Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA

Percobaan : I
Judul Percobaan :

ANALISIS OBAT DALAM CAIRAN HAYATI (DARAH)

Kelas : S1 Farmasi Transfer 1A


Kelompok : 2

Dosen Pembimbing :
Lyna Lestari Indriyati, S.Farm., M.Si., Apt.

Nama Kelompok :
1. Jeinica Nintiasari (052201006)
2. Syamsiyatul Fajriyah (052201007)
3. Eka Firdhausia Putri (052201008)
4. Lailatul Badriyah (052201009)
5. Yoga Dimas Prabowo (052201033)

Tanggal Praktikum : 23 September 2020

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2020
ANALISIS OBAT DALAM CAIRAN HAYATI (DARAH)

I. TUJUAN PRAKTIKUM :
Untuk memahami langkah-langkah analisis obat dalam cairan hayati
(darah).

II. DASAR TEORI :


Ketersediaan hayati suatu obat dapat diukur pada keadaan pasien
yang bersangkutan (secara in vivo) dengan menentukan kadar dalam
plasma darah setelah mencapai keseimbangan antara serum cairan tubuh.
Ada korelasi yang baik antara kadar obat dalam plasma dengan efek terapi.
Ketersediaan hayati digunakan untuk gambaran mengenai keadaan
dan kecepatan obat diabsorbsi dari bentuk sediaan dan digambarkan
dengan kurva kadar-waktu setelah obat diminum dan berada pada jaringan
biologik atau larutan seperti darah dan urin.
Data ketersediaan hayati digunakan untuk menentukan :
1. Jumlah atau bagian obat yang diabsorbsi dari bentuk sediaan
2. Kecepatan obat diabsorbsi
3. Masa kerja obat berada di dalam cairan biologik atau jaringan, bila
dihubungkan dengan respon pasien
4. Hubungan antara kadar obat dalam darah dengan efektivitas terapi/ efek
toksik
Penentuan ketersediaan hayati sering digunakan untuk bentuk
sediaan oral untuk memperoleh efek sistemik. Hal ini bukan berarti
ketersediaan hayati tidak ada dalam bentuk sediaan obat yang lain.
Darah merupakan tumpuan proses absorbsi, distribusi, dan
eliminasi. Artinya tanpa darah, obat tidak dapat menyebar kelingkungan
tubuh dan dikeluarkan dari tubuh. Karena itu, logis bila adanya proses
absorbsi dapat ditunjukkan dengan pengurangan kadar obat dalam darah.
Besarnya obat yang ada dalam darah mencerminkan besarnya kadar obat
di tempat absorbsi, distribusi, dan tempat eliminasi.
Penetapan kadar obat di dalam tubuh dapat dianalisis dari cairan
hayati lain seperti urin, saliva dan lainnya. Namun, dalam praktikum ini
yang digunakan yaitu darah. Karena di samping tempat dominan yang
dilalui obat, darah juga menjadi tempat yang paling cepat dicapai oleh
obat.
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
- Labu Takar
- Pipet Volume 1 ml, 2 ml, dan 5 ml
- Spektrofotometer dan Cuvet
- Skalpel atau Silet
- Sentrifuge
- Stopwatch

b. Bahan :
- Natrium Salisilat
- Asam Klorida 1 N
- Merkuri Klorid
- Ferri Nitrat
- Antikoagulan (Larutan Kalium Oksalat 2% dengan dosis 20 mg
Kalium Oksalat /10 ml darah)
- Pengendap protein dan pewarna : 8 gr HgCl2, 8 gr Ferri Nitrat, 24 ml
HCL 1 N dan aquadest ad 200 ml

IV. PROSEDUR KERJA


Metode Spektrofotometri dengan pereaksi Trinder
a. Prosedur Analisa:
1. Pembuatan kurva baku:
- Sediakan 2 larutan Na salisilat dalam air suling:
larutan A: 1 mg/ml dan larutan B : 4 mg/ml - Buatlah satu seri larutan
salisilat dengan kadar 100μg/ml; 100μg/ml; dan 1000 μg/ml menggunakan
larutan A, 400 μg/ml dan 800 μg/ml menggunakan
larutan B.
- Tambahkan 0.5 ml darah yang sudah diberi anti
Koagulan
-Tambahkan 0.5 ml pereaksi trinder. Campur baik-baik
- Campuran tsb disentrifuge 5 menit dengan
kecepatan 2500 rpm
- Ambil supernatant yang jernih dan serapannya
dibaca dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 540 nm.
2. Menentukan perolehan kembali, kesalahan acak, dan kesalahan
sistematik:
- Sediakan larutan salisilat plasma 50 dan 200 μg/ml, masing-masing 3
replikasi.
- Kedalam 0.5 ml plasma yang telah diberi antikoagulan, tambahkan
pereaksi trinder dan seterusnya diproses seperti pada butir d sampai
dengan f pada pembuatan kurva baku.
- Bandingkan dengan larutan baku salisilat, dan
tentukan kadar masing-masing/hitung kadar rata-rata
dan simpangan bakunya.
a. Perhitungan Kembali (recovery) dan kesalahan
sistematik untuk tiap besaran kadar.
Kadar Terukur x 100 %
Perolehan kembali =
Kadar Yang Diketahui
Kesalahan sistematik = 100 - P%
P = Perolehan kembali
Catt: Perolehan kembali merupakan tolok ukur
efisiensi analisis, sedangkan kesalahan sistematik
merupakan tolok ukur inakurasi penetapan kadar.
b. Kesalahan Acak:
Hitting kesalahan acak (random analytical error) untuk tiap besaran kadar.

V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


Data Kurva Baku

Konsentrasi (ppm) Absorbansi


100 0,230
200 0,450
300 0,650
400 0,830
500 1,1000

Konsentrasi sampel 100 ppm dan 400 ppm


Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi Absorbasi
(ppm) (ppm)
100 0,231 400 0,825
100 0,235 400 0,830
100 0,242 400 0,835

Absorbansi blanko = 0,002

a. Replika 1 konsentrasi 100


y = a + b.x
(0,231 – 0,002) = 0,016 + 0,00212.x
0,229 = 0,016 + 0,00212.x
0,229 – 0,016 = 0,00212.x
0,213 = 0,00212.x
0,213
x =
0,00212

= 100,471

b. Replika II konsentrasi 100


y = a + b.x
(0,235 – 0,002) = 0,016 + 0,00212.x
0,233 = 0,016 + 0,00212.x
0,233 – 0,016 = 0,00212.x
0,217 = 0,00212.x
0,217
x =
0,00212

= 102,358

c. Replika III konsentrasi 100


y = a + b.x
(0,242 – 0,002) = 0,016 + 0,00212.x
0,24 = 0,016 + 0,00212.x
0,24 – 0,016 = 0,00212.x
0,224 = 0,00212.x
0,224
x =
0,00212

= 105,660

Konsentrasi 400

a. Replika III konsentrasi 400


y = a + b.x
(0,825 – 0,002) = 0,016 + 0,00212.x
0,823 = 0,016 + 0,00212.x
0,823 – 0,016 = 0,00212.x
0,807 = 0,00212.x
0,807
x =
0,00212

= 380,660

b. Replika III konsentrasi 400


y = a + b.x
(0,830 – 0,002) = 0,016 + 0,00212.x
0,828 = 0,016 + 0,00212.x
0,828 – 0,016 = 0,00212.x
0,812 = 0,00212.x
0,812
x =
0,00212

= 383,018

c. Replika III konsentrasi 400


y = a + b.x
(0,835 – 0,002) = 0,016 + 0,00212.x
0,833 = 0,016 + 0,00212.x
0,833 – 0,016 = 0,00212.x
0,817 = 0,00212.x
0,817
x =
0,00212

= 385,377

Sampel konsentrasi 100 Sampel konsentrasi 400


Absorbansi Kadar terukur Absorbansi Kadar terukur
0,231 100,471 0,825 380,660
0,235 102,358 0,830 383,018
0,242 105,660 0,835 385,377
Rata – rata 102,829 Rata – rata 383,018
Standart deviasi 2,626 Standart deviasi 2,358

Perhitungan parameter analisa cairan hayati


a. Recovery / perolehan kembali
kadar terukur
P% x 100%
kadar yang diketahui

Replika I konsentrasi 100


100,471
x 100% = 100,471%
100

Replika II konsentrasi 100


102,358
x 100% = 102,358%
100

Replika III konsentrasi 100


105,660
x 100% = 105,660%
100

konsentrasi 400
Replika I konsentrasi 400
380,660
x 100% = 95,165%
400

Replika II konsentrasi 400


380,660
x 100% = 95,754%
400

Replika III konsentrasi 400


385,377
x 100% = 96,344%
400

b. Kesalahan sistemik
% kesalahan sistemik = 100 – p%
Konsentrasi 100
Replikasi I
100 – 100,471% = -0,471%
Replikasi II
100 – 102,358% = -2,358%
Replikasi III
100 – 105,660% = -5,660%
Konsentrasi 400
Replikasi I
100 – 95,165% = 4,835%
Replikasi II
100 – 95,165% = 4,835%
Replikasi III
100 – 95,344% = 3,656%
c. Kesalahan Acak
SD
x 100%
Rata−rata
Konsentrasi 200
2,626
x 100% = 2,553%
102,829
Konsentrasi 400
2,358
x 100% = 0,615%
383,018

Anda mungkin juga menyukai