• Pasien yang menderita penyakit kronis dan memerlukan perhatian khusus tentang penggunaan obat,
interaksi obat dan efek samping obat.
• Pasien dengan terapi jangka panjang misal pasien TB, HIV/AIDS, DM dan lain-lain.
• Pasien dengan risiko adalah pasien dengan usia 65 tahun atau lebih dengan salah satu kriteria atau lebih
regimen obat sebagai berikut:
a. Pasien minum obat 6 macam atau lebih setiap hari.
b. Pasien minum obat 12 dosis atau lebih setiap hari.
c. Pasien minum salah satu dari 20 macam obat yang telah diidentifikasi tidak sesuai untuk pasien
geriatri.
d. Pasien dengan 6 macam diagnosa atau lebih
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang
efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
TATALAKSANA PEMANTAAUAN TERAPI OBAT
1. Seleksi Pasien
Pemantauan terapi obat (PTO) seharusnya dilaksanakan untuk seluruh pasien. Mengingat
terbatasnya jumlah apoteker dibandingkan dengan jumlah pasien, maka perlu ditentukan
prioritas pasien yang akan dipantau.
2. Kondisi Pasien.
• Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga menerimapolifarmasi.
• Pasien kanker yang menerima terapi sitostatika.
• Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal.
• Pasien geriatri dan pediatri.
• Pasien hamil dan menyusui.
• Pasien dengan perawatan intensif.
3. Obat
• obat dengan indeks terapi sempit
• obat yang bersifat nefrotoksik
• sitostatika
• antikoagulan
• obat yang sering menimbulkan ROTD
• obat kardiovaskular
• Polifarmasi
• Variasi rute pemberian
• Variasi aturan pakai
• Cara pemberian khusus
4. DATA DASAR PASIEN
merupakan komponen penting dalam proses PTO. Data tersebut dapat diperoleh dari:
• rekam medik,
• profil pengobatan pasien/pencatatan penggunaan obat,
• wawancara dengan pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan lain
IDENTIFIKASI MASALAH TERKAIT OBAT
Setelah data terkumpul, perlu dilakukan analisis untuk identifikasi adanya masalah terkait
obat. Masalah terkait obat menurut Hepler dan Strand dapat dikategorikan sebagai berikut :
• Ada indikasi tetapi tidak di terapi
• Pemberian obat tanpa indikasi Pasien mendapatkan obat yang tidak diperlukan.
• Pemilihan obat yang tidak tepat
• Dosis terlalu tinggi
• Dosis terlalu rendah
• Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
• Interaksi obat
• Pasien tidak menggunakan obat karena suatu sebab
RENCANA PEMANTAUAN
Apoteker dalam membuat rencana pemantauan perlu menetapkan langkah-langkah:
1. Menetapkan parameter farmakoterapi
Meliputi:
-Karakteristik obat
-Efikasi terapi dan efek merugikan dari regimen
-Perubahan fisiologik pasien
-Efisiensi pemeriksaan laboratorium
2. Menetapkan sasaran terapi
3. Menetapkan frekuensi pemantauan
Tindak Lanjut
Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat oleh apoteker
harus dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan terkait. Kerjasama dengan tenaga
kesehatan lain diperlukan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan terapi.
Dokumentasi
Setiap langkah kegiatan pemantauan terapi obat yang dilakukan harus
didokumentasikan. Hal ini penting karena berkaitan dengan bukti otentik pelaksanaan
pelayanan kefarmasian yang dapat di gunakan untuk tujuan
akuntabilitas/pertanggungjawaban, evaluasi pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Sistimatika pendokumentasian harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk
penelusuran kembali.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)
Definisi MESO
Monitoring Efek Samping Obat, adalah program pemantauan keamanan obat sesudah
beredar (pasca-pemasaran). Program ini dilakukan secara berkesinambungan untuk
mendukung upaya jaminan atas keamanan obat, sejalan pelaksanaan evaluasi aspek
efikasi.
PETUGAS YANG TERLIBAT DALAM MELAKUKAN MESO
• Caranya pasien melaporkan efek samping yang dialaminya kepada dokter yang meresepkan obat
• Kemudian, Tenaga kesehatan mengisi formulir kuning yang berisi Informasi terkait dengan empat
unsur penting, yaitu informasi tentang pasien, efek samping yang dialami, obat yang dicurigai
penyebab efek samping, dan tenaga kesehatan pelapor.
• Formulir kuning dapat diperbanyak dan dikirim kepada BPOM.
• Pengkajian profil keamanan obat Terhadap semua laporan efek samping yang diterima, Badan POM
selanjutnya akan mengevaluasi setiap laporan
• Dalam melakukan evaluasi aspek keamanan, Badan POM melakukan penilaian tentang kemanfaatan
dan risiko (risk benefit assessment). Perimbangan yang diharapkan antara kemanfaatan dan risiko
adalah kemanfaatan melebihi risiko
• Bila profil keamanan suatu obat dengan pergeseran perimbangan dengan risiko menjadi lebih besar
daripada kemanfaatan, Badan POM akan mengkaji profil keamanan obat tersebut.
• Bila profil keamanan suatu obat dengan pergeseran perimbangan dengan risiko menjadi lebih
besar daripada kemanfaatan, Badan POM akan mengkaji profil keamanan obat tersebut .
20.... Apoteker
Terima Kasih