Anda di halaman 1dari 14

KASUS DIABETES MILITUS TIPE 2

DAN COVID-19

Dosen Pengampu : apt. Putu Rika Veryanti,S.Farm,M.Far-KLIN


Disusun Oleh :
Kelompok 1
• Friska Raulina S 19340274
• Astri H A Kardi 21340051
• Diana Karlina 21340052
• Hermila Nopianti 21340053
• Zikra Fajri Nurta 21340054
• Rizki Wulandari 21340055
Section Break
KASUS


DIABETES MILITUS TIPE 2 DAN COVID-19

Pria berusia 53 tahun masuk rumah sakit tanggal 7 november 2020


dengan keluha sesak, demam, batuk dan sakit kepala. Suhu tubuh 38 0C,

RR 22, nadi 107, TD 119/77, Saturasi oksigen 91%. Data kadar gula
darah sewaktu (dalam mg/dl):
7/11 8/11 9/11 10/11 11/11 12/11 13/11 14/11 15/11

337 306 315 194 320 340 235 302 237


448 436 352 231 237 267
332 245 293 212 245
Pasien didiagnosis COVID-19 derajat sedang dengan penyerta DM tipe 2.
Terapi yang diberikan selama dirawat adalah sebagai berikut :
CATATAN SOAP
01 02 Objektif

02
Pemeriksaan :
• Suhu tubuh 38 0C , Normalnya = 36-37 0C
Subjektif : • RR 22 , Normal dewasa = 12-20/menit
• nadi 107, dewasa-manula = 60-100/menit
keluhan sesak, • TD 119/77 ( 120/80mmHg )
demam, • Saturasi oksigen 91% (normal 98-99)
batuk dan • Kadar gula darah tidak stabil.
sakit kepala. • Kadar gula darah sewaktu ( GDS ) /
tanpa puasa < 200 mg/Dl.
• Gula darah puasa ( GDP ) < 126mg/dL
03 ASSASMENT CATATAN SOAP
. Medika
Problem Terapi DRP Keterangan
DM Tipe 2 Metformin tab 500 P1.2 Efek terapi Gula darah pasien masih belum stabil
mg (3x1) obat tidak optimal Covid 19 dapat mempengaruhi gula darah
sehingga perlu ditambahkan terapi lain untuk
Novorapid flexpen mengatasi DM pasien seperti terapi dengan DPP4
(2,5 u/jam) inhibitor atau GLP1 analogues yang aman
untuk pasien DM tipe 2 dengan covid 19 derajat
sedang yang dirawat di RS.

kortikosteroid Methylprednisolone P2.1 Kejadian obat Pemberian kortikosteroid beresiko meningkatkan


inj (2x62,5) yang merugikan kadar gula darah dan menurunkan imunitas
Pulmicort respules (mungkin) terjadi tubuh (imunosupresan)
(2x1)

Antivirus Oseltamivir P3.1 Pengobatan Oseltamivir digunakan untuk pasien dengan derajat
yang tidak diperlukan covid ringan, dan Jika dicurigai koinfeksi dengan
Influenza
C1.1 tidak tepat dengan
tatalaksana terapi
03 ASSASMENT CATATAN SOAP
.
Problem Medika Terapi DRP Keterangan
Hipertensi Valsartan 80 mg (1x1) P3.2 Pengobatan yang TD pasien 119/77.
Amlodipin 5 mg (1x1) tidak diperlukan TD normal tidak diperlukan
terapi hipertensi.
C1.3 Tidak ada indikasi
untuk obat

Imunitas • Sankorbin injeksi P2.1 Kejadian obat yang Penggunaan vit.c maksimal 2
(3x500) merugikan (mungkin) terjadi gram per hari
• Vit.C 500 mg (3x1)
C1.5 Duplikasi terapi
Mukolitik • Resfar 5 gr/12jam C1.5 Duplikasi terapi • Resfar da Nac sama-sama
• Nac 3x1 mengandung acetylcysteine.
• Ambroxol tab 30 mg C1.6 Terlalu banyak obat • Acectylcysteine dan
(3x1) yang diresepkan untuk satu ambroxol memiliki indikasi
indikasi yang sama yaitu sebagai
mukolitik.
04. PLAN
No Rekomendasi dan alasan Monitoring Target

1 Menghentikan terapi hipertensi (Valsartan dan Amlodipin) karena - -


tidak tepat indikasi (TD pasien normal)

2 Cukup menggunakan sankorbin injeksi (3x500) karena maksimal


konsumsi vit.c adalah 2 gram per hari. Dipilih sediaan injeksi
dibanding sediaan oral agar efek yang diberikan lebih cepat
dimana untuk pengobatan covid 19 dan juga sesuai dengan
pedoman tatalaksana covid 19

3 Diberikan Nac 200 mg (3x1) selain sebagain mukolitik, memiliki


sifat antioksidan yang bermanfaat untuk terapi covid 19.

4 Diberikan Methylprednisolone inj (2x62,5)


Karena merupakan antiinflamasi yang dianjurkan untuk terapi
covid 19. (Namun perlu dicatat bahwa penggunaan
kortikosteroid dapat beresiko meningkatkan gula darah sehingga
gula
darah pasien perlu dikontrol)
04. PLAN
No Rekomendasi dan alasan Monitoring Target
5 Terapi Metformin tab 500 mg (3x1) dan Novorapid flexpen (2,5 u/jam) KADAR
dilanjutkan GULA
Jika gula darah masih belum stabil, terapi dapat ditambahkan sitagliptin yang DARAH
merupakan DPP4 yang aman bagi pasien covid 19 derajat sedang. Dalam studi sewaktu
kasus-kontrol retrospektif dari Italia utara, pengobatan sitagliptin selama rawat
inap dikaitkan dengan penurunan angka kematian dan peningkatan hasil klinis
pada pasien tersebut. Pipeptidyl peptidase 4 (DPP4) inhibitor adalah salah satu
obat yang paling sering diresepkan tanpa efek samping yang serius. Terapi
inhibitor DPP4 telah terbukti netral dalam hal kejadian jantung merugikan utama
dalam uji coba hasil kardiovaskular sebelumnya 79,80. Oleh karena itu, inhibitor
DPP4 dapat direkomendasikan untuk digunakan pada sebagian besar pasien
dengan spektrum keparahan COVID-19 yang luas.
6 Melanjutkan penggunaan Zinc (1x1), vit.b comp, dan tride Vit.D5000 IU (1x1)
untuk meningkatkan imunitas tubuh.
7 Melanjutkan KSR tab untuk mengatasi hipokalemia karena pasien covid 19
dapat mengalami ketidakseimbangan elektrolit. Hipokalemia adalah gangguan
elektrolit yg berkaitan erat dengan komplikasi berat.
04. PLAN
No Rekomendasi dan alasan Monitoring Target
10 Melanjutkan Inviclot injeksi sebagai antikoagualan untuk mengatasi
komplikasi thrombosis pada covid 19
11 Melanjutkan penggunaan colchicine sebagai obat off-label dalam
penanganan covid 19
12 Mengganti penggunaan Oseltamivir dengan favipiravir karena - -
Oseltamivir hanya digunakan pada pasien covid dengan derajar ringan
13 Melanjutkan penggunaan Azithromicyn untuk penanganan infeksi pada
covid 19
14 Melanjutkan penggunaan Combivent untuk meredakan dan mencegah
munculnya gejala akibat penyempitan saluran pernapasan

15 Melanjutkan penggunaan laktulosa syr untuk mengatasi konstipasi


EVIDENCE BASED MEDICINE
Rekomendasi Evidence
Nac 200 mg (3x1) Pedoman Tatalaksana covid 19
sebagai mukolitik NAC), yang sering digunakan sebagai obat mukolitik, memiliki sifat antioksidan secara
langsung maupun secara tidak langsung melalui pelepasan gugus sistein sebagai
senyawa prekursor dalam proses sintesis glutation. Berbagai penelitian sebelumnya,
data awal penelitian terhadap COVID-19 dan ulasan patofisiologis mengarahkan
bahwa sifat antioksidan N-asetilsistein dapat bermanfaat sebagai terapi dan/atau
pencegahan
COVID-19.
Methylprednisolone Pedoman Tatalaksana covid 19
inj (2x62,5) Methylprednisolone dapat digunakan sebagai antinflamasi pada
pasien covid 19 dan menurut penelitian dapat mengurangi angka
kematian pada pasien covid 19.
Review article
Namun kortikosteroid dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga perlu
pemantauan terhadap kadar gula darah.
Jika gula darah Review article
masih belum stabil, Metformin, Insulin, DPP4 inhibitor dan GLP1 analogues merupakan terapi yang
EVIDENCE BASED MEDICINE
Rekomendasi Evidence
Mengganti penggunaan Pedoman Tatalaksana covid 19
Oseltamivir Penggunaan Oseltamivir digunakan pada pasien covid dengan derajan ringan
sedangkan pada pasien dengan derajat sedang digunakan favipiravit atau redemsivir
Melanjutkan Pedoman Tatalaksana covid 19
penggunaan colchicine Sebuah RCT dari Lopes dkk menilai pemberian colchicine sebagai terapi adjuvant
sebagai obat dalam pasien Covid 19 dibandingkan yang hanya mendapat terapi standar, penelitian
penanganan covid 19 menunjukkan pemberian obat ini dapat menurunkan kebutuhan penggunaan O2,
menurunkan lama rawat, dan menurunkan CRP. Saat ini colchicine sedang diselidiki
lebih lanjut dalam Recovery Trial melibatkan 18.000 pasien di Inggris .

Melanjutkan Pedoman Tatalaksana covid 19


penggunaan antibiotic Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5- 7 hari) atau sebagai alternatif
Azithromicyn, Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam
untuk penanganan per iv atau per oral (untuk 5-7 hari)
infeksi pada covid 19

Melanjutkan Review artikel


penggunaan Tindakan nebulisasi pada pasien rawat inap bisa menyebabkan penularan terutama
Combivent kepada perawat yang membantu tindakan tersebut, tapi bisa diperkecil dengan
MONITORING
Thank you

Anda mungkin juga menyukai