Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PENGANTAR FARMASI KLINIK

Disusun oleh:
Kelompok 8 Kelas 5B
Agus Sudharmayasa (2009484010045)
Dewa Ayu Vira Dian Ivari Dewi (2009484010049)
Ni Wayan Pebriani (2009484010085)
Nyoman Suartini (2009484010086)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
MAHASARASWATI DENPASAR
2022/2023
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ........................................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2
2.2 Hasil Review ................................................................................................................................ 3
BAB III................................................................................................................................................... 7
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 8

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pelayanan Kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah
pelayanan kefarmasian di rumah yaitu pelayanan kepada pasien yang dilakukan di rumah
khususnya untuk kelompok pasien lanjut usia, pasien yang mengunakan obat dalam jangka
waktu lama seperti penggunaan obat-obat kardiovaskuler, diabetes TB, asma dan obat-
obatan untuk penyakit kronis lainnya. Pelayanan kefarmasian di rumah oleh apoteker
diharapkan dapat mmemberikan pemahaman tentang pengobatan dan memastikan bahwa
pasien yang telah berada di rumah dapat menggunakan obat dengan benar.
Pelayanan kefarmasian di rumah adalah pendampingan pasien oleh apoteker pelayanan
kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya. Pelayanan kefarmasian
di rumah terutama untuk pasien yang tidak atau belum dapat menggunakan obat dan atau
alat kesehatan secara mandiri (Depkes RI, 2008). Jenis pelayanan kefarmasian di rumah
yang dapat dilakukan oleh apoteker yaitu meliputi assessment permasalahn terapi,
identifikasi kepatuhan pasien, pendampingan dalam pengelolaan obat, konsultasi masalah
obat, memonitor pelaksanaan, efektivitas dan keamanan penggunaan obat serta
dokumentasi pelayanan kefarmasian di rumah (PERMENKES RI No 35 Tahun 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pelayanan kefarmasian di rumah?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pelayanan kefarmasian di rumah

1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami bagaimana pelayanan kefarmasian di rumah

1
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelayanan Kefarmasian di Rumah


Pelayanan kefarmasian di rumah oleh apoteker adalah pendampingan pasien oleh
apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau
keluarganya. Pelayanan kefarmasian di rumah terutama untuk pasien yang tidak atau belum
dapat menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien yang
memiliki kemungkinan mendapatkan risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas,
lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas
penggunaan obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang
bagaimana menggunakan obat dan atau alat kesehatan agar tercapai efek yang terbaik.
Adapun prinsip-prinsip pelayanan kefarmasian di rumah sebagai berikut:
1. Pengelolaan pelayanan kefarmasian di rumah dilaksanakan oleh apoteker yang
kompeten
2. Mengaplikasikan peran sebagai pengambil keputusan profesional dalam pelayanan
kefarmasian sesuai kewenangan
3. Memberikan pelayanan kefarmasian di rumah dalam rangka meningkatkan
kesembuhan dan kesehatan serta pencegahan komplikasi
4. Menjunjung tinggi kerahasiaan dan persetujuan pasien (confidential and inform
consent)
5. Memberikan rekomendasi dalam rangka keberhasilan pengobatan
6. Melakukan telaah (review) atas penatalaksanaan pengobatan
7. Menyusun rencana pelayanan kefarmasian berdasarkan pada diagnosa dan informasi
yang diperoleh dari tenaga kesehatan dan pasien/keluarga
8. Membuat catatan penggunaan obat pasien (Patient Medication Record) secara
sistematis dan kontiniu, akurat dan komprehensif
9. Melakukan monitoring penggunaan obat pasien secara terus menerus
10. Bertanggung jawab kepada pasien dan keluarganya terhadap pelayanan yang bermutu
melalui pendidikan, konseling dan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
11. Memelihara hubungan diantara anggota tim kesehatan untuk menjamin agar kegiatan
yang dilakukan anggota tim saling mendukung dan tidak tumpang tindih

2
12. Berpartisipasi dalam aktivitas penelitian untuk mengembangkan pengetahuan
pelayanan kefarmasian di rumah.

Jenis pelayanan kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh Apoteker meliputi:

1. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan pengobatan


2. Identifikasi kepatuhan dan kesepahaman terapeutik
3. Penyediaan obat dan/atau alat Kesehatan
4. Pendampingan pengelolaan obat dan/atau alat kesehatan di rumah, misal cara
pemakaian obat asma, penyimpanan insulin, dll
5. Evaluasi penggunaan alat bantu pengobatan dan penyelesaian masalah sehingga obat
dapat dimasukkan ke dalam tubuh secara optimal
6. Pendampingan pasien dalam penggunaan obat melalui infus/obat khusus
7. Konsultasi masalah obat
8. Konsultasi kesehatan secara umum
9. Dispensing khusus (misal: obat khusus, unit dose)
10. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat termasuk alat
kesehatan pendukung pengobatan
11. Pelayanan farmasi klinik lain yang diperlukan pasien
12. Dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah.

2.2 Hasil Review


Pada jurnal pengaruh home pharmacy care terhadap pengetahuan, kepatuhan, outcome
klinik dan kualitas hidup pasien hipertensi, Home Pharmacy care dilaksanakan dua kali
yaitu home pharmacy care pertama dilakukan setelah pretest pada bulan ke-0 minggu I-II
yang berupa edukasi dengan alat bantu leaflet yang memuat sepuluh point dan responden
diberi waktu untuk bertanya mengenai penyakit hipertensi dan terapinya. Home pharmacy
care kedua dilakukan pada bulan ke-1 minggu ke I-II satu bulan, yang berupa konseling ke
pasien yang dimulai dengan proses penggalian masalah pasien sampai pemberian solusi,
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman pasien mengenai materi yang telah diberikan
pada intervensi pertama, dan mengontrol kepatuhan minum obat responden. Home
pharmacy care menggunakan pedoman pelayanan kefarmasian di rumah (Depkes RI,
2008). Jumlah sampel yang dilibatkan adalah 78 responden yang terbagi menjadi kelompok
kontrol dan intervensi dengan mempertimbangkan tehnik matching. Alat Ukur yang di
dijadikan acuan yaitu

3
1. Tingkat pengetahuan, pada penelitian ini pengukuran tingkat pengetahuan
menggunakan kuesioner Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS).
2. Tingkat Kepatuhan Pengukuran tingkat kepatuhan menggunakan kuesioner An
Adherence Self Report Quisionare (ASRQ).
3. Kualitas Hidup Pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner short Form-36.
4. Analisis Statistik Data karakteristik pasien disajikan secara deskriktif dan dianalisis
menggunakan Chi Square atau Fisher’ exact.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, intervensi home pharmacy care dapat memperbaiki
semua aspek variabel yaitu meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kepatuhan minum
obat, menurunkan tekanan darah sistolik, menurunkan tekanan darah diastolik dan terjadi
peningkatan kualitas hidup.

Pada jurnal homecare apoteker sebagai sarana peningktanan pengetahuan masyarakat


desa segala anyar Lombok tengah, Pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah
(home care) oleh apoteker dapat memberikan pendidikan dan pemahaman lebih dalam
mengenai pengobatan, dan dapat memastikan bahwa pasien yang telah berada di rumah
menggunakan obat dengan benar, sehingga akan meningkatkan kepatuhan pada pasien.
Jenis pelayanan kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh apoteker yaitu meliputi
assessment permasalahan terapi, identifikasi kepatuhan dari pasien, pendampingan dalam
pengelolaan obat, konsultasi masalah obat, memonitor pelaksanaan, efektivitas dan
keamanan penggunaan obat serta dokumentasi pelayanan kefarmasian di rumah. Pemberian
home care dengan konseling dilaporkan dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada
pasien tentang penyakit yang diderita dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien serta
membantu meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan pasien.
Konseling yang dilakukan oleh apoteker membuat pasien mengerti akan penyakit yang
dideritanya. Kegiatan ini dilakukan dengan cara kunjungan langsung kepada pasien di
rumahnya. Kunjungan dilakukan di 30 rumah pasien. Pelaksanaan kegiatan ini diawali
dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dilakukan kunjungan ke pasien,
kemudian dilanjutkan dengan wawancara kepada pasien tentang sejauh mana pasien paham
akan penyakit yang dideritanya dan pengobatannya. Wawancara disertai dengan pengisisan
form pertanyaan kepada pasien yang berisi tentang pemahaman pasien akan penyakit yang
dideritanya dan pengobatan yang didapatkan olehnya.
Dari hasil wawancara dengan pasien mayoritas pasien menjawab tahu akan penyakit
dan pengobatannya. Artinya mayoritas pasien sudah mengerti tentang apa itu penyakit yang
4
diderita olehnya dan bagaimana cara pengobatan yang didapatkan oleh pasien sendiri. Ini
menggambarkan bahwa homecare sudah dilakukan secara rutin oleh apoteker setempat
memberikan hasil yang baik pada pemahaman pasien. Pemahaman pasien tentang obat dan
pengobatannya cukup baik dilihat dari hasil wawancara langsung dengan pasien dimana
jawaban pasien yang mengerti akan obat dan pengobatanya sebanyak 87 %.

Pada jurnal Pelayanan Kefarmasian di Rumah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Puskesmas Wilayah Kota Yogyakarta menyebutkan bahwa Apoteker puskesmas secara
langsung melakukan kunjungan untuk pelayanan kefarmasian. Kunjungan dilakukan
sebanyak 3 kali dengan jarak antar kunjungan 1 bulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perubahan tingkat pengetahuan, kepatuhan, kepuasan terapi dan kontrol
glikemik sebelum dan sesudah intervensi pelayanan kefarmasian yang dilakukan di rumah
pasien.
Pengaruh Pelayanan Kunjungan Kefarmasian terhadap Tingkat Pengetahuan yaitu
Penilaian tingkat pengetahuan dilakukan setiap kunjungan. Kunjungan dilakukan sebanyak
3 kali dengan jarak antar kunjungan 1 bulan. Berdasarkan hasil penilaian pengetahuan
partisipan tentang diabetes pada saat kunjungan pertama kali dilakukan, diketahui bahwa
terdapat lima partisipan yang mengakui sudah sering mendapatkan informasi tentang
penyakit diabetes, namun masih sulit untuk menerapkan sepenuhnya apa yang mereka
ketahui. Sebagian lainnya tidak mampu mengenali timbulnya gejala hipoglikemia sehingga
tidak mengetahui cara mengatasinya.
Pengaruh Pelayanan Kunjungan Kefarmasian terhadap Kepatuhan Pengobata Pada
kunjungan awal ke rumah pasien, secara umum masalah penggunaan obat yang diperoleh
adalah ketidakpatuhan pasien. Berdasarkan hasil penilaian (asesmen) yang dilakukan pada
setiap pasien menggunakan panduan pelayanan diketahui masalah masalah ketidakpatuhan
pada pasien disebabkan oleh faktor lupa, bosan, rasa tidak nyaman akibat timbulnya efek
samping dan ketakutan dengan penggunaan obat jangkan panjang yang akan berakibat pada
penyakit ginjal. Berdasarkan penggalian informasi diketahui terdapat pasien yang
mengambil tindakan sendiri dengan mengurangi dosis bahkan menghentikan pengobatan
tanpa berkonsultasi ke dokter puskesmas tempat pasien rutin kontrol setiap bulannya.
Tindakan atau bentuk intervensi yang dilakukan pada pasien jenis ini yaitu pemberian
edukasi dan konseling agar pasien memahami bahwa penggunaan obat atau peresepan obat
yang dilakukan oleh dokter sudah melalui pertimbangan tertentu sesuai kondisi pasien.
Bagi pasien yang mengalami kendala kepatuhan karena faktor lupa maka bentuk intervensi
5
yang bisa diberikan pada pasien yaitu dengan meminta pasien meletakkan obat ditempat
yang paling strategis dan mudah dijangkau seperti di dekat meja maka. Selain itu memberi
edukasi kepada keluarga pasien agar mendukung pasien untuk meminum obat secara
teratur, di dekat televisi atau di tempat pasien sering beraktifitas dengan tetap
memperhatikan cara penyimpanan obat yang benar.

6
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari rangkuman artikel-artikel tersebut, bahwa pelayanan kefarmasian di
rumah dapat memperbaiki semua aspek variabel yaitu meningkatkan pengetahuan,
meningkatkan kepatuhan minum obat, dan terjadi peningkatan kualitas hidup. Namun
penerapan pelayanan kefarmasian di rumah belum banyak terlaksana baik di rumah sakit,
apotek atau fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini di karenakan beberapa hal yaitu kurangnya
jumlah apoteker dan interaksi apoteker dengan pasien.
Pelayanan kefarmasian di rumah oleh apoteker diharapkan dapat memberikan
pemahaman tentang pengobatan dan memastikan bahwa pasien yang telah berada di rumah
dapat menggunakan obat dengan benar.

7
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan
Alat Kesehatan. 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy
Care). Departemen Kesehatan RI
Widyastuti, Sad., dkk. 2019. Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan,
Kepatuhan, Outcome Klinik dan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi. Majalah
Farmaseutik. 15(2). Hal : 105-112
Saptahadi, I., Pratiwi, R. (2022). HOMECARE APOTEKER SEBAGAI SARANA
PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA SEGALA ANYAR
LOMBOK TENGAH. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.1, No.9
Rasdianah Nur, dkk. 2019. Pengaruh Pelayanan Kefarmasian di Rumah pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Puskesmas Wilayah Kota Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

Anda mungkin juga menyukai