OUTLINE
Pengertian BentuK Praktek Farmasi Kegiatan Compounding & Dispensing Tanggung Jawab Profesional
Pustaka
Herfidal, E.T., Gourley, D.R, 2000, Textbook of Therapeutic Drug and Disease Management, 7th ed., W & W Publisher, Philadelphia Allen, L.V., 2002, The Art , Science and Technology Pharmaceutical Compounding, AphA, Washington Swinghammer, TI., 2002, Pharmacoterapy casebook a PatientFocused Approach, 5th ed., Mc-Graw-Hill, New York Winfield, A.J., Richards, R.M.E., 2004, Pharmaceutical Practice, 3rd ed., Livingstone, New York WHO, 1996, God Pharmacy Practice (GPP) in Community and Hospital Pharmacy Settings ASHP, 2001-2002, Best Practices for Health-System Pharmacy, Position and Guidance Documents of ASHP Meldrum, H, 1984, Interpersonal Communication in Pharmaceutical Care, Pharmaceutical Product Press, New York-London-Norwood Anonim, SK Menkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004
Pengertian
Compounding = Pencampuran,
Peracikan
Dispensing = Penyerahan,
Pemberian Praktek Farmasi = Kegiatan Apoteker menjalankan profesi - Industri Farmasi
- Distribusi Farmasi - Farmasi Perapotekan - Farmasi Rumah Sakit
KONSEP BARU
FARMASI OBAT SBG BARANG
Sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan, sistem kefarmasian tdd 2 kegiatan utama:
a. Dimensi Pelayanan kefarmasian oleh Farmasis sebagai tenaga kesehatan, dan b. Dimensi Pengelolaan Obat sebagai produk barang kesehatan
Mempunyai mutu, keamanan dan khasiat yang dapat diterima Diproduksi dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB/cGMP) Didistribusikan dengan Cara Distribusi Obat yang Baik (GDP) Disimpan dengan Cara Penyimpanan yang Baik (GSP) Memiliki penandaan/informasi produk yang rasional Dipromosikan secara obyektif, tepat dan akurat. Diberikan dan digunakan dengan Cara Pelayanan yang Baik (GPP)
Pendekatan Sistem
Where to Start???
1. Pendahuluan
Apoteker wajib melaksanakan tugas, fungsi & tanggung jawabnya yaitu melakukan Cara Dispensing Obat yang Baik (CDOB), antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Memastikan kebijakan & prosedur diikuti Mengkaji resep / order Merekam & mengkaji P3 Memeriksa akurasi dosis Memeriksa kelengkapan informasi pada etiket 6. Melakukan pengendalian obat 7. Memastikan teknik yang baik dalam meracik obat & pencampuran IV
8. Mempertahankan kompetensi profesional (pengetahuan tentang obat, stabilitas & kompatibilitas 9. Memastikan personel baru dilatih dengan baik 10. Memberikan informasi obat yang diperlukan dokter, apoteker, perawat & pasien 11. Mengkomunikasikan kepada semua staf mengenai pengembangan baru bidang dispensing dan evaluasi personel 12. Mengkoordinasikan kebutuhan farmasi menyeluruh dari ruang perawatan pasien dengan bidang dispensing
2. Penerimaan Resep
Resep adalah : Permintaan (tertulis) dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan/membuatkan obat dan menyerahkannya kepada penderita Resep benar / rasional : Resep yang memenuhi 6 tepat yaitu : setelah diagnosa tepat, pemilihan obat tepat sesuai penyakitnya dengan dosis tepat dalam bentuk sediaan tepat,diberikan pada waktu yang tepat dan cara yang tepat untuk penderita yang tepat.
2. PRAESCRIPTIO :
= perintah atau pesanan ; mencakup nama obat, bentuk sediaan, jumlah dan dosis obat
3. SIGNATURA
= tanda ; yang harus ditulis di etiket obatnya, mencakup nama penderita dan petunjuk mengenai obatnya
4. SUBSCRIPTIO
= tanda tangan atau paraf ; tanda resep tersebut sah
Demografi
Nama Alamat Tgl lahir Jenis kelamin Agama Pekerjaan Bobot & tinggi badan (Hamil)
Terapi Obat
Obat resep Obat non-resep Obat sebelum masuk rumah sakit Obat rumah/jenis produk kesehatan lain Regimen pengobatan Kepatuhan pada terapi Alergi obat/ in toleran Perhatian/ pertanyaan tentang terapi Pengkajian pengertian terhadap terapi
Administratif
Dokter/ penulis Apotek/ IFRS Ruang rawat/ No kamar/ tempat tidur Formulir persetujuan (informed consent) No identitas pasien (register)
Medik
Masalah medik akut/ kronik Gejala mutakhir (anamnesa) diagnosis Tanda vital/ informasi pemantauan lain yang terpasang di tempat tidur Alergi/ intoleran Sejarah penyakit yang lalu Informasi laboratorium Prosedur diagnostik/ bedah
Sosial/ ekonomi
Pengaturan hidup Latar belakang suku Finansial/ asuransi
P3
penggunaan berbagai obat (> 5) secara bersamaan, dari dua (atau lebih) dokter untuk gangguan kesehatan yang berbeda, biasanya tanpa komunikasi yang tepat antara dokter pasien. Memungkinkan terjadinya interaksi obat yang serius (terutama obat obat) Perlu juga dikaji penggunaan obat non resep yang digunakan bersamaan pengobatan sekarang
2. DUPLIKASI TERAPI
Dapat terjadi dalam regimen jika dua atau lebih obat mengandung obat yang persis sama atau efek farmakologi yang mirip Dapat terjadi jika pasien mendapat resep yang berbeda, satu dengan nama dagang,satu dengan nama generik; pasien awam tidak mengetahui bahwa obat tersebut sama Duplikasi tidakdikehendaki dapat terjadi jika pasien melakukan pengobatan mandiri (swamedikasi) dan berobat ke beberapa dokter Duplikasi dapat menyebabkan ROM yang serius, karena lewat dosis.
Kerusakan fungsi ginjal & hati penting dalam seleksi dosis. Misal : digoksin, harus dimodifikasi berdasarkan umur, fungsi ginjal menurun & terapi bersamaan (kuinidin & verapamil) Obat2an dengan indeks terapi sempit dosis harus diukur secara farmakokinetik utk optimasi efikasi & mengurangi toksisitas Obat2an tertentu perlu peningkatan dosis bertahap (tappering up),misal :
Antidepresan trisiklik Anti epileptik tertentu (karbamazepin, asam valproat) ACEI bersama diuretik Obat hormonal (kortikosteroid dan levotiroksin) Opiat pada kanker
7. Etiket / Labeling
1. Etiket merupakan instruksi tertulis tentang obat resep yang harus disampaikan kepada pasien 2. Stiker yang ditempelkan pada wadah obat merupakan etiket yang paling tradisional, dengan keuntungan tidak mudah hilang karena melekat, sehingga pasien dapat membaca setiap akan menggunakan obatnya 3. Etiket diperlukan karena ingatan pasien pada instruksi verbal terbatas karena berbagai faktor 4. Instruksi tertulis pada etiket memastikan semua pasien menerima informasi yang lengkap dan seragam, tidak bergantung pada petugas
lanjutan .
Jika resep didispensing untuk seorang pasien, kemudian diwakili atau dikirim pengambilannya, etiket memastikan instruksi tertulis yang jelas dapat diteruskan bersama obat dengan informasi utuh
Lanjutan . Pasien rawat inap wajib menggunakan obat yang disediakan hanya oleh IFRS, maka IFRS harus melakukan pengendalian pengadaan, mutu, penyimpanan, dispensing, distribusi dan pemantauan penggunaan obat IFRS harus memenuhi standar minimal untuk dapat melakukan pelayanan farmasi yang baik, sehingga kesalahan pengobatan dapat dihindari.
History-Taking
Obtain Medicationrelated History Document Medication History
11%
Ordering
Diagnostic/ Therapeuti Decisions Made Medication Ordered Order verified and submitted
49%
Surveillance
Incident/ad verse event surveillance and reporting Evaluate order
Pharmacy Management
Select medication Prepare medication Dispense/ distribute medication
14%
26%
Administer Medication
Admin. according to order and standards for drug Select the correct drug for the correct patient
Document
Document administrat ion and associated information
Education
Educate patient regarding medication Educate staff regarding medications
From Computerized physician order entry: costs, benefits and challenges. A case study approach. FCG 2003.
1.Pabrik
Pemesanan apotik 2.Penerimaan
MEDICATION ERROR
9. Etiket
Keterangan
Screening resep : Administrasi error Pharmaceutical error Clinical error
COUNSELING OBAT
12.Penyerahan obat
13Inform/Counseling
Pemahaman
Ketaatan
Monitoring
Outcome
SK Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004
GOOD PHARMACY PRACTICE (CARA PELAYANAN FARMASI YANG BAIK) WHO mensyaratkan : a. Peduli terhadap kesejahteraan pasien b. Aktifitas inti farmasis menyediakan obat dan produk yankes c. Memberikan kontribusi dalam peresepan obat yang rasional, tepat dan ekonomis d. Tujuan yanfar harus sesuai untuk setiap individu, terdefinisi secara jelas dan di komunikasikan secara efektif kepada semua pihak yang terkait
Care
is the attitude, the value system, the philosophy of
practice of practitioner
is how the practitioner fulfills his or her responsibilities is a manner in which practice is executed is the modus operandi of the practitioner in health care. encompasses both the technical and non technical aspects
of practice
EXPLOSION OF DRUGS IN THE MARKET DRUG INFORMATION IN THE MARKET MULTIPLE PRESCRIBER COMPLEXITY OF DRUG THERAPY DRUG RELATED PROBLEM AND POTENTIAL MEDICATION ERROR DRUG RELATED MORBIDITY AND MORTALITY HIGH HUMAN AND FINANCIAL COST OF DRUG MISADVENTURE
Differences between
Pharmaceutical Care
Service (people) business Objective is to bring the pharmacist to the patient Decisions focus on the patient Patient care generates revenue Available product supports the service Success Measured as patient outcomes Space is organized to meet patients needs Documentation supports patient care Schedule for follow-up determined by risk and benefit of drug therapies and needs of patient Business is actively sought through the requirement of patients
Apoteker
Adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia
Adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA) hanya di 1 apotek
Apoteker Pendamping (Aping)
Adalah Apoteker yang menggantikan Apoteker di saat2 ttt memiliki SIPA dan dpt di 3 apotek
Apotek
Adalah sarana kesehatan (UU-Kes.No.23/1992) Diperbarui dengan UU No 36/2009 dan PP51/2009 mjd Sarana Praktek Kefarmasian Adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat (Permenkes.244/Men.Kes/SK/V/1990) Surat Izin Apotek (SIA) Kepmenkes 1332/MENKES/SK/X/2002
Adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker untuk menyelenggarakan Apotik di suatu tempat tertentu
Menurut PP No. 26 tahun 1965 tentang apotek Pasal 1. Yang dimaksud dengan apotik dalam Peraturan Pemerintah ini ialah suatut empat tertentu, dimana dilakukan usahausaha dalam bidangfarmasi dan pekerjaan kefarmasian Menurut UU no 41 tahun 90 pasal 1 ayat 2, apotek adalah tempat dilakukannya pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan sediaanfarmasi dan perbekalan kesehatan lainnya Menurut Peraturan Menteri No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah salah satu tempat tertentu, tempatdilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaanfarmasi dan perbekalan farmasi kepada masyarakat. (Anonim,Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, 2002). Menurut PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
PENGELOLAAN APOTEK
Membangun sistem
Melaksanakan kegiatan praktek
( STANDAR KERJA di Apotek ) ?
As a Practice
Melaksanakan kegiatan praktek pelayanan meliputi : * Profesionalisme Manajemen Praktis Komunikasi Pencatatan dan Pengelolaan Data Pemecahan masalah berdasar aspek klinis
Kematian Cacad Membahayakan jiwa Tidak sembuh Memperluas penularan Kepatuhan penggunaan Penggunaan Obat yang rasional Kepercayaan thdp institusi
Wujud kegiatan ?
Membangun sistem
To be continued
interpersonal communication in pharmaceutical care Simulasi & praktek serta studi kasus dalam C & D