Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMASI KLINIK

STUDI KASUS GANGGUAN/PENYAKIT NEUROLOGI


DENGAN DIAGNOSIS UTAMA STROKE NON
HEMORRHAGIC, HEMIPARESTESIA KANAN, HIPERTENSI
EMERGENCY

DISUSUN OLEH:
KELAS C /KELOMPOK 20.1

ANGGOTA:
1. Muhammad Asrofi Faizin
19/444912/FA/12270
2. Muhammad Ridwan Faturohman
19/444913/FA/12271
3. Muhammad Surya Putranta
19/444914/FA/12272
4. Muhammad Zaky Mubarok
19/444915/FA/12273
5. Mutiara Syifa Rania
19/444916/FA/12274
6. Nabila Az-zahra Firdaus
19/444917/FA/12275

PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

DAFTAR ISI

I. LUARAN PRAKTIKUM 4

II. KASUS 4

III. ASESMEN DRUG-RELATED PROBLEMS (DRPs) 7

IV. PEMBAHASAN DRPs 10

VI. PEMBAHASAN PHARMACEUTICAL CARE PLAN 16

VII. PEMANTAUAN TERAPI 17

VIII. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI 21

IX. EVALUASI DAN FOLLOW-UP 26

X. KESIMPULAN 29

XI. DAFTAR PUSTAKA 30

XII. LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI 31

XIII. LAMPIRAN EVIDENCE-BASED MEDICINE 32

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

STUDI KASUS NEUROLOGI

DENGAN DIAGNOSIS UTAMA STROKE NON HEMORRHAGIC,

HEMIPARESTESIA KANAN, HIPERTENSI EMERGENCY

I. LUARAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Drug-Related Problems (DRPs) pada pasien

dengan gangguan/penyakit neurologi.

2. Mahasiswa mampu merencanakan care plan untuk menyelesaikan Drug-Related

Problems (DRPs) pada pasien dengan gangguan/penyakit neurologi.

3. Mahasiswa mampu merencanakan monitoring dan evaluasi terapi obat pada pasien

dengan gangguan/penyakit neurologi.

4. Mahasiswa mampu merencanakan edukasi dan informasi obat pada pasien dengan

gangguan/penyakit neurologi.

II. KASUS

Seorang pasien laki-laki berusia 64 tahun datang ke IGD Rumah Sakit (1 September

pukul 11.57) dengan kondisi

KU: kebas pada tangan kanan

RPS: pasien datang dengan keluhan kebas pada tangan kanan sejak 3HSMRS, kebas kaki

kanan+ bicara pelo+ pasien sulit bicara huruf R. pusing berputar- nyeri kepala- mual-

muntah- riw trauma-

Pandangan mata kiri kabur sudah lama, tdk pernah diperiksakan ke dokter

RPD: tidak tahu

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Vital sign monitoring:

Keadaan Umum sedang


Kesadaran CM
GCS/ PCS 15
Blood Pressure 214/120 mmHg
Kategori Nadi 122 Kuat/ Lemah/ Teratur/ Tidak Te
Respiration Rate 24 times/min
SpO2 100 %
Temperature 35.9 °C
Plan: captopril 25 mg Sublingual [IGD]

Konsul awal ke dokter SpS:

- CT scan kepala non kontras

- Cek lab paket ranap

- Cek Ro thorax

Advis dokter SpS [IGD]

- inj ranitidine 1 amp/12 jam

- loading miniaspi 320 mg lanjut 1x80 mg pagi

- clopidogrel 1x75 mg sore

- inj vit B12 1 amp/12 j

- as folat 2x1 mg

- Rawat unit stroke

- cek profil lipid besok pagi

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

- jika TD >210/110 lapor

Diagnosa awal di IGD:Stroke non Hemorrhagic, hemiparestesia kanan, hipertensi

emergency

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

III. ASESMEN DRUG-RELATED PROBLEMS (DRPs)

Masalah
Terapi S, O A
Medik
Stroke Terapi rawat S: Kebas pada tangan kanan selama 3 hari, kebas Pasien mengalami gejala stroke iskemik. Terapi akut yang dapat diberikan adalah

Non inap: kaki kanan, bicara pelo dan sulit bicara huruf R, pemberian aspirin dengan dosis 160-325 mg sekali sehari (DiPiro dkk., 2021).

Hemoragic nyeri kepala, mual-muntah, pandangan mata kiri Kombinasi asam folat dan vitamin B12 memberikan benefit klinis berdasarkan
miniaspi 320 mg
kabur riwayat trauma studi meta analisis dan mengurangi RR stroke sekunder (Lee dkk., 2010).

inj vit B12 1 O: Obat yang diberikan yaitu:

amp/12 jam Pernafasan 24x per menit - loading aspirin 320 mg

GCS/PCS = 15 - aspirin 80 mg
Obat rawat
- Asam folat 1 mg/12 jam
jalan:
- inj vit B12 1 amp/12 j

Asam folat 1

mg/12 jam

clopidogrel 1x75

mg

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Aspirin 80 mg

Hipertensi Obat Rawat Jalan: S: Terapi akut

pusing berputar-putar, Tekanan darah pasien masih sangat tinggi dan mencapai hipertensi emergency.
Amlodipin 5
O: Pasien memerlukan tambahan terapi obat (DRP 1). Pada kondisi akut diperlukan
mg/24 jam
Nadi: 122 kali / menit (Takikardia) administrasi antihipertensi untuk kondisi emergency Nicardipine hydrochloride
Tekanan darah: 214/120 mmHg (Hipertensi stage
Candesartan 8 mg/ 2) (DiPiro dkk., 2021),

24 jam Obat antihipertensi yang digunakan untuk rawat jalan kurang tepat sebagai

pencegahan sekunder stroke. Dalam terapi sekunder stroke dapat digunakan

diuretik tiazid atau kombinasi dari thiazide dan ACEi (DiPiro dkk., 2021).

Hiperlipid Atorvastatin 40 O: Hasil pemeriksaan LDL dan kolesterol total pasien berada pada batas tinggi. Perlu

emia mg/24 jam LDL: 152 mg/dL mencapai nilai optimal yaitu < 100 mg/dL. Target penurunan LDL pasien ≥ 50

HDL: 46 mg/dL mg/dL maka dosis penggunaan Atorvastatin yaitu 40-80 mg/hari. Lalu, pemberian

Kolesterol total: 209 mg/dL atorvastatin 80 mg 1x sehari terbukti dapat menurunkan risiko stroke berulang

Trigliserida : 87 mg/dL

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

sebanyak 16% dan kejadian koroner 42% pada pasien tanpa riwayat jantung

(DiPiro dkk., 2021).

Gangguan Obat Rawat Inap S:- pemberian terapi menggunakan ranitidine dirasa kurang tepat karena tidak ada

Gastrointe Ranitidine injeksi O: - indikasi yang menyebabkan pasien membutuhkan inhibitor produksi asam

stinal 25 mg/ml lambung. DRP 2

Hemipares - S: Kebas pada tangan kanan selama 3 hari, kebas Dilakukan Pemberian terapi non farmakologi berupa fisioterapi berdasarkan tingkat

tesia kanan kaki kanan keparahan untuk mengembalikan kemampuan fisik pasien (Paci M, 2003)

O:

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

IV. PEMBAHASAN DRPs

Kasus ini membahas tentang seorang pria berusia 64 tahun yang datang ke rumah
sakit karena mengalami stroke non hemoragic. Pasien datang dengan keluhan kebas pada
tangan kanan sejak 3HSMRS, kebas kaki kanan, bicara pelo, pasien sulit bicara huruf R,
pusing berputar-putar, nyeri kepala, mual-muntah, dan riwayat traum. Dari gejala ini
pasien didiagnosa mengalami Hemorrhagic, hemiparestesia kanan, dan hipertensi
emergency. Pasien telah diberikan beberapa obat untuk mengatasi gejala akut dan rawat
jalan.
Beberapa obat telah diberikan untuk mengatasi stroke yang dialami pasien.
Tujuan dari pengobatan yang diberikan adalah untuk mencegah cedera neurologis dan
mencegah kejadian stroke selanjutnya. Obat yang diberikan adalah Aspirin untuk loading
320 mg dan 80 mg setiap pagi setelah pemberian loading. Hal ini telah sesuai karena
untuk pasien stroke akut perlu pemberian 160-325 mg dan pencegahan kejadian sekunder
dengan aspirin 80 mg (DiPriro dkk., 2021). Pemberian asam folat dan injeksi vitamin B
12 dapat mengurangi resiko kejadian stroke berdasarkan studi meta analisis (Lee dkk.,
2010). Pada pengobatan rawat jalan, pasien belum diberikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya pengumpalan darah. Pasien mengalami DRP 1 yaitu pasien memerlukan
tambahan terapi obat.
Pasien memiliki tekanan darah yang tinggi yaitu 214/120 mmHg. Terlihat bahwa
pasien mengalami kondisi hipertensi yang emergency namun belum diberikan agen
hipertensi untuk mengatasi kondisi emergency. Pasien mengalami DRP 3 yaitu ada obat
yang lebih tepat. Obat yang dapat dipilih adalah Nicardipine hydrochloride (DiPiro dkk.,
2021). Obat antihipertensi yang diberikan adalah candesartan dan amlodipin. Pemilihan
obat antihipertensi untuk pengobatan rawat jalan juga tidak tepat karena berdasarkan
panduan obat yang tepat untuk mencegah terjadinya stroke sekunder adalah golongan
tiazid dan ACEi (DiPiro dkk., 2021). Pada kasus ini pasien mengalami DRP 3 yaitu ada
obat yang lebih efektif.
Selain permasalahan terkait tekanan darah, pasien juga memiliki kadar kolesterol
dan LDL yang sedikit lebih tinggi di atas batas normal. Permaslahan terkait kadar
kolesterol berlebih ini perlu diberikan terapi untuk menurunkan kadar LDL dengan target
<100 mg/dL. Target penurunan kadar LDL yang ditujukan bagi pasien lebih dari 50
mg/dL, sehingga dapat diberikan terapi dengan menaikkan dosis atorvastatin menjadi

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

dosis terapi 80 mg/hari. Selain itu, pemberian atorvastatin 80 mg/hari dapat menurunkan
risiko stroke berulang sebanyak 16% dan kejadian koroner 42% pada pasien tanpa
riwayat jantung (DiPiro dkk., 2021).
Pasien juga diresepkan oleh dokter untuk diberikan ranitidin. Ranitidin
merupakan golongan obat yang dapat mengobati tukak lambung dan mengatasi nyeri
pada lambung dengan cara menghambat sekresi asam lambung (Lexi.com). Pada
penilaian lab maupun hasil anamnesis pada pasien, tidak adanya bukti atau tanda bahwa
pasien memiliki permasalahan terkait gastrointestinal atau lambungnya. Maka dari itu,
terdapat permasalahan terkait penggunaan obat ranitidine ini karena adanya penggunaan
obat tanpa indikasi.

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Atorvastatin 40 mg/ 24 jam

Amlodipin 5 mg/ 24 jam

Asam folat 1 mg/ 12 jam

Candesartan 8 mg/ 24 jam

Advis dokter SpS [IGD]

- inj ranitidine 1 amp/12 jam

- loading miniaspi 320 mg lanjut 1x80 mg pagi

- clopidogrel 1x75 mg sore

- inj vit B12 1 amp/12 j

- as folat 2x1 mg

- Rawat unit stroke

- cek profil lipid besok pagi

- jika TD >210/110 lapor

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

V. RENCANA ASUHAN KEFARMASIAN ( PHARMACEUTICAL CARE PLAN)

Masalah Medik A P
Stroke Non - Pasien mengalami gejala stroke iskemik. Terapi - Diberikan kepada pasien aspirin 320 mg untuk

Hemoragic akut yang dapat diberikan adalah pemberian rawat inap.

aspirin dengan dosis 160-325 mg sekali sehari - Diberikan kepada pasien asam folat dan vitamin

(DiPiro dkk., 2021). B12 sebagai terapi rawat inap dan rawat jalan.

- Kombinasi asam folat dan vitamin B12 - Melakukan pemantauan pada terapi antiplatelet

memberikan benefit klinis berdasarkan studi yang diberikan untuk melihat risiko efek

meta analisis dan mengurangi RR stroke samping perdarahan.

sekunder (Lee dkk., 2010). - Melanjutkan terapi asam folat dan b12 untuk

- Untuk mencegah serangan sekunder perlu hemiparesthesia yang timbul.

penambahan aspirin (DiPiro dkk., 2021.)

- Terapi direkomendasikan:

Penambahan aspirin 80 mg untuk terapi rawat

jalan

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Hipertensi - Terapi akut Memberikan rekomendasi obat kepada dokter meliputi:

Tekanan darah pasien masih sangat tinggi. - Terapi akut: Nicardipine Hydrochloride

Pasien mengalami DRP 3 yaitu ada obat yang - Obat rawat jalan:

lebih tepat. Obat yang dapat dipilih adalah 1. Hydrochlorothiazide 12.5 mg 1x sehari

Nicardipine hydrochloride. Pada kondisi akut 2. Captopril 12.5 mg 2x sehari

diperlukan administrasi antihipertensi kerja

cepat untuk menurunkan tekanan darah (DiPiro

dkk., 2021).

- Obat antihipertensi yang digunakan untuk

rawat jalan kurang tepat sebagai pencegahan

sekunder stroke. Dalam terapi sekunder stroke

dapat digunakan diuretik tiazid atau kombinasi

dari thiazide dan ACEi (DiPiro dkk., 2021).

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Hiperlipidemia - Hasil pemeriksaan LDL dan kolesterol total - Memberikan rekomendasi obat kepada dokter

pasien berada pada batas tinggi. Perlu mencapai meliputi:

nilai optimal yaitu < 100 mg/dL. Target Obat rawat jalan: Diberikan Terapi Atorvastatin 80 mg

penurunan LDL pasien ≥ 50 mg/dL maka dosis 1x sehari

penggunaan Atorvastatin yaitu 40-80 mg/hari.

- Pemberian atorvastatin 80 mg 1x sehari terbukti

dapat menurunkan risiko stroke berulang

sebanyak 16% dan kejadian koroner 42% pada

pasien tanpa riwayat jantung (DiPiro dkk.,

2021).

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

VI. PEMBAHASAN PHARMACEUTICAL CARE PLAN

Pemeriksaan klinik, fisik dan laboratorium menunjukkan bahwa pasien

mengalami masalah kesehatan yaitu stroke non Hemorrhagic, hemiparestesia kanan, dan

hipertensi emergency. Pasien perlu mendapatkan rencana terapi yang sesuai dengan

tujuan mengembalikan fungsi tubuh, mencegah stroke sekunder, mengembalikan tekanan

darah menjadi normal, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Rencana asuhan

kefarmasian dilakukan dengan memberikan rekomendasi kepada dokter untuk melakukan

penggantian obat, perubahan dosis, maupun edukasi non farmakologi pada pasien serta

pemberian KIE.

Pasien telah mendapatkan obat antihipertensi pada terapi sebelumnya. Namun,

tekanan darah pasien belum mencapai target penggunaan antihipertensi. Target terapi

pada pasien hipertensi dengan stroke adalah <130/80 mmHg (ISH, 2020). Tekanan darah

pasien pada pengobatan sebelumnya masih jauh di atas nilai tersebut. Untuk itu,

dilakukan penyesuaian dosis dan penambahan obat untuk terapi rawat jalannya. Pasien

diberikan Captopril 25 mg satu kali sehari pada terapi rawat inap. Seharusnya, terdapat

obat hipertensi yang lebih tepat untuk kondisi akut yaitu Nicardipine Hydrochloride.

Selain itu, pasien masih mengalami tekanan darah yang tinggi sehingga diberikan terapi

kombinasi ACEI dengan tiazid untuk rawat jalan. ACEI dan tiazid juga terbukti dapat

menurunkan risiko kekambuhan stroke (DiPiro dkk., 2021). Sehingga, untuk terapi rawat

jalan diberikan Captopril 12.5 mg diminum dua kali sehari dan Hydrochlorotiazide 12.5

mg satu kali sehari.

Pada kondisi stroke non hemoragik pasien direkomendasikan untuk diberikan

antiplatelet aspirin 80 mg dan clopidogrel 75 mg. Rencana asuhan ini mengacu pada

BNF tahun 2022 yaitu pasien dengan stroke iskemik harus menerima aspirin selama 2

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

minggu kemudian dimonitoring dan selanjutnya dipertimbangkan pengobatan dengan

antikoagulan. Digunakannya kombinasi aspirin-clopidogrel karena bukti literatur yang

menunjukkan kombinasi antiplatelet tersebut lebih efektif daripada penggunaan aspirin

secara tunggal untuk mengurangi stroke iskemik berulang, mengurangi kecacatan

fungsional, meningkatkan kualitas hidup, dan memperbaiki kerusakan neurologis.

Namun, pemantauan efek samping terjadinya pendarahan sangat penting dilakukan.

Selain itu, pemberian asam folat dan vitamin B12 pada rencana asuhan digunakan untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengatasi hemiparestesia yang dialami pasien.

Dari hasil laboratorium pasien diketahui memiliki profil lipid LDL dan kolesterol

total yang tinggi, oleh karena itu dalam rencana asuhan kefarmasian pengobatan dengan

atorvastatin dosis 80 mg tetap dilanjutkan agar tercapai nilai LDL optimal yaitu < 100

mg/dL.

VII. PEMANTAUAN TERAPI

Parameter efektivitas Parameter efek samping


Obat
Kondisi klinik TTV dan lab Kondisi klinik TTV dan lab
Atorvastatin 40 - Penurunan - Monitoring Rhabdomyolysis - Monitoring

mg/24 jam kadar profil lipid , miopati, Liver Function

(puasa dan sakit kepala Test (LFT).


kolesterol dan
non-puasa). (3-17%), nyeri - Monitoring
LDL.
- Monitoring dada (2-10%), tanda dan
- Penurunan
kadar pusing gejala miopati
kekambuhan
kolesterol dan (2-10%), rasa atau
stroke.
LDL nyeri di perut rhabdomyolysis.

pasien. (MIMS, 2022)

(MIMS, 2022)

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

(>4%), diare

(>4%),

konstipasi

(>3%) (APA,

2009).

Hydrochlorothi -Penurunan - Monitoring ketidakseimban - Kadar

azide 12.5 tekanan darah. tekanan gan elektrolit elektrolit

mg/24 jam - Penurunan darah secara (hipokalemia, serum (Na, K),

kekambuhan rutin. hiponatremia tekanan darah,

stroke. Target tekanan dan BUN, tes

darah hipokloremik fungsi ginjal,

yaitu 130/80 alkalosis, dan cleareance

mmHg hiperkalsemia, kreatinin

(ISH, 2020). hipomagnesem (MIMS, 2022).

ia), reaksi

hipersensitivita

s, penurunan

nafsu makan,

iritasi lambung,

gangguan

penglihatan

sementara,

gangguan

ginjal, nefritis

interstisial,

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

lemas,

hipotensi

postural,

kardiak

aritmia,

gangguan tidur

dan depresi

(MIMS, 2022;

PIONAS,

2022).

Captopril 12.5 -Penurunan - Monitoring Hipotensi, - Tekana

mg/12 jam tekanan darah. tekanan angioedema n darah

- Penurunan darah secara usus atau - Fungsi

kekambuhan rutin. perifer, batuk ginjal,

stroke. Target tekanan tidak produktif serum

darah dan persisten, kreatin

yaitu 130/80 proteinuria, in

mmHg neutropenia,

(ISH, 2020). agranulositosis,

trombositopeni

a, gangguan

atau gagal

ginjal, dan

hiperkalemia

(MIMS, 2022).

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Asam folat 1 Penurunan Monitoring Flushing Monitoring

mg/12 jam risiko kekambuhan (merah dan efek samping

kerusakan pada stroke. rasa

otak, perbaikan panas pada

gejala kulit), malaise,

hemiparestesia. (rasa tidak

enak badan dan

lelah), mual,

anorexia

(MIMS,

2022).

Vitamin B12 Penurunan Monitoring Demam, gatal - Serum

risiko kekambuhan atau ruam, elektro

kerusakan stroke. kesemutan atau lit

pada otak, mati rasa pada - Monito

perbaikan sendi, sesak ring

gejala napas, efek

hemiparestesia. penambahan sampin

berat badan g

yang cepat,

polisitemia,

hipokalemia

(NCBI, 2022).

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Clopidogrel 75 Perbaikan Monitoring Dispepsia, - Monito

mg/24 jam gejala stroke, kondisi pasien. nyeri perut, ring

penurunan diare, efek

kekambuhan perdarahan, sampin

stroke. hipersensitivita g,

s utaman

ya

pendar

ahan

Aspirin 160 - Sebagai - Monitoring Pendarahan, - Monitoring

mg/24 jam pencegahan kekambuhan dispepsia, rasa perdarahan.

stroke perih pada perut,


sekunder
mual,
kekambuhan
pusing, tinnitus
stroke
(MIMS,
- Mengurangi
2022).
risiko

kematian dan

kecacatan

jangka panjang

VIII. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI

Terapi Farmakologis

1. Atorvastatin 40 mg

- merupakan golongan obat penurun kolesterol total dan LDL yang dapat

mencegah terjadinya stroke berkelanjutan

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

- penggunaan: 40 mg, 1x sehari. dapat dikonsumsi sebelum maupun

setelah makan.

- ESO:

● insomnia

● angio edema

● anoreksia

● pruritus

● ruam

● impoten

● sakit dada

● hipo dan hiperglikemik

● trombositopenia

(PIONAS, 2015)

2. Kaptopril 12,5 mg

- merupakan obat golongan ACE inhibitor yang diindikasikan untuk

hipertensi. obat ini dapat menurunkan tekanan darah

- dosis dan penggunaan: 12,5 mg, 2x sehari.dikonsumsi saat perut

kosong/sebelum makan

- ESO:

● hipotensi

● sakit kepala

● mual dan muntah

● diare

● konstipasi

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

● nyeri perut

● reaksi hipersensitivitas

(PIONAS, 2015)

3. Hidroklorotiazid 12,5mg

- merupakan obat golongan diuretik tiazid yang diindikasikan untuk

hipertensi. obat ini dapat menurunkan tekanan darah

- penggunaan: 12,5 mg, 1x sehari. setelah makan

- ESO:

● anoreksia

● iritasi lambung

● diare

● konstipasi

● nyeri perut

● sakit kepala

4. Klopidogrel 75mg

- merupakan obat golongan antiplatelet yang diindikasikan untuk

aterosklerosis dan/atau stroke. obat ini bekerja dengan mencegah

trombosit untuk membentuk gumpalan

- penggunaan: 75 mg, 1x sehari. dikonsumsi sebelum atau setelah makan

- ESO:

● Dispepsia

● nyeri perut

● diare

● perdarahan

● mual dan muntah

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

● gastritis

● sakit kepala

● gangguan darah

● reaksi hipersensitivitas

(PIONAS, 2015)

5. Aspirin 80mg

- merupakan obat golongan antiplatelet yang diindikasikan untuk stroke.

obat ini dapat bekerja dengan mencegah terbentuknya gumpalan darag

- penggunaan: 80mg, 1x sehari.

- ESO:

● bronkospasme

● perdarahan saluran cerna

● perdarahan lain

(PIONAS, 2015)

6. Asam Folat 1mg

- merupakan komponen vitamin B yang bekerja dengan menurunkan kadar

homosistein

- penggunaan: 1 mg, 2x sehari

- ESO:

● Gangguan GI

● Kembung

● mual dan muntah

● reaksi alergi

(PIONAS, 2015)

7. Vitamin B12

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

- merupakan suplemen vitamin untuk menurunkan kadar homosistein

- penggunaan: 50 mcg, 1x sehari

- ESO:

● mual

● nyeri lambung

● diare

● gatal dan ruam

DIALOG KOMUNIKASI APOTEKER DENGAN DOKTER

Keterangan:

A: Apoteker

D: Dokter

A : Selamat pagi, saya Apoteker Surya yang bertugas pada Instalasi Farmasi RSA
UGM. Apakah betul ini dr. Rara?

D : Oh iya benar saya, ada apa?

A : Maaf mengganggu waktunya, Dok. Apa benar pasien dengan nama Tn. A di
IGD Rumah Sakit tanggal 1 September pukul 11.57 yang berusia 64 tahun
dengan diagnosis Stroke non Hemorrhagic, hemiparestesia kanan, hipertensi
emergency adalah pasien dokter?

D : betul itu pasien saya, kenapa Pak?

A : Begini, Dok. Mengenai resep rawat jalan untuk pasien Tn. A ada beberapa
hal yang ingin saya konfirmasikan. Apakah boleh meminta waktunya
sebentar dok?

D : Oh Iya boleh, Pak. Silakan, apakah ada masalah?

A : Sebelumnya izin konfirmasi terlebih dahulu, Dok. Apakah benar untuk pasien
Tn. A dokter meresepkan obat pulang Atorvastatin 40 mg/ 24 jam, Amlodipin
5 mg/ 24 jam, Asam folat 1 mg/ 12 jam, Candesartan 8 mg/ 24 jam ya dok?

D : Sebentar saya cek terlebih dahulu

(dokter mengecek resep terlebih dahulu)

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

D : Oh Iya Pak, benar saya meresepkan obat tersebut. Apakah ada permasalahan
ya pak?

A : Baik, jadi Dok izin mengkonfirmasi untuk kondisi yang Stroke Non
Hemoragic, apakah perlu diberikan antiplatelet untuk obat rawat jalannya ya
dok?

D : Oh iya pak, ditambah aspirin 80 mg kalau begitu ya.

A : Aspirin saja atau Perlu Ditambah Obat lain ya dok? Karena saya menemukan
literatur yang mendukung penggunaan kombinasi aspirin dan clopidogrel
pada tatalaksana stroke.

D : Begitu ya, Baik kalau begitu kita gunakan kombinasi aspirin dan clopidogrel
saja pak. Ada lagi?

A : Lalu untuk kondisi hipertensi dok, saya memiliki literatur yang menyebutkan
adanya interaksi antara clopidogrel dengan amlodipin dimana amlodipine
dapat menurunkan efek antiplatelet dari clopidogrel, apakah tetap digunakan
saja atau bagaimana ya dok?

D : Oh begitu, diganti saja kalau begitu pak, kalau dari anda sendiri ada
rekomendasi apa ya untuk penggantinya?

A : Kalau rekomendasi dari saya mungkin bisa digunakan Captopril dan


Hidroklorotiazid Jika berdasarkan tataLaksana Dari Dipiro dok.

D : Baik diganti itu saja, Pak. APakah Ada Lagi?

A : Sudah, Dok. Itu saja, Terima kasih dok atas konfirmasinya maaf mengganggu
waktunya. Selamat Sore

D : Iya, Pak. Sama-sama. Selamat Sore

IX. EVALUASI DAN FOLLOW-UP

Evaluasi (frekuensi/periode evaluasi dan target terapi sesuai indikasi dari tiap obat.)

Secara umum bagi pasien stroke akut perlu dilakukan pemantauan pasien secara

intensif untuk perburukan neurologis (kekambuhan atau ekstensi), komplikasi

(tromboemboli, infeksi), dan efek pengobatan yang merugikan (DiPiro et al., 2012).

1. Aspirin dan Clopidogrel

Aspirin dan Clopidogrel merupakan antiplatelet yang digunakan untuk

mencegah kekambuhan stroke. Menurut BNF tahun 2022, pasien dengan stroke

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

iskemik harus menerima aspirin selama 2 minggu kemudian dimonitoring dan

selanjutnya dipertimbangkan pengobatan dengan antikoagulan. Lalu,

penggunaan kombinasi aspirin-clopidogrel dinilai lebih efektif daripada

penggunaan aspirin secara tunggal untuk mengurangi stroke iskemik berulang,

mengurangi kecacatan fungsional, meningkatkan kualitas hidup, dan

memperbaiki kerusakan neurologis (Salwa et al, 2021). Efek samping yang dapat

ditimbulkan dari penggunaan aspirin adalah perdarahan dan biasanya ditandai

dengan gejala sakit perut yang parah dan munculnya feses yang berwarna hitam

(DiPiro et al, 2012).

2. Atorvastatin

Penggunaan atorvastatin bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol

total dan LDL. Monitoring dilakukan untuk melihat efektivitas obat yang ditandai

dari turunnya kadar kolesterol dan LDL pasien dan melihat adanya komplikasi

seperti peningkatan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan

creatinine phosphokinase (CPK). Pemantauan pertama dimulai setelah 6-12

minggu penggunaan. Apabila target LDL belum tercapai, pemantauan selanjutnya

dilakukan setiap 6 bulan hingga target tercapai (PERKI, 2011). Pada pasien yang

profil lipidnya menunjukkan hasil yang baik (LDL < 100 mg/dL; HDL > 50

mg/dL; trigliserida < 150 mg/dL), pemantauan dapat dilakukan setiap 2 tahun

sekali (PERKENI, 2019). Penggunaan atorvastatin dapat menghambat

penyerapan asam folat pada gastrointestinal sehingga disarankan untuk mengecek

profil darah selama penggunaan atorvastatin.

3. Asam Folat dan Vitamin B12

Pada pasien stroke iskemik akut terjadi hiperhomosisteinemia, kondisi ini

dapat memperburuk luaran terapi karena bersifat neurotoksik. Asam folat sebagai

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

salah satu pilihan terapi dapat menurunkan kadar homosistein sebesar 20-25%.

Vitamin B12 juga mampu membantu menurunkan kadar homosistein. Kombinasi

asam folat dan vitamin B12 dapat meningkatkan kualitas hidup. Monitoring yang

dilakukan pada penggunaan asam folat dan vitamin B12 adalah kambuh atau

tidaknya kejadian stroke. Pengukuran kemampuan fungsional pasien stroke dapat

dinilai menggunakan Indeks Barthel dinilai dari 10 aktivitas sehari-hari yang

dinilai menggunakan poin. Interpretasi hasil penilaiannya adalah sebagai berikut:

Nilai 0-20 ketergantungan penuh, Nilai 21-61 ketergantungan berat, Nilai 62-90

ketergantungan moderat, Nilai 91-99 ketergantungan ringan, Nilai 100 mandiri.

4. Captopril dan Hidroklorotiazid

Captopril dan Hidroklorotiazid digunakan untuk menurunkan tekanan

darah pasien. Kombinasi ACEI dan tiazid telah terbukti efektif menurunkan

tekanan darah pada pasien stroke dengan tekanan darah tinggi (DiPiro et al,

2017). Target terapi untuk pasien dengan stroke akut menurut BNF tahun 2022

adalah < 130/80 mmHg. Monitoring dilakukan untuk melihat efektivitas terapi

yang dilakukan mulai dari 1-2 minggu setelah terapi awal dan dilanjutkan

seterusnya. Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap 2-4 pekan setelah

pemberian terapi untuk mengukur apakah tekanan darah sudah mencapai target

atau belum. Jika tekanan darah sudah mencapai target terapi, pemantauan

dilakukan setiap 3-6 bulan.

Follow up (apa yang harus dilakukan) apabila:

1. Obat efektif / mencapai target terapi

a. Stroke non Hemoragik dan hemiparesis bagian kanan

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Terapi dikatakan efektif / mencapai target apabila tidak terjadi komplikasi,

progres terapi meningkat, dan tidak terjadi kekambuhan (DiPiro et al, 2014).

b. Hipertensi

Terapi dikatakan efektif / mencapai target apabila tekanan darah <130/90 mmHg

dan melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin setiap 3-6 bulan sekali

(ISH, 2020).

c. Hiperlipidemia

Terapi dikatakan efektif / mencapai target apabila LDL < 100 mg/dL. Apabila

telah mencapai target, terapi obat dihentikan dan dilanjutkan dengan terapi non

farmakologi dengan menjaga pola hidup sehat (Di Piro, 2014).

2. Obat tidak efektif / tidak mencapai target terapi

Setelah dilakukan terapi dengan menggunakan obat namun terapi tidak efektif

maka dapat dilakukan evaluasi baik yang berasal dari kepatuhan pasien, kesesuaian dosis

dan cara pakai atau penggunaan obat pasien. Apabila ditemukan belum efektifnya

pengobatan bukan karena hal tersebut, maka dapat dilakukan penyesuaian dosis hingga

penggantian obat dengan pertimbangan dokter dan memperhatikan dosis pasien.

a. Hipertensi

Apabila masih belum terkontrol tekanan darah pasien, dilakukan penambahan

terapi berupa captopril 25 mg sublingual untuk terapi akut serta untuk rawat jalan

digunakan hydrochlorothiazide 12.5 mg 1x sehari dan captopril 12.5 mg 2x

sehari. Dapat juga dilakukan pengombinasian obat dengan pertimbangan dokter

dan kondisi ginjal pasien. Dilakukan pemantauan setiap 2 - 4 minggu, hingga

tercapai target. Dilakukan kontrol setiap 3 - 6 bulan (PERHI, 2019).

b. Stroke non Hemoragik dan hemiparesis bagian kanan

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Apabila masih belum mencapai target terapi dari stroke dan hemiparesis,

diberikan rekomendasi untuk meningkatkan dosis aspirin menjadi 160 - 325

mg/hari. Selain itu, dapat juga diberikan pertimbangan untuk penggunaan

antikoagulan kepada pasien. Kadar vitamin B12 juga perlu dijaga dan dilanjutkan

penggunaan asam folat untuk menurunkan resiko stroker (Di Piro, 2014).

c. Hiperlipidemia

Apabila masih belum mencapai target terapi dari hiperlipidemia, dapat

ditingkatkan dosis atorvastatin hingga 40 mg/hari sebagai dosis awal, kemudian

disesuaikan kembali dengan respon terapi setiap 2 - 4 minggu (Di Piro, 2014).

X. KESIMPULAN

1. Ditemukan DRP 2 yaitu obat yang tidak perlu (ranitidin injeksi yang digunakan

untuk menghambat produksi asam lambung sedangkan tidak setiap hari pasien

mengeluhkan adanya nyeri perut).

2. Ditemukan DRP 1 yaitu kondisi yang belum diterapi (stroke non hemoragik

pasien yang belum diberikan terapi) sehingga ditambahkan antiplatelet berupa

aspirin 160 - 325 mg.

3. Ditemukan DRP 1 yaitu kondisi dengan penambahan terapi (hipertensi) sehingga

ditambahkan terapi captopril 25 mg Sublingual untuk obat akut dan terapi rawat

jalan berupa hydrochlorothiazide 12.5 mg 1x sehari dan captopril 12.5 mg 2x

sehari.

4. Rekomendasi terapi yang diberikan dengan meminta pertimbangan dokter untuk

menaikkan dosis atorvastatin dari 40 mg menjadi 80 mg dan menambahkan

antiplatelet berupa aspirin 160 mg 1 kali sehari. Digunakan asam folat 1 mg per

12 jam, captopril 25 mg sublingual untuk terapi akut serta untuk rawat jalan

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

digunakan Hydrochlorothiazide 12.5 mg 1x sehari dan Captopril 12.5 mg 2x

sehari.

XI. DAFTAR PUSTAKA

DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Ellingrod, V.L., DiPrio, C.V., 2021,

Pharmacotherapy Handbook, edisi ke-11, Mcgraw Hill education, New York.

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G. dan Posey, L. M.,

2014, Pharmacotherapy: a Pathophysiologic Approach, 9th edition, Mcgraw Hill

education, New York.

ISH, 2020, International Society of Hypertension Global Hypertension Practice

Guideline, American Heart Association, DOI:

10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.15026, diakses pada tanggal 3 September

2022.

Lee M., Hong K.S., Chang S.C., Saver J.L., 2010, Efficacy of homocysteine-lowering

therapy with folic Acid in stroke prevention: a meta-analysis, Stroke, 2010

Jun;41(6):1205-12. doi: 10.1161/STROKEAHA.109.573410. Epub 2010 Apr 22.

PMID: 20413740; PMCID: PMC2909661.

Paci, M. (2003). Physiotherapy based on the Bobath concept for adults with post-stroke

hemiplegia: a review of effectiveness studies. Journal of rehabilitation medicine,

35(1), 2-7.

PERHI, 2019, Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019, Perhimpunan Dokter

Hipertensi Indonesia, Jakarta.

XII. LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI

1. Pada regimen obat, digunakan clopidogrel dan aspirin. kedua obat tersebut

merupakan anti platelet kenapa teman teman memilih kombinasi clopidogrel dan

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

aspirin, tidak menggunakan salah satu saja (Janice Emanuella)

Penggunaan kombinasi aspirin-clopidogrel dinilai lebih efektif daripada

penggunaan aspirin secara tunggal untuk mengurangi stroke iskemik berulang,

mengurangi kecacatan fungsional, meningkatkan kualitas hidup, dan

memperbaiki kerusakan neurologis (Salwa et al, 2021)

https://www.ahajournals.org/doi/epub/10.1161/STROKEAHA.118.023978

2. Mengapa dosis atorvastatin ditingkatkan dari 40 mg menjadi 80 mg? padahal

kadar LDL dan kolesterol total masih dalam batas tinggi (Muhammad Masyis)

Hasil pemeriksaan LDL dan kolesterol total pasien berada pada batas tinggi.

Untuk kadar LDLnya perlu mencapai nilai optimal yaitu < 100 mg/dL dan

kolesterol total <200 mg/dL. Karena LDL pasien terakhir adalah 159 mg/dL

maka untuk mencapai nilai optimal harus diturunkan ≥50 mg/dL. Untuk target

penurunan LDL pasien ≥ 50 mg/dL maka dosis penggunaan Atorvastatin yaitu

40-80 mg/hari. Lalu, pemberian atorvastatin 80 mg 1x sehari terbukti dapat

menurunkan risiko stroke berulang sebanyak 16% dan kejadian koroner 42%

pada pasien tanpa riwayat jantung (DiPiro dkk., 2021). Sehingga kelompok kami

sepakat untuk memberikan atorvastatin dengan dosis 80 mg yang diminum 1x

sehari

XIII. LAMPIRAN EVIDENCE-BASED MEDICINE

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK


DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

***

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK

Anda mungkin juga menyukai