Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA SEDIAAN SEMISOLIDA

SEDIAAN KRIM BODY SCRUB

Disusun Oleh :

1. Ireyfan Yahya B.B (21013007)


2. Nabila Ayu Puspita Melati (21013016)
3. Novan Yudhistira (21013017)
4. Sekar Amelia Oktavia Putri (21013020)

Dosen Pembimbing :
Apt. Elly Purwati.,S.Si.,M.Farm Klin

Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo


2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3

2.1 Tinjauan Bahan Aktif...........................................................................................3

2.2 Tinjauan Khasiat Bahan Aktif..............................................................................5

2.3 Tinajauan Bentuk Sediaan....................................................................................6

2.4 Formula Baku.......................................................................................................9

2.5 Tinjauan Bahan Tambahan..................................................................................9

BAB III RENCANA PEMBUATAN SEDIAAN............................................................19

3.1 Bagian Alir.........................................................................................................19

3.2 Rencana Spesifikasi Sediaan..............................................................................20

BAB IV RANCANGAN FORMULA...............................................................................21

4.1 Rancangan Formula............................................................................................21

4.2 Alat Yang Digunakan.........................................................................................22

4.3 Cara Kerja...........................................................................................................23

BAB V EVALUASI SEDIAAN KRIM............................................................................24

5.1 Rancangan Evaluasi Sediaan..............................................................................24

5.2 Hasil Evaluasi Sediaan.......................................................................................26

i
BAB VI PEMBAHASAN..................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................29

LAMPIRAN.........................................................................................................................30

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

Krim adalah bentuk sediaan farmasi berupa sediaan setengah padat


mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut / terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. Krim mengandung banyak zat cair sehingga
cenderung lembek dan apabila digunakan tidak lengket dan dapat dicuci
dengan air. Salah satu bentuk kosmetik yang ada dipasaran adalah krim.
Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan pada produk yang terdiri dari
emulsi minyak dalam air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetik
estetika, karena tidak lengket, cepat menyebar kepermukaan kulit dan dingin
serta juga mudah untuk dibersihkan.

Krim body scrub merupakan produk kosmetik perawatan kulit yang


mengandung bahan agak kasar atau biasa disebut kosmetik obrasiver.
Kosmetik pembersih seperti sabun, krim pembersih, susu pembersih, bahkan
krim pembersih dirasa tidak sanggup untuk mengangkat sel-sel kulit mati.
Sel kulit mati tidak dapat terlepas dari epidermis karena kosmetik pembersih
terlalu halus dan licin. Oleh karena itu diperlukan bahan yang agak kasar
untuk dapat melepaskan sel kulit mati dari kulit, seperti batu apung, handuk
kasar atau kosmetik pengemplas atau penipis kulit yang umum disebut krim
body scrub.

Krim body scrub mengandung asam salisilat, niacinamide 2,3%,


vitamin E, olive oil dan bahan tambahan yang sesuai. Dari bahan yang
digunakan body scrub ini dapat mencerahkan kulit, memudarkan bekas luka
akibat gigitan nyamuk atau luka lainnya, mengangkat sel kulit mati dan
menjaga kelembapan kulit.

1
Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia yang dapat digunakan
untuk obat topikal. Senyawa-senyawa yang ada pada asam salisilat bersifat
keratolitik dan antiseptik biasa digunakan untuk mencegah penyakit kulit
dan sekaligus keratolitik yang lazim diberikan secara topikal. Penggunaan
serbuk tabur atau keratolitik merupakan usaha untuk mengurangi ketebalan
intraseluler dalam selaput tanduk dengan cara melarutkan semen intraseluler
dan menyebabkan desintergrasi dan pengelupasan kulit (Wasitaatmadja,
1997).

Niasinamida mampu meningkatkan fungsi penghalang lapisan kulit


sehingga meningkatkan resistensi kulit terhadap lingkungan dari senyawa
yang dapat merusak seperti surfaktan, pelarut, dan dapat mengurangi iritasi,
inflamasi, dan kekasaran dimana dapat menyebabkan penuaan pada kulit.
Selain itu, vitamin ini dapat meningkatkan kandungan air pada lapisan
tanduk, antigaris halus, antikerut, antioksidan, mengurangi hiperpigmentasi,
dan antijerawat. Efek antikerut niasinamida diperoleh dengan meningkatkan
produksi fibroblast untuk merangsang sintesis kolagen (Bissett, 2009;
Draelos & Thaman, 2006; Lupo, 2001; Salvador & Chisvert, 2007).
Penggunaan dalam waktu lama dapat ditoleransi dengan baik oleh kulit.
Dosis topikal niasinamida ialah 1%-5% (Bissett, 2009 ; Surjanto et al.,
2016).

Vitamin E atau tokoferol merupakan senyawa yang berperan penting


bagi tubuh terutama sebagai antioksidan. Terdapat beberapa jenis tokoferol
yang berada di alam dengan aktivitas yang bervariasi, akan tetapi jenis
vitamin E yang memiliki aktivitas terbesar adalah vitamin E jenis alfa
tokoferol (Milczarek, 2005). Aktivitas vitamin E sebagai antioksidan
dimanfaatkan dalam industri farmasi baik dalam sediaan oral maupun
topikal untuk menangkal radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh, tetapi
hal ini tidak didukung oleh daya kelarutan vitamin E didalam tubuh.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Bahan Aktif

Senyawa Aktif Karateristik Fisiko Kimia


Asam Salisilat (Acidum Rumus Molekul : C7H6O3
Salicylicum)
Berat Molekul : 138,12
FI III 56

Rumus Bangun :

Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau


serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau,
rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan


larut dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah
larut dalam kloroformP, dan dalam eter
P,larut dalam amonium asetat P, dinatrium
hidrogenfosfat P, kalium sitrat P, dan
natrium sitrat P.

Konsentrasi : 3-6%

Kadar yang digunakan : 3%

Kegunaan : keratolitikum dan antifungi.


Vitamin E (Tocopherolum / Rumus Molekul : C29H50O2
tokoferol)

3
FI III 606 Berat molekul : 430.7

Rumus bangun:

Pemerian : tidak berbau atau sedikit berbau,


tidak berasa atau sedikit berasa.

Kelarutan : asam suksinat praktis tidak larut


dalam air, sukar larut dalam larutan alkali,
larut dalam etanol(95%) P, dalam eter P,
dalam aseton P, dan dalam minyak nabati,
sangat mudah larut dalam kloroform P.

Konsentrasi standart 1-5%

Kadar yang digunakan : 3%

Kegunaan : antioksidan dan vitamin E


Rumus Molekul : C6H6N2O
Niacinamide
(Nicotinamidun/nikotinamida) Berat Molekul : 122,13

FI III 435

Rumus Bangun :

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau,


rasa pahit.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam

4
etanol (95%) P, larut dalam gliserol P.

Konsentrasi : 1-5%

Kadar yang digunakan : 2%

Kegunaan : melembabkan dan mencerahkan.

2.2 Tinjauan Khasiat Bahan Aktif

Asam salisilat bekerja dengan cara meningkatkan kelembapan kulit


dan mempermudah proses pengelupasan sel-sel kulit, sehingga merangsang
regenerasi sel kulit.

Asam salisilat telah digunakan sebagai bahan terapi topikal sejak lebih
dari 2000 tahun yang lalu. Dalam bidang dermatologi, asam salisilat telah
lama dikenal dengan khasiat utama sebagai bahan keratolitik.

Niasinamida banyak digunakan dalam kosmetik dan produk


perawatan kulit. Vitamin ini telah terbukti mampu mengurangi pigmentasi
kulit dan untuk meningkatkan biosintesis lipid di lapisan korneum
(Hakozaki et al, 2002; Tanno etal, 2000). Niasinamida yang digunakan
topikal bermanfaat untuk meratakan struktur permukaan untuk kulit putih.
Niasinamida juga memberikan efek pencerah pada kulit, membantu
mencegah masuknya sinar UV terhadap kulit, antimikroba dan anti inflamsi
(Wohlrab, 2014). Sebagai pencerah kulit, Niasinamida bekerja dengan cara
menghambat transfer melanosom, dari melanosit ke keratinosid yang
menyebabkan pengurangan hiperpigmentasi kulit (Draelos dan Thaman,
2006).

Vitamin E adalah sahabat untuk kulit, karena memang sudah terbukti


asupan vitamin E yang cukup akan membuat kulit senantiasa kenyal dan
awet muda. Vitamin E sebagai antioksidan yang akan melindungi sel dari

5
kerusakan. Antioksidan efektif memperbaiki struktur kulit, menunda proses
penuaan dan mengatasi kerutan. Vitamin E adalah antioksidan yang
berperan mencegah terjadinya proses oksidasi.

2.3 Tinajauan Bentuk Sediaan

2.3.1 Definisi Krim ( Cream )


- Menurut FI III 8 :
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung
air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Ada dua tipe krim, krim tipe minyak dalam air dan krim air dalam
minyak(Farmakope Indonesia Edisi III)
- Menurut FI IV 55
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai
- Menurut Formularian Nasional,
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
- Menurut The Pharmaceutical Codex 1994
Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi
m/a (krim berair) atau emulsi a/m (krim berminyak). (The
Pharmaceutical Codex 1994, hal 134)
2.3.2 Dasar Krim
Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim
tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus
disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim

6
tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan
cera.
1 Krim Tipe M/A atau O/W

Vanishing cream adalah kosmetika yang digunakan untuk


maksud membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak.
Vanishing cream. Krim m/a (vanishing cream) yang digunakan
melalui kulit akan hilang tanpa bekas.
Pembuatan krim m/a sering menggunakan zat pengemulsi
campuran dari surfaktan (jenis lemak yang ampifil) yang umumnya
merupakan rantai panjang alcohol walaupun untuk beberapa sediaan
kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular.
2. Krim Tipe A/M atau W/O
Krim berminyak mengandung zat pengemulsi A/M yang
spesifik seperti adeps lane, wool alcohol atau ester asam lemak
dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2,
misal Ca.
Krim A/M dan M/A membutuhkan emulgator yang berbeda
beda. Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fasa.
Cream. Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai
krim pembersih berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold
cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar.
2.3.3 Bahan Bahan Penyusun Krim
Formula dasar krim, antara lain:
1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat
asam. Contohnya : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum,
paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil
alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya.
2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA,
NaOH, KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/PEG,

7
Propilengglikol, Sufraktan ( Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol,
polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya).
2.3.4 Spesifikasi Sediaan Krim
1. Organoleptis
Pengamatan organoleptis dilakukan untuk mengetahui warna
sediaan, konsistensi sediaan dan bau dari sediaan. ( Anief, 1997).

2. Tipe krim
Pengujian tipe krim dilakukan untuk mengetahui tipe sediaan krim.
Jika hasil dari uji krim berwarna merah pada fase luar maka tipe
krim A/M (air dalam minyak). Jika hasil luar berwarna biru pada
fase luar maka tipe krim M/A (minyak dalam air). (Lachman, 2008)
3. Uji pH
Pengamatan pH dilakukan untuk mengukur tingkat keasaman atau
kebebasan dari sediaan (Wilkinson, 1982).
4. Kadar air
Pengukuran kadar air yang berada didalam bahan, yang bertujuan
untuk memberikan batasan minimal rentan tentang besarnya
kandungan air dalam bahan (Depkes RI, 2000). Kadar air
menentukan stabilitas bentuk sediaan.
5. Kegunaan
Krim body scrub ini dapat mengangkat sel kulit mati, melembabkan
kulit, mencerahkan kulit dan dapat memudarkan bekar luka.
6. Kekentalan/Viskositas
Viskositas diaamati untuk mengetahui seberapa besar tahanan dari
sediaan mengalir (Remington, 1995)
2.3.5 Persyaratan Krim

Persyaratan krim sebagai obat luar, krim harus memenuhi


beberapa persyaratan berikut :

8
1. Stabil selama masih dipakai untuk mengobati. Oleh karena itu, krim
harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar.
2. Lunak. Semua zat harus dalam keadaan halus dan seluruh produk
yang dihasilkan menjadi lunak serta homogen.

3. Mudah dipakai. Umumnya, krim tipe emulsi adalah yang paling


mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.
4. Terdistribusi secara merata. Obat harus terdispersi merata melalui
dasar krim padat atau cair pada penggunaan. (Widodo, 2013).

2.4 Formula Baku

R/
Asam salisilat 1%
Niacinamide 2,3%
Vitamin E 3%
Hydrolized Corn Starch 8%
Polyethelene scrub 10%
Asam Stearat 9,5%
Stearil alkohol 1%
Yogurt Powder 20%
Olive Oil 10%
Gliserin 10%
Cocamid Dea 5%
Tetrasodium EDTA 0,1%
BHT 0,1%
Aq Demineralisa 12%
Trietanolamin 2%
Propilengglikol 6%
Alkohol (95%) q.s
Pewarna q.s
Pewangi q.s

9
2.5 Tinjauan Bahan Tambahan

Nama Bahan Keterangan

Hydrolized Corn Starc (Pati Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji

Jagung / Maize Starch) Zeamays L. (familia Poacea).

Amylum maydis Rumus Molekul : C6H10O5


Pemerian: Serbuk halus, kadang-kadang
FI IV 1367 berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau,
tidak berasa.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dingin


dan etanol (95%)

Kegunaan : Sebagai basis body scrub atau


sebagai zat tambahan.

Kadar yang digunakan : 15%


Asam Stearat (Acidum Rumus Molekul: C18H36O2
Stearicum)
Berat Molekul : 284,48
FI III 57
Rumus Bangun :

Pemerian : Zat padat keras mengkilat


menunjukkan susunan hablur, putih atau
kuning pucat, mirip lemak lilin.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut


dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2
bagian kloroform P dan dalam bagian eter P.

10
Konsentrasi : 1-20%

Kadar yang digunakan : 9,5%

Kegunaan : pengemulsi
Stearyl Alkohol Stearil alkohol adalah campuran alkohol
padat, terutama terdiri dari stearilalkohol
FI III/570
Rumus Molekul: C13H380

Berat Molekul : 270,49

Rumus Bangun :

Pemerian: Butiran atau potongan, licin, putih,


bau khas, rasa tawar.

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam


etanol (95%)P, dan dalam eter P.

Konsentrasi : 1-3%

Kadar yang digunakan : 1%

Kegunaan : pembawa.
Olive oil ( oleum olivae Minyak zaitun adalah minyak lemak yang
/minyak zaitun) diperoleh dengan pemerasan dingin biji masak
olea europaea L.
FI III 458
Rumus Molekul : C18H34O2

11
Berat Molekul : 282.5 g/mol

Rumus Bangun :

Pemerian : cairan kuning pucat atau kuning


kehijauan, bau lemah, tidak tengik, rasa khas.
Pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya
membeku.

Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%) P,


mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P,
dan dalam eter minyak tanah P.

Konsentrasi : 20-40%

Kadar yang digunakan : 20%

Kegunaan : Basis Minyak.


Yogurt Powder Yoghurt merupakan produk hasil fermentasi
susu. Starter atau bibit yang digunakan adalah
bakteri asam laktat Lactobacillus bulgarius
dan Streptococcus thermophillus dengan
perbandingan yang sama. Karena digunakan
bakteri laktat yang mampu memproduksi asam
laktat, maka produk yang terbentuk berupa
susu yang menggumpal dengan rasa asam
dengan mempunyai cita-rasa yang khas.

12
Kegunaan : Seabagai basis padat.

Kadar yang digunakan : 15%


Gliserin (Glycerolum/gliserol) Rumus Molekul: C3H8O3

FI III 271 Berat Molekul : 92,10

Rumus Bangun :

Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak


berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa
hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa
lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur tidak berwarna yang
tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 20

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan


dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam
minyak lemak.

Konsentrasi : 10-20%

Kadar yang digunakan : 10%

Kegunaan : Pengental
Cocamid dea Cocamid DEA digunakan untuk

13
meningkatkan kualitas foaming (busa yang
terbentuk) serta menstabilkan busa, selain
cocamid DEA membantu mengentalkan
produk seperti sampo, handsoap, serta sediaan
kosmeti yang lain.

Pemerian : serbuk atau granul, putih sampai


krem, higroskopis.

Kelarutan : larut dalam air, metanol dal


gliserol.

Kosentrasi : 1-3%

Kadar yang digunakan : 1%

Kegunaan : pembusa
Tetrasodium EDTA Rumus Molekul: C10H12N2Na4O8

Berat molekul : 380,20

Rumus Bangun :

Pemerian : serbuk kristal putih

Kelarutan : larut dalam air

Konsentrasi : 0,005%-0,1%

Kadar yang digunakan : 0,1%

Kegunaan: Chellating agent dan pengawet.


BHT Rumus molekul : C15H24O

14
Berat molekul : 220,35

Rumus bangun :

Pemerian : serbuk kristal atau padat kuning


putih atau pucat dengan aroma fenolik yang
samar.

Kelarutan: praktis tidak larut dalam air,


gliserin, propilengglikol, larutan alkali
hidroksida, dan asam mineral encer. Bebas
larut dalam aceton, benzen etanol 95%, eter
metanol, toluen, berbagai minyak dan minyak
mineral.

Konsentrasi : 0,0075-0,1%

Kadar yang digunakan : 0,1%

Kegunaan: anti oksidan.


Trietanolamine Trietanolamina adalah campuran dari
(triaethanolaminum) trietanolamina, dietanolamina dan
monoetanilamina. Mengandung tidak kurang
FI III 612
dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,4%
dihitung terhadap zat anhidrat sebagai
trietanolamina.

Rumus Molekul : C6H15NO3

Berat Molekul : 149,188

15
Rumus Bangun :

Pemerian : cairan kental, tidak berwarna


hingga kuning pucat, bau lemah mirip
amoniak, higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam


etanol (95%) P, larut dalam kloroform P.

Konsentrasi : 2-4%

Kadar yang digunakan : 2 %

Kegunaan : Emulgator
Aqua Dimineralisa (Air Air suling dibuat dengan menyuling air yang
Suling) dapat diminum.

FI III 96 Rumus Molekul: H2O

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,


tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

Konsentrasi : 0-100%

Kadar yang digunakan : 12%

Kegunaan : pelarut

16
Propilen Glikol Rumus Molekul : C3H8O2
(propylenglycolum) FI III 534
Berat Molekul : 76,10

Rumus Bangun :

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak


berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik.

Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan


etanol (95%) P, dan dengan kloroform P, larut
dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur
dengan eter minyak tanah P dan dengan
minyak lemak.

Konsentrasi : 5-80%

Kadar yang digunakan : 5%

Kegunaan : pengawet dan pelarut.


Alkohol (Aethanolum/etanol) Etanol adalah campuran etilalkohol dan air.
Mengandung tidak kurang dari 94,7 v/v atau
FI III 65
92,0% dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau
92,7%.

Rumus Molekul : C2H6O

Berat Molekul : 47,07

Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih


mudah menguap dan mudah bergerak, bau

17
khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,


dalam kloroform P dan dalam eter P

18
BAB III

RENCANA PEMBUATAN SEDIAAN

3.1 Bagian Alir

Sediaan Krim Body Scrub

Sediaan krim Diinginkan sediaan krim Untuk meningkatkan


mengandung sebagian dengan konsistensi penetrasi bahan aktif
fase minyak yang mudah tertentu.
teroksidasi dan menjadi
tengik. Diperlukan Enhacer

Diperlukan basis
- Gliserin
Diperlukan Antioksidan - Cocomide DEA
- Hidrolized Corn
- Tetrasodium
Starch
EDTA
- BHT (Butylated - Yogurt Powder
- Aq Demineralisa
Hydroxytoluene) - Asam stearat
- Propilen Glikol
- Vitamin E - Olive Oil
- Stearil Alkohol
- Polythelene
scrub
Antioksidan terpilih :
BHT Alasan :
1. BHT mudah larut
minyak
2. Tidak mengiritasi kulit.
3. Tidak menimbulkan
alergi
4. Kompatibel dengan
bahan lain.

19
3.2 Rencana Spesifikasi Sediaan

1) Bahan Aktif : Asam salisilat, Niacinamida, Vitamin E


2) Bentuk Sediaan : Krim
3) Kadar Bahan Aktif : 1%, 2.3%, 3%
4) Warna : peach
5) Bau :buah peach
6) Viskositas : 5.000 cps
7) Daya Sebar : 5-7 cm (Farmakope Indonesia)
8) Kemudahan Pengolesan : mudah dioles
9) Kemasan Terkecil : 100gr

20
BAB IV

RANCANGAN FORMULA

4.1 Rancangan Formula

Bahan Kegunaan Konsentrasi Formula


Standart % Gr
(%)
Asam Salisilat Bahan 3-6 1 1
Aktif
Niacinamide Bahan 1-5 2,3 2,3
Aktif
Vitamin E Bahan 1-5 3 3
Aktif
Hydrolized Basis Padat - 8 8
Corn Starch
Asam stearat Basis 1-20 9,5 9,5
Minyak
Stearil Alkohol Pembawa 1-3 1 1
Yogurt Powder Basis Padat - 20 20
Olive Oil Basis 20-40 10 10
Minyak
Gliserin Pembawa 10-20 10 10
Cocamid DEA Pembusa 1-3 5 5
Alkohol 96% Pelarut q.s q.s q.s
Tetrasodium Cleating 0,005-0,1 0,1 0,1
EDTA agent

BHT Antioksidan 0,0075-0,1 0,1 0,1


Aq Pelarut 0-100 12 12
Dimeneralisa
Trietanolamin Emulgator 2-4 2 2
Propilenggliko Pelarut dan 5-80 6 6
l pengawet
Pewarna Pewarna q.s q.s q.s
Pewangi Pewangi q.s q.s q.s
Polyethelene Basis Padat 10 10
scrub

21
22
4.2 Alat Yang Digunakan

1. Timbangan digital
2. Beaker glass 250ml
3. Beaker glass 100 ml
4. Beaker glass 500ml
5. Gelas ukur 100ml
6. Spatula silikon
7. Baskom
8. Mixer
9. Sendok
10. Perkamen
11. Batang pengaduk
12. Magnetik strerer

23
4.3 Cara Kerja

Basis minyak Larut minyak Basis air & larut Basis air
air
- Asam Stearat - Vitamin E Asam Salisilat di
(sudah dicairkan) - BHT - Gliserin tetesi dengan
- Stearil alkohol - Pewangi - Propilen glikol alkohol 96% ad
- Olive Oil - EDTA larut lalu
Dilebur - Niacianamide dikeringkan
Brosur - TEA dengan
menggunakan
magnetik strerer - Cocamide dea hydrolized corn
suhu 70-80 - Aq starch ad kering
Dimeneralisa
campur ada
homogen
(B)
Bahan yang sudah
melebur + BHT
Basis Padat
aduk ad homogen
+ Vitamin E aduk
- Hidrolized
ad homogen +
Corn Starch +
pewangi qs aduk
as. Salisilat
ad homogen (A)
- Yogurt
Powder
A+ B aduk ad - Polyethylene
homogen + SDS Scrub
Hidrolized corn
aduk ad homogen
(C)
- Pewarna

- C + SDS yogurt
Powder aduk ad
homogen +
Polyethylene
Scrub + pewarna
dan aduk ad
homogen

24
MasukkanBAB V
kemasan dan beri
label
EVALUASI SEDIAAN KRIM

5.1 Rancangan Evaluasi Sediaan

5.1.1 Organoleptis
1. Ambil sampel krim body scrub.
2. Amati dengan panca indra meliputi warna, bau, tekstur sediaan krim
body scrub.
3. Catat hasil uji organoleptis.
- Warna : orange muda
- Bau : buah peach
- Tekstur : kasar

5.1.2 Uji Tipe Krim (Lachman, 2008).


1. Ambil sampel 1 tetes, letakkan di atas gelas objek.
2. Tambahkan 1 tetes metilen blue pada gelas objek.
3. Diamati dibawah mikroskop.
4. Jika terlihat warna merah homogen pada fase luar maka tipe A/M.
5. Jika terlihat warna biru homogen pada fase luar maka tipe M/A.

5.1.3 Uji pH (Tranggono dan Latifah, 2007).


1. Ambil sediaan krim body scrub.
2. Masukkan dalam beaker glass.
3. Masukkan pH indikator ke dalam beaker glass.
4. Catat hasil pengukuran.

5.1.4 Uji Homogenitas.


1 Ambil sampel sediaan krim.
2 Letakkan sampel sedikit diatas kaca preparat.

25
3 Tutup dan ratakan kaca preparat lain sehingga membentuk lapisan
tipis.
4 Amati partikel secara visual.
5 Catat hasil uji homogenitas.

5.1.5 Uji Daya Sebar.


1. Timbang sampel krim sebanyak 1 gram.
2. Ambil kaca bulat berskala.
3. Letakkan kaca ditengah tersebut lalu tutup dengan penutup kaca.
4. Berikan pemberat sehingga berat total 100 gram.
5. Diamkan selama 1 menit catat hasil uji daya sebar.

5.1.6 Uji Daya Lekat (Miranti, 2009)


1. Ambil sampel krim dan timbang sebanyak 0,25 gram.
2. Letakkan di atas 2 gelas objek.
3. Tekan dengan beban 1kg selama 5 menit
4. Ambil beban dari gelas objek, kemudian gelas objek dipasang pada
alat uji.
5. Beri beban alat uji sebanyak 80 gram.
6. Catat waktu pelepasan sampel dari gelas objek.

5.1.7 Uji Viskositas (Aghel et.al, 2007).


1. Pengukuran dilakukan menggunakan alat visrometer Brokfield.
2. Sampel sediaan krim diletakkan pada wadah.
3. Atur kecepatan spindel pada kecepatan 50 rpm.

5.1.8 Uji aseptabilitas


1. Buat kriteria uji aseptabilitas.
2. Lakukan skoring angka pada masing-masing kriteria.
3. Gunakan responden dengan persyaratan tertentu.

26
4. Responden harus mengisi/menandatangani pernyataan menjadi subjek
(Form Informed Consent).
5. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan responden agar hasil tidak bias.
6. Buatlah penilaian untuk masing-masing kriteria dan hitung
presentasenya.

5.2 Hasil Evaluasi Sediaan

5.2.1 Organoleptis dan aseptabilitas


a. Warna

Kriteria Skor Responden n.x


(x) (n)
Peach 3 6 18
Orange 0 0 0
Jumlah 6 18

b. Bau

Kriteria Skor Responden n.x


(x) (n)
Tengik
Tidak berbau
Bau buah peach 3 6 18
Jumlah 6 18

c. Tekstur

Kriteria Skor Responden n.x


(x) (n)
Kasar 2 2 4
Agak kasar 3 4 12
Halus
Jumlah 6 16

d. Kemudahan pengolesan

Kriteria Skor Responden n.x


(x) (n)
Mudah 2 3 6

27
Sangat Mudah 3 3 9
Sulit
Jumlah 6 15

e. Kelembutan

Kriteria Skor Responden n.x


(x) (n)
Lembut
Sangat lembut
Kasar 3 6 18
Jumlah 6 18

f. Kemudahan pencucian

Kriteria Skor Responden n.x


(x) (n)
Mudah 2 1 2
Sangat Mudah 3 5 15
Sulit
Jumlah 6 17

Hasil Perhitungan

5.2.2 Uji pH (Tranggono dan Latifah, 2007).

Formula pH
1 2 Rata-rata
F1 6 6 6

5.2.3 Uji Homogenitas.

Formula FA
F1 Homogen

5.2.4 Uji Daya Sebar.


Berat sediaan = 1 gr

Beban Diameter

28
(g) (cm)
100 gr 3,7
200 3,9
300 4.0
400 4,1

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membuat sediaan semisolida cream dalam bentuk


body scrub dengan bahan aktif asam salisilat, niacinamide, dan vitamin E.
Asam salisilat sebagai keratolitik, niacinamide sebagai pencerah kulit dan
vitamin E sebagai antioksidan. Bahan aktif tersebut dapat mencerahkan
kulit, memudarkan bekas luka akibat gigitan nyamuk atau luka lainnya,
mengangkat sel kulit mati dan menjaga kelembapan kulit.

Sediaan body scrub dibuat dalam bentuk krim agar diperoleh efek
dan bentuk yang sesuai maka yang digunakan adalah basis minyak seperti
olive oil, bahan larut minyak seperti stearil alkohol dan asam stearat. Basis
padat seperti hydrolized corn strach, yogurt powder dan polyethelene
scrub. Emulgator seperti TEA, humectan ada propilenglikol dan gliserin,
pengawet, antioksidan ada vitamin E dan BHT, serta ada
pengompleksyang digunakan adalah EDTA.

29
Formula yang digunakan 6,3 % bahan aktif, 38% basis padat dan
lainnya adalah pembawa dan pengemulsi. Rancangan kerja dibuat sesuai
cara pembuatan krim agar mejadi sediaan yang diinginkan.

Yang digunakan hanya 1 formula saja dan yang di peroleh dari uji
organoleptis dan akseptabilitas adalah body scrub dengan bau buah peach,
warna seperti buah peach, tekstur kasar, mudah di cuci dan mudah di
oleskan. Pada uji ph hasilnya 6 sesuai dengan ph kulit yaitu 4-6,5. Uji
daya sebar, krim body scrub sangat mudah menyebar.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi


III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi


IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Fatimah, Iin Siti. Krningsih. Nurmalasari, Khoerunnisa. Haloho, Lely Elfrida


Br. Lubis, Leny Fitri. Widjaya, M. Tjandra. 2017. “LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID CREAM - SALEP –
GEL” Bogor: Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

2018. “Bab I Pendahuluan krim body scrub Virgin Coconut Oil”. Diakses pada
tahun 2018, dari http://scholar.unand.ac.id/46796/2/text%20%28Bab
%201%20pendahuluan%29.pdf

“BAB 2 Tinjauan Pustaka” dari


http://repository.umsurabaya.ac.id/4837/3/BAB_2.pdf

30
“BAB 2 Tinjauan Pustaka” dari http://eprints.undip.ac.id/43710/3/BAB_2.pdf

Ahmed, Su’ad Mohamed 2018. “Karakterisisasi fisik sediaan krim anti acne dari
kombinasi ekstrak rimpang kunyit (curcuma domesticate val) dan minyak jintan
hitam (Nigella sativa)”. Skripsi. Malang: Universitas Malik Ibrahim Malang.

Legifani, Maria Elisa 2018. “Karakterisik dan Uji Stabilitas sediaan krim ekstrak
etanol daun kersen (Muntingia calabura L.)”. Karya Tulis Ilmiah. Kupang:
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

31
LAMPIRAN

1. Form Kuisioner
FORM KUISIONER EVALUASI SEDIAAN KRIM BODY SCRUB
ORGANOLEPTIS
Warna Sediaan
- Peach : iya

Bau
- Tidak berbau :-
- Tengik :-
- Bau buah peach :iya

Tekstur
- Kasar : iya
- Agak kasar : iya
- Halus : tidak

ASEPTABILITAS

Kriteria 1 2 3 Keterangan
Kemudahan A 1. Sulit (perlu tekanan
pengolesan kuat untuk
mengoleskan
2. Mudah (perlu sedikit
tekanan untuk
meratakan)
3. Sangat mudah (tidak
perlu tekanan untuk
meratakan)

Kelembutan A 1. Kasar

32
2. Lembut
3. Sangat lembut

Sensasi yang A 1. Sensasi hangat


timbul 2. Tidak berasa
3. Dingin

Kemudahan A 1. Sulit (dialiri air,


pencucian pengusapan dan
penggosokan)
2. Mudah (dialiri
air dan
pengusapan)
3. Sangat mudah
(hanya dialiri air)

33
2. Stiker

34
3. Brosur

Body Scrub

Komposisi : alicylic acid, Niacinamide, Vitamin E, Hydrolized Corn


Starch, Stearad Acis, Yogurt Powder, Olive Oil, Glycerin, Cocamid DEA,
Tetrasodium EDTA, BHT, TEA, Aq Dimeneralisa, Propilene glycol.

Kegunaan : Mengangkat sel kulit mati, memudarkan bekas luka,


mencerahkan kulit, dan melembabkan kulit.

Cara pakai : Gunakan scrub ke seluruh tubuh, diamkan selama 2-3 menit
lalu gosok perlahan, dan bilas dengan air bersih. (Gunakan seminggu 2-3×
untuk hasil maksimal)

35
4. Dokumentasi

36
Hasil Produk Body Scrub Peach. Uji pH.

Uji Homogenitas. Uji Daya Sebar.

37

Anda mungkin juga menyukai