Anda di halaman 1dari 51

TINJAUAN MEDIS &

KEPERAWATAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL
Oleh : Yasin Wahyurianto, M.Si.
REVIEW ANATOMI FISIOLOGI
• Sistem Muskuloskeletal
• Tulang
• Sendi
• Otot rangka
• Ligamen
• Bursae
• Neuromuscular Junction
Struktur Anatomi Tulang
Sumber : Lewis, SM. 2007. Medical-Surgical Nursing
Sumber : Lewis, SM. 2007. Medical-Surgical Nursing
Sel-sel Tulang
• Osteoblasts: form new bone cells in a process called
remodeling

• Osteocytes: maintain bone as a living tissue

• Osteoclasts: break down calcium and phosphorus in a


process called resorption
Tulang tersusun atas matriks tulang dan mineral
tulang.
• Matriks Tulang :
• Sulfate : Proteoglycans
• Glycoprotein
• Hydroxyproline (kolagen)

• Mineral Tulang :
• Ca2+ ─ CO32- ─ F
• Fosfat ─ Mg 2+
• Na+ ─ K+
PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
• Data Subyektif
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan
• Riwayat medikasi
• Pola fungsi kesehatan
• Data Obyektif
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan diagnostik
Keluhan Utama
• Nyeri
• Kelemahan
• Deformitas
• Keterbatasan gerak
• Kekakuan
• Krepitasi sendi
Riwayat Kesehatan
• Riwayat penyakit lalu :
• tuberculosis, poliomyelitis, diabetes mellitus, parathyroid problems,
hemophilia, rickets, scurvy, soft tissue infection, and neuromuscular
disabilities.
• Riwayat penyakit dan trauma muskuloskeletal:
• arthritic and connective tissue diseases (e.g., gout, psoriatic arthritis,
systemic lupus erythematosus), osteomalacia, osteomyelitis, and fungal
infection of the bones or joints.
Con’t……..
• Riwayat kesehatan keluarga :
• rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus, osteoarthritis, gout,
osteoporosis, and scoliosis.
• Riwayat infeksi sekunder :
• the ears, tonsils, teeth, sinuses, lungs, or genitourinary tract infection.
Riwayat Medikasi
• Kaji riwayat penggunaan obat : jenis, dosis, frekuensi, lama
penggunaan, dan efek samping obat.
• Mis : skeletal muscle relaxants, opioids, nonsteroidal antiinflammatory
drugs, systemic and topical corticosteroids, and potassium-depleting
diuretics (muscle cramps and weakness).
• Kaji penggunaan obat hormonal dan suplemen (vit D dan kalsium).
Con’t……
• Kaji periode menstruasi pada wanita.
• Kaji riwayat pembedahan dan hospitalisasi
• Prosedur operasi, riwayat post operatif, lama perawatan, dan komplikasi
yang muncul.
Pola Fungsi Kesehatan
• Pola persepsi dan penatalaksanaan kesehatan
• Riwayat imunisasi (tetanus, polio, dan tuberculin test)
• Riwayat alergi (makanan-minuman dan obat)
• Riwayat penggunaan alat bantu (tongkat, kursi roda, walker, dll)
• Pola nutrisi dan metabolisme
• Kaji diet harian, penggunaan suplemen makanan, dan status gizi.
Con’t……..
• Pola eliminasi
• Kaji riwayat konstipasi, inkontinensia, dan penggunaan alat bantu
toiletting.
• Pola aktifitas dan latihan
• Kaji jenis, durasi, dan frekuensi aktifitas latihan dan rekreasi.
• Kaji apakah latihan tersebut menimbulkan efek pada sistem
muskuloskeletal seperti nyeri, kelemahan, dan krepitasi.
Con’t ……….
• Pola tidur dan istirahat
• Kaji adanya gangguan pola tidur dan aktifitas mencakup : penggunaan
peralatan tidur, siklus tidur, waktu jatuh tidur, partner tidur, dan posisi
tidur.
• Pola persepsi-kognitif
• Kaji persepsi nyeri secara kualitas atau kuantitas, adakah penggunaan alat
bantu penghilang nyeri.
Con’t…………..
• Pola persepsi-konsep diri
• Kaji apakah adanya deformitas dan kelainan sistem muskuloskeletal
mengganggu gambaran diri klien.
• Pola peran dan hubungan
• Kaji apakah ada gangguan bersosialisasi dan peran harian klien berkaitan
dengan kelainan pada sistem muskuloskeletal
Con’t ………….
• Pola reproduksi-seksual
• Kaji pola seksualitas klien berkaitan dengan nyeri, pergerakan, dan posisi
saat berhubungan.
• Pola toleransi stress-koping
• Kaji potensi munculnya stressor berkaitan dengan masalah sistem
muskuloskeletal.
• Pola nilai-kepercayaan
• Kaji apakah ada nilai kultural dan religi yang berkaitan dengan perawatan.
Data Subyektif

• Nyeri
• Nyeri, merupakan manifestasi umum pada masalah
gangguan sistim muskuloskeletal. Tanyakan pada
pasien untuk menggambarkan nyerinya dengan tepat,
lakukan dengan pola pengkajian nyeri PQRST.
• P : Provoke : penyebab, pencetus
• Q : Quality : kualitas nyeri; nyeri terbakar, cekot-cekot, menusuk-
nusuk
• R : Region, Radiation, Relief
• S : Severity : seberapa berat
• T : Time
• Paresthesia
• Pasien dapat menggambarkan sensasi abnormal (parestesi), seperti
kesemutan, mati rasa, dan hilangnya rasa raba. Parestesi merupakan
indikasi masalah neurologist dan membutuhkan pengkajian yang
lebih mendalam lagi.
• Perubahan ADL dan Mobilitas
• Perawat dapat memperoleh data subyektif dengan
mananyakan masalah apa yang mempengaruhi pola ADL
dan Mobilitas.
• Perubahan dalam aktifitas yang lazimnya normal
mungkin diawali adanya rasa nyeri atau mungkin adanya
penyebab lain seperti fatig, kelemahan, atau penurunan
mobilitas pada bagian tubuh tertentu.
• Salah seorang pasien mungkin melaporkan adanya
ketidakmampuan tidur malam karena adanya rasa nyeri
yang berawal setelah dirinya melakukan aktifitas, seperti
contohnya berjalan menuju tempat kerjanya.
• Alat Bantu
• Perawat harus bertanya pada pasien apakah selama ini pasien
menggunakan alat bantu dalam mobilitas, dan jenisnya apa.

• Riwayat Cedera
– Apa yang dilakukan pasien sebelum terjadi
cedera
– Berapa lam cedera ini terjadi
– Apa penyebab terjadinya cedera
– Apakah ada pengaruh alkohol atau obat-obatan
lain saat cedera
– Jenis obat apa yang sudah diberikan saat cedera
ini
Data Obyektif

• Pengkajian Fisik
• Tanda-tanda Vital
• Pengkajian tanda-tanda vital merupakan bagian yang
terpenting dalam trauma sistim muskuloskeletal.
• Waspada terhadap adanya tanda-tanda shock.
• Peningkatan suhu yang diikuti gejala inflamasi umumnya
merupakan tanda adanya infeksi, seperti penyakit
osteomyelitis.
• Pengamatan pada keadaan napas pasien sangat penting,
terutama jika terjadi cedera pada wajah, leher, atau dada.
Pasien yang ditemukan deformitas pada spinal atau dada
memiliki pola napas yang abnormal.
• Inflamasi dan Pembengkakan
• Inflamasi terjadi adanya cedera pada jaringan akibat trauma fisik,
kimia, bakteri, substansi asing. Pembengkakan terjadi karena
terbentuknya eksudat inflamasi saat jaringan tubuh bertahan
terhadap cedera.
• Sendi akan terlihat membengkak ketika terjadi peningkatan cairan
sinovial atau ditemukanny darah/cairan purulent pada kapsul sendi.
• Palpasi yang terbaik adalah dimulai dari area yang terjauh dari rasa
nyeri, biarkan pasien mengetahui kapan dan dimana area yang
disentuh perawat.
• Beri gambaran lokasi pembengkakan.
• Integritas Kulit
• Cedera atau proses penyakit menyebabkan perubahan pada kulit.
Perubahan warna akibat cedera dapat menyebabkan echimosis. Kulit
mungkin terjadi kerusakan seperti terkoyak saat terjadi cedera.
• Perawat diharapkan mampu menggambarkan beberapa lesi yang
ditemukan dengan lengkap, termasuk lokasi, panjang luka, kedalaman,
dan tampilan jringan sekitarnya.
• Jika terdapat cairan yang keluar, jelaskan jumlah, warna, jenis dan
baunya.
• Kemerahan umumnya ditemukan pada penyakit jaringan penyambung.
• Daerah pengamatan mencakup wajah (termasuk mata dan membran mukosa),
permukaan tubuh, dan ekstremitas.
• Juga kaji keadaan rambut dan kuku, seperti adanya alopesia, perubahan bentuk kuku.
Perubahan bentuk kuku mungkin menyertai adanya penyakit artritis.
• Perubahan warna (kemerahan) pada telapak tangan, sekitar sendi, dan bagian ujung
jari-jari. Selain itu perubahan pigmentasi juga merupakan deteksi adanya kelainan.
Amati tebal tipisnya kulit , kulit yang tipis biasanya mudah terkoyak. Karakteristik
nodul pada penyakit artritis dicatat saat melakukan palpasi dan terus menerus
dilakukan pengamatan..
• Perubahan keadaan kulit mungkin juga disebabkan
pemberian pengobatan, seperti immobilisasi,
pembidaian, dan traksi. Perawat harus mengkaji
keadaan kulit pasien sebelum menerima tindakan
pengobatan seperti diatas. Luka tekan dapat terjadi
pada beberapa titik tumpu tubuh. Kaji kulit sekitar
tepi pembidaian secara rutin dan bila terpasang
traksi kaji keadaan kulit sekitarnya.
• Deformitas
• Kaji keadaan sendi-sendi terutama adanya
deformitas, lakukan pengamatan dan palpasi.
• Bandingkan sendi pada satu ekstrimitas
dengan lainnya, periksa kesimetrisan, posisi,
dan perubahan alignment.
Pengkajian sendi secara umum :

• Periksa semua sendi secara berurut dari kepala hingga kaki.


• Periksa adanya nyeri pada sendi.
• Bandingkan sendi yang satu dengan sendi yang lain untuk
kesimetrisan.
• Catat ukuran dan kelenturan sendi
• Amati adakah deformitas, pembengkakan, kontraktur,
subluksasi, ankylosis.
• Inspeksi warna kulit disekitar sendi
• Palpasi temperatur permukaan kulit sekitar sendi
• Evaluasi ROM
• Palpasi krepitasi
• Kaji kekuatan otot
• Amati adanya atrofi otot
• Jenis deformitas lain yang dapat dikaji adalah
penyimpangan sudut tungkai.
• Deformitas valgus adalah penyimpangan sudut kaki
yang menjauhi garis tengah tubuh, sebagai contoh
genu valgum.
• Deformitas varus adalah penyimpangan sudut tungkai
mendekati garis tengan tubuh, sebagai contoh genu
varum.
• Pemakaian istilah ini pun tidak terbatas pada tungkai
saja namun telapak kakipun memakai istilah ini pula,
yaitu jika telapak kaki mengarah keluar disebut talipes
valgus, tetapi jika telapak kaki mengarah kedalam
disebut talipes varus.
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Kepala leher-ekstrimitas atas-ekstrimitas bawah.
• Kulit : lesi, turgor, dan jaringan sikatrik.
• Komparasi simetris tubuh : deformitas, pembengkakan, konfigurasi otot.
• Palpasi
• Head to toe.
• Periksa otot dan sendi : temperatur, nyeri lokal, pembengkakan, dan
krepitasi.
• Pengkajian Spinal
• Skoliosis : spinal melengkung lateral
• Kyphosis : spinal melengkung bungkuk (pada V. Thorakalis)
• Lordosis : spinal melengkung ke depan (pada V. Lumbalis)
Con’t ……….
• Gerakan
• Kaji ROM aktif dan pasif
• Pemeriksaan lain:
• Penggunaan alat bantu
• Neuromuscular problem
• Neurovascular problem (compartemen syndrome)
Range Of Motion (ROM)

• Merupakan gerakan sendi dalam batas-batas normal.


• Tanyakan pada pasien apakah mampu melakukan gerak
sendi, bila ada ketidakmampuan mungkin disebabkan
adanya paralisis.
• Lakukan latihan ROM melalui gerakan pasif, jangan
memaksa menggerakkan sendi jika pasien mengeluh
nyeri, terutama bila pasien menderita inflamasi akut.
• Selama mengkaji ROM, catat adanya kekauan sendi,
instabilitas, dan deformitas.
• Terdengarnya suara krepitasi merupakan suatu tanda
adanya pergerakan antar sendi yang dilapisi oleh
kartilago, atau mungkin adanya tulang yang patah.
• Keterbatasan gerakan mungkin pula disebabkan oleh
kontraktur (pemendekan otot permanen).
Postur
• Amati posturtubuh pasien saat berdiri adakah
ketidaknormalan postur ? ketidaknormalan ini dapat
dipengaruhi oleh adanya deformitas, anomalies,
kelemahan otot, cedera, dan nyeri.
• Amati pula kesimetrisan bentuk tubuh. Deformitas
kolumna spinalis mempengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan kelainan bentuk spinel.
• Postur juga mengindikasikan pemakaian energi
dengan tonus otot.
• Postur normal adalah tegak tetapi tidak kaku.
Kekuatan otot, ukuran, dan tonus

• Pengamatan pada kekuatan otot, ukuran, dan tonus otot


membantu perawat dalam mendiagnosa kondisi penyakit
yang diderita pasien serta memberikan informasi apakah
pasien tersebut membutuhkan bantuan, baik saat bergerak
maupun dalam melakukan aktifitas.
• Tonus otot dikaji dengan dasar pergerakan pada
ekstremitas secara pasif. Ketika pasie relax, pemeriksa
menggerakkan ekstremitas sesuai ROMnya, catat adanya
tahanan saat digerakkan.
• Otot dengan tonus yang lemah disebut flaccid.
• Tapi bila tonus otot kuat dan sangat keras pada kontraksi
yang tidak disadari disebut spastic.
Status Neurovaskuler

• Kaji status neurovaskuler pada ekstrimitas, hal ini


penting terutama pada pasien cedera, proses
pembedahan, pembidaian, dan traksi.
• Waspada kompartemen syndrome.
• Perubahan warna mengindikasi keadekuatan
sirkulasi. Lakukan capillary refill test. Caranya adalah
dengan menekan kuku hingga berwarna putih,
kemudian lepas dengan cepat, normalnya warna
kuku akan menjadi merah muda dalam waktu
kurang dari 2 detik. Bila lebih berarti terdapat
penurunan aliran darah pada daerah ektrimitas
tersebut
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan radiologi
• X-Ray
• Diskogram
• CT-scan
• Myelogram
• MRI
• Pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD)
• Dual-energy x-ray absorptiometry (DEXA)
• Quantitative ultrasound (QUS)
Con’t ……..
• Pemeriksaan radioisotop
• Bone scan
• Endoscopy
• Arthroscopy
• Pemeriksaan metabolisme mineral
• Alkaline phospatase
• Kalsium
• Phosfor
Con’t …………..
• Pemeriksaan serologis
• Erythrocyte sedimentation rate (ESR)
• Antinuclear antibody (ANA)
• Asam urat
• Pemeriksaan penanda cedera otot
• Creatine kinase (CK)
• Serum potassium
• Aldolase
Con’t …………..
• Prosedur invasif
• Arthrocentesis
• Electromyogram (EMG)

Anda mungkin juga menyukai