Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya penulis masih
di berikan kesempatan dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISIS
FENOBARBITAL”. Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Analisis Sediaan Farmasi. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusun
makalah ini dengan memberikan gambaran secara deskriptif agar dapat mudah di pahami.

Namun penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
makalah ini di masa akan datang dan penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya.

Manado, April 2019

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

I.1 LATAR BELAKANG .................................................. Error! Bookmark not defined.

1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..2

2.1 PENGERTIAN …………………………………………………………………………..2

2.2 MEKANISME KERJA ..………………………………………………………………….3

2.3 METODE ANALISIS …………………………………….………………………………3

BAB III PENUTUP ................................................................ Error! Bookmark not defined.

3.1 KESIMPULAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.

3.2 Saran .............................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. Error! Bookmark not defined.

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi sering dilakukan analisis
sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasi
organoleptik, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa.
Senyawa turunan barbiturat yakni fenobarbital yang selanjutnya akan ditentukan kadarnya
dengan menggunakan metode bromometri dengan titrasi tidak langsung.

Bromometri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu senyawa berdasarkan
atas reaksi reduksi-oksidasi baik itu dengan titrasi langsung atau tidak langsung dan didalam
percobaan ini dilakukan titrasi tidak langsung dimana bahan pereduksi dioksidasi terlebih
dahulu dengan larutan baku berlebih, kemudian ditambahkan indikator dan dititrasi kembali
hingga berubah warna.

Analisis senyawa barbiturat seperti fenobarbital ini dianggap penting khususnya bagi
mahasiswa farmasi karena sebagaimana diketahui senyawa turunan barbiturat memiliki
aktivitas farmakologis yakni sebagai hipnotik-sedativ, dimana hipnotik artinya berkhasiat
menidurkan dan sedativ artinya berkhasiat menenangkan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fenobarbital dan bagaimana mekanisme kerja dari fenobarbital?
2. Bagaimana cara menganalisis fenobarbital dengan menggunakan metode Bromometri?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang fenobarbital serta memahami mekanisme kerja fenobarbital
2. Mengetahui cara menganalisis fenobarbital dengan menggunakan metode Bromometri

1|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik dan
sedatif. Namun sekarang kecuali untuk beberapa penggunaan yang spesifik, barbiturat telah
banyak digantikan oleh benzodiazepin yang lebih aman. Secara kimia, barbiturat merupakan
derivat asam barbiturat. Asam barbiturat (2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin) merupakan hasil
reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat (Ganiswara, 1995).

Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi
transmisi sinaptik. Kapasitas barbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja
benzodiazepine, namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai aganis GABA-nergik,
sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat (Ganiswara,
1995).

Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini
dimiliki oleh kebanyakan obat yang mampu menekan SSP. Dengan meningkatnya sifat lipofil
ini, misalnya dengan mengganti atom oksigen pada atom C2 menjadi atom belerang, maka efek
dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya diperkuat pula.

Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu:

1. Barbiturat kerja panjang

Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang

2. Barbiturat kerja singkat

Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif sebagai sedatif dan
hipnotik

3. Barbiturat kerja sangat singkat

Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia.

2|Page
2.2. Mekanisme kerja

Mekanisme kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi


penghambatan sinaps melalui suatu kerja pada reseptor GABAA, rekaman intrasel neuron
korteks atau spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan respons
terhadap GABA yang diberikan secara iontoforetik. Efek ini telah teramati pada konsentrasi
fenobarbital yang sesuai secara terapeutik. Analisis saluran tunggal pada out patch bagian luar
yang diisolasi dari neuron spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital
meningkatkan arus yang diperantarai reseptor GABA dengan meningkatkan durasi ledakan
arus yang diperantarai reseptor GABA tanpa merubah frekuensi ledakan. Pada kadar yang
melebihi konsentrasi terapeutik, fenobarbital juga membatasi perangsangan berulang terus
menerus; ini mendasari beberapa efek kejang fenobarbital pada konsentrasi yang lebih tinggi
yang tercapai selama terapi status epileptikus.

2.3. Metode Analisis

Analisis kimia farmasi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai aplikasi prosedur kimia
analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam bidang farmasi terutama dalam
menentukan kadar dan mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia yang tercantum
dalam farmakope-farmakope serta buku-buku resmi lainnya seperti formularium-formularium
(Susanti, 1997).

Analisis kimia farmasi kuantitatif biasanya dibagi menjadi beberapa analisis berdasarkan
metode dan teknik kerjanya (Susanti, 1997):

1. Analisis gravimetri

2. Analisis volumetri yang biasa desebut juga analisis titrimetri

3. Analisis gasometri

4. Analisis dengan metode fisika dan kimia

Analisis titrimetri umumnya dapat dibagi dalam 4 bentuk, yaitu (Susanti, 1997):

1. Reaksi netralisasi atau disebut asidimetri/alkalimetri

2. Reaksi pembentukan kompleks

3|Page
3. Reaksi pengendapan

4. Reaksi oksidasi-reduksi.

Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi reduksi-


oksidasi yang merupakan salah satu metode titrimetri. Pada metode ini digunakan bromin
sebagai oksidator. Brom akan direduksi oleh zat-zat organik dan terbentuk senyawa hasil
substitusi yang tidak larut dalam air. Brom juga dapat digunakan untuk menetapkan kadar
senyawa-senyawa organik yang mampu bereaksi secara adisi atau subtitusi dengan brom.
Bromin yang tinggi dan mudah menguap, karena itu penetapan harus dilakukan pada suhu
terendah mungkin, serta labu yang dipakai harus tertutup. (Rivai, 1995).

4|Page
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Fenobarbital merupakan derivat asam yang berdurasi lama (long acting).


Mekanisme kerja dari fenobarbital yaitu dengan cara membatasi penjalaran aktivitas,
bangkitan, dan menaikkan ambang rangsang. Analisis kuantitatif terhadap senyawa
turunan barbiturat yaitu fenobarbital menggunakan metode bromometri dengan titrasi
secara tidak langsung. Metode bromometri merupakan suatu metode yang berdasarkan
atas reaksi reduksi oksidasi dan titrasi tidak langsung dimana larutan pereduksi terlebih
dulu dioksidasi dengan larutan baku berlebih baru kemudian dititrasi kembali setelah
penambahan indikator.

3.2. Saran

Diharapkan agar pembaca mampu menerapkan atau menggunakan pembahasan tentang


analisis fenobarbital secara langsung di masyarakat baik secara teoritis maupun praktis.

5|Page
DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam. Jakarta:
Erlangga.
Ghalib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Rivai,T. 1995. Asas Pemerikasaan Kimia. UI Press: Jakarta.

Susanti, S., Jeanny Wunas. 1997. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. UNHAS: Makassar.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai