Disusun Oleh :
Annisa 1701011310003
Fikri Ridhani Az Zharif 1701011310012
Ismi Lia Nur Ulfa 1701011320018
Laila Sari 1701011320021
Raka Wisnu Wardana 1701011310041
Redina Wahyu Nirwana 1701011320042
Revly Ana Auleina 1701011320044
Pendahuluan ....................................................................................................................... 5
Latar Belakang..................................................................................................................... 5
Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5
Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 5
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................. 11
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 13
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi sering
dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis kualitatif seperti identifikasi organoleptik, sedangkan analisa kuantitatif
digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa. Pada percobaan ini akan
dilakukan analisis senyawa turunan barbiturat yakni fenobarbital yang selanjutnya
akan ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode bromometri dengan
titrasi tidak langsung.
Bromometri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu senyawa
berdasarkan atas, reaksi reduksi-oksidasi baik itu dengan titrasi langsung atau
tidak langsung, dan didalam penelitian ini dilakukan titrasi tidak langsung dimana
bahan pereduksi dioksidasi terlebih dahulu dengan larutan baku
berlebih. Kemudian ditambahkan indikator dan dititrasi kembali hingga berubah
warna. Analisis senyawa barbiturat seperti fenobarbital ini dianggap penting
khususnya bagi mahasiswa farmasi karena sebagaimana diketahui senyawa
turunan barbiturat memiliki aktivitas farmakologis yakni sebagai hipnotik-sedativ,
dimana hipnotik artinya berkhasiat menidurkan dan sedativ artinya berkhasiat
menenangkan.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bromatometri?
2. Apa itu Asam barbiturat?
3. Apa saja penggolongan pada barbiburat?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari Bromatometri
2. Untuk mengetahui dan memahami Asam barbiturat
3. Untuk mengetahui penggolongan apa saja yang ada pada barbiturat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Bromatometri adalah salah satu metoda oksidimetri yang didasarkan
pada reaksi oksidasi ion bromat, BrO3-. Dalam reaksi ini bromat tereduksi menjadi
bromida :
BrO3- + 6 H+ + 6e Br + 3H2O
dari persamaan reaksi tersebut 1 grek KbrO3 = mol. Ion H+ terlibat dalam
konversi ion BrO3- menjadi Br, maka diperlukan larutan asam dalam reaksinya.
(1)
Jika reaksi antara zat dan bromine dalam lingkungan asam berjalan cepat maka
titrasi dapat secara langsung dilakukan. Namun bila lambat maka dapat dilakukan
titrasi tidak langsung yaitu larutan bromine ditambah berlebih dan kelebihan
asam kedalam larutan yang mengandung kalium bromat dan kalium bromide. (2)
dari senyawa- senyawa yang lain yang tercampur dalam sediaan farmasi.
dan urea. Asam barbiturat ditemukan oleh Adolph von Baeyer (1864). Asam
pertama, yaitu asam dietil barbiturat atau barbital diperkenalkan sebagai obat oleh
Fischer dan Von Miering(1903) dengan nama dagangnya venoral. Hipnotik yang
kedua adalah fenobarbital yang dikenal sebagai obat pada tahun 1912 oleh Loewe,
Juliusburger dan Impens dengan nama dagangnya Luminal. Pada tahun- tahun
selanjutnya, disintesis lebih dari 2500 barbiturat, dan kira- kira 50 diantaranya
kerja panjang, sedang, singkat dan sangat singkat. Yang termasuk dalam
dan dipakai untuk mengendalikan kejang pada epilepsi. Barbiturat dengan masa
kerja sangat singkat, natrium tiopental (penthotal), dipakai untuk anastesi umum.
(Nembutal), dipakai untuk menimbulkan tidur bagi mereka yang sulit untuk jatuh
Aktivitas kejang maksimal diperoleh jika satu substituent pada posisi 5 berupa
1. Barbital: mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari asam dietil malonat
dengan ureum
2. Sukar larut dalam air, kecuali dalam bentuk garamnya bereaksi asam lemah
3. Ada dalam dua bentuk, yaitu bentuk keto yang tidak larut dalam air, dan
bentuk etanol yang larut dalam air.
4. Bentuk keto larut dalam pelarutkloroform, eter, etilasetat.
5. Garam Na-nya dalam bentuk larutan mudah terhidrolisa menjadi barbital
yang mengendap.
6. Dapat menyublim (membentuk sublimasi) yang tergntung sekali pada
tekanan, suhu jarak sublimasinya, dll. Untuk teknik sublimasi yang
digunakan dalam kualitatif, maka digunakan tekanan yang dikurangi.
Penggolongan senyawa barbiturat:
Barbiturat kerja panjang (6 jam)
Barbiturat kerja singkat (3 jam)
Barbiturat kerja sangat singkat (2-4 jam)
(Ghalib, 2007).
ALAT
1. pipet ukur 10 mL
2. pipet ukur 1 mL
3. labu ukur 10 mL
4. bejana kromatografi
5. oven
6. Penjepit
7. timbangan analitik
8. kotak plastik (tapperware)
9. Linomat V (Camag-Muttenz-Switzerland)
10. alat pengaduk mekanik
11. lampu UV 254 nm dan 365 nm
12. spektrofotodensitometer (Camag TLC Scanner 3Camag-Muttenz-
Switzerland).
BAHAN
1. alobarbital
2. barbital
3. butalbital
4. fenobarbital
KESIMPULAN
Pendedahan alobarbital, barbital, butalbital dan fenobarbital pada plat oleh
pengelusi pH 1, 5, 6 dan 10 tidak memberikan nilai perubahan bentuk sepktrum
yang signifikan (r≥0,95), namun pengelusi dengan basa kuat memberikan geseran
puncak spektrum UV ke arah batokromik dan mengakibatkan perubahan sebesar
23 % pada pH 12 dan sebesar 64 % pada pH 11, jika dibandingkan dengan
spektrum UV pada pH 1.
Anonim. (http://healthiskesehatan.blogspot.com/2011/03/reaksi-iodometri-dan-
iodimetri.html)
Anonim.(http://sumarheni.blogs.unhas.ac.id/2010/12/23/penggunaan-
phenobarbital-dalam-terapi)