Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAKTEK FARMASI PRAKTIS III

EFEK SAMPING OBAT “KASUS 1”

DosenPengampuh :

Avianti Eka Dewi Aditya P., M.Sc., Apt.

Carolina Eka Waty, S. Farm., M.Sc., Apt.

NamaAnggota :

SEPTIANI DEVI S 23175271A


LUTVI SETIA P 23175272A
ATIKA CAHYA P 23175273A
EVA FITRIANA 23175274A
APRILIA SHINTA A 23175275A
ULFA LUTHFIYYANA 23175276A

UNIVERSITAS SETIA BUDI


SURAKARTA
2020

1. Tuan PR (69 th) seorang pensiunan guru sekolah datang ke IGD dengan keluhan utama
berupa kedua kaki bengkak, pusing, nyeri kepala, dan mual-muntah sejak kemarin. Tuan
PR juga mengeluhkan nyeri lutut sudah lebih dari sebulan. Pada saat kedatangan di
rumah sakit, hasil pemeriksaan TTV dan lab menunjukkan TD 140/90 mmHg, nadi 75
x/menit, respirasi 15 x/menit, suhu 36,4 oC, kolesterol total 248 mg/dL, dan GDS 359
mg/dL. Hasil pemeriksaan hitung darah lengkap, uji fungsi hati, elektrolit, dan ginjal
semua dalam batas normal. Tuan PR memiliki riwayat hipertensi selama 10 tahun,
diabetes mellitus yang baru saja terdiagnosis baru-baru ini, dan osteoarthritis lutut. Tuan
PR merupakan seorang perokok rutin (>10 batang per hari). Tuan PR memiliki riwayat
alergi trimethoprim serta riwayat obat natrium diklofenak 3 x 25 mg PO untuk
osteoarthritis dan nifedipine 3 x 40 mg PO untuk hipertensi yang dideritanya. Dokter IGD
kemudian memberikan diagnosis awal tuan PR mengalami hipertensi, osteoarthritis lutut,
diabetes mellitus, dan dislipidemia.
A. Apakah terjadi ADR pada kasus diatas?
B. Perkirakan obat yang menyebabkan ADR Apa saran/rekomendasi Anda sebagai
seorang farmasis klinik?
Jawab :
Analisis SOAP
1. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. PR

Umur : 69 Tahun

Diagnosa : Hipertensi, Osteoarthritis lutut, Diabetes mellitus dan Dislipidemia

2. SUBJEKTIF

Kedua kaki bengkak, pusing, nyeri kepala, mual muntah sejak kemarin, nyeri lutut sudah lebih
dari sebulan, perokok rutin (>10 batang per hari)
3. OBJEKTIF

TD 140/90 mmHg, nadi 75 x/menit, respirasi 15 x/menit, suhu 36,4 oC, kolesterol total 248
mg/dL, dan GDS 359 mg/dL

4. Assesment
Problem Medik Subyektif Obyektif Terapi DRP
Terapi
Peningkatan TD 140/90 menyebabkan ES
Nifedipine
tekanan darah mmHg yang tidak
diinginkan
Pasien belum
Diabetes Melitus GDS 359 mg/dL - mendapat
pengobatan
Nyeri lutut Pasien mendapat
Osteoarthritis Na Dilofenak terapi yang
kurang tepat
Pasien belum
Kolesterol total
Dislipidemia - mendapat
248 mg/dL
pengobatan

5. Monitoring ESO
Nifedipin juga diperkirakan dapat menyebabkan ADR, karena nifedipin
berdasarkan ISO vol 51 hal 300 memiliki beberapa efek samping antara lain: Sakit
kepala, Udem perifer (kaki bengkak), takikardia, mual, kemerahan pada muka dan leher.
Terdapat ADR (reaksi berbahaya dan tidak diinginkan yang terjadi pada dosis
yang digunakan untuk pengobatan, diagnosis dan pencegahan penyakit, gangguan).
NSAID seharusnya dihindari pada orang factor risiko kejadian kardiovaskular yaitu
pasien dengan hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok, dan obesitas.
Dari hasil metabolisme asam arakhidonat yang dihambat oleh OAINS,
prostasiklin peting dalam pataofisiologi terjadinya ganguan kardiovaskular akibat
NSAID, Berkurangnya kadar prostasiklin dan prostaglandin E2 yang bersifat vasodilator
dan meningkatnya kadar tromboksan yang bersifat vasokonstriktor pada penggunaan
OAINS yang non-selektif akan menyebabkan terjadinya trombosis, destabilisasi plak
ateroma, dan aterogenesis. Enzim siklooksigenase-2 dikatahui sebagai sumber utama
yang membantu produksi prostasiklin, yang memiliki efek kardioprotektif pada cedera
reperfusi pada kondisi iskemia.
Prostaglandin I2 (prostasiklin) memiliki peran yang penting dalam fisiologis
ginjal, sehingga penghambatan sintesisnya dapat menyebabkan retensi cairan. Retensi
cairan yang diakibatkan oleh terhambatnya sintesis prostaglandin dapat mengganggu
homeostasis sistem kardiovaskular sehingga pasien yang memiliki penyakit
kardiovaskular akan rentan terhadap efek samping dari penggunaan OAINS ini. Inhibisi
enzim siklooksigenase-2 juga menyebabkan eksaserbasi gagal jantung dan hipertensi,
Suatu studi analisis menyimpulkan bahwa NSAID meningkatkan luaran kejadian
vaskular. Komparasi dengan placebo menunjukkan risiko infark miokard meningkat
hingga hampir 2x lipat pada penggunaan NSAID selektif COX-2 (rofecoxib, celecoxib,
etoricoxib, lumiracoxib dan valdecoxib). Di antara obat tersebut, penggunaan rofecoxib
dan celecoxib paling banyak menimbulkan komplikasi vaskular, tak hanya
infarkmiokard, tetapi juga stroke, dan bahkan kematian. Analisis tersebut mengikut
sertakan 121 studi klinis terandomisasi yang membandingkan efek kardiovaskular pada
pemberian NSAID COX-2 selektifvs placebo maupun COX-2 selektifvs NSAID non-
selektif.Akan tetapistudi yang diikut sertakan tidak membedakan populasi sampel
termasuk populasi berisiko mengalami kejadian kardiovaskular atau tidak.
Studi analisis lainnya menunjukkan dosis sangat berpengaruh terhadap besar
risiko kejadian infark miokard. Etoricoxib diikuti etodolac, rofecoxib, celecoxib,
dandiclofenac dosis rendah menimbulkanrisikoinfarkmiokard.Semakin besar dosis
NSAID, risiko semakin besar.Serupa dengan studi sebelumnya, naproxen merupakan
NSAID dengan risiko terendah
Trimethoprime yg menyebabkan ADR yaitu alergi. Pada Pasien menderita
hipertensi, tekanan darah harus sangatlah dipantau selama pengobatan karena NSAID
termasuk natrium diklofenak yang dapat meningkatkan tekanan darah meningkat dan
memperburuk kondisi hipertensi. Dimana natrium diklofenak pada studi kasus
disimpulkan hanya untuk penghamabt COX-2 akan teteapi NSAID berpotensi
meningkatkan risiko infark miokard akut pada populasi umum. Kejadian infarkmiokard
dapat timbul secara cepat dalam satu minggu pertama. Risiko timbul infarkmiokard
sebesar 1,58 kali jika mengonsumsi rofecoxib, 1,53 kali jika mengonsumsi naproxen, 1,5
kali jika mengonsumsi diklofenak, 1,48 kali jika mengonsumsi ibuprofen dan 1,24 kali
padakonsumsicelecoxib. Peningkatan risikoini berhubungan dengan dosis obat yang
diberikan tetapi tidak berhubungan dengan durasi pemberian.

NARANJO ALGORITMA untuk efek samping dari Nifedipin


1. apakah ada laporan efek samping obat yang serupa?
scale : yes (+1)
2. apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai?
scale : yes (+2)
3. apakah efek samping obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis
khusus diberikan?
scale : tidak diketahui (0)
4. apakah efek samping obat terjadi berulang setelah obat diberikan kembali?
scale : tidak diketahui (0)
5. apakah ada alternatif penyebab yang dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya
efek samping obat?
scale : tidak (+2)
6. apakah efek samping obat muncul kembali ketika placebo diberikan?
scale : tidak diketahui (0)
7. apakah obat yang dicurigai terdeteksi di dalam darah atau cairan tubuh lainnya
dengan konsentrasi yang toksik?
scale : tidak diketahui (0)
8. apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau
bertambah ringan ketika obat diturunkan dosisnya?
scale : tidak diketahui (0)
9. apakah pasien pernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat
yang mirip sebelumnya?
scale : tidak diketahui (0)
10. apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang obyektif?
scale : tidak diketahui (0)
skor total 5 (kemungkinan besar terjadi)

6. TERAPI :
● Pada hipertensi komplikasi DM diberikan golongan ARB seperti Candesartan 4
mg. Apabila dalam penggunaan ARB masih belum mengalami penurunan tekanan
darah maka dapat dikombinasikan dengan golongan CCB seperti amlodipine
2.5mg
● Pada DM yang masih didiagnosis diberikan metformin 500mg serta dengan
lifestyle
● Pada ostheoarthritis diebrikan paracetamol 500mg (digunakan dalam jangka
pendek) namun apabila pada ostheoarthritis sudah dialami sudah sejak lama maka
harus dikomninasi
● Hiperlipidemia berikan obat golongan statin seperti simvastatin 10mg
Farida, Y.Kundarto, W. Hidayah, K . (2017).Identifikasi Potensi Interaksi Obat pada Peresepan
Obat pasien Hipertensi dengan Diabetes Melitus. Universitas Sebelas Maret

Zahra A.P, Carolia, N. (2017). Obat Anti Inflamasi Non Steroid:Gastroprotektif vs


Kardiotoksik.Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai