegunaan dari coupling agent ini yaitu untuk meningkatkan sifat

mekanis dan sifat fisik resin dan juga sebagai stress absorber yang

meneruskan tekanan dari matriks partikel filler. Noort2013


16

2.3 Gambar ikatan kimia 3- metakrilloxipropiltrimetoksisilan

2.2.2 Klasifikasi Resin Komposit

1) Berdasarkan partikel bahan pengisi

Mikrostruktur sering diklasifikasikan berdasarkan ukuran, dan distribusi ukuran,

dari partikel pengisi / fiber (Ferracane, 2011); berikut beberapa komposit yang

lebih baru dan relevan antara lain: karenanya, hanya komposit yang lebih baru dan

relevan yang dirangkum di sini. Jenis komposit yang paling umum digunakan

meliputi (Ferracane, 2011; Ferracane dan Palin, 2013; Velo et al., 2016) recent

advanced

a. Resin komposit konvensional (makrofil)

Bahan pengisi resin komposit makrofil memiliki ukuran partikel rata-rata

10-100μm dan banyaknya pengisi umumnya 70-80% berat atau 60-50%

berat. Biasanya terbuat dari quartz, trontium atau barium glass. Jenis

komposit memiliki kekuatan mekanik yang baik tetapi ketahanan aus yang

buruk. Karena partikel yang cukup besar membuat hasil dari restorasi

akhir sulit untuk memoles permukaan kasar, dan karenanya jenis resin ini
17

bersifat retensi plak dan rentan terjadi diskolorasi.

1016,codental&anusavice

b. Resin komposit mikrofil

Pada akhir 1970, resin komposit microfil dikembangkan. Resin ini

memiliki partikel antara 0,04 - 0,2μm dengan bahan pengisi 30% berat.

resin pra-polimerisasi digiling dengan partikel silika koloid dan juga

dikombinasikan dengan matriks resin dan partikel pengisi berukuran mikro

[4, 13, 14].Resin komposit mikrofil memiliki keuntungan kemampuan

poles yang tinggi dibandingkan dengan resin komposit lainnya [2, 14].

Meningkatkan filler loading dan mengurangi efek polimerisasi. Resin

komposit ini memiliki kelemahan yaitu kontraindikasi untuk stress-

bearing permukaan karena ikatan lemah antara partikel komposit dan

matriks [2, 4]. 1016

c. Resin komposit hibrid

Resin komposit hibrida adalah kombinasi dari makrofil dan mikrofil.

Ketika pertama kali diperkenalkan, memiliki ukuran partikel 15-20 μm dan

ukuran partikel silika koloid 0,01 - 0,05 μm. 1016. dengan beban pengisi

75-85% berat. Jenis komposit ini dirancang untuk mendapatkan manfaat

dari pengisi makrofil dan mikrofil. Resin dengan pengisi hibrid telah

mengurangi ekspansi termal dan kekuatan mekanik yang lebih tinggi.

Namun, ia memiliki penyusutan polimerisasi yang lebih tinggi karena

volume monomer encer yang lebih besar yang mengontrol viskositas resin.

Codental
18

d. Resin Komposit Nanofil

Komposit nanofiller memiliki ukuran partikel filler 20-70nm. Nanopartikel

membentuk unit nanocluster dan bertindak sebagai satu unit. Nanopartikel

adalah partikel yang terpisah yang memiliki ukuran partikel 20nm.

Nanocluster terdiri dari partikel-partikel dengan ukuran nano yang dengan

mudah berikatan membentuk kelompok partikel. Kelompok partikel ini

bertindak sebagai unit tunggal yang memungkinkan filler loading dan

kekuatan yang kuat pada komposit ini. Komposit nanofil memiliki

kekuatan mekanik yang tinggi mirip dengan bahan hibrida, ketahanan aus

yang tinggi, dan mudah dipoles. Namun, resin nanofil sulit untuk

beradaptasi dengan cavity margin karena volume pengisi yang tinggi.

Codental sm 15lama

2.2.3 Sifat-sifat resin komposit

a. Kekerasan

Kekerasan resin komposit merupakan sifat yang terkait erat dengan

ketahanan aus dan stabilitas jangka panjang dari material ini dalam rongga

mulut. Kekerasan juga digunakan sebagai indikator untuk tingkat konversi

monomer dengan menggunakan rasio kekerasan permukaan bawah dan

atas bahwa komposit dipolimerisasi dengan baik ketika kekerasan

maksimum permukaan bawah > 80% dari nilai kekerasan permukaan

atas.di hpsmgt

b. Kekuatan
19

Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan

yang diberikan kepada bahan tanpa ada terjadi kerusakan. Kekuatan terdiri

dari kekuatan tarik (tensile strength), kekuatan kompresi (compressive

strength) dan modulus elastisitas. di hpsmgt

c. Kekasaran

Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata

profil dengan satuan nilai Ra. Permukaan yang tidakrata dapat menyebabkan

beberapa masalah seperti stainning, akumulasi plak, karies yang berulang dan

penyakit periodontal.

Kekasaran permukaan dari resin komposit dipengaruhi oleh ukuran, kekerasan,

dan jumlah filler, matrik resin , serta jumlah dan ukuran dari bahan abrasive saat

pemolesan. Permukaan yang halus dari restorasi akan memberikan estetik dan

umur panjang yang optimal. di hpsmgt

d. Penyerapan dan Solubilitas

Umur panjang dari bahan restoratif di lingkungan mulut secara langsung

terkait dengan ketahanannya terhadap degradasi. Oleh karena itu, kelarutan

dan penyerapan saliva sangat penting untuk memprediksi bahan material

dan kinerja klinis dari resin komposit. di hpsmgt

e. Estetik

Hasil estetika yang sempurna dari resin komposit tergantung pada berbagai

faktor yang berhubungan dengan teknik dan bahan. Teknik restorasi estetik

dipengaruhi oleh pemetaan warna, isolasi dengan teliti, preparasi gigi,

serta pembentukan anatomi gigi yang baik. Sedangkan untuk bahan


20

restorasi tergantung pada berbagai faktor material terkait, seperti warna

yang tersedia, fluoresensi, transulensi, chameleon effect, polishing,

ketahanan aus, dan retensi gloss. Dihpbukusmenagat

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana pengaruh penyikatan pasta gigi whitening terhadap kekasaran

permukaan komposit?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyikatan pasta

gigi whitening terhadap kekasaran permukaan komposit.

1.4 Metode Penelitian

Studi Pustaka

1.5 Kerangka Pemikiran

Pasta gigi bersama dengan sikat gigi dipakai untuk membersihkan

permukaan gigi maupun restorasi untuk mencegah akumulasi stain dan plak,

untuk itu pasta gigi harus mengandung bahan abrasif yang memadai.8 Agen abrasif

yang terkandung dalam pasta gigi whitening memainkan peran penting dalam

membersihkan gigi. Bahan abrasif yang biasa dipakai dalam pasta gigi whitening
21

biasanya mengandung hydrated silica, calcium carbonate, dicalcium phosphate

dihydrate, calcium pryphosphate, alumina, perlite, sodium bicarbonate serta

memiliki bahan aktif kimia antara lain hydrogen peroxide, calcium peroxide,

sodium citrate, sodium pyrophosphate, sodium tripolyphosphate, sodium

hexametaphosphate dan papain. Namun, sifat abrasif yang dipengaruhi oleh

kekasaran partikel, ukuran dan bentuk harus dikontrol. 2,9

Pasta gigi harus dapat membersihkan permukaan gigi dengan sifat abrasi

yang minimal. Jumlah bahan abrasif yang tinggi dalam pasta gigi dapat merusak

jaringan keras dan lunak serta restorasi gigi, seperti resesi gingiva, abrasi servikal,

dan hipersensitivitas dentin serta struktur permukaan yang kasar dapat

menyebabkan perubahan pada warna gigi dan material yang dapat mengganggu

kualitas restorasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui efek abrasi

pasta gigi terhadap hilangnya bahan restoratif. 10

Kandungan bahan abrasif didalam pasta gigi whitening dan non-whitening

tidak jauh berbeda. Namun, pasta gigi whitening biasanya mengandung perlite..

Perlite adalah amorphous glassy silica yang juga dapat digunakan sebagai bahan

poles, bila ditambahkan kedalam pasta gigi berbasis silika menunjukkan

peningkatan yang signifikan dalam menghilangkan stain. Ukuran partikel perlite

di dalam pasta gigi memiliki ukuran rata-rata sekitar 20-70 μm. Sedangkan bahan

abrasif yang terkandung dalam pasta gigi non whitening biasanya hanya berupa

partikel silika kecil dengan ukuran <40μm.11,12

Penggunaan pasta gigi whitening sehari-hari harus didasarkan pada

beberapa pertimbangan; misalnya, setelah konsumsi minuman asam, bahan abrasif


22

dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan peningkatan keausan enamel dan

dentin serta mempengaruhi kekasaran permukaan resin komposit. Efek dari

produk tersebut pada sifat enamel dan bahan restoratif merupakan hal yang paling

penting.13

Bahan restorasi resin komposit yang memiliki sifat fisik yang baik terutama

dalam hasil pemolesan maupun kekuatan, yaitu resin komposit nanofiller.

Komposit nanofiller diaktivasi oleh visible-light yang dapat digunakan untuk

merestorasi gigi anterior maupun gigi posterior. Resin komposit jenis ini

dikembangkan dengan konsep teknologi nano yang biasanya digunakan untuk

membentuk suatu produk yang dimensi komponen kritisnya adalah sekitar 0,1-

100nm. Teknologi nano secara teori digunakan untuk membuat suatu produk baru

yang lebih ringan dan lebih kuat. Komponen filler pada resin komposit nanofiller

berisi kombinasi yang unik antara nanopartikel individual dan nanocluster. 5,14

Nanopartikel adalah partikel yang terpisah yang memiliki ukuran sekitar

20nm. Nanocluster terdiri dari partikel-partikel dengan ukuran nano yang dengan

mudah berikatan membentuk kelompok partikel. Kelompok partikel ini bertindak

sebagai unit tunggal yang memungkinkan filler loading dan kekuatan yang tinggi

pada komposit ini. Kombinasi antara nanopartikel dan nanocluster akan

mengurangi jumlah ruang interstitial antar partikel filler, sehingga dapat

meningkatkan hasil poles yang lebih baik bila dibandingkan dengan resin

komposit yang lain. 15

Akan tetapi, mengingat sifat abrasif yang terkandung dalam pasta gigi dapat

mempengaruhi kekasaran dari resin komposit ini. Bentuk dan arah partikel bahan
23

abrasif memegang peran penting untuk mengendalikan pengikisan resin komposit.

Partikel bahan abrasif yang kecil dan tajam dengan arah partikel yang tidak

beraturan, memiliki kemampuan untuk meningkatkan pengikisan permukaan resin

komposit dibandingkan dengan partikel yang bulat dengan arah yang searah.

Sedangkan bentuk partikel abrasif yang memiliki kontak permukaan yang tajam

dengan resin komposit akan mempermudah pengikisan bagian bahan pengisi resin

komposit. Penelitian lain menyatakan bahwa point shape dapat menghasilkan

permukaan yang halus pada resin komposit berukuran nano.16 Perubahan dapat

terjadi pada bahan restoratif setelah dilakukan penyikatan diberikan pada gigi

yang direstorasi. Analisis permukaan antara bahan restoratif dan enamel setelah

penyikatan dengan bahan abrasif yang ada di pasta gigi sangat penting, mengingat

kualitas hubungan ini sangat relevan dengan umur panjang restorasi.17

Kekasaran permukaan merupakan penyimpangan mikrogeometrik yang

dapat menghasilkan permukaan yang timbul dari interaksi dengan proses keausan

dan terbentuk dari banyak lekukan dan goresan yang kurang lebih bervariasi

dalam bentuk, arah, dan kedalaman.18 Peningkatan kekasaran permukaan pada

restorasi komposit dapat menyebabkan iritasi gingiva, penumpukan biofilm dan

mempercepat degradasi komposit. Selain itu, dapat merusak estetika dan

menghasilkan efek yang tidak diharapkan.19

1.6 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah penyikatan pasta gigi berbahan perlite

dan non-perlite dapat mempengaruhi kekasaran permukaan komposit nanofiller.


24

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental laboraturium dengan

rancangan pre dan post design. Sampel dari penelitian ini yaitu komposit

nanofiller yang dicetak dalam cincin cetakan akrilik dengan diameter 10 mm dan

tinggi 2 mm. sampel resin komposit sebanyak 27 buah dibagi menjadi 3 kelompok

yang dicetak menggunakan cetakan dan dasarnya dilapisi celluloid strip. Analisis

data menggunakan SPSS dengan uji homogenitas menggunakan tes Levenne, uji

parametrik menggunakan One Way Anova dan tes Post-Hoc Multiple Comparison

(Tukey HSD) untuk melihat secara signifikan perbedaan kekasaran permukaan

antar kelompok penelitian.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboraturium Fakultas Kedokteran Gigi Maranatha.

Penelitian dilakukan pada waktu Februari 2020 – Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai