Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FORMULASI GEL HAND SANITIZER


disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah tekliq liquid dan semi solid

Oleh :
SIPA NURUL ALINDA
P2.06.30.119.033

KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN FARMASI
PRODI D III FARMASI
2019
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allaj Swt, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselasaikan. Makalah yang
berjudul formulasi gel hand sanitizer disusun berdasarkan pengumpulan dari
berbagai sumber yang dapat dipercaya.

Dengan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Sandra Isasi Sutiswa,
M.S.Farm., Apt selaku dosen pembimbing mata kuliah teknik liquid dan semi
solid. Semoga tugas yang penulis buat dapat bermanfaat bagis penulis pribadi
maupun pihak yang membaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangannya. Maka dari itu, setiap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas
makalah ini.

Pangandaran. 15 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Dasar Teori.............................................................................................................1
B. Tujuan Makalah......................................................................................................2
BAB II ISI.............................................................................................................................3
BAB III PERHITUNGAN DAN PEMBUATAN..........................................................................5
A. hitungan dan Penimbangan Bahan........................................................................5
B. Pembuatan Sediaan Gel.........................................................................................6
C. Evaluasi Sediaan Gel...............................................................................................6
D. Pengujian Daya Antiseptik Gel dengan Metode Replika.........................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, gel kadang-kadang disebut


jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan. Menurut Formularium Nasional, gel adalah
sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil
senyawa anorganik atau makromolekul senyawa  organik, masing-masing
terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
Zat zat pembentuk gel digunakan sebagai pengikat dalam
granulasi, koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral
dan sebagai basis supositoria. Secara luas sediaan gel banyak digunakan
pada produk obat obatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa
proses industri. Pada kosmetik yaitu sebagai sediaan untuk perawatan
kulit, sampo, sediaan pewangi dan pasta gigi (Herdiana, 2007).
Makromolekul pada sediaan gel disebarkan keseluruh cairan
sampai tidak terlihat ada batas diantaranya, disebut dengan gel satu fase.
Jika masa gel terdiri dari kelompok kelompok partikel kecil yang berbeda,
maka gel ini dikelompokkan dalam sistem dua fase (Ansel, 1989).
Polimer polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel
farmasetik meliputi gom alam tragakan, pektin, karagen, agar, asam
alginat, serta bahan bahan sintetis dan semisintetis seperti metil selulosa,
hidroksietilselulosa, karboksimetilselulosa, clan karbopol yang merupakan
polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang terionisasi. Gel dibuat
dengan proses peleburan, atau diperlukan suatu prosedur khusus
berkenaan dengan sifat mengembang dari gel (Lachman., dkk, 1994).
Hand sanitizer merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar
alcohol yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan cara
pemakaian tanpa di bilas dengan air. Cairan dengan berbagai kandungan

1
yang sangat cepat membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan.
(Benjamin,2010).
Hand sanitizer banyak digunakan karena alasan kepraktisan. Hand
sanitizer mudah dibawa dan bisa cepat digunakan tanpa perlu
menggunakan air. Hand sanitizer sering digunakan ketika dalam keadaan
darurat dimana tidak bisa menemukan air. Kelebihan ini diutarakan
menurut US FDA (Food and Drug Administration) dapat membunuh
kuman dalam waktu kurang lebih 30 detik (Benjamin 2010).
Kandungan hand sanitizer memiliki berbagai macam zat yang
terkandung. Secara umum hand sanitizer mengandung alcohol 60-95%.
Benzalkonium chloride, benzethonium,chloride, chlorhexidine,
gluconatee, chloroxylenolf, clofucarbang, dan lain-lain.(Benjamin 2010).
Alcohol banyak digunakan dalam hand sanitizer. Hal ini
dikarenakan alcohol sangat efektif dalam membunuh berbagai macam dan
jenis kuman dan bakterituberculosis, bakteri penyebab influenza, dan
berbagai bakteri yang sering menyebabkan demam
(alcoholbasedhandsabitizer.com,2011).

B. Tujuan Makalah

1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam lagi mengenai gel hand sanitizer serta formulasi pembuatan
gel hand sanitizer
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mengetahui cara pembuatan
gel.

2
BAB II
ISI

FORMULA GEL HAND SANITIZER

R/ Triklosan x%

Alcohol 70% 60%

Carbomer 940 0,5%

TEA 2 tetes

Metilparaben 0,2%

Gliserin 1%

Aquadem ad 100 ml

Monografi formula

1. Triksolan
Pemerian :
2. Alcohol ( FI edisi III halaman 65)
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak; bau khas ; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan
nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya ; di
tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan
3. Carbomer
Pemerian                  :    Serbuk putih, sedikit berbau khas, asam,
Higroskopik,

3
Kelarutan                 :    Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam
etanol (95 %) dan  gliserin.
pH                            :    Tingkat viskositas yang lebih tinggi pada pH 6-11
dan viskositas akan menurun pada pH di bawah 3 atau di atas 12.
Stabilitas                  :    bahan yang stabil dan higroskopis, dapat
dopanaskan pada suhu 104oC selama 2 jam.
Penyimpanan            :    disimpan dalam wadah kedap udara.
4. Gliserin
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup tidak berwarna, rasa manis, hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopis, netral
terhadap lakmus
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut
dalam kloroform dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Penimbangan bahan

No Nama Bahan Penimbangan Fungsi


1 Triklosan 0,5 gram Bahan aktif
2 Alcohol 70% 60 ml pelarut
3 Carbomer 940 0,5 gram Basis gel
4 TEA 2 tetes Alkilazing agent
5 Metil Paraben 0,2 gram pengawet
6 Gliserin 1 ml Emollient
7 Aquadem q.s Pelarut

4
BAB III
PERHITUNGAN DAN PEMBUATAN

A. hitungan dan Penimbangan Bahan

Formula

R/ Triklosan x%

Alcohol 70% 60%

Carbomer 940 0,5%

TEA 2 tetes

Metilparaben 0,2%

Gliserin 1%

Aquadem ad 100 ml

Zat Formula untuk sediaan 1 botol ( sediaan 60 ml)


Triklosan 0,5 gram
Alcohol 70% 60 ml
Carbomer 940 0,5 gram
TEA 2 tetes
Metil Paraben 0,2 gram
Gliserin 1 ml
Aquadem Ad 60 ml

B. Pembuatan Sediaan Gel

1. Siapkan alat dan bahan


2. Timbang semua bahan
3. Timbang carbomer 940 sebanyak 0,5 gram. Setelah carbomer 940
ditimbang, ditaburkan diatas aqudem sebanyak 20 ml. aqudem

5
sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu supaya cepat mengembang
dan hasil yang bagus.
4. Carbomer 940 yang sudah ditaburkan diaduk cepat di dalam mortar
sampai terbentuk masa gel dan ditambah TEA sebanyak dua tetes.
5. Timbang metil paraben sebanyak 0,2 gram. Kemudian alcohol
diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 5 ml.
6. Setelah metil paraben dan alcohol ditimbang, metil paraben
dilarutkan dalam alcohol 70% dengan memasukkannya ke dalam
mortar, di aduk sampai homogen.
7. Kemudian triklosan dilarutkan kedalam alcohol 70% secukupnya
dan diaduk sampai larut. Triklosan yang sudah larut dimasukkan ke
dalam mortar, campur sampai homogen.
8. Pindahkan kedalam botol 60 ml yang sudah di kalibrasi.
9. Lalu, tambahkan aquadem sampai 60 ml diaduk atau dikocok
sampai homogen.

C. Evaluasi Sediaan Gel

1. Uji Organoleptis meliputi :


a. Bau :
b. Bentuk :
c. Warna :
d. rasa :
2. Uji pH
a. Siapkan kertas Ph
b. Masukkan kertas Ph ke dalam sediaan
c. Tunggu beberapa saat
d. Amati kertas Ph dengan memerhatikan perubahan warna yang
terjadi, catat hasilnya.
3. Uji Homogenitas
a. Ambil sediaan dalam botol secukupnya
b. Oleskan sediaan gel pada objek glass

6
c. Amati menggunakan mikroskop apakah terdapat partikel yang
tidak merata
d. Catat homogen atau tidak
4. Uji Berat jenis
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Disiapkan 3 piknometer kosong, ditimbang dan dicatat hasilnya
c. Piknometer diisi dengan air, kemudian dimasukkan kedalam
bak yang berisi air es
d. Diukur hingga suhunya mencapai 20oC
e. Diisi kekurangan air pada piknometer. Piknometer ditutup,
kemudian ditimbang dan dicatat hasilnya
5. Uji Viskositas
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Dimasukkan 10 ml air pada lubang yang besar pada
viscometer Ostwald
c. Disedot dari lubang yang kecil, hingga air naik sampai
batas tanda atas
d. Penyedot dilepaskan bersamaan dengan menyalakan
stopwatch
e. Dicatat waktu air turun dari batas atas hingga batas bawah.

D. Pengujian Daya Antiseptik Gel dengan Metode Replika

1. Control
Te;apak tangan dicuci dengan air keran, kemudian dikeringkan.
Selanjutnya ibu jari ditempelkan pada media padat nutrient agar
yang sebelumnya telah dibuat dalam cawan petri hingga
membentuk garis zig-zag. Media diinkubasi pada suhu 37 derajat
celcius selama 24 jam. Setelah diinkubasi, jumlah koloni bakteri
dihitung. Replica dilakukan selama empat kali.
2. Sediaan uji

7
Telapak tangan yang sudah dicuci dan dikeringkan, dituangkan gel
pada tangan kemudian diratakan dan diamkan kira-kira 30 detik.
Selanjutnya dilakukan kontak ibu jari dengan media nutrient agar
dalam cawan petri hingga membentuk zig-zag. Media diinkubasi
pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam. Setelah diinkubasi,
jumlah koloni bakteri dihitung. Replica dilakukan empat kali.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida (FSI-7). ITB


Bandung : Bandung.

Ansel, C.H. 1989. Bentuk Sediaan Farmasi. Penerjemah: Farida Ibrahim. Cetakan
Pertama. Edisi IV. Penerbit UI Press. Jakarta.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.
Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I.

Anda mungkin juga menyukai