Oleh :
Dosen Pengampu :
Erdi Istiaji,S.Psi.,M.Psi.
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orangsaja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika
tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur
kehidupan bersama. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai
yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional.
Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang
mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan
menjadi pegangan para anggotanya.
Atas dasar penentuan latar belakang di atas, maka saya dapat mengambil
pembatasan masalah sebagai berikut :
Analiasa
Pada kasus tersebut Apoteker melanggar Sumpah Profesi terutama pada pasal 6
karena Apoteker tersebut tidak menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,
Apoteker menjual obat disfungsi ereksi palsu kepada pasien, hak pasien menjadi
tidak terpenuhi, Apoteker hanya menginginkan keuntungan semata sehingga
memungkinkan terjadinya pelanggaran pada kepentingan perikemanusiaan dan
tidak mempunyai budi luhur dan menjadi contaoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 1
Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan Sumpah
Apoteker.
Pembahasan:
Apoteker dalam kasus diatas telah melanggar kode etik apoteker pasal 1 yang
menyatakan bahwa Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan Sumpah Apoteker, sedangkan pada analisa sebelumnya Apoteker
tersebut telah melanggar sumpah apoteker yaitu tidak menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya, melakukan penjualan obat ereksi palsu.
Pasal 3
Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Pembahasan :
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi
luhur jabatan kefarmasian.
Pembahasan :
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain.
Pembahasan :
Apoteker dalam kasus diatas telah melanggar kode etik Apoteker pasal 6 yang
menyatakan bahwa Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik
bagi orang lain, sedangkan analisa pada kasus ini Apoteker tersebut tidak
memiliki budi luhur yang baik karena sudah melakukan penipuan penjualan obat
palsu yang dapat merugikan banyak orang dan bisa menyebabkan kematian bagi
konsumen yang menggunakannya.
Pasal 8
Pembahasan :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
file:///D:/FARMASI/Kejaksaan%20Tangkap%20Belasan%20Apoteker%20
%20News%20Liputan6.com.htm diakses pada tanggal 30 Maret 2016, pukul
20.34 WIB.
http://wailineal.blogspot.co.id/2012/09/kode-etik-apoteker-indonesia.html diakses
pada tanggal 31 Maret 2016, pukul 16.28 WIB.
http://farmatika.blogspot.com/2012/07/kode-etik-profesi-apoteker.html diakses
pada tanggal 31 Maret 2016, pukul 16.31 WIB.