Anda di halaman 1dari 2

PENDALAMAN TENTANG KODE ETIK APOTEKER

Pasal 3

Seorang apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker


Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya.

Contoh penerapan dilapangan


1. Apoteker mengikuti ujian kompetensi setiap 5 tahun untuk membuktikan dirinya
berkompetensi dalam melaksanakan praktik kefarmasian.
2. Apoteker tidak membeda-bedakan dalam melayani pasien
3. Apoteker merahasiakan resep obat.
4. Apoteker mendapatkan seorang pasien yang kurang mampu secara finansial. Pasien
tersebut tidak mampu menebus obat yang tertera pada resep. Oleh karena itu, apoteker
memberikan obat generik dengan persetujuan pasien.
5. Apoteker melakukan konseling dengan pasien dalam menentukan pemilihan obat dan
memberikan informasi yang tepat kepada pasien dengan mempertimbangkan kondisi
pasien.

Contoh kemungkinan terjadinya pelanggaran & sanksi


Kemungkinan terjadinya pelanggaran
1. Apoteker menyerahkan tugas seperti meracik dan menyerahkan obat kepada tenaga
yang tidak memiliki kompetensi dalam bidang farmasi.
2. Apoteker tidak memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien.
3. Melakukan produksi, distribusi dan pengadaan obat/bahan baku obat tanpa prosedur
yang berlaku sehingga berpotensi menimbulkan tidak terjaminnya mutu dan khasiat
obat.
4. Menjual obat daftar G (daftar obat keras) kepada yang tidak berhak.

Sanksi
Sanksi pelanggaran kode etik apoteker yang dapat dikenakan oleh MEDAI :

1. Pemberian peringatan tertulis kepada apoteker secara 3 kali berturut-turut dengan


tenggang waktu masing-masing dua bulan.
2. Rekomendasi pembekuan dan atau pencabutan Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau
Surat Izin Praktik Apoteker

Upaya Peningkatan Kesehatan


1. Apoteker mengerti, menghayati dan mengamalkan kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi
2. Bilamana apoteker dihadapkan oleh suatu konflik tanggung jawab profesional, maka dari
berbagai opsi yang ada harus memilih resiko yang paling kecil dan paling tepat untuk
kepentingan pasien dan masyarakat.

PENDALAMAN TENTANG PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER


Butir 18
Membuat catatan dan/atau pelaporan sediaan farmasi yang tidak baik dan tidak benar

Contoh dilapangan
1 Membuat, menyimpan, dan menyampaikan Laporan pemasukan dan pengeluaran
Narkotika yang baik dan benar setiap bulannya
2 Membuat menyimpan, dan menyampaikan Laporan pemasukan dan pengeluaran
Psikotropika yang baik dan benar setiap bulannya

Contoh kemungkinan terjadinya pelanggaran & sanksi


Kemungkinan terjadinya pelanggaran
1 Tidak membuat laporan Narkotika dan Psikotropika setiap bulannya
2 Memanipulasi pemakaian dan pengeluaran.

Sanksi
Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai pelaporan dikenai sanksi administratif oleh
Menteri atas rekomendasi dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan berupa :
a) teguran;
b) peringatan;
c) denda administratif;
d) penghentian sementara kegiatan; atau
e) pencabutan izin

Anda mungkin juga menyukai