Anda di halaman 1dari 13

FARMASI KOMUNITAS

“PENGELOLAAN RESEP”
Kelompok 8
Moch. Alfan Ainun Naim (20340241)
Andi Sulkarnaim (20340247)
Oky Pramestiyan (20340217)
Firda Armayana Dwi Putri (20340210)
Diah Ayu Pitaloka (20340201)
SIFAT SEORANG APOTEKER
 Care-giver (Pemberi layanan)
 Decision-maker (Pengambil keputusan)
 Communicator (Komunikator)
 Leader (Pemimpin)
 Manager (Pengelola)
 Life-long-learner (Pembelajar seumur hidup)
 Teacher (Pengajar)
 Researcher (Peneliti)
PENGERTIAN RESEP
 Menurut Permenkes RI no 73 thn 2016, apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukannya praktek kefarmasian oleh Apoteker.
 Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, atau
dokter gigi kepada apoteker baik dalam bentuk
paper maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan
peraturan yang berlaku (Depkes RI, 2016)
LANJUTAN…

 Resep harus memuat unsur-unsur informasi mengenai pasien,


pengobatan yang diberikan, dan nama dokter yang menulis
resep.
 Informasi tentang pasien mencakup: nama, jenis kelamin, dan
umur.
 Informasi tentang obat mencakup nama obat (seperti nama
generik, kecuali kalau memang benar-benar diperlukan nama
dagang), bentuk sediaan dan kekuatan sediaan, cara dan aturan
penggunaan, serta jumlah satuan yang diinginkan.
 Informasi mengenai dokter mencakup nama dokter, alamat,
keahlian, no izin dokter atau izin praktek.
LANJUTAN…

 Menurut Jas (2009), resep terdiri dari 6 bagian :


 1. Inscriptio : Nama dokter, no. SIP, alamat/ telepon/HP/kota/tempat, tanggal penulisan
resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi. Sebagai identitas
dokter penulis resep. Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda
dengan resep pada praktik pribadi.
 2. Invocatio : permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = resipe” artinya
ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di apotek.
 3. Prescriptio/ Ordonatio : nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan.
 4. Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu
pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi.
 5. Subscrioptio : yaitu tanda tangan/ paraf dokter penulis resep berguna sebagai
legalitas dan keabsahan resep tersebut.
 6. Pro (diperuntukkan) : dicantumkan nama dan umur pasien. Teristimewa untuk obat
narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien (untuk pelaporan ke Dinkes setempat).
KETENTUAN DALAM PENGARSIPAN RESEP
Ketentuan dala pengarsipan resep sebagai berikut (Moh,
Arif, Prof Dr , 2006)
a. Resep disimpan berdasarkan nomor urut per hari
b. Lalu di buat bundelan perbulan
c. Bundelan berdasarkan penggolongan obat yang ada
dalam resep. Ada 3 jenis bundelan resep :
 Obat Narkotika,
 Obat Psikotropika,
 Obat Bebas + Bebas Terbatas + Obat Keras
KERAHASIAAN DALAM PENULISAN RESEP
 Resep menyangkut sebagian dari rahasia jabatan
kedokteran dan kefarmasian, oleh karena itu tidak boleh
diberikan atau diperlihatkan kepada yang tidak berhak.
 Menurut Syamsuni (2007) dan Jas (2009), resep asli

harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan


kecuali oleh yang berhak, yaitu :
1. Dokter yang menulis atau merawatnya.
2. Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan.
3. Paramedis yang merawat pasien.
COPY RESEP/SALINAN RESEP
 Pasien berhak menerima salinan resep dimana
salinan resep harus disahkan oleh apoteker.
Salinan resep harus sesuai dengan aslinya, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, resep
bersifat rahasia yang disimpan di Apotek dengan
baik paling singkat 5 (lima) tahun.
BAGIAN-BAGIAN SALINAN RESEP ADALAH (MOH, ARIF, PROF
DR , 2006):

1. Nama dan alamat apotek


2. Nama dan APA dan no SIA
3. Nama, umur pasien
4. Nama dokter penulis resep
5. Tanggal penulisan resep
6. Tanggal dan no urut pembuatan
7. Tanda R/
8. Tanda det atau deteur untuk obat yang sudah diserahkan dan ne det
atau ne deteur untuk obat yang belum diserahkan.
9. Tulisan p.c.c (pro copy conform) menandahkan bahwa sakinan
resep telah ditulis sesuai dengan aslinya.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN RESEP
NARKOTIKA

Dengan prosedur penyiapan resep Narkotika sebagai berikut:


 Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep

 Untuk obat racikan, Apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung

narkotika atau menimbang bahan baku narkotika


 Untuk bahan baku narkotika, setelah mengambil sebagian untuk

ditimbang, segera menutup dan mengembalikan wadah pada tempatnya


 Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok

 Menyiapkan etiket yang sesuai

 Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai

permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain


 Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis dan

jumlah obat dengan permintaan dalam resep.


PENYIMPANAN RESEP
Resep obat harus disimpan dengan baik dengan prosedur sebagai berikut (Satibi; M. Rifki;
Hadika Aditama, 2015):
1. Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai nomor resep,

2. Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris bawahi dengan tinta merah,

3. Resep yang berisi psikotropika digaris bawah dengan tinta biru,

4. Resep dibendel sesuai dengan kelompoknya,

5. Bendel resep ditulis tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan di tempat
yang telah ditentukan,
6. Penyimpanan bendel resep dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga memudahkan
untuk penelusuran,
7. Resep yang diambil dari bandel pada saat penelusuran harus dikembalikan pada bendel
semula tanpa merubah urutan,
8. Resep yang telah disimpan selama lebih dari 3 (tiga) tahun dapat dimusnahkan sesuai tata
cara pemusnahan.
PEMUSNAHAN RESEP
Menurut permenkes No 73 tahun 2016, resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan.
 Prosedur pemusnaan resesp adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan Berita Acara Pemusnahan Sediaan Farmasi -Alat
Kesehatan).
b. Menetapkan jadwal, metoda dan tempat pemusnahan
c. Menyiapkan tempat pemusnahan
d. Tata cara pemusnahan :
 Resep narkotika dihitung jumlahnya
 Resep lain ditimbang
 Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.
a. Membuat laporan pemusnahan resep yang sekurang-kurangnya memuat :
 Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep
 Jumlah resep narkotika dan berat resep yang dimusnahkan
 Nama Apoteker pelaksana pemusnahan resep
 Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
Membuat Berita Acara Pemusnahan (format terlampir) yang ditandatangani oleh Apoteker dan saksi dalam
pelaksanaan pemusnahan resep.
 TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai