Anda di halaman 1dari 6

PENENTUAN BIOEKIVALENSI VITAMIN C

DARI DATA URIN

A. TUJUAN

a. Mahasiswa dapat menentukan kadar vitamin C dalam urin dan dapat menentukan bioekivalen
dari produk vitamin C generik dengan nama dagang.
b. Mahasiswa mampu menentukan profil farmakokinetik vitamin

B. PENDAHULUAN
Uji Bioekivalensi (BE) merupakan data ekivalensi untuk melihat kesetaraan sifat dan
kerja obat. Di Dalam tubuh suatu obat dibandingkan dengan obat itu vektor sebagai
pembanding. Dua produk obat disebut bioekivalensi jika mempunyai bioekivalensi
farmasetik dan alternatif farmasetik dan pada pemberian dengan dosis yang sama akan
menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding sehingga efek dalam efikasi maupun
keamanan akan sama. Bioavailabilitas (BA) adalah persentase dan kecepatan zat dalam
produk obat yang mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk latif,
setelah pemberian obat diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari
eksistensinya dalam urin. (BPOM, 2004., Lukman , 2002)
Obat genetik diluncurkan pada tahun 1991 dengan tujuan memberikan alternatif obat
bagi masyarakat dengan kualitas terjamin. Harga cukup terjangkau sehingga ketersediaan
tong cukup. Namun masyarakat cenderung enggan menggunakan obat generik karena
adanya pandangan bahwa obat generik adalah obat yang mudah, tidak berkualitas. Tidak
ampuh dan sering dianggap obat kelas dua. Hal tersebut didukung dengan kurangnya
kepercayaan dokter dan apoteker terhadap obat generik karena dinilai kurang efektif dalam
menyembuhkan penyakit.
Vitamin C merupakan kristal putih dengan sifat mudah larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, akan tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah
rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Vitamin ini
mempunyai nama kimia dari bentuk utamanya yaitu Asam Askorbat. Vitamin C termasuk
golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas ekstraseluler.

C. ALAT DAN BAHAN

- Spektrofotomeri UV
- Aquabidest
- Sample urin
- Vitamin C generik dan nama dagang

D. PROSEDUR
Membuat kurva kalibrasi vitamin C, pengukuran kadar vitamin C pada sample urin
disetiap interval waktu (menggunakan data kurva kalibrasi vitamin C). Kemudian ambil sample
urin sebanyak 50 uL dan encerkan dengan aquabidest sampai volume 10 mL, yang nantinya
setiap kelompok memiliki 6 sampel (sesuai interval waktu pengukuran sample). Selanjutnya
menentukan Du, k dan t ½ eliminasi.

Vitamin C bermerek

Rentang waktu T T Volum absorban Kadar vit C Du Du


lanying Sampling Mid e (mg/l) komulatif
(jam) (jam) (jam) Urin (mg)
(L)

0-2 2 1 0,145 0,369 5,21 0,755 0,755

2-4 4 3 0,025 0,297 3,92 0,098 0,853

4-6 6 5 0,150 0,384 5,48 0,822 1,675

6-8 8 7 0,125 0,840 13,66 1,707 3,382

8-12 12 10 0,065 0,698 11,11 0,722 4,104

12-24 24 18 0,210 1,187 19,89 4,177 8,281


7,886

Persamaan regresi = Y = 0,0557 x + 0,0789


X = y-a

d Du/t ln d Du/t ARE In ARE

0,377 -0.976 7,455 2,00


0,049 -3,016 7,429 2,005

0,411 -0,889 6,606 1,88

0,853 -0,159 4,899 1,58

0,181 -1,705 4,177 1,42

0,348 -1,056 0

metode kecepatan eksresi:


ln a
F. Perhitungan

1. GENERIK
- Penentuan kurva kalibrasi Vit.C
Persamaan regresi y= 0,557x + 0,0789
- Pengukuran kadar Vit.C
x= y-a/b
G. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengujian kompartemen 1 terbuka intravena dengan
tujuan untuk menentukan profil farmakokinetik dari parasetamol dalam plasma. Pengujian
dilakukan dengan menentukan kurva kalibrasi. Standar kalibrasi parasetamol dibuat dalam
konsentrasi 1000 ppm kemudian diencerkan pada konsentrasi 2,4,6,8,10,12 ppm.
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar dan profil farmakokinetik vitamin
c dari data urin untuk menilai bioekivalensi dari produk vitamin c generik dengan nama
dagang. Vitamin C dikatakan bioekivalen jika nilai Confidence Interval (CI) batas bawah
dan batas atas berada dalam rentang nilai minimal 80% dan tidak lebih dari 125%.

H. Kesimpulan
Pada praktikum Penentuan Bioekivalensi vitamin c dari data urin disimpulkan bahwa
vitamin c generic dan vitamin c nama dagang tidak bioekivalen karena tidak memenuhi
rentang yang seharusnya yaitu batas bawah 80% dan batas atas tidak lebih dari 125%.

J. Daftar Pustaka

● Dwiyantono, Luthfi. 2014. Perbedaan hasil pemeriksaan glukosa urine


sebelum dan sesudah mengkonsumsi vit c tablet hisap. Poltekkes Semarang.

● Fatmawaty, A., Nisa, M., & Rezki, R. (2015). Teknologi Sediaan Farmasi.
Deepublish.Gandjar, I. G., & Rohman, A. (2007). Kimia farmasi analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

● Shargel, L. dkk. 2002. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi


Kedua. Airlangga University Press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai