Dosen Pembimbing :
Yasin Wahyurianto.,S.Kep.,Ns.,M.Si
Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah (KMB) yang berjudul : “Gangguan Konsep Diri Akibat Komplikasi
HIV/AIDS”.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
2.1 Definisi..........................................................................................................
2.2 Klasifikasi ....................................................................................................
2.3 Faktor Risiko ................................................................................................
2.4 Patogenesis dan Patofisiologi.......................................................................
2.5 Manifestasi Klinis.........................................................................................
2.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................
2.7 Komplikasi ...................................................................................................
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan...................................................................................................
4.2 Saran ............................................................................................................
Daftar Pustaka
Naskah Skenario
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
dapat hilang sepenuhnya di dalam tubuh seseorang yang terinfeksi HIV, maka
HIV akan selamanya berada didalam tubuh. (Haryono & Utami, 2019)
2.1.2 Etiologi
Meskipun sudah jelas bahwa HIV sebagai penyebab AIDS, tetapi asal-usul
ini masih belum diketahui secara pasti. Mula-mula dinamakan (LAV). Virus ini
ditemukan oleh Ilmuwan Intitute Pateur Paris, pada tahun 1983 yang mengisolasi
Limphadenopathy Associated Virus (LAV). Pada tahun 1984 di USA, Gallo dan
(Human T Lymphotropic Virus) yang juga penyebab AIDS. Kedua virus ini oleh
lanuut membuktikan bahwa kedua virus ini sama dan saat ini dinamakan HIV-1.
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula
menyebabkan AIDS, disebut sebagai LAV-2 dan yang terbaru disebut HIV-2,
yang juga disebutkan dengan penyebab AIDS. Virus HIV-1 dan HIV-2 ini
penularan, yaitu :
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa
air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lender vagina,
penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut
masuk ke aliran darah (PELKESI 1995 dalam buku Nursalam 2013). HIV juga
lebih mudah terjadi apabila HIV ada lesi penyakit kelamin dengan ulkus,
Risiko pada seks anal lebih besar disbanding dengan seks vaginal. Risiko juga
lebih besar pada yang reseptif dari pada yang intensif. (Haryono & Utami,
2019)
aktivitas normal.
c. Stadium klinis II. Lamanya 1-15 minggu atau lebih dengan gejala berat
dalam lima tahun terakhir, infeksi saluran atas yang berulang dengan
d. Stadium klinis III. Diatas 3 tahun dengan gejala berat badan berkurang
berat dan tumor pada berbagai sistem tubuh, dan manifestasi neurologis
2.1.4 Patofisiologi
HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, yaitu secara
vertikal, horizontal, dan transeksual. HIV dapat mencapai sirkulasi sitemik secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung bisa diperantarai oleh benda tajam
yang mampu menembus dinding pembuluh darah, dan secara tidak langsung HIV
masuk melalui kulit dan mukosa yang tidak intake seperti kontak seksual, paparan
darah yang terinfeksi atau secret dari kulit yang terluka atau terbuka, dan
ditularkan oleh ibu-ibu yang terinfeksi HIV ke janin melalui laktasi. HIV juga
dapat ditularkan me HIV dapat dideteksi 4-11 hari sejak pertama terkena HIV,
yaitu ketika berada dalam sirkulasi sitemik. Terjadi suatu kondisi medis di mana
virus memasuki aliran darah dan karenanya memliki akses ke seluruh tubuh
selama sirkulasi sitemik dan muncul tanda gejala infeksi virus akut seperti panas
tinggi secara mendadak, nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri otot, mual, muntah, sulit
tidur, batuk pilek, dan lain-lain. Keadaan ini disebut Sindrom Retrovial Akut. Pada
fase ini mulai terjadi penurunan CD4 dan peningkatan HIV-RNA Viral load. Viral
Load akan ters meningkat dengan sangat cepat dan juga akan menurun pada saat
tertentu.
akan terus meningkat dan keadaan tersebut diikuti dengan penurunan CD 4 secara
perlahan dalam waktu beberapa tahun, dengan laju penurunan CD 4 yang lebih
cepat dengan waktu 2,5 – 5 tahun, sebelum akhirnya jatuh ke stadium AIDS.
Sel T4 terdapat pada cairan tubuh tertentu, seperti darah, air mani kecuali air
seni, cairan vagina, cairan leher rahim. Sampai saat ini belum ada bukti bahwa
HIV di tularkan memalui air ludah. Keberadaan virus di dalam tubuh selam 2-4
minggu belum bisa terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Jika jumlah CD 4 lebih
dari 500 sel / μL maka disebut tahap periode jendela. Pada tahap HIV yang sudah
terdeteksi positif tetapi belum menunjukan tanda dan gejala fisik kondisi tersebut
penderita AIDS terinfeksi HIV dengan tanpa ada gejala yang terlihat atau juga
Molekul reseptor membran CD4 pada sel sasaran akan dilihat oleh HIV
dalam tahap infeksi HIV. HIV akan menyerang limfosit CD 4. Limfosit CD4
berikatan kuat dengan gp120 HIV sehingga gp41 dapat memeperantarai fusi
membran virus ke dalam membrane sel. Dan ada dua koreseptor yaitu, CCR5 dan
CXCR4 diperlukan agar glikoprotein gp120 dan gp41 dapat berikatan dengan
limfosit. Jika monosit dan makrofag terinfeksi maka dapat berfungsi sebagai
reservoir untuk HIV tetapi tidak dihancurkan oleh virus. HIV juga dapat
menginfeksi beragam sel manusia seperti sel Natural Killer (NK), limfosit B, sel
endotel, sel epitel, sel Langerhans, sel dendritic, sel mikroglia, dan berbagai
jaringan tubuh. Saat setelah virus berfungsi dengan limfosit CD 4 kemudian akan
terbentuk pertikel-partikel virus baru dari yang terinfeksi maka proses kompleks
akan berlangsung
sehingga menghasilkan banyak virus limfosit CD4 yang terinfeksi mungkin tetap
Utami, 2019)
2.1.5 Pathway
Keputuasaan, rasa
Reaksi psikologis
malu Kelemahan gastrointestinal
Menarik diri
Ansietas Nyeri
Intoleransi
telan
aktivitas
Isolasi
Sosial
ketidakseimbangan
nutrisi
(Padila, 2012)
2.1.6 Gejala Klinis
2. Apabila HIV terdapat pada tubuh seseorang selama 5 tahun maka HIV
3. Window Period adalah saat tubuh seserang sudah terinfeksi oleh HIV
4. Gejala klinis yang muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti :
a. Diare kronis
c. Pneumocystis carinii
e. Ensefalopati kronik
2.1.7 Penularan
tetapi lebih rendah dibandingkan dengan Penyakit Menular Seksual namun jika
ada peyakit seksual dengan luka Chancroid kemungkinan besar bisa menjadi
pencetus penularan HIV, penggunaan jarum suntik yang bergantian pada remaja
terbesar 90%, tranplatasi organ dan jaringan lain yang terinfeksi HIV. Virus juga
terkadang ditemukan dalam air liur, air mata, urine, secret bronkial yang belum
pernah dilaporkan. Selain itu HIV juga bisa ditularkan melalui ibu hamil secara
Intrauterine, Intrapartum, dan Postpartum (ASI) angka transmisi melalui ASI
HIV adalah :
1. Hitung CD4
4. Kimia darah
5. Urinalisis
2.1.9 Penatalaksanaan
d. dukungan psikologis
2. Pengobatan infeksi oportunistik dengan infeksi:
a. kandidias esophagus
b. tuberculosis
c. toksoplasmosis
d. herpes
a) Flikonasol
d) Asiklovir
e) Kotrimokazol
3.1 PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
Nama : sebagai indentitas
Umur : Infeksi HIV lebih banyak terjadi pada umur
20-44 tahun hal ini disebabkan karena lebih
mungkin banyak melakukan perilaku seks
tidak aman yag berisiko terhadap penularan
HIV
Jenis Kelamin :
Alamat, no telp. :
Suku/Bangsa :
Pekerjaan :
Diagnosa Medis :
No. Medical Record :
Tanggal masuk :
Tanggal Pengkajian :
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri menelan, dan juga pasien
akan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis dalam jangka
3. Pola Eliminasi
Saat MRS : Biasanya pada klien HIV/ AIDS aktifitas dan latihan
aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini disebabkan mereka menarik diri dari
halusinasi.
Sebelum MRS : pada klien biasanya tidur malam 7-8 jam dan tidur
Saat MRS : Biasanya klien dengan HIV/ AIDS pola istrirahat dan
keringat pada malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung oleh
diri, peran, identitas, dan ide diri sendiri. Pada klien HIV/AIDS terjadi
Sebelum MRS : pada klien HIV sebelum MRS peran dalam keluarga
hubungan seksual.
V. PEMERIKSAAN FISIK
(Prabowo, 2014).
3. Sistem Pernafasan
4. Sistem Kardiovaskuler
5. Sistem Pencernaan
7. Sistem Indera
a. Mata
c) Visus : normal
telinga
8. Sistem saraf
Kesadaran : composmentis
GCS : E: 4 V: 5 M: 6 Total 15
9. Sistem muskuloskeletal
tidur.
Gejala yang timbul klien dengan HIV/AIDS yaitu menurunnya libido dan
Pada klien HIV akan lebih mungkin untuk terkena infeksi lain atau
sistem tubuh yang sangat lemah. Hal ini menjadi penanda bahwa
HIV adalah :
1. Hitung CD4
4. Kimia darah
5. Urinalisis
VII.TERAPI
d. Dukungan psikologis
a. kandidias esophagus
b. tuberculosis
c. toksoplasmosis
d. herpes
a) Flikonasol
d) asiklovir
e) kotrimokazol
status kesehatan
Kriteria hasil :
Intervensi :
keluarga klien
dibutuhkan
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat untuk
klien
kelelahan, kelemahan
mandiri / dibantu.
Kriteria hasil :
Intervensi :
dilakukan
aktivitas klien
perawat
konsep diri
Kriteria Hasil :
tegang)
sebelumnya bermanfaat
kebersamaan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik dan menggambarkan kriteria hasil yang
evaluasi berlangsung terus menerus tanpa henti dari awal sampai akhir. Tahap
yang telah ditentukan, serta untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
Keluarga :
Perawat :
Asisten Perawat :
Dokumentasi :
Prolog
Ny. Z umur 35 tahun, status menikah dirawat di RS. Hermina dengan
diagnosa medis HIV/AIDS. Saat pengkajian, ditemukan keluhan utama pasien
lemas.