Anda di halaman 1dari 15

Farmakoterapi Lanjut

KELOMPOK 3
1. Rafika Nur ( 20340192 )
2. Luciana Cindy M.O ( 20340193 )
3. Yusuf Ariwibowo ( 20340194 )
4. Meiman Hidayat Halawa ( 20340195 )
5. Sinta Bela ( 20340196 )
6. Moh. Syarif Hidayatullah Kurniawan ( 20340197)
7. Reanaldy Ibrahim Masudi Putra ( 20340198 )
8. Sigit Wijanarko ( 20340199 )
Perbedaan antar individu tehadap respon obat

Pada umumnya molekul organik terdapat berbagai tingkat kelarutan dalam lemak. Untuk membantu eliminasi,

semua itu harus di ubah dari lemak menjadi zat yang dapat larut air dalam tubuh. Dan ini dilakukan dengan

proses metabolisme. Absorpsi

Respon tubuh setiap individu Distribusi


berbeda-beda. Hal ini melibatkan Metabolisme
empat proses , yaitu
Eksresi
Absorpsi obat :

Rute pemberian obat yang paling umum adalah secara oral. Obat dalam bentuk tablet atau kapsul, harus hancur dan
melarut dalam cairan gastrointestinal sebelum diserap. Sebagian besar obat terserap dalam usus kecil tetapi
bebrapa dalam bentuk obat asam akan larut dalam lambung. Keseimbangan antara kelarutan lemak dan air merupakan
penentu penting dari penyerapan obat, karena hanya obat yang tidak terikat (dan larut dalam lemak) yang dapat melintasi
membrane sel dari gastrointestinal ke dalam tubuh,
Mekanisme absorbsi obat

Difusi pasif Transpor aktif Filtrasi melalui


pori-pori Pinositosis

Difusi Pasif adalah Transpor aktif adalah


proses yang dimana Mekanismenya sangat Perkembangan pinositosis
spesifik untuk senyawa adalah sediaan obat yang
sebagian besar obat
seperti gula, asam amino dimasukkan dalam
diserap dan dan beberapa vitamin. Filtrasi melalui pori-pori
hanya senyawa dengan membran sebagai
melibatkan Alpha methyldopa dan
berat molekul kurang dari liposome yang kemudian
pemindahan obat ke levodopa adalah dua obat dapat langsung ditelan
arah konsentrasi yang yang mungkin diabsorpsi 100 yang dapat diabsorpsi
dengan cara ini oleh sel target. Liposom,
berlawanan dari usus dengan terikat oleh biasanya diberikan secara
ke aliran darah tanpa mekanisme transpor aktif sistemik.
mengeluarkan energi karena kemiripannya
dengan tirosin asam amino
alami.
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi oral
Tabel 4. Faktor yang mempengaruhi absorpsi
obat dari saluran cerna Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi obat dari saluran
gastrointestinal tercantum dalam tabel 4. formulasi obat mungkin
memiliki efek pada penyerapannya:
1. Formulasi Obat
1. kehadiran obat diusus juga dapat mengubah penyerapan obat .
Waktu hancur Diketahui dengan baik bahwa absorbsi tetrasiklin terganggu
Waktu Disolusi dengan adanya garam besi serta kation seperti kalsium atau
Adanya Eksipien magnesium.
2. Karakteristik Pasien
pH Lumen 2.Resin penukar anion seperti kolestiramin dapat mengganggu
absorpsi obat yang diberikan pada saat bersamaan, misalnya,
Waktu Pengosongan Lambung
warfarin. Dinyatakan bahwa makanan diperut memiliki efek
Waktu Transit Usus Halus
merusak pada penyerapan obat, tetapi tidak ada pola yang
Permukaan area saluran gastrointestinal konsisten dalam efek ini
Adanya penyakit gastrointestinal
3. Adanya zat lain dalam saluran gastrointestinal 3.Penyerapan beberapa obat (misalnya propranolol) meningkat
Interaksi dengan obat lain atau ion jika dikonsumsi bersama makan.
Makanan
4.Pengosongan lambung lambat, maka penyerapan obat asam dari
4. Karakteristik Farmakokinetik Obat
lambung dapat ditingkatkan.
Metabolisme obat melalui bakteru usus
Metabolisme obat melalui dinding usus Secara umum, faktor-faktor yang memperlambat pengosongan
lambung akan cenderung memperlambat laju penyerapan obat,
tetapi biasanya tidak akan mengurangi jumlah obat yang diserap.
Tabel 6. Faktor yang Mempengaruhi Metabolisme
Rute alternatif pemberian obat
Pemberian rektal

Pemberian intramuskular atau intravena Pemberian bukal Obat dapat diberikan sebagai supositoria
untuk alasan yang sama seperti untuk
Pemberian intramuskular atau intravena tidak Digunakan untuk memastikan onset kerja rute bukal, tetapi secara umum kurang
melewati first pass eftect (misalnya lignocaine) yang cepat (misalnya gliseril nitrat) efektif. First pass effect tidak sepenuhnya
untuk membantu kesesuaian terapi, atau untuk berdasarkan absorpsi langsung ke dalam dihindari karena drainase vena ganda
mempercepat laju onset efek terapi. Jika obat tidak sirkulasi sistemik dan absorpsi obat yang dari rektum ke dalam portal dan sistem
larut dalam air dan dapat mengendap sebelum akan dihancurkan oleh asam lambung sistemik.
absorsi (misalnya diazepam) dan absorpsi dapat atau melalui metabolisme jalur pertama
berkurang jika aliran darah ke otot berkurang, yang ekstensif (misalnya morfin atau
misal pada pasien syok kemudian diberikan buprenorfin).
morpin intramuskular setelah infark miokard
Pemberian paru

Pemberian perkutan Contoh sediaan inhaler menghasilkan


manfaat yang lebih cepat dan dalam
Obat diberikan dengan cara diserap langsung dosis yang lebih kecil dibandingkan
kedalam sirkulasi sistemik sehingga menghindari bila diberikan melalui jalur oral.
metabolisme. Sediaan pelepasan berkelanjutan Natrium kromoglikat tidak terserap
sekarang tersedia (misalnya Gliseril trinitrat) dengan baik dari saluran
yang memberi jumlah obat tetap selama 24 jam, gastrointestinal dan hanya aktif dalam
bertindak sebagai sediaan pelepasan
mencegah asma bila powder dihirup.
berkelanjutan. Rute ini memiliki keuntungan
Rute pemberian obat lain dapat
lebih lanjut yaitu pemberian obat dapat
dihentikan secara cepat dengan menghilangkan digunakan, misalnya konjungtiva,
aplikasi dari kulit. vaginal, dan nasal, tetapi cenderung
untuk indikasi spesialis.
Obat kardiovaskular

 Setelah absorpsi, obat didistribusikan melalui aliran darah ketempat kerja, misalnya reseptor, ke tempat penyimpanan
dalam plasma atau dalam jaringan, dan ke tempat metabolisme dan ekskresi. Proses distribusi sangat tergantung pada
karakteristik fisikokimia obat dan aliran darah ke berbagai organ tubuh. Di dalam darah, obat sering dibawa terikat ke
plasma protein terutama albumin.
Tabel. 5 Tempat pengikatan protein obat asam terikat tinggi pada albumin serum manusia

Slide 1 (Warfarin)   Slide 2 (diazepam)


Drug % bound   Drug % bound
Warfarin 99   Diazepam 98
Furosemide 91-99   Ethacrynic acid 85
Nalidixic acid 93-97   Cloxacilin 95
Phenytoin 87-93   Probenccid 85-95
Tolbutamide 95-97   Tolbutamide 95-97
Naproxen 98-99   Naproxen 98-99
Indomethacin 92-99   Indomethacin 92-99
Untuk memeriksa kepatuhan dan menyesuaikan dosis pada pasien dengan gagal ginjal, pemantauan konsentrasi
plasma digoksin telah dilakukan Khususnya albumin. Obat-obatan dasar juga dapat melekat pada a-glikoprotein.
Kekuatan yang terlibat dalam pengikatan protein mencakup ikatan ionik dan hidrogen.

Seperti diperlihatkan di tabel 5 beberapa obat misalnya tolbutamide, naproxen atau indomethacin, akan mengikat
kedua situs, sedangkan obat lain hanya akan mengikat salah satu situs
Interaksi antara protein dan obat biasanya dapat dibalik dan mematuhi hukum aksi massa:
Obat + Protein = Kompleks Obat-Protein
Interaksi antara protein dan obat

Obat + Protein = kompleks Protein obat

Kompleks obat dengan protein dapat berdisosiasi cepat dengan waktu paruh yang hanya beberapa milidetik.
obat tidak terikat yang dapat berdifusi ke dalam jaringan dan hanya obat tak terikat yang dapat berinteraksi dengan
reseptor untuk menghasilkan efek farmakologis. Peningkatan ikatan protein dapat meningkatkan pengiriman obat ke
hati dan mempercepat eliminasi.

Penguraian protein terikat obat-obatan

Secara teori, jika dua obat yang dapat melekat pada situs yang sama pada
albumin serum manusia diberikan bersama-sama, mereka akan bersaing
untuk situs-situs tersebut. Oleh karena itu, penyerapan yang sangat cepat
terhadap warfarin diberi obat anti-inflamasi non-steroid seperti
indomethacin obat antiradang non-steroid, yang akan cenderung dispiace
warfarin dari tempatnya yang mengikat untuk membentuk keseimbangan
baru.
Ekskresi obat adalah pengeluaran obat atau metabolitnya dari
dalam tubuh

Eksresi dapat terjadi melalui :


Ginjal (Urin)
Empedu dan usus (Fases)
Paru – paru (udara)
Kulit (keringat)
ASI
Ekskresi melalui empedu dan usus ( ekskresi secara bilier)

Senyawa yang diekskresi adalah :


Senyawa BM > 500
Senyawa dengan gugus polar yang kuat
Metabolit ( konjugat glukoronida )
Ekskresi melalui difusi ataupun transort aktif ada 3 sistem transport :
untuk asam organik, basa organik, zat netral
Contoh obat yang diekskresi ke empedu adalah glikosida digitalis,
kolestrol steroid, indometasin, penisilin, eritromisin, rimfampisin
Pertanyaan dan jawaban kelompok 3

1. Dalam faktor”yang mempengaruhi absorbsi oral,terdapat pernyataan bahwa efek


propanolol dapat meningkat jika diminum bersamaan dengan makan,mekanismenya seperti
apa?
Jawab : Penggunaan Propanolol bersamaan dengan makanan dapat meningkatkan
Bioavaibilitas dari Propanolol tersebut
Bioavabilitas adalah jumlah relatif dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah
pemberian obat dalam bentuk sediaan tertentu

2. Dalam interaksi yang melibatkan absorbsi gastrointestinal ,mekanisme apa yang terjadi?
Jawab : Mekanisme interaksi yang melibatkan absorpsi gastrointestinal dapat terjadi melalui
beberapa cara: (1) secara langsung, sebelum absorpsi; (2) terjadi perubahan pH cairan
gastrointestinal; (3) penghambatan transport aktif gastrointestinal; (4) adanya perubahan
flora usus dan (5) efek makanan.
Contohnya: Interaksi yang terjadi secara langsung scbelum obat diabsorpsi adalah interaksi antibiotika
(tetrasiklin, fluorokuinolon) dengan besi (Fe) dan antasida yang mengandung Al, Ca, Mg, terbentuk
senyawa chelate yang tidak larut sehingga obat antibiotika tidak diabsorpsi.
Contohnya: Terjadinya perubahan ph gastrointestinal, misalnya peningkatan pH karena adanya
penghambat pompa-proton akan menurunkan absorpsi basa-basa lenah (misal, ketokonazol, itrakonazol)
dan akan meningkatkan absorpsi obat-obat asam lemah (misal, glibenklamid, glipizid, tolbutamid).
Contohnya: Mekanisme interaksi melalui penghambatan transport aktif gastrointestinal, misalnya
grapefruit juice, yakni suatu inhibitor transporter protein uptake pump di saluran cerna, akan
menurunkan bioavailabilitas beta-bloker dan beberapa antihistamin (misalnya, fexofenadin) jika
diberikan bersama-sama.
Contohnya: Adanya perubahan flora usus, misalnya akibat penggunaan antibiotika berspektrum luas yang
mensupresi flora usus dapat menyebabkan menurunnya konversi obat menjadi komponen aktif.
Contohnya: Efek makanan terhadap absorpsi terlibat misalnya pada penurunan absorpsi penisilin,
rifampisin, INH, atau peningkatan absorpsi HCT, fenitoin, nitrofurantoin, halofantrin, albendazol,
mebendazol karena pengaruh adanya makanan.
3. Coba jelaskan secara singkat saja mengapa setiap individu mengalami respon yang berbeda
beda terhadap obat?
Jawab : Hal ini dikarenakan keterlibatan gen dan protein di dalam perjalanan penyakit dan
respon tubuh terhadap obat yang berkaitan erat dengan perbedaan genetik dari masing
masing individu tsb .

4. Perbedaan tiap individu terhadap respon obat apakah bisa menjadi paramater ilmu untuk
suatu perkembangan obat?
Jawab : Tentu saja. Perbedaan respon individu terhadap obat yang dipengaruhi oleh gen
masing masing individu tsb bisa menjadi tolak ukur bagi para ilmuwan untuk dasar
pengembangan suatu obat. Karena hal tsb dapat digunakan untuk menjelaskan proses proses
pengembangan penyakit pada tingkat molekuler dan genetik sehingga dapat ditentukan cara
yang dipilih untuk intervensi penyakit tsb dengan obat yang dikembangkannya.
5. Pada mekanisme absorbsi obat, sebutkan contoh zat -zat yang di filtrasi melalui pori-pori?
 
Jawab: Zat-zat yang difiltrasi adalah air dan zat-zat hidrofil yang molekulnya lebih kecil
dari pori, seperti alkohol, urea (BM<200)
 
6. Tolong dijelaskan kembali mengenai, jika pengosongan lambung lambat, maka
penyerapan obat asam dari lambung dapat ditingkatkan?
Jawab : Penyerapan beberapa obat meningkat jika dikonsumsi bersama makanan. Karena
faktor terpenting pasien yang yang mempengaruhi absorbsi obat adalah waktu pengosongan
lambung . Jika pengosongan lambung lambat, maka penyerapan obat asam dari lambung
dapat ditingkatkan. Faktor-faktor yang memperlambat pengesongan lambung akan
cenderung menurunkan kecepatan kecepatan penyerapan obat tetapi biasanya tidak akan
mempengaruhi jumlah obat yang diserap.

Anda mungkin juga menyukai