KASUS
Seorang wanita (52 tahun) datang ke rumah sakit mengeluhkan badan terasa panas sejak
kemarin, tidak mual, tidak sakit kepala, tidak mual, dan tidak sesak. Beberapa hari setelah
dirawat di RS mengeluh penglihatan kabur dan terdapat edema pada bagian ekstrimitas.
Memiliki riwayat hipertensi dan sedang mengkonsumsi amlodipine rutin.
Analisis SOAP:
Identitas Pasien
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 52 tahun
Assesment
- Problem Medik:
Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hipertensi
adalah bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran
utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis
hipertensi (PERKI, 2015).
- Analisa:
b. Denyut nadi
Jika nadi istirahat idealnya adalah antara 60-80
kali per menit. Namun, denyut nadi masih
dikatakan normal jika berkisar antara 60-100 kali
per menit. Jika melebihi 80 kali per menit namun
masih belum melebihi 100 kali/ menit, maka
sistem kardiorespirasi dapat dikatakan kurang
bekerja secara efisien atau dapat dikatakan kurang
segar jasmaninya, walaupun masih belum
dikatakan denyut nadi terlalu cepat (Nawawinetu
dan Indah, 2020). Hasil pemeriksaan denyut nadi
pasien adalah 72, 84, 76, 72, 94, 88 dan 69.
Sehingga denyut nadi pasien normal.
c. Frekuensi respirasi
Frekuensi pernapasan normal manusia berbeda
pada umur tertentu. Frekuensi pernapasan
manusia secara normal adalah sebagai berikut :
Bayi baru lahir : 35-40 x/menit
Bayi (6 Bulan) : 30/50 x/menit
Todler (2 Tahun) : 25-32 x/menit
Anak-anak : 20-30 x/menit
Remaja : 16-19 x/menit
Dewasa : 12-20 x/menit
(Sulistyowati, 2018)
Pasien masuk dalam kategori dewasa sehingga
frekuensi respirasi pasien seharusnya berkisar
antara 12-20 x/menit. Namun pada hasil
pemeriksaan frekuensi respirasi pasien masih ada
yang berada diatas kisaran frekuensi tersebut
khususnya pada pagi hari yaitu 22 x/menit dan 25
x/menit.
d. Suhu tubuh
Suhu tubuh normal manusia berkisar pada 36-
37°C, namun saat demam dapat melebihi 37°C
(Sudibyo dkk., 2020). Hasil pemeriksaan suhu
tubuh pasien adalah dari 36 °C - 37,5 °C dengan
pemeriksaan terakhir adalah 36,3 °C. Sehingga,
suhu tubuh pasien normal. Namun, saat pasien
dengan suhu tubuh melebihi 37 °C maka badan
akan terasa panas (sesuai dengan yang dikeluhkan
pasien).
Pemeriksaan Laboratorium:
Pasien telah melakukan pengecekan GDS,
Leukosit, Eritrosit, Hb, Ht, Trombosit, SGOT,
SGPT, Ureum dan Creatinin. Hasil pemerikaan
pasien dapat dikatakan normal karena hasil yang
didapatkan berada didalam rentang rujukan,
terkecuali hasil pengecekan leukosit.
Jumlah normal sel darah putih(leukosit) per
mikroliter darah (sel/µL darah) berdasarkan
kelompok usia :
(Kemenkes, 2022)
Plan
Edukasi:
- Memberikan edukasi kepada pasien untuk
menerapkan pola hidup sehat dengan
menghindari makanan berlemak dan
pemicu hipertensi
- Memberikan edukasi kepada pasien bahwa
dosis obat dan jadwal konsumsi obat harus
sesuai
- Memberikan edukasi terkait efek samping
yang mungkin dirasakan
Monitoring:
- Melakukan pengecekan tanda vital
terkhusus tekanan darah secara berkala
(Harian) untuk melihat efek obat jika
memungkinkan.
- Melakukan pemeriksaan laboratorium
pada akhir terapi untuk melihat progres
dari terapi obat.
- Penggunaan obat yang sesuai dengan yang
telah diresepkan
- Monitoring terhadap efek samping yang
mungkin muncul pada pasien secara
berlebih sehingga dapat dilakukan
peninjauan ulang terapi obat
Terapi farmakologis:
Terapi non-farmakologis:
- Penurunan berat badan dengan cara
mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-
buahan dapat memberikan manfaat yang
lebih selain penurunan tekanan darah,
seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia.
- Mengurangi asupan garam.
- Olahraga secara teratur sebanyak 30 –60
menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu.
Apabila tidak memiliki waktu untuk
berolahraga secara khusus, sebaiknya
harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki,
mengendarai sepeda atau menaiki tangga
dalam aktifitas rutin mereka di tempat
kerjanya.
- Mengurangi konsumsi alkohol.
- Berhenti merokok.
(PERKI, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Nawawinetu, E. D., Indah, L., 2020. Factors Associated With The Ability To Perform Physical
Fitness Tests With QCST. Journal of Vocational Health Studies, 3:97–102.
Schillaci, G., et al., 2007. Prognostic Value of Elevated White Blood Cell Count in
Hypertension. The American Journal of Hypertension, 20 : 364 - 369.
Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., DiPiro, J.T., DiPiro, C.V., 2017. Pharmacotherapy
Handbook Tenth Edition. McGraw Hill Education, New York.