Anda di halaman 1dari 9

NORMA ETIKA PROFESI APOTEKER

DOSEN PENGAMPU : HIJRAH S . SI., M. KES., APT

DISUSUN OLEH

NAMA : MELI NANDARI PUTRI

NPM : 173110112

KELAS : 6 D

PRODI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TULANG BAWANG

LAMPUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya maka saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul“NORMA ETIKA PROFESI APOTEKER ”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah ETIKA FARMASI
DAN PERUNDANG-UNDANGAN , Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermaanfaat untuk kita semua
yang membaca nya “
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1,3 Tujuan penulisan.................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5

2.1 Pengertian Etika dan Apoteker................................................. 6

2,2 Definisi undang-undang no 10 .................................................7

2,3 proses pembuatan undang-undang .................................................8

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan............................................................................... 10

3.2 Saran......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12
1.1 Latar Belakang

-PROFESI

Profesi dapat diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu sebagai contoh: dokter, dokter gigi, apoteker, SKM, SKp,
wartawan, hakim, pengacara, akuntan, bidan, perawat dan lain lain. Profesi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa golongan profesi, salah satunya merupakan profesi kesehatan. Profesi
kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria: Diberikan kewenangan untuk melaksanakan
pelayanan kepada klien maupun tenaga kesehatan lain; mempunyai pendidikan formal untuk
memperoleh pengetahuan,sikap dan keterampilan; melaksanakan pelayanan melalui kode etik dan
standar pelayanan yang diakui masyarakat

-PROFESIONALISME

Profesionalisme kesehatan adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-


kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat
pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di
tengah gelapnya kehidupan .Perencanaan tenaga kesehatan diatur melalui PP No.32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah ini dinyatakan antara lain bahwa pengadaan dan
penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang
merata bagi masyarakat. Perencanaan nasional tenaga kesehatan disusun dengan memperhatikan jenis
pelayanan yang dibutuhkan, sarana kesehatan, serta jenis dan jumlah yang sesuai. Perencanaan nasional
tenaga kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian profesi Apoteker?

2. Apa yang dimaksut dengan kode etik apoteker ?

3. Apa isi UU NO 10 tentang pembentukan peraturan perundang –undangan ?

1.3 Tujuan penelitian


Agar memberi gambaran tentang profesi , bagaimana kode etik dalam profesi apoteker , definisi
tentang undang-undang serta proses pembentukan nya dan untuk memenuhi tugas mata kuliah etika
dan undang-undang kefarmasian”
2.1 Pengertian Etika dan Apoteker
A. Etika

Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yakni adat atau kebiasaan; watak;
kesusilaan; sikap; cara berpikir; akhlak. Untuk lebih jelasnya, pada kesempatan ini
seputarpengetahuan.com akan membahas mengenai pengertian etika yang dipaparkan oleh para ahli
terkemuka. Berikut ini pemaparannya.Ada beberapa para ahli yang mengungkapkan pengertian-
pengertian etika. Diantaranya:

 DR. James J. Spillane SJ

Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambi suatu
keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia
dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang kepada orang
lain.

 Prof. DR. Franz Magnis Suseno

Etika merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan dan pijakan kepada tindakan manusia.

 Soergarda Poerbakawatja

Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan buruknya tindakan dan
kesusilaan.

 Drs. H. Burhanudin Salam

Mengungkapkan bahwa etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai -nilai dan
norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.

 Drs. O.P. Simorangkir

Menjelaskan bahwa etika ialah pandangan manusia terhadap baik dan buruk nya perilaku manusia

 H. A. Mustafa

Mengungkapkan etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku mana yang baik dan yang buruk
dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran.

 W.J.S. Poerwadarminto

Menjelaskan etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai asas-asas atau dasar-dasar moral dan akhlak.

 Drs. Sidi Gajabla

Menjelaskan etika sebagai teori tentang perilaku atau perbuatan manusia yang dipandang dari segi baik
& buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.

 K. Bertens

Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi acuan bagi manusia secara individu maupun
kelompok dalam mengatur segala tingkah lakunya.
 Ahmad Amin

Mengemukakan bahwa etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang arti baik dan buruk serta
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga menyatakan sebuah tujuan yang harus dicapai
manusia dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk melakukan apa yang seharusnya didilakukan
oleh manusia.

 Hamzah Yakub

Etika merupakan ilmu yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan buruk serta
memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

 Aristoteles

Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius Technicus & Manner and Custom.
Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema
tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu, manner and custom ialah suatu
pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat dalam kodratmanusia
(in herent in human nature) yang sangat terikat dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku
atau perbuatan manusia.

 Maryani dan Ludigdo

Mengemukakan etika sebagai seperangkat norma, aturan atau pedoman yang mengatur segala perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok
masyarakat atau segolongan masyarakat.

 Martin

Mengemukakan bahwa etika ialah suatu disiplin ilmu yang berperan sebagai acuan atau pedoman untuk
mengontrol tingkah laku atau perilaku manusia.

B. Apoteker
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, Apoteker adalah sarjana
farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di IndonesIa sebagai
apoteker. Adapun kewajiban Apoteker:

 Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan memberikan contoh yang baik di dalam lingkungan
kerjanya.

 Seorang Apoteker dalam raga kepribadian profesinya harus bersedia untuk menyumbangka keahlian
dan pengetahuannya.

 Seorang Apoteker hendaknya selalu melibatkan diri di dalam pembangunan Nasional khususnya di
bidang kesehatan.Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya bagi
masyarakat dalam rangka pelayanan dan pendidikan kesehatan.

2.2 Kode Etik Apoteker


Kode etik apoteker merupakan salah satu pedoman untuk membatasi,mengatur, dan sebagai petunjuk
bagi apoteker dalam menjalankan profesinyasecara baik dan benar serta tidak melakukan perbuatan
tercela. Berdasarkan Permenkes No. 184 tahun 1995 pasal 18 disebutkan bahawa apoteker dilarang
melakukan perbuatan yang melanggar kode etik apoteker. Oleh karena itu apoteker harus memahami isi
kode etik apoteker. Kode etik apoteker dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :

1. Kewajiban apoteker terhadap masyarakat dalam melakukan pekerjaan kefarmasian.

2. Kewajiban apoteker terhadap rekan sejawat.

3. Kewajiban apoteker terhadap rekan kesehatan lainnya.

Prinsip-prinsip etika profesi

 Prinsip tanggung jawab

 Prinsip keadilan

 Prinsip Otonomi

 Prinsip integrasi moral

Tujuan kode etik profesi

 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

 Untuk meningkatkan mutu profesi.

 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

 Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

 Menentukan baku standarnya sendiri.

Fungsi dari kode etik profesi

 Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap pasien, klien, institusi,
dan masyarakat pada umumnya.

 Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka
perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan

 Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi profesi
dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu.
 Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moralmoral dari komunitas,
dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU
etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.

 Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari
tenaga ahli profesi.

 Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang).
Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari induk
organisasi profesinya.Sanksi pelanggaran kode etik

 Sanksi moral

 Sanksi dikeluarkan dari organisasi

3.1 Kesimpulan

Etika profesi dapat disimpulkan sebagai pedoman atau pegangan bagi setiap profesi dalam mengerjakan
tugas serta pengabdiannya dengan baik dan sesuai kaidah dan norma yang berlaku. Pelanggaran etika
profesi dapat berakibat fatal, terutama bagi profesi bidang kesehatan. Oleh karena itu, ilmu etika telah
ditanamkan sebagai mata kuliah umum serta banyaknya pasal-pasal dan regulasi yang mengatur tugas
serta etika-etika professional ditetapkan agar profesi-profesi di Indonesia tidak melakukan perbuatan
yang tidak baik dan menyimpang dari tugas. Terutama karena tenaga kefarmasian yang masih kurang di
Indonesia, sehingga di masa depan banyak tenaga kerja profesional akan dibutuhkan dan diharapkan
bisa mengabdi sebagai apoteker yang menjalankan tugasnya dengan baik.

3.2 Saran

Pentingnya etika profesi dapat dilihat dari hasil kerja tiap-tiap profesi yang sesuai dengan tugasnya,
tanpa ada perbuatan tercela atau dalam bidang kesehatan, malpraktik. Hal ini menjadi sorotan utama
dalam profesi di dunia kesehatan, contohnya apoteker, karena kesalahan dalam pekerjaan dapat
menyebabkan korban jiwa di pihak pasien, padahal kesalahan tersebut dapat dicegah dengan mentaati
etika profesi. Oleh karena itu, regulasi serta kesadaran akan etika profesidi masyarakat merupakan hal
yang harus selalu digarisbawahi, terutama di bidang kesehatan, lebihnya lagi di pada apoteker. Disinilah
peran pemerintah dalam menegaskan hokum dan regulasi dalam profesi serta kita, pihak masyarakat
terutama mahasiswa sebagai calon tenaga kerja professional dalam mendalami ilmu etika terutama
etika profesi guna meningkatkan kesadaran PP no 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian “

C. Pengertian perundang-undangan
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, guna mengatur seluruh sendi kehidupan di
dalamnya agar senantiasa berjalan dengan tertib dan teratur, maka dibuatkanlah Perundang-
Undangan hasil penjabaran dari Pembukaan UUD 1945.

Pembahasan Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2004 Tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, tepatnya dalam Bab 1 Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat (2), dijelaskan makna dan pengertian tentang perundang-undangan. Menurut
UU No. 10 Tahun 2004, Perundang-Undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. Maksudnya
bahwa Undang-Undang yang diterbitkan oleh kebijakan pemerintah, bersifat tertulis dan
berguna sebagai alat kontrol untuk seluruh warga negara.

A. Proses pembentukan perundang undangan


Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
(1) PembentukanPeraturanPerundang-undangan
adalah proses pembuatan PeraturanPerundang-undangan yang pada dasamya
dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan,
pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan”

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, E. dkk. 2014. Etika Profesi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish

Depkes R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan.

Jakarta: Departemen kesehatan RI

Sudirga, Ida Bagus. 2007. Widya Dharma Agama Hindu untuk SMA. Jakarta:ganecha exact

HTTP://WWW,ACADEMIA,COM

Anda mungkin juga menyukai