Eghar Anugrapaksi
Danang Brahmana Firdaus
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Usia : 73 tahun
Tanggal lahir : 21 Desember 1945
Pekerjaan : Pemulung
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Rawamangun
Keluhan Utama
Tidak dipengaruhi posisi, tidak ada nyeri dada, batu berdarah, bengkak di kaki
Sudah mulai serangan sesak sejak kecil, biasa diobati dengan Napacin dan obat semprot (Ventolin)
Riwayat
Sewaktu umur 17 tahun serangan memberat hingga pasien mulai berobat, lalu terkontrol
Tahun 2007 pasien mulai ke IGD karena serangan sesak yang tidak membaik dengan obat biasa
Rutin memakai seretide inhaler 250µg 2x sehari, Ventolin inhaler bila serangan, pemakaian benar
Pengobatan
Saat ini keluhan seperti batuk dan dada terasa berat muncul 1-2x seminggu, memakai Ventolin 2 minggu sekali
Beberapa kali sebulan terbangun karena sesak, masuk IGD 1-2 kali setahun
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung, paru, lambung, ginjal, hati, keganasan
disangkal
Riwayat alergi (+): Dingin, Debu
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah dan kakek pasien menderita asma
Riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung, paru, ginjal, hati, kanker pada keluarga
disangkal
Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang pemungut sampah di RTnya. Pekerjaan sudah dilakukan sejak
muda, namun saat ini hanya 2-3 jam sehari. Pasien sudah menikah dan istri pasien
sudah meninggal. Saat ini pasien tinggal bersama anak dan cucunya. Pasien pernah
merokok mulai usia 15 tahun hingga 17 tahun sebanyak 10 batang sehari,namun
berhenti karena asmanya memberat dan dilarang oleh dokter.
Pemeriksaan Fisis (20/03/2020)
Keadaan umum : sehat
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Laju nadi : 84/menit
Laju napas : 18/menit
Suhu : 36,8oC
Status gizi
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 18,73 kg/cm2
Status Lokalis (20/03/2020)
Mata
Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Hidung
Tidak ada deformitas, tidak ada nafas cuping hidung, konka pucat
Mulut
Mukosa mulut lembab, tidak sianosis, tidak ada darah, faring tidak hiperemis, tonsil
T1/T1, lidah simetris dan tidak berselaput
Leher
Trakea tidak deviasi, KGB tidak membesar, tidak ada penggunaan otot bantu napas
sternokleidomastoideus, JVP 5-2 cm H2O
Pemeriksaan Fisis: Paru (20/03/2018)
•Inspeksi
Simetris pada keadaan statis dan dinamis, tidak ada pelebaran atau penyempitan sela iga, retraksi
dinding dada negatif, venektasi negatif, diameter laterolateral : anteroposterior = 2:1,
•Palpasi
Tidak ada nyetri tekan pada kedua dinding dada, ekspansi kedua dinding dada simetris, tidak ada
benjolan dan fremitus normal pada dada kanan dan kiri
•Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hati di sela iga 6 linea midklavikula kanan, batas paru
lambung di sela iga 7 linea aksilaris anterior kiri
•Auskultasi
Vesikular di kedua lapang paru, tidak terdapat ronkhi atau wheezing di kedua lapang paru
Jantung
Abdomen
• Inspeksi : buncit, supel, tidak ada massa, striae negatif, venektasi negatif
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, ballottement ginjal negatif
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus 4 kali per menit
Ekstremitas
• Akral hangat, CRT < 2 detik, edema tidak ada, clubbing finger (-)
Pemeriksaan penunjang
Spirometri (26/02/2018) Pemeriksaan Prediksi Pre bronkodilator Pasca bronkodilator
PDPI 2018
Asma adalah penyakit heterogen, yang biasanya memiliki karakteristik inflamasi kronik
saluran napas. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala pemapasan seperti mengi,
sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang bervariasi dalam hal waktu dan
intensitas, disertai variasi hambatan aliran udara ekspirasi.
Epidemiologi
1-18% populasi pada berbagai negara.
Sekitar 300 juta orang --> 400 juta orang (2025)
Pada Anak 7-10%
Di Indonesia 2-30%, 10% SD, 6,5% SMP.
Pada Dewasa 3-5%
Di Indonesia 7,7%,
3,4% >45 tahun,
5,6% usia 35-44 tahun,
5,7% usia 25-34 tahun
5,6% usia 15-24 tahun,
Faktor Risiko
Faktor Endogen
▪ Genetik: Polimorfisme gen kromosom 5q, ADAM-
33,DPP-10, GPRA
▪ Atopi
Faktor Lingkungan
▪ Hygiene
▪ Asupan makanan (rendah antioksidan, tinggi sodium
dan omega-6
Faktor Pencetus
▪ Allergen
▪ Infeksi saluran napas
▪ Udara dingin
▪ Gas iritan
▪ Obat-obatan: beta bloker, aspirin
Faktor Risiko Eksaserbasi
Patofisiologi
Klasifikasi Asma
Klasifikasi Asma: Gambaran Klinis
Penilaian Derajat Eksaserbasi Asma
Penilaian Kontrol Asma
Asthma Control Test
Diagnosis Asma
Komponen:
Eksaserbasi (Ringan-Sedang/Berat/Mengancam Jiwa)
Derajat Berat (Intermitten/Persisten ringan/Persisten sedang/Persisten Berat)
Kontrol (Tidak terkontrol/terkontrol sebagian/terkontrol total
Anamnesis
Gejala asma:
•Lebih dari 1 gejala (mengi-episodik dan bervariasi, sesak, batuk, dan dada terasa berat)
🡪 terutama pada orang dewasa
•Gejala umumnya lebih berat pada malam hari atau awal pagi hari
•Gejala bervariasi menurut waktu dan intensitas
•Gejala dicetuskan oleh infeksi virus (flu), aktivitas fisik, pajanan alergen, perubahan
cuaca, emosi, serta iritan seperti asap rokok atau bau yang menyengat
•Gejala seringkali dimulai sejak kanak-kanak
Riwayat:
•Rinitis alergi, konjungtivitis alergi, eksim kulit pada pasien
•Riwayat asma dan alergi pada keluarga
Gejala Khas Asma
Episodik: serangan berulang (hilang timbul), diantaranya ada periode bebas serangan
Variabilitas: bervariasi pada kondisi tertentu seperti perubahan cuaca, ada pencetus
(alergen, iritan, dll) 🡪 memburuk pada malam hari atau dini hari
Reversibel: meredanya gejala dengan atau tanpa obat bronkodilator SABA
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang: Spirometri
Pemeriksaan Penunjang lainnya
Alur Diagnosis
Diagnosis
Banding
Assessment Asma
Tatalaksana Asma
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Sebelum memulai terapi...
• Pastikan pasien
memiliki
pengetahuan dan
ketrampilan untuk
menggunakan
inhaler
• Pastikan dengan
4C
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 1
Controller dan Reliever
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 2
Controller
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 2
Reliever
OR
▪As needed SABA
▪ Salbutamol
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 3
Controller and Reliever
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 3
Controller
▪Low dose ICS-LABA
▪ Pilihan obat? Cek tabel di kanan
▪ LABA bisa formoterol atau salmeterol
Reliever
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 4
Controller and Reliever
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 4
Controller
▪MEDIUM dose ICS-LABA
▪ Naik level karena low dose tidak bekerja
▪ LABA bisa formoterol atau salmeterol
Reliever
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Step 5
Rujuk.
Bukan kompetensi dokter umum
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Menatalaksana
Faktor
Risiko
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Nonfarmako
Makanan
Berhenti Aktivitas Hindari pajanan Kurangi berat
bergizi
merokok fisik alergen badan
seimbang
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Stepping Up & Stepping Down
STEPPING UP STEPPING DOWN
▪Sustained step-up Gejala terkontrol selama 3 bulan atau
fungsi paru membaik
Evaluasi 2-3 bulan tapi tidak ada perbaikan
gejala meski penggunaan benar, penyulit
telah di atasi, dan gejala memang benar
karena asma
▪Short term step-up
Evaluasi 1-2 minggu jika punya alergi
musiman atau baru terinfeksi
▪Day -to-day adjustment
Jika ada keterangan "as-needed" maka,
pasien bisa mengatur dosisnya sesuai Next slide untuk detail
keperluannya
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Stepping Down
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Asma Eksaserbasi / Flare-Up
1 Tatalaksana mandiri dengan rencana tertulis
3 Tatalaksana di IGD
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana Asma Mandiri (Self Management)
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana di
Layanan
Primer
• Penilaian derajat eksaserbasi
• Mulai tatalaksana dengan SABA setiap
20 menit selama 1 jam menggunakan
nebulizer, oral corticosteroid
(prednisolon 50mg), oksigen dengan
target saturasi 93-95%
• Evaluasi setiap 1 jam
• Memburuk --> transfer ke IGD
RS/ICU
• Membaik --> rencana pulang
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana di Layanan Primer
• Pantau kriteria pulang
• Berikan obat pulang
• Reliever --> tergantung
obatnya dulu dia pake apa.
Samain aja seperti yang dulu.
• Controller --> anamnesis dulu,
gejalanya memberat atau tidak
a, perlu step up atau tidak
• Prednisolon 50mg/hari
lanjutkan selama satu minggu
• Jadwalkan followup 1 minggu
kemudian
Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020.
Tatalaksana di
IGD
• Prinsipya sama, hanya saja
jika derajat berat makan bisa
ditambah
• Ipratropium bromida
(SAMA alias short acting
muscarinic antagonist)
• High dose inhaled
corticosteroids
Pembahasan
Penegakan Diagnosis
Anamnesis:
➢Gejala saat serangan: Sesak, dimulai dengan batuk, disertai mengi sejak kecil
➢Biasanya muncul saat malam hari
➢Pencetus: infeksi virus (batuk pilek), aktivitas fisik (kelelahan), perubahan cuaca
(kedinginan)
➢Keluhan membaik dengan obat; saat tidak serangan beraktivitas seperti biasa
➢Riwayat alergi debu dan dingin; asma pada keluarga (+)
Pemeriksaan Fisis:
Semua dalam batas normal
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Foto thorax dalam batas normal
Pemeriksaan Spirometri:
Kenaikan VEP1 pasca bronkodilator
>12% dan >200ml
Kenaikan APE pasca bronkodilator
>20%
Penilaian Derajat Berat Asma
Penilaian Kontrol Asma
Gejala batuk dan dada terasa
berat 1-2x seminggu
Beberapa kali terbangun karena
sesak bulan ini
Memakai Ventolin 2 minggu
sekali (bila serangan)
Tidak ada gangguan aktivitas di
luar serangan