Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ovie Ferdianti

Npm : 173110139
Kelas : 6’D
Resume Tugas KFA 2

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Bahan Baku Amoxicillin


Maura Syafa Islami
 260110150163
 Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor,
 Sumedang

Amoxicillin merupakan antibiotik berspektrum luas dan merupakan turunan dari


Penicillin semi sintetik (Wishart, et.al, 2006). Obat ini merupakan drug of choice di
kelasnya karena dapat dengan mudah terabsorbsi pada saluran pencernaan dan stabil
di dalam suasana lambung (Siswandono, 2000). Amoxicillin dapat berpenetrasi lebih
jauh daripada Ampicillin dan golongan Penicillin lainnya terhadap dinding sel dan
lebih efektif melawan bakteri gram negatif (Florey, 1978).

Amoxicillin berbentuk serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau; sukar larut
dalam air dan metanol. Mengandung tidak kurang dari 900 µg dan tidak lebih dari
1050 µg per mg, C16H19N3O5S.3H2O, dihitung terhadap zat anhidrat (Depkes RI,
1995).

Mengetahui kadar antibiotik pada suatu sediaan termasuk dalam faktor-faktor


yang harus dipertimbangkan pada penggunaan antibiotik (BPOM RI, 2011). Banyak
dan tipe degradasi produk dari beta-laktam ditentukan (antibiotik) sering kali
bergantung pada beberapa faktor yang berbeda (solven, konsentrasi dari substitusi dan
ion hidrogen, suhu, dll), yang menyebabkan terpengaruhnya stabilitas beta-laktam di
dalam larutan (Cielecka, et.al, 2013).

Salah  satu  metode  tercepat  dan termudah untuk pengukuran integritas cincin
beta laktam dari kelompok antibiotik ini adalah berdasarkan reduksi iodin oleh
substrat yang terhidrolisis (Salois, et.al, 2015). Reduksi didefinisikan sebagai proses
penerimaan elektron, sedangkan oksidasi merupakan proses pelepasan elektron
(Sunarya, 2012).

Metode yang dilakukan adalah Uji kualitatif yang dilakukan meliputi uji
organoleptik, reaksi pembakaran, uji warna, serta uji kelarutan. Pada pengujian
kuantitatif dengan metode iodometri.
Dari hasil percobaan, sampel memiliki bentuk serbuk, berwarna kekuningan,
berbau khas dan sedikit pahit. Uji warna dengan FeCl3 menghasilkan warna
kehitaman, dan dengan H2SO4 di bawah sinar UV menghasilkan fluoresensi kuning
kehijauan. Reaksi pembakaran memberikan bau khas Amoxicillin, yaitu seperti
karet terbakar,sertapadaujikelarutan menunjukkanhasilbahanbaku bersifatsangat
sukarlarut(1000-10000 bagian) dalam air dan metanol.
 Uji  kualitatif  dengan  metode  titrasi iodometri atau titrasi tidak langsung,
memberikan hasil 5,2067% terhadap kadar Amoxicillin sampel.

Pengujian secara kualitatif dimaksudkan untuk memastikan identitas bahan


baku, dilihat dari kesesuaian sampel uji dengan monografi dalam farmakope dan
karakteristik lainnya dalam literatur lain. Sedangkan uji kuantitatif umumnya
bertujuan untuk mengetahui kadar persen analit di dalam cuplikan. Uji kualitatif
yang dilakukan adalah uji organoleptik, reaksi warna, reaksi pembakaran, serta uji
kelarutan.
 
Pada uji organoleptik terdapat perbedaan antara warna sampel dengan yang
tertera di Farmakope Indonesia, di mana sampel yang diuji berupa serbuk berwarna
kuning sedangkan seharusnya adalah berwarna putih. Hal ini mungkin saja terjadi
karena bahan baku sudah terkontaminasi atau sudah disimpan terlalu lama, sehingga
terjadi degradasi pada struktur kimianya.

Pembakaran Amoxicillin menghasilkan bau seperti karet terbakar yang sangat


kuat, hal ini mungkinterjadikarena Amoxicillin melepas senyawa-senyawa gas yang
terdiri dari atom karbon, nitrogen, dan hidrogen yang menimbulkan bau khas
tersebut.
 
Amoxicillin dapat bereaksi menghasilkan warna kehitaman dengan reagen
FeCl3 dikarenakan reagen ini dapat mendeteksi adanya gugus hidroksi yang terikat
pada inti aromatik, salah satunya gugus fenol yang terdapat dalam Amoxicillin.
Reaksi FeCl3dengan gugus fenol umumnya menghasilkan warna merah intens, biru,
ungu, atau hijau karena terbentuknya kompleks fenol degan ion Fe.

Dibutuhkan136mL  aquades untukmelarutkansecarasempurna ,100mg sampel


Amoxicillin dan 180mL metanol. Jika dikonversikan ke dalam 1gram/mL, maka
diketahui kelarutan sampel adalah 1g/1360mL dalam aquades dan 1g/1800mL dalam
metanol. Dalam rentang kelarutan Farmakope Indonesia, sampel berati memiliki sifat
sangat sukar larut (1000-10000 bagian), sedangkan kelarutan Amoxicillin yang
seharusnya adalah (100-1000 bagian atau sukar larut). Hal ini dapat terjadi akibat
banyaknya kontaminan atau pengotor di dalam sampel yang dapat menurunkan
kelarutan.

Uji kuantitatif Amoxicillin dilakukan dengan metode titrasi iodometri, yang


didasari oleh prinsip reduksi oksidasi. Menurut Gandjar dan Rohman (2012), titrasi
iodometri atau titrasi tidak langsung dilakukan ketika senyawa sampel memiliki
potensial oksidasi yang lebih besar dari sistem iodium-iodida atau senyawa-
senyawa yang bersifat oksidator. Sehingga pada iodometri, sampel yang bersifat
oksidator akan direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan
iodium yang selanjutnya dititrasi dengan natrium tiosulfat sebagai titran.

Hasil konsentrasi Amoxicillin yang didapat dari titrasi tersebut adalah 5,2067%,
atau jika dikonversikan sebagai anhidrat adalah 5,9762% (Mr Amoxicillin anhidrat/
Mr Amoxicillin x persen hasil). Hasil ini cukup jauh dari hasil yang seharusnya, yaitu
900 µg dan tidak lebih dari 1050 µg per mg, Amoxicillin, dihitung terhadap zat
anhidrat, atau sekitar 90-105%. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengotor di dalam
bahan baku (dapat dikorelasikan dengan kelarutannya yang menurun saat pengujian),
ataupun terdegradasinya bahan baku tersebut akibat masa penyimpanan yang terlalu
lama.

KESIMPULAN
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif bahan baku Amoxicillin dapat dilakukan. Dari
hasil percobaan, sampel memiliki bentuk serbuk, berwarna kekuningan, berbau khas
dan sedikit pahit. Uji warna dengan FeCl3 menghasilkan warna kehitaman, dan
dengan H2SO4 di bawah sinar UV menghasilkan fluoresensi kuning kehijauan.
Reaksi pembakaran memberikan bau khas Amoxicillin, yaitu seperti karet
terbakar,sertapadaujikelarutan menunjukkanhasilbahanbaku bersifatsangatsukarlarut
(1000-10000 bagian) dalam air dan metanol. Uji  kualitatif  dengan  metode  titrasi
iodometri atau titrasi tidak langsung, memberikan hasil 5,2067% terhadap kadar
Amoxicillin sampel.

Anda mungkin juga menyukai