Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA MELAYU

TRADISI MAKAN SIRIH (NGINANG)

Disusun Oleh :
1. Risa Fitria Mahadhika (P27820517025)
2. Finny Maghfirotun Nisa’ (P27820517030)
3. Charris Resa Trisakti (P27820517034)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 2 Tuban
2019
BUDAYA MELAYU
TRADISI MAKAN SIRIH (NGINANG)

Tradisi makan sirih adalah tradisi orang melayu yang merupakan warisan budaya dan
sudah ada hampir 3000 tahun lamanya, dipercayai bahwa budaya ini sudah ada sejak zaman
Neopolitik, dan juga dipercayai berasal dari pengaruh budaya Hindu. Dalam Adat Melayu Tepak
sirih tidak hanya sebagai hiasan ataupun cendera mata yang diberikan seseorang , tetapi dalam
bersirih, setiap bahan memiliki makna bagi Masyarakat melayu. Tepak sirih dijadikan pembuka
kata setiap diadakannya acara adat, yang biasanya juga digunakan masyarakat Melayu untuk
mengetuai adat istiadat perkawinan melayu, tepak juga digunakan untuk upacara-upacara besar
yang melibatkan kalangan pembesar & raja.
Tradisi makan sirih tidak hanya dilakukan oleh masyarakat melayu saja, tetapi juga
dilakukan oleh masyarakat yang bersuku selain melayu. Bagi masyarakat melayu tradisi makan
sirih merupakan kebiasaan yang sudah dilakukan sejak zaman orangtua dulu, saat diadakan
sebuah acara maka masyarakat melayu tidak lupa menyajikan tepak sirih dan isinya melalui
pertunjukan tarian persembahan dengan maksud menghargai tamu yang penting atau yang
dituakan. Selain itu, makan sirih juga merupakan hal yang biasanya dilakukan orang-orang yang
sudah tua untuk mencuci mulut.
Disetiap bahannya ini memiliki makna yang tertentu, yaitu :
1. Pinang, melambangkan mendapat keturunan yang baik budi pekerti, jujur, serta memiliki
derajat tinggi. Makna ini ditarik dari pohon pinang yang tumbuh tinggi menjulang ke atas
dan memiliki buah yang lebat dalam satu tandannya.
2. Kapur, melambangkan hati yang putih bersih serta tulus, namun disaat keadaan
memkasanya ia akan berubah menjadi agresif dan marah. Makna ini diambil dari cara
pembuatan kapur yaitu dengan memproses cangkang kerang ataupun membakar batu
kapur, warna yang dihasilkannya putih dan bersih, tetapi zat kimianya bisa
menghancurkan
3. Gambir, melambangkan keteguhan hati, makni ini diambil dari warna daun gambir yang
kekuning-kuningan, untuk memperoleh sarinya harus diproses terlebih dulu sehingga bisa
dimakan bersama sirih. Dari sinilah dimaknai bahwa sebelum mencapai sesuatu kita
harus sabar menajalani prosesnya untuk mencapai semua itu.
4. Tembakau, melambangkan hati yang tabah dan siap berkorban untuk segala hal. Makna
ini diambil dari daun tembakau yang rasanya pahit dan memabukkan bila iris halus, dan
tahan lama saat disimpan.
5. Cengkeh, mengeluarkan aroma yang khas, digunakan sebagai rempah dalam beberapa
masakan, juga dimakan bersama daun sirih untuk menambah rasa manis dan enak.
Minyak cengkih digunakan dalam pembuatan obat dan minyak wangi.
6. Sirih, melambangkan kesabaran, persaudaraan, dan persatuan, makna ini berdasarkan
mudahnya daun sirih tumbuh dan memiliki khasiat obat. Daun sirih dari pihak laki-laki
disusun telungkup bermakna rendah hati dan berserah diri. Sedangkan dari pihak
perempuan daun sirih disusun telentang bermakna penerimaan dan penyerahan diri.
7. Kacip, adalah alat untuk membelah pinang atau meracik pinang, terbuat dari besi, selain
itu juga bisa digunakan untuk mengupas kulit pinang. Alat ini melambangkan suatu
kemufakatan bersama dalam mengambil keputusan yang baik.
Namun disamping itu, budaya bersirih (nginang) juga memiliki dampak negatif bagi
kseshatan, karena memiliki efek mengerutkan jaringan, pada kondisi tetentu justru akan
menyebabkan keringnya rongga mulut, sariawan dan mengerutnya papila lidah sehingga
fungsi indera pengecap akan menurun.
Berikut efek negative dari bahan-bahan untuk bersirih :
1. Buah pinang
Buah pinang akan berubah warna menjadi merah jika berada dalam lingkungan
basa seperti pada lingkungan mulut orang-orang yang mengunyah bahan-bahan
menyirih. Pewarnaan ini akan membuat pewarnaan pada seluruh rongga mulut dan
kebersihan mulut juga akan memburuk. Zat yang terdapat dalam biji pinang ternyata
memiliki kemampuan untuk menyebabkan tumor. Efek pengkerutan jaringan akan
sama dengan efek pada daun sirih.
2. Kapur sirih
Kapur memiliki komponen bahan yang sifatnya mampu mengikis permukaan gigi.
Menjadikan lapisan pelindung gigi menjadi menipis. Kapur yang digunakan untuk
menginang akan tertahan di rongga mulut selama berjam-jam hingga akhirnya
mengendap dan pembentukan karang gigi akan lebih cepat. Karang gigi yang
menimbun di daerah celah gusi akan menyebabkan peradangan pada gusi dan
jaringan pendukung pada gigi. Jika dibiarkan tanpa adanya perawatan, gigi akan
goyah dan tanggal dengan sendirinya.
3. Gambir
Sama seperti kapur, gambir juga bersifat mampu mengikis permukaan gigi. Efek
pengkerutan jaringan akan sama dengan efek pada pinang dan daun sirih.
4. Sirih
Sirih merupakan stimulan. Sama seperti tembakau, sirih bisa merangsang
tubuhmu untuk ketagihan. Saat kamu tidak mengonsumsinya, tekanan darah dan
denyut jantung akan meningkat lalu menyebabkan insomnia, mudah cemas, dan
masalah kesehatan lainnya. Sirih bersifat psikoaktif. Mengonsumsinya secara
berkepanjangan bisa menyebabkan efek yang serius pada kesehatan. Daun sirih dan
pinang bisa mengubah kerja sistem saraf yang kemudian menyebabkan mual, muntah,
dan mudah berkeringat. Tak banyak yang tahu bahwa mengunyah sirih bisa
menyebabkan kanker mulut. Selain itu paru-paru, hati, mulut, dan perutmu juga lebih
rentan untuk terkena berbagai jenis kanker. Beberapa orang mencampurkan sedikit
tembakau ke dalam sirih dan hal ini memperbesar risiko si pengunyah sirih untuk
terkena kanker. Para ibu hamil harus benar-benar menjauhkan diri dari sirih, sebab
sirih bisa menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang janin. Gangguan kesehatan
yang paling terlihat dari kebiasaan mengunyah sirih adalah gigi dan mulut yang bisa
bernoda kotor serta merusak penampilan.
Beberapa bahaya makan sirih (nginang) bagi kesehatan :
1. Kanker mulut
Dilansir dari situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyirih berisiko tinggi
menyebabkan kanker, terutama di daerah mulut. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan
penelitian yang dilakukan International Agency for Research on Cancer di Asia Selatan
dan Asia Tenggara.
Ternyata campuran daun sirih, biji pinang, kapur, dan tembakau bersifat
karsinogenik (memicu kanker). Jika dikonsumsi terlalu sering dalam jangka waktu yang
panjang, Anda rentan mengalami kanker mulut, kanker esofagus (kerongkongan), kanker
tenggorokan, kanker laring, dan kanker pipi.
2. Luka di rongga mulut
Mengunyah sirih pinang meningkatkan risiko Anda mengalami lesi mukosa
mulut, yaitu munculnya luka (lesi) di dalam rongga mulut. Luka atau iritasi terbentuk
karena campuran bahan-bahan menyirih sifatnya sangat keras bagi mulut. Apalagi kalau
menyirih sudah jadi kebiasaan yang tidak bisa dihentikan. Efek buruknya pun jadi makin
cepat timbul dan sulit ditangani.
Jika sudah cukup parah, kondisi ini menyebabkan mulut terasa kaku dan pada
akhirnya rahang Anda akan sulit digerakkan. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa
menyembuhkan lesi mukosa mulut. Pengobatan yang ditawarkan hanya mampu
meringankan gejala yang muncul.
3. Gangguan pada janin
Belum banyak diketahui bahwa ibu hamil harus waspada terhadap bahaya
menyirih. Menyirih saat hamil berisiko menyebabkan perubahan genetik pada DNA
janin. Perubahan genetik akibat menyirih ini membahayakan kandungan, seperti halnya
merokok bisa mengakibatkan kecacatan janin. Ibu hamil yang menyirih juga berisiko
melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal. Oleh sebab itu, WHO dan para
ahli kesehatan masyarakat menghimbau agar ibu hamil tidak menyirih.
4. Efek menyirih terhadap gigi
Efek positif dari kebiasaan menyirih adalah terhambatnya proses pembentukan
plak atau karies. Daya antibakteri daun sirih terutama minyak atsiri disebabkan oleh
senyawa fenol dan senyawa chavicol yang memiliki daya bakterisida. Sementara efek
negatifnya adalah terbentuknya stein atau perubahan warna menjadi merah yang terjadi
karena oksidasi polifenol dari buah pinang dalam lingkungan alkalis. Selain itu, gigi juga
mengalami atrisi dan abrasi yang kemungkinan besar disebabkan oleh gambir dan kapur
(Andriyani, 2005).
5. Efek menyirih terhadap gingiva
Gingiva juga mengalami perubahan warna atau terbentuknya stein yang
diakibatkan oleh penggunaan yang lama dan tetap. Kebiasaan menyirih akan
menimbulkan masalah periodontal. Freud dkk (1964) menyatakan bahwa gigi menjadi
coklat, terjadi penimbunan kapur pada gigi, leher gigi terpisah dari gusi dan gigi dapat
tanggal akibat menyirih (Samura, 2009). Penyakit periodontal terjadi karena adanya
karang gigi yang terdapat pada bagian subgingiva. Karang gigi terbentuk karena stagnasi
saliva dan adanya kapur Ca(OH)2 di dalam saliva (Andriyani, 2005).
6. Efek menyirih terhadap mukosa mulut
Menyirih menyebabkan terjadinya lesi-lesi di mukosa mulut. Faktor yang
mendukung timbulnya kelainan pada mukosa mulut antara lain zat-zat dalam bahan
ramuan sirih, iritasi yang terus-menerus dari bahan ramuan sirih pada selaput lendir
rongga mulut serta kemungkinan tingkat kebersihan rongga mulut Menyirih juga
menyebabkan oral higiene yang buruk akibat lapisan kotor yang didapat dari menyirih
(Andriyani, 2005). Selain itu, mukosa mulut mengalami kekeringan, adanya atropi papila
di lidah serta lobul pada seluruh maupun sebagian dari dorsum lidah (Hasibuan, 2003).

Anda mungkin juga menyukai