Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN KE V

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN SEREH


Cymbopogon winterianus

Disusun Oleh :

Nama : Vedy Trikuncahyo

NIM : 1606067126

Kelompok :

Hari, Tgl Praktikum : Kamis 26 April 2018

Dosen Pembimbing : Fara Azzahra, M.Farm., Apt

LABORATORIUM FITOKIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERNYATAAN

Laporan Praktikum Fitokimia Percobaan Ke V dengan Judul Isolasi dan Identifikasi Minyak
Atsiri dari Daun Sereh (Cymbopogon winterianus) adalah benar sesuai dengan hasil praktikum yang telah
dilaksanakan. Laporan ini saya susun sendiri berdasarkan data hasil praktikum yang telah dilakukan.

Yogyakarta, 24 Mei 2018

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Fara Azzahra, M.Farm., Apt Vedy Trikuncahyo

Data Laporan

Hari, Tanggal Praktikum Hari, Tanggal Pengumpulan Laporan


Kamis, 26 April 2018 Kamis, 24 Mei 2018

Nilai Laporan

No. Aspek Penilaian Nilai


1. Ketepatan waktu pengumpulan (10)
2. Kesesuaian laporan dengan format (5)
3. Kelengkapan dasar teori (15)
4. Sistematika kerja (10)
5. Penyajian hasil (15)
6. Pembahasan (20)
7. Kesimpulan (10)
8. Penulisan daftar pustaka (5)
9. Upload data (10)
Total
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA
PERCOBAAN V
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN SEREH

A. Tujuan Praktikum
Memahami prinsip isolasi minyak atsiri dan dapat mengerjakan isolasi beserta
identifkasinya dengan kromatografi lapis tipis.
B. Dasar Teori
Minyak atsiri merupakan minyak yang umumnya dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan.
Minyak atsiri memiliki ciri-ciri yaitu mudah menguap pada suhu kamar dan memiliki aroma yang
wangi sesuai dengan tumbuhan penghasilnya. Sebagian besar minyak atsiri berfungsi sebagai
antibakteri dan antijamur. Hampir semua minyak atsiri akar terdiri atas monoterpen, sedangkan
minyak atsiri dari buah sebagian besar terdiri atas seskuiterpen (Ketaren, 1986; Jayaprakarsha
dkk, 2002).
Pada minyak atsiri yang bagian utamanya adalah terpenoid, biasanya terpenoid itu
terdapat pada fraksi minyak atsiri yang tersuling uap. Zat inilah penyebab wangi, harum atau bau
yang khas pada banyak tumbuhan. Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar
wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa citarasa dalam industri
makanan (Heyne, 1987).
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), beraroma wangi sesuai dengan
aroma tumbuhan penghasilnya. Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air
(Guenther, 1987). Minyak atsiri merupakan salah satu hasil akhir proses metabolisme sekunder
yang berada dalam tumbuhan. Tumbuhan penghasil minyak atsiri antara lain termasuk family
Pinaceae, Labiatae, Myrataceae, dan Zingiberaceae, Umbelliferae, serta Gramineae. Minyak atsiri
terdapat pada setiap bagian tumbuhan yaitu di daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, akar dan
rhizome. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri
parfum, kosmetik, dan industri farmasi. Dalam pembuatan parfum dan wangi-wangian, minyak
atsiri tersebut berfungsi sebagai zat pengikat bau (fixative) dalam parfum, misalnya minyal nilam,
minyak akar wangi dan minyak cendana. Minyak atsiri yang berasal dari rempah-rempah,
misalnya minyak lada, minyak kayu manis, minyak jahe, minyak cengkeh, minyak ketumbar,
umumnya digunakan sebagai bahan penyedap (flavoring agent) dalam bahan pangan dan
minuman (Ketaren, 1985).
Pada proses penyimpanan minyak atsiri dapat mengalami kerusakan yang
diakibatkan oleh berbagai proses, baik secara kimia maupun secara fisika. Biasanya kerusakan
disebabkan oleh reaksi-reaksi yang umum seperti oksidasi, resinifikasi, polimerisasi, hidrolisis
ester dan interaksi gugus fungsional. Proses tersebut dapat dipercepat (diaktivasi) oleh panas,
adanya udara (oksigen, kelembaban, serta dikatalis oleh cahaya dan pada beberapa kasus
kemungkinan dikatalis oleh logam (Guenther, 1987).
Menurut Richards 1944, minyak atsiri bisa didapatkan dari bahan yaitu bagian daun,
bunga, batang, dan akar. Contoh simplisianya adalah Cymbopogon winterianus yaitu dengan
menggunakan hidro distilation dan steam distillation yang membutuhkan waktu yang relative
lama yaitu sekitar 4-7 jam . Tanaman sereh dibagi menjadi 3 jenis yaitu sereh wangi, sereh dapur,
dan rumput palmarosa.
Sereh wangi selama ini masih medominasi dan lebih umum diambil minyaknya
dibanding golongan sereh lainnya. Minyak sereh wangi mengandung banyak komponen kimia
dan 3 besar komponennya yaitu Citronelal, Ctronellol, dan dan Geraniol. Dari semua komponen
tersebut yang menjadi standar kualitas minyak sereh wangi adalah Citonellal (Mahfud, dkk,
2013).
Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya dengan berdasarkan
perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-
zat penyusunnya tersebut mempunyai perbedaan titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri
atas dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan
bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak
komponen yang sukar menguap (Raditya, 2008).
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen cairan yang
dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensial dari suatu campuran cairan merupakan
bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan destilasi, diikuti dengan cara penampungan
material uap dengan cara pendinginan dan pengembunan dalam kondensor pendingin-air (Yazid,
2005).
Prinsip dasar dalam proses destilasi yaitu dengan berdasarkan perbedaan titik didih,
senyawa dengan titik didih yang paling rendah akan terpisahkan terlebih dahulu. Air pendingin
dimasukkan dari ujung yang paling dekat dengan adaptor, dan air keluar melalui ujung pendingin
yang lain. Termometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan titik didih
senyawa yang sedang dipisahkan. Ujung termometer diletakkan tepat pada posisi ujung pendingin
(Yuliarto, 2012).
Metode destilasi yang umum digunakan dalam
produksi minyak atsiri adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut
merupakan metode yang sederhana dan membutuhkan biaya
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan,destilasi uap.
Namun belum ada penelitian tentang,pengaruh kedua metode destilasi tersebut terhadap
minyak atsiri yang dihasilkan. Sebelum diproses, tanaman tersebut dirajang terlebih dahulu .
Namun dalam proses destilasi tradisional pada umumnya ukuran bahan yang digunakan tidak
seragam, karena proses pengecilan ukurannya hanya melalui proses penghancuran sederhana
(Raditya, 2008).
Syarat utama pemisahan campuran cairan dengan cara destilasi adalah semua komponen
yang terdapat di dalam campuran haruslah bersifat volatil. Pada suhu yang sama, tingkat
penguapan pada masing-masing komponen akan berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa pada suhu
tertentu, komponen yang lebih volatil dalam campuran cairan akan lebih banyak membangkitkan
uap. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan
lebih banyak mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan
uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Perbedaan komposisi dalam
kesetimbangan uap-cairan dapat dengan mudah dipelajari pada destilasi pemisahan campuran
alkohol dari air (Sutijan, dkk., 2009).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan
pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi
senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut
dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik
pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal perlu
dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama (Mukhriani,
2014).
Jenis ekstraksi yang dipakai untuk ekstraksi minyak atsiri mempertimbangkan hal berikut
(Yunita, E dan Wijaya, A, 2018):
 Sensitivitas minyak atsiri terhadap panas dan air
 Volatilitas minyak atsiri
 Kelarutan minyak atsiri dalam air
Destilasi uap memiliki proses yang biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial
(campuran dari berbagai senyawa menguap). Selama proses pemanasan, uap terkondensasi dan
destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang
terhubung dengan kondensor. Kerugian ini adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat
terdegradasi (Seidel, 2006).
Kromatografi menurut Farmakope Herbal Indonesia didefinisikan sebagi prosedur pemisahan
zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system yang terdiri dari 2 fase ,
salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dengan arah tertentu dan didalamnya
zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbs,
partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan ion. Dengan demikian masing-
masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik.
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase tetap, yang
berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara itu dikenal dengan
kromatografi serapan, jika zat cair dikenal dengan sebagai kromatografi partisi. Karena fase
bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam system kromatografi yaitu
kromatografi serapan yang terdiri kromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion,
kromatografi padat, kromatografi partisi, kromatografi gas-cair serta kromatografi kolom kapiler
(Hostettmann,k, dkk, 1995).
C. Alat Dan Bahan
Alat :
Seperangkat alat destilasi
Seperangkat alat KLT
Bahan:
Daun Sereh
Minyak sitronella
Aquadest
n-Hexan
Natrium Sulfat
Etil Asetat
D. Cara Kerja

dirajang
Daun sereh Masuk destilasi stahl, didihkan 1 jam

pemisahan dengan corong pisah

minyak air

KLT

Fase gerak
Fase diam
N-heksan: etil asetat
Silica GF 254
4:6

Deteksi sinar
UV
E. Hasil Praktikum

Isolasi minyak atsiri dari simplisia Cymbopogon winterianus


Daun sereh yang masih hijau 100 gram
Pelarut air 300 mL
Alat destilasi Stahl (destilator)
Siklus 1x

Hasil destilasi dipisahkan antara minyak dan air menggunakan corong pisah, dimana fase minyak
berada dibagian atas dari air. Minyak atsiri yang didapat : -mL

Identifikasi KLT
Fase diam : Silika Gel GF 254
Fase gerak: N-hexan : etil asetat = 4:6
Cuplikan : minyak atsiri hasil destilasi dan pembanding minyak sitronela
Deteksi UV 254
Rf: -
Hasil zat standar Hasil sampel

a a

b b

a a
Keterangan :
A : jarak 1 cm
B : jarak 10 cm

F. Pembahasan
Pada percobaan ini diteliti komponen metabolit sekunder yakni minyak atsiri
menggunakan metode kromatorafi lapis tipis (KLT). Kromatografi lapis tipis merupakan suuatu
analisis kualitatif dari suatu sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip kerjanya
memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang
digunakan. Metode KLT memiliki 2 komponen utama yaitu, fase diam dan fase gerak. Fase diam
merupakan bagian yang tetap dala sebuah system. Fase gerak yang digunakan yakni Silika Gel
GF 254. Fase gerak adalah fase yang melalui lapisan yang menyelubung permukaan fase diam.
Larutan yang digunakan dalam fase gerak disebut eluen. Semakin dekat kepolaran antar sampel
dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Fase gerak yang
digunakan adalah n-hexan: etil aseta = 4:6 didalam kromatografi berlaku suatu prinsip umum :
like dissolve like artinya polar menyukai yang polar dan tak polar menyukai tak polar. Dalam hal
ini, fase diam yang polar akan mengikat lebih kuat komponen-komponen yang relative polar,
sedangkan fase diam yang tak polar aan mengikat lebih kuat komponen yang tak polar. Fase
gerak yang polar akan melarutkan lebih baik komponen yang polar, fase gerak yang nonpolar
akan melarutkan lebih baik komponen yang non polar.
Pada proses pengisolasian minyak atsir digunakan alat destilator. Metode pengisolasian
menggunakan metode destilasi air. Metode destilasi ada tiga macam yakni destilasi air, destilasi
uap, dan destilasi uap-air. Destilasi air dilakukan bila bahan yang akan disuling berhubungan
langsung dengan air mendidih. Bahan akan mengapung di atas air, terendam seluruhnya,
tergantung berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses.
Minyak atsiri termasuk dalam golongan terpenoid dimana tersusun dari molekul isoprene
digolongkan berdasarkan jumlah isoprene dari senyawa tersebut. Dalam daun sereh terdapat
kandungan minyak atsiri yakni sitronella. Sitronella / rhodinal/3,7-dimethyloct-6-en-i-al adalah
mooterpen (C10H18O).
Hasil destilasi dimasukkan ke dalam corong pisah, guna memisahkan minyak dengan air.
Pisahkan minyak dengan air dimana posisi minyak berada di atas air karena massa jenis minyak
lebih kecil massa jenis air. Keluarkan air perlahan dari corong pisah. Minyak atsiri yang didapat,
selanjutnya digunakan untuk KLT.
Penotolan dilakukan 2x yakni dengan zat standar pembanding dan zat sampel, dimana
pebanding menggunakan minyak atsir sitronella. Pada waktu penotolan banyak minyak atsiri
yang keluar menguap. Alhasil pada deteksi UV 254 tidak terdapat bercak yang berpendar, baik
dari hasil isolasi maupun zat standar. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri yakni sitronella
merupakan monoterpen C10H18O dimana semakin sedikit nilai C dari suatu minyak maka ,
semakin mudah menguap zat tersebut . jadi ketika dalam posisi di ruang terbuka akan cepat
menguap. Minyak atsiri apabila terkena cahaya dan udara akan teroksidasi menjadi resin. Perlu
dilakukan penyulingan kembali pada hasil sulingan pertama. Hal ini ditujukan untuk memisahkan
komponen yang mudah menguap dari komponen yang tidak mudah menguap sehingga minyak
atsiri lebih murni karena bisa dilakukan isolasi lagi. Pada fase diam tidak terdeteksi adanya
bercak, jadi praktikan tidak bisa menghitung harga Rf maupun HRf nya. Menurut penelitian yang
sudah ada, harga Rf pada minyak sitronella adalah 0,63.apabila mendekati angka0,63 berarti bisa
disimpulkan hamper partikel tersebut adalah minyak sitronela.
Pada pemisahan minyak dan air tidak menggunakan Na2SO4 karena minyak atsiri yang
didapat sangat sedikit. Na2SO4 membantu pemisahan dengan air.
G. Kesimpulan
Prinsip isolasi minyak atsiri adalah dengan metode destilasi air. Uap air kemudian
didinginkan melalui kondensor. Hasil minyak atsiri tidak terlihat bercak warna setelah dilakukan
penotolan. Tidak terlihatnya bercak karena minyak sitronella mudah menguap. Hal ini disebabkan
karena sitronella merupakan monoterpen dimana semakin sedikit unsur C pada suatu minyak,
maka semakin mudah menguap.
H. Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.
Guenther, T. 1990. Minyak Atsiri. Penerjemah: Ketaren. Erlangga. Jakarta
Hostettmann, K., dkk., 1995, Cara Kromatografi Preparatif, Penerbit ITB, Bandung.
Heyne, K. 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I dan II, Badan Libang Kehutanan.
Cetakan I, Koperasi karyawan Departemen Kehutanan, Jakarta Pusat.

Jayaprakarsha, G.K., Rao, L.J. dan Sakirah, K.K. 2002. Chemical Composition of
Volatile Oil from Cinnamomum zeylanicum Bud. J Naturforsch. 57: 990-993

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas


Indonesia Press. Jakarta
Mahfud; Eko Feriyanto, Yuni ; Jonathan S, Patar; Prihatini, P. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari
Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Destilasi Uap
dan Air dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 1
Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif, Jurnal Kesehatan,
UIN Alaudin, Makassar, vol 7(2).
Raditya, 2008, Destilasi Reaktif Metanol - Asam Asetat - Metil Asetat-Air, Jurnal Teknik Kimia
Indonesia. Vol.7 No.2
Seidel V., 2006. Initial and bulk extraction. In: Sarker SD, Latif Z, & Gray AI, editors. Natural Products
Isolation. 2nd ed. Totowa (New Jersey). Humana Press Inc. hal. 31-5
Serai Wangi Menunggu Investor: Majalah Trubus No.219(1988)
Sutijan, Budiman, A, dan Yohanes, 2009, Pengaruh Perlakuan Daun dan Suhu Terhadap Waktu
Distilasi pada Isolasi Minyak Cengkeh dengan Menggunakan Super Steam Distillation”, Jurnal
Teknik Kimia Indonesia. Vol. 8 No. 2
Yulianto, 2012, Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Air dan Destilasi Uap-Air)
Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)”, Jurnal
Teknosains Pangan, Vol 1 No 1
Yunita, Erma., dan Wijaya, Andi., 2018. Modul Praktikum Fitokimia. Yogyakarta: Labortorium
Fitokimia Akademi Farmasi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai