NPM : 19340274
Kelas : Reguler B
No. Butir Pedoman Disiplin Contoh Penerapan di Lapangan Kemungkinan terjadinya pelanggaran dan
sanksi
1 Melakukan praktik kefarmasian dengan Berkewajiban untuk mengikuti pendidikan Melakukan kesalahan dalam menghitung dosis,
tidak kompeten berkelanjutan yang terkait dengan kesalahan pemilihan obat serta pemberian informsai yang
yang diperbuat. Mengulangi belajar di perguruan kurang lengkap kurang dan jelas.
tinggi. Sanksi :
Teguran lisan dan diadakan simulasi yang
disaksikan oleh saksi ahli
2 Membiarkan berlangsungnya praktik Kegiatan di apotek tetap berlangsung Asisten apoteker melayani resep narkotika di
kefarmasian yang menjadi meskipun Apoteker penangung jawab tidak apotek, resep ini seharusnya dilayani oleh apoteker.
tanggungjawabnya, tanpa kehadirannya, berada di di tempat dan tidak tidak menunjuk Sanksi:
ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/ Apoteker pengganti/pendamping pada waktu Surat peringatan dan pelaporan ke MEDAI
atau Apoteker pendamping yang sah. Apoteker Pengelelola Apotek (APA) atau
apoteker penanggung jawab tidak bisa bisa hadir
pada jam buka apotek.
3 Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga Apoteker meminta tenaga teknis kefarmasian Mendelegasikan perhitungan dosis infus kepada
kesehatan tertentu dan/ atau tenaga-tenaga menyerahkan OWA (Obat Wajib Apoteker) dan perawat
yang tidak memiliki kompetensi untuk melakukan konseling terhadap obat keras Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat terkena
melaksanakan pekerjaan tersebut padahal apoteker berada di tempat dan sedang Sanksi :
tidak melakukan apapun. berupa teguran dan pembinaan dari Ikatan
Apotker Indonesia (IAI). Jika terjadi
kerugian/kematian pada pihak pasien, apoteker
dapat dituntut yang berakibat pada pencabutan izin
praktik.
4 Membuat keputusan profesional yang tidak Apoteker di apotek menjelaskan kepada pasien Membuat keputusan terapi sepihak : mengganti
berpihak kepada kepentingan bahwa terdapat obat dagang dan obat generik. obat yang diresepkan dokter dengan obat lain yang
pasien/masyarakat Apoteker menjelaskan bahwa obat dagang komposisinya sama tanpa adanya persetujuan
dengan obat generik memberikan khasiat yang pasien.
sama saja, perbedaannya hanya terletak pada Adanya apoteker yang bekerja sebagai Medical
merk sehingga obat dagang dapat memiliki Representative yang lebih mengutamakan
harga yang lebih mahal dibandingkan dengan keuntunganpenjualan produk.
obat generik, walaupun kandungan zat aktif dan Pemilihan obat dagang untuk pengobatan
khasiatnya sama.Apoteker harus menyetujui masyarakat padahal tersedia obat generik dengan
permintaan pasien apabila pasien lebih memilih indikasi dan manfaat sama dengan harga yang lebih
untuk membeli obat generik dengan harga dapat dijangkau oleh masyarakat.
yang lebih mudah dijangkau oleh pasien. Tidak menjaga kerahasiaan penyakit pasien.
Apoteker tidak boleh semata-mata hanya Sanksi :
mementingkan keuntungan pribadi saja Teguran antar sejawat
5 Tidak memberikan informasi yang sesuai, Apoteker selalu memperbaharui Melakukan pelayanan konseling menggunakan
relevan, dan up to date dengan cara yang pengetahuannya dengan cara mengikuti bahasa medis yang tidak dimengerti pasien
mudah dimengerti oleh pasien/masyarakat pelatihan, seminar, dan sebagainya Sanksi: pemberian peringatan tertulis
sehingga berpotensi menimbulkan Apoteker memberikan informasimengenai obat-
kerusakan dan/ atau kerugian pasien obat khusus yangmungkin jarang digunakan
oleh pasien.Contoh: suppositoria,
inhaler, insulin, dll
6 Tidak membuat dan/atau tidak Berdasarkan standar prosedur operasional Pada contoh diatas, apoteker yang mendapat resep
melaksanakan Standar Prosedur bagian percikan obat menjadi kapsul(pada berisi aspirin enteric coated , yang seharusnya
Operasional sebagai Pedoman Kerja bagi pedoman praktik apoteker bagian D halaman tidak boleh digerus justru digerusoleh apoteker
seluruh personil disarana 75). Pada poin 2 tertulis untukobat-obat yang tersebut. Dan mortir dan stamper yang digunakan
pekerjaan/pelayanan kefarmasian, sesuai tidak dapat digerus seperti lepas lambat, obat untuk menggerus tidak dicuci terlebih dahulu
dengan kewenangannya. salut, dan lain-laintidak bisa digerus. Apabila dan membagiserbuk ke dalamkapsul tidak sama
banyak.
digerus harusdilakukan konfirmasi.
Tidak ada lemari khusus narkotika atau lemari
Tidak ada SOP penerimaan dan peracikanresep.
narkotika diletakkan di dekat etalase obat sehingga
•Tidak ada SOP penanganan narkotika. terlihat oleh pasien dan pelanggan apotek sehingga
•Tidak membuat SOP pengoperasian alat. resiko tinggi terjadi penyalahgunaan narkotika.
•Tidak memusnahkan resep yang telah Sanksi :
disimpan 5 tahun 1. Peringatan tertulis dari MEDAI .
2. Jika setelah diberi peringatan tetap melakukan
pelanggaran, maka ia mendapat rekomendasi
pembekuan dan/ atau pencabutan STRA atau
SIPA.
7 Memberikan sediaan farmasi yang tidak Seorang nenek usia 62 tahun menderita crohn Bentuk Pelanggaran Disiplin
terjamin mutu, keamanan, dan khasiat disease yang seharusnya menerima resep obat 1.Tidak memberikan sediaan farmasi yang sesuai
obat/manfaat kepada pasien prednisolon, namun pasien menerima obat dengan resepsehingga tidak memberikan efek
glikazid. Pasien tidak sadarkan diri dan terapi yang diinginkan hinggamenyebabkan
meninggal akibat hipoglikemia setelah kerugian/kematian pasien.
konsumsi glikazid
2.Suatu bentuk pelanggaran atas undang-undang
perlindungankonsumen, dan pekerjaan/pelayan
kefarmasian.
Sanksi Disiplin
1.Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin
Praktik Apoteker, atau SuratIzin Kerja Apoteker.
8 Melakukan Pengadaan (termasuk produksi 1. Apoteker A di apotek B memesan obat C Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
dan distribusi) obat dan/ bahan baku obat, yang berupa sediaan blister kepada PBF X 1. Melakukan pengadaan (termasuk produksi dan
tanpa prosedur yang berlaku, sehingga sebanyak 2 dus @12. Ketika barang datang 1 distribusi) obat dan atau bahan baku obat, tanpa
berpotensi menimbulkan tidak terjaminnya minggu kemudian asisten apoteker mengecek prosedur yang berlaku, sehingga berpotensi
mutu, khasiat obat. kelengkapan faktur, surat pesanan dan menimbulkan tidak terjaminnya mutu, khasiat
kondisi fisik obat serta kelengkapan lainnya. obat.
Ternyata ditemukan kondisi kardus dalam 2. Tidak aktif (malas) mencari informasi terkait
keadaan basah dan blister obat rusak. peraturan perundang-undangan.
Apoteker A mengkonfirmasi kerusakan 3. Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian,
tersebut pada Apoteker penanggung jawab melakukan yang seharusnya tidak dilakukan
(APA) di apotek tersebut dan APA meretur atau tidak melakukan yang seharusnya
obat tersebut. dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab
2. Seharusnya distribusi ini menjadi tanggung profesionalnya tanpa alasan pembenar yang sah,
jawab apoteker di distributor. Dimana sehingga dapat membahayakan pasien.
apoteker di bagian distributor harus dapat Sanksi Disiplin
memastikan distribusi obat berlangsung Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI
aman. Dikhawatirkan dengan kerusakan berdasarkan Peraturan per-UU-an yang berlaku :
kemasan dapat mempengaruhi kerusakan zat 1. Pemberian peringatan tertulis;
aktif obat pada saat pengiriman. 2. Rekomendasi pembekuan dan/ atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat
Izin Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja
Apoteker; dan/ atau
3. Kewajiban mengikuti Pendidikan atau pelatihan
di Institusi Pendidikan Apoteker;
4. Peringatan dan pembinaan dari organisasi
keprofesian.
9 Tidak menghitung dengan benar dosis obat, 1. Dalam produksi sediaanobat, apoteker Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
sehingga dapat menimbulkan kerusakan Kesalahan dalam regimen dosis.
memastikan bahwa sediaan yang diproduksi
atau kerugian kepada pasien. tepat kadar melalui QC dan QA. Sanksi Disiplin
2. Apoteker melakukan perhitungan dosis Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI
berdasarkan peraturan per-UU-an yang berlaku
dengan benar untuk pasien kondisi khusus,
pediatric, gagal ginjal, dll. yaitu:
1. Pemberian peringatan tertulis;
2. Rekomendasi pembekuan dan/ atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat
Izin Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja
Apoteker; dan/ atau
3. Kewajiban mengikuti Pendidikan atau
pelatihan di Institusi Pendidikan Apoteker.
Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi
atau Surat Izin Praktik yang dimaksud dapat
berupa:
1. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda
Registrasi atau Surat Izin Praktik sementara
selama-lamanya 1 tahun, atau
2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda
Registrasi atau Surat Izin Praktik tetap atau
selamanya;
3. Kewajiban mengikuti Pendidikan apoteker
yang dimaksud dapat berupa : Pendidikan
formal; atau pelatihan dalam pegetahuan dan/
atau keterampilan, magang di Institusi
Pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan
jejaringnya atau sarana pelayanan kesehatan
yang ditunjuk, sekurang-kurangnya 3 bulan dan
paling lama 1 tahun.
10 Melakukan penataan, penyimpanan obat Apoteker menyusun dan menyimpan obat- Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
tidak sesuai standar, sehingga berpotensi obatan sesuai dengan standar ketentuan Menyimpan sediaan farmasi dengan penyimpanan
menimbulkan penurunan kualitas obat. penyimpanan yang berlaku. khusus tidak pada tempatnya. Contohnya : sediaan
insulin yang seharusnya disimpan dalam lemari
pendingin, disimpan dalam lemari biasa.
Sanksi Disiplin
Mendapat peringatan tertulis dari MEDAI (Majelis
Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia) dan/atau
kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
Institusi Pendidikan Apoteker.
11 Menjalankan praktik kefarmasian dalam Apoteker yang baru saja menjalani operasi Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun sehingga perlu istirahat, berhenti sejenak dari Apoteker melayani pelayanan swamedikasi
mental yang sedang terganggu sehingga pekerjaannya di Apotek dan mencari Apoteker terhadap penyakit berat seperti penyakit jantung.
merugikan kualitas pelayanan profesi. pendamping/ pengganti untuk menggantikannya Sanksi Disiplin
sementara hingga kesehatan membaik kembali. Diberikan peringatan dan pembinaan.
12 Dalam penatalaksanaan praktik Apoteker tidak melayani pelayanan swa- Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
kefarmasian, melakukan yang seharusnya medikasi diluar kewenangan yang seharusnya. 1. Apoteker melayani antibiotik tanpa resep
tidak dilakukan atau tidak melakukan yang dokter;
seharusnya dilakukan, sesuai dengan 2. Apoteker mengganti obat generik dengan obat
tanggung jawab profesionalnya, tanpa paten dengan harga mahal tanpa konfirmasi
alasan pembenar yang sah, sehingga dapat kepada pasien
membahayakan pasien. 3. Saat melakukan pelayanan swamedikasi,
Apoteker lupa menginformasikan pada pasien
bahwa penggunaan sediaan suppositoria bukan
penggunaan oral/ tetapi digunakan melalui
anus
Sanksi Disiplin
Dilakukan peringatan berupa teguran diikuti
dengan pembinaan khusus.
13 Melakukan pemeriksaan atau pengobatan Menurut WHO dalam hal ini swa-medikasi Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
dalam pelaksanaan praktik swa-medikasi Apoteker berperan sebagai komunikator, Apoteker mendiagnosis pasien dengn keluhan nyeri
(self medication) yang tidak sesuai dengan penyedia obat, sebagai pengajar dan pengawas, perut setelah makan dan nyeri uluhati sebagai
kaidah pelayanan kefarmasian. sebagai kolaborator dan sebagai promotor penyakit tukak peptic yang disebabkan infeksi
kesehatan. bakteri H. pylori dan memberikan terapi antibiotik
dan obat golongan Proton Pump Inhibitor.
Seharusnya penegakan diagnosis dilakukan atas
pemeriksaan dokter dan pemeriksaan laboratorium.
Sanksi Disiplin
Kewajiban mengikuti Pendidikan atau pelatihan di
Institut Pendidikan Apoteker.
14 Memberikan penjelasan yang tidak jujur, Apoteker dalam melaksanakan PIO kepada Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
dan/ atau tidak etis, dan/tidak objektif pasien, tema sejawat, dan Nakes lain juga ketika Apoteker tidak menjelaskan efek samping serius
kepada yang membutuhkan. melakukan konseling dengan pasien atau obat yang diterima pasien dengan jujur, etis dan
keluarga pasien harus memberikan penjelasan objektif kepada pasien karena takut pasien akan
yang benar, jujur, etis dan objektif mengenai menolak menggunakan obat-obatan tersebut dan
obat atau jenis pengobatan yang diberikan. tidak jadi membeli obat.
Pemilihan obat bias melalui memeberikan Sanksi Disiplin
kebebasan kepada pasien terkait menggunakan Pemberian Peringatan Tertulis.
obat paten/ generic, pilihan harga obat, terkait
resiko efek samping dari pengobatan dan
perhatian serta peringatan yang harus diketahui
oleh pasien.
15 Menolak atau menghentikan pelayanan Pada saat pelayanan resep di apotik, apoteker Contoh Pelanggaran:
kefarmasian terhadap pasien tanpa alasan melakukan pelayanan kefarmasian pada semua Tidak melayani resep yang ingin ditebus oleh
yang layak dan sah. kalangan pasien. pasien, padahal stok obatnya ada karena memiliki
masalah pribadi dengan pasien.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis; dan atau
rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin
Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
16 Membuka rahasia kefarmasian kepada Menjaga kerahasiaan data penting misalnya Contoh Pelanggaran:
yang tidak berhak. rekam medik dan resep oba pasien dengan tidak Memberikan resep yang telah ditebus pasien,
menyebarkannya. kepada dokter lain yang bukan dokter penulis resep.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis; dan atau
rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin
Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
17 Menyalahgunakan kompetensi Melakukan kegiatan penjualan obat ke pasien Contoh pelanggaran :
Apotekernya. berdasarkan aturan yang ditetapkan dan SOP Menjual obat golongan narkotik kepada kenalan
pelayanan resep. dengan harga yang kebih tinggi, tanpa adanya resep
dokter.
Sanksi:
Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin
Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
18 Membuat catatan dan/atau pelaporan Setiap terjadi transaksi sediaan farmasi harus Contoh Pelanggaran:
sediaan farmasi yang tidak baik dan tidak dilakukan pencatatan pada kartu stok. Seorang Apoteker yang bekerja di Apotek tidak
benar. membuat kartu stock obat dan/atau kartu stock
tidak selalu diisi walaupun ada pembelian obat.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis
19 Berpraktik dengan menggunakan Surat Tidak melakukan kegiatan praktik apoteker jika Contoh Pelanggaran:
Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau apoteker belum memiliki STR, SIPA dan Seorang Apoteker memalsukan SIPA dengan cara
Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja Sertifikat komptensi yang legal. meng-scan SIPA orang lain, kemudian mengubah
Apoteker (SIPA/SIKA) dan/atau sertifikat nama, alamat serta identitas lainnya sesuai dengan
kompetensi yang tidak sah. datanya.
Sanksi:
Pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda
Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik
Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
20 Tidak memberikan informasi, dokumen Menyerahkan bukti dan menyampaikan Contoh pelanggaran :
dan alat bukti lainnya yang diperlukan informasi tertentu mengenai suatu pengaduan Menyembunyikan/menghilangkan alat bukti berupa
MEDAI untuk pemeriksaan atas kepada MEDAI secara detail dan lengkap. resep asli yang memiliki kekeliruan, untuk
pengaduan dugaan pelanggaran disiplin melindungi dokter yang salah dalam penulisan obat
sehingga berakibat fatal bagi pasien.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis
21 Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau Mempromosikan/mengiklankan pelayanan Contoh Pelanggaran:
kelebihan kemampuan/pelayanan yang kefarmasian terkait obat sesuai dengan Apoteker menawari obat paten ke pasien dengan
kebenarannya. alasan lebih efektif/manjur dibandingkan obat
dimiliki, baik lisan ataupun tulisan, yang generik, tetapi harganya yang lebih mahal tidak
tidak benar atau menyesatkan. disampaikan.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis
22 Membuat keterangan farmasi yang tidak Membuat laporan mengenai monitoring kegiatan Contoh Pelanggaran:
didasarkan kepada hasil pekerjaan yang tertentu yang dilakukan sesuai dengan aturan Apoteker melaporkan MESO penggunaan
diketahuinya secara benar dan patut. yang ditetapkan antibiotik pada pasien sepsis di RS X, tetapi
monitoringnya tidak dilakukan setiap hari.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis dan mengikuti
pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan
apoteker.