Anda di halaman 1dari 50

PENDALAMAN TENTANG PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER

Isi/Penjelasa Penerapan Kemungkinan terjadinya pelanggaran dan sanksi


n dilapangan
BUTIR 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah/Janji
Apoteker.
Poin 1: • Apoteker Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI
Melaksanaka tidak berdasarkan Peraturan Per-UU-an yang berlaku:
n asuhan memberikan 1. Pemberian peringatan tertulis;
kefarmasian). konseling 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan
Tidak pada pasien Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin
melakukan diabetes Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker;
konseling tentang dan/atau
pada pasien. pengobatan 3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan
farmakologi di institusi pendidikan apoteker.
dan non Rekomendasi pencabutan Surat Tanda
farmakologi Registrasi atau Surat Izin Praktik yang dimaksud
pasien. dapat berupa:
• Apoteker 1. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi
memberikan atau Surat Izin Praktik sementara selama-lamanya
konseling 1 (satu) tahun, atau
informasi 2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi
obat pada atau Surat Izin Praktik tetap atau selamanya.
pasien yang Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan
baru pertama di institusi pendidikan apoteker yang dimaksud
kali dapat berupa:
menggunakan 1. Pendidikan formal; atau
obat. 2. Pelatihan dalam pengetahuan dan atau
Poin 2: Apoteker keterampilan, magang di institusi pendidikan atau
Merahasiaka menceritakan sarana pelayanan kesehatan jejaringnya atau sarana
n kondisi resep obat pelayanan kesehatan yang ditunjuk, sekuran-
pasien, resep kanker tersebut kurangnya 3 (tiga)bulan dan paling lama1 (satu)
dan saat konseling tahun.
“medication dengan pasien
record” untuk lain.
pasien.
Tidak
menjaga
rahasia
tentang
penyakit
pasien.
Poin 3: Apoteker
Melaksanaka memberikan
n praktik sediaan
profesi sesuai farmasi/obat
landasan yang tidak
praktik terjamin mutu,
profesi yaitu keamanan,
ilmu, hukum khasiat pada
dan etik). pasien.
Tidak
melaksanaka
n praktik
profesi sesuai
landasan
praktik
profesi.
BUTIR 2
Seorang apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan
Kode Etik Apoteker Indonesia.
Membiarkan Kegiatan di 1. Peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali
berlangsungn apotek tetap berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing
ya praktek berlangsung dua bulan.
kefarmasian meskipun 2. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-
yang menjadi Apoteker lamanya enam bulan sejak dikeluarkannya
tanggung penangung penetapan pembekuan izin apotek.
jawabnya, jawab tidak 3. Pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda
tanpa berada di tempat Registrasi Apoteker atau Surat Izin Praktik Apoteker.
kehadirannya dan tidak
, ataupun menunjuk
tanpa Apoteker
Apoteker pengganti/penda
pengganti mping pada
dan/ atau waktu Apoteker
Apoteker Pengelelola
pendamping Apotek (APA)
yang sah. atau apoteker
penanggung
jawab tidak bisa
hadir pada jam
buka apotek.
BUTIR 3
Mendelegasi Apoteker Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat terkena sanksi
kan meminta tenaga berupa teguran dan pembinaan dari Ikatan Apotker
pekerjaan teknis Indonesia (IAI). Jika terjadi kerugian/kematian pada
kepada kefarmasian pihak pasien, apoteker dapat dituntut yang berakibat
tenaga menyerahkan pada pencabutan izin praktik.
kesehatan OWA (Obat
tertentu Wajib Apoteker)
dan/atau dan melakukan
tenaga-tenaga konseling
lainnya yang terhadap pasien
tidak terhadap obat
memiliki keras padahal
kompetensi apoteker berada
untuk di tempat dan
melaksanaka sedang tidak
n pekerjaan melakukan
tersebut. apapun.
BUTIR 4
Membuat Apoteker di 1. Adanya apoteker yang bekerja sebagai Medical
keputusan apotek Representative yang lebih mengutamakan
profesional menjelaskan keuntungan penjualan produk.
yang tidak kepada pasien 2. Pemilihan obat dagang untuk pengobatan masyarakat
berpihak bahwa terdapat padahal tersedia obat generik dengan indikasi dan
kepada obat dagang dan manfaat sama dengan harga yang lebih dapat
kepentingan obat generik. dijangkau oleh masyarakat.
pasien/masya Apoteker 3. Tidak menjaga kerahasiaan penyakit pasien.
rakat. menjelaskan
bahwa obat
dagang dengan
obat generik
memberikan
khasiat yang
sama saja,
perbedaannya
hanya terletak
pada merk
sehingga obat
dagang dapat
memiliki harga
yang lebih mahal
dibandingkan
dengan obat
generik,
walaupun
kandungan zat
aktif dan
khasiatnya sama.
Apoteker harus
menyetujui
permintaan
pasien apabila
pasien lebih
memilih untuk
membeli obat
generik dengan
harga yang lebih
mudah dijangkau
oleh pasien.
Apoteker tidak
boleh semata-
mata hanya
mementingkan
keuntungan
pribadi saja.
BUTIR 5
Tidak • Apoteker 1. Pada pasien yang mengalami penyakit hipertensi
memberikan selalu (darah kental), Apoteker memberikan informasi
informasi memperbahar mengenai manfaat aspirin sebagai analgesik dan
yang sesuai, ui bukan sebagai pengencer darah.
relevan, dan pengetahuann 2. Tidak memberikan informasi yang jelas pada pasien,
“up to date” ya dengan seperti aturan pakai, rute pemakaian, dan
dengan cara cara penyimpanan kepada pasien sehingga terjadi
yang mudah mengikuti kesalahan pemakaian obat. Contoh: Suppositoria
dimengerti pelatihan, diminum oral karena tidak dituliskan di etiket dan
oleh pasien / seminar, dan tidak diinformasikan pasien.
masyarakat, sebagainya 3. Menggunakan bahasa ilmiah saat memberikan
sehingga • Apoteker konseling pada pasien.
berpotensi memberikan
menimbulkan informasi
kerusakan mengenai
dan / atau obat-obat
kerugian khusus yang
pasien. mungkin
jarang
digunakan
oleh pasien.
Contoh:
suppositoria,
inhaler,
insulin, dll.
BUTIR 6
Tidak • Berdasarkan 1. Pada contoh diatas, apoteker yang mendapat resep
membuat standar berisi aspirin enteric coated, yang seharusnya tidak
dan/atau prosedur boleh digerus justru digerus oleh apoteker tersebut.
tidak operasional Dan mortir dan stamper yang digunakan untuk
melaksanaka bagian menggerus tidak dicuci terlebih dahulu dan membagi
n Standar percikan obat serbuk ke dalam kapsul tidak sama banyak.
Prosedur menjadi 2. Tidak ada lemari khusus narkotika atau lemari
Operasional kapsul (pada narkotika diletakkan di dekat etalase obat sehingga
sebagai pedoman terlihat oleh pasien dan pelanggan apotek sehingga
Pedoman praktik resiko tinggi terjadi penyalahgunaan narkotika.
Kerja bagi apoteker Sanksi
seluruh bagian D 1. Peringatan tertulis dari MEDAI .
personil di halaman 75). 2. Jika setelah diberi peringatan tetap melakukan
sarana Pada poin 2 pelanggaran, maka ia mendapat rekomendasi
pekerjaan/pel tertulis untuk pembekuan dan/ atau pencabutan STRA atau SIKA.
ayanan obat-obat
kefarmasian, yang tidak
sesuai dapat digerus
dengan seperti lepas
kewenangann lambat, obat
ya. salut, dan
lain-lain tidak
bisa digerus.
Apabila
digerus harus
dilakukan
konfirmasi.
• Tidak ada
SOP
penerimaan
dan peracikan
resep.
• Tidak ada
SOP
penanganan
narkotika.
• Tidak
membuat
SOP
pengoperasia
n alat.
• Tidak
memusnahka
n resep yang
telah
disimpan 5
tahun.
BUTIR 7
Memberikan sediaan farmasi yang tidak terjamin ‘mutu’, ‘keamanan’ dan ‘khasiat/manfaat’
kepada pasien.
• Disiplin Seorang nenek Bentuk Pelanggaran Disiplin
apoteker usia 62 tahun 1. Tidak memberikan sediaan farmasi yang sesuai
adalah menderita crohn dengan resep sehingga tidak memberikan efek terapi
kesanggu disease yang yang diinginkan hingga menyebabkan
pan seharusnya kerugian/kematian pasien.
apoteker menerima resep 2. Suatu bentuk pelanggaran atas undang-undang
untuk obat prednisolon, perlindungan konsumen, dan pekerjaan/pelayan
mentaati namun pasien kefarmasian.
kewajiban menerima obat Sanksi Disiplin
dan glikazid. Pasien 1. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
menghind tidak sadarkan Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik
ari diri dan Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
larangan meninggal akibat
yang hipoglikemia
ditentukan setelah konsumsi
dalam glikazid.
peraturan
perundang
-undangan
dan atau
peraturan
praktik
yang
apabila
tidak
ditaati
atau
dilanggar
dijatuhi
hukuman
disiplin.
• Penegaka
n disiplin
adalah
penegaka
n aturan-
aturan dan
atau
ketentuan
penetapan
keilmuan
dalam
pelaksana
an
pelayanan
yang
harus
diikuti
oleh
apoteker.
BUTIR 8
Melakukan pengadaan (termasuk produksi dan industri) obat dan atau bahan baku obat,
tanpa prosedur yang berlaku, sehingga berpotensi menimbukan tidak terjaminnya mutu,
khasiat obat.
• Disiplin • Apoteker X Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker
apoteker di apotek Y 1. Melakukan pengadaan (termasuk produksi dan
adalah memesan distribusi) obat dan atau bahan baku obat, tanpa
kesanggu obat Z yang prosedur yang berlaku, sehingga berpotensi
pan berupa menimbulkan tidak terjaminnya mutu, khasiat obat.
apoteker sediaan 2. Tidak aktif (malas) mencari informasi terkait
untuk blister kepada peraturan perundang-undangan.
mentaati PBF A 3. Dalam penatalaksaan praktik kefarmasian, melakukan
kewajiban sebanyak 2 yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakuan
dan dus @12. yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung
menghind ketika barang jawab profesionalnya tanpa alasan pembenar yang
ari datang 2 sah, sehingga dapat membahayakan pasien.
larangan minggu Sanksi Disiplin
yang kemudian Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI
ditentukan asisten berdasarkan Peraturan per-Undang-Undangan yang
dalam apoteker berlaku adalah:
peraturan mengecek 1. Pemberian peringatan tertulis;
perundang kelengkapan 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
-undangan faktur, surat Tanda RegistrasiApoteker, atau Surat Izin Praktik
dan atau pesanan dan Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker; dan/atau
peraturan kondisi fisik 3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
praktik obat serta institusi pendidikan apoteker;
yang kelengkapan 4. Peringatan dan pembinaan dari organisasi
apabila lainnya. keprofesian.
tidak Ternyata
ditaati ditemukan
atau kondisi
dilanggar kardus
dijatuhi pengemas
hukuman dalam
disiplin. keadaan
• Penegaka basah dan
n disiplin blister obat
adalah rusak.
penegaka Apoteker X
n aturan- mengkonfirm
aturan dan asi kerusakan
atau tersebut pada
ketentuan apoteker
penetapan penanggung
keilmuan jawab (APA)
dalam di apotek
pelaksana tersebut dan
an APA
pelayanan mereturn obat
yang tersebut.
harus • Seharusnya
diikuti distribusi ini
oleh menjadi
apoteker tanggung
jawab
apoteker di
distributor
dimana
apoteker di
bagian
distributor
harus dapat
memastikan
distribusi
obat
berlangsung
aman.
Dikhawatirka
n dengan
kerusakan
kemasan
dapat
mempengaru
hi kerusakan
zat aktif obat
pada saat
pengiriman.
BUTIR 9
“Tidak • Dalam Kesalahan yang mungkin terjadi
menghitung produksi Kesalahan dalam regimen dosis.
dengan sediaan obat, Sanksi yang diberikan
benar dosis apoteker Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI
obat, memastikan berdasarkan
sehingga bahwa Peraturan per-UUan yang berlaku adalah:
dapat sediaan yang 1. Pemberian peringatan tertulis;
menimbulkan diproduksi 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
kerusakan tepat kadar Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik
atau melalui QC Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker; dan/atau
kerugian dan QA. 3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
kepada • Apoteker institusi pendidikan apoteker.
pasien” melakukan Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau
penghitungan Surat Izin Praktik yang dimaksud dapat berupa:
dosis dengan 1. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau
benar untuk Surat Izin Praktik sementara selama-lamanya 1 (satu)
pasien tahun, atau
kondisi 2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau
khusus, Surat Izin Praktik tetap atau selamanya;
pediatri, 3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
gagal ginjal, institusi pendidikan apoteker yang dimaksud dapat
dll. berupa: Pendidikan formal; atau
Pelatihan dalam pengetahuan dan atau ketrampilan,
magang di institusi pendidikan atau sarana pelayanan
kesehatan jejaringnya atau sarana pelayanan kesehatan
yang ditunjuk, sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dan
paling lama 1 (satu) tahun.
BUTIR 10
“Melakukan Apoteker Kesalahan yang mungkin terjadi
penataan, menyusun dan 1. Menyimpan sediaan farmasi dengan penyimpanan
penyimpanan menyimpan khusus tidak pada tempatnya;
obat tidak obat-obatan 2. Contoh: sediaan insulin yang seharusnya disimpan
sesuai sesuai dengan dalam lemari pendingin disimpan dalam lemari biasa.
standar, standar Sanksi yang diberikan
sehingga ketentuan Mendapat peringatan tertulis dari MEDAI (Majelis Etik
berpotensi penyimpanan dan Disiplin Apoteker Indonesia) dan/atau kewajiban
menimbulkan yang berlaku mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
penurunan pendidikan apoteker.
kualitas
obat”

BUTIR 11
Menjalankan Apoteker yang 1. Apoteker melayani pelayanan swamedikasi terhadap
praktik baru saja penyakit berat seperti penyakit jantung.
kefarmasian menjalani 2. Sanksi: peringatan dan pembinaan.
dalam operasi sehingga
kondisi perlu istirahat,
tingkat berhenti sejenak
kesehatan dari
fisik ataupun pekerjaannya di
mental yang Apotek dan
sedang mencari
terganggu Apoteker
sehingga pendamping/
merugikan pengganti untuk
kualitas menggantikanny
pelayanan a sementara
profesi. hingga
kesehatannya
membaik
kembali.
BUTIR 12
“ Dalam • Apoteker
penatalaksan tidak
aan praktik melayani
kefarmasian, pelayanan
melakukan swamedikasi
yang diluar
seharusnya kewenangan
tidak yang
dilakukan seharusnya
atau tidak
melakukan
yang
seharusnya
dilakukan,
sesuai
dengan
tanggung
jawab
profesionalny
a, tanpa
alasan
pembenar
yang sah,
sehingga
dapat
membahayak
an pasien
BUTIR 13
Melakukan Menurut WHO Kemungkinan Pelanggaran:
pemeriksaan dalam hal Apoteker mendiagnosis pasien dengan keluhan nyeri
atau swamedikasi perut setelah makan dan nyeri ulu hati sebagai penyakit
pengobatan Apoteker tukak peptik yang disebabkan infeksi bakteri H. pylori
dalam berperan sebagai dan memberikan terapi antibiotik dan obat golongan
pelaksanaan komunikator, Proton Pump Inhibitor. Seharusnya penegakan diagnosis
praktik penyedia obat, dilakukan atas pemeriksaan dokter dan pemeriksaan
swamedikasi sebagai pengajar laboratorium.
(self- dan pengawas, Sanksi:
medication) sebagai Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
yang sesuai kolaborator, dan institusi pendidikan apoteker.
dengan sebagai promotor
kaidah kesehatan.
pelayanan
kefarmasian.

BUTIR 14
Memberikan Apoteker dalam Kemungkinan Pelanggaran:
penjelasan melaksanakan Apoteker tidak menjelaskan efek samping serius obat
yang jujur, PIO kepada yang diterima pasien dengan jujur, etis dan objektif
etis, dan/atau pasien, teman kepada pasien karena takut pasien akan menolak
objektif sejawat, dan menggunakan obat-obat tersebut dan tidak jadi membeli
kepada yang nakes lain juga obat
membutuhka ketika Sanksi:
n. melakukan Pemberian Peringatan Tertulis
Konseling
Memberikan dengan pasien
penjelasan atau keluarga
yang jujur, pasien harus
etis, dan/atau memberikan
objektif penjelasan yang
kepada yang benar, jujur, etis
membutuhka dan objektif
n. mengenai obat
atau jenis
pengobatan yang
diberikan.
Pemilihan obat
bisa melalui
memberikan
kebebasan
kepada pasien
terkait
menggunakan
obat
paten/generik,
pilihan harga
obat, terkait
resiko efek
samping dari
pengobatan dan
perhatian serta
peringatan yang
harus diketahui
oleh pasien.
BUTIR 15
Menolak atau • Apoteker Sanksi:
menghentika memberikan Peringatan tertulis/ surat peringatan, Rekomendasi
n pelayanan obat sesuai pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi
kefarmasian dengan resep Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat
terhadap dokter. Izin Kerja Apoteker.
pasien tanpa • Apoteker
alasan yang dalam hal
layak dan swamedikasi
sah. memberikan
rekomendasi
terapi sesuai
dengan
kondisi
pasien.
• Apoteker
tidak mau
memberikan
diazepam
karena
mengira
pasien
merupakan
pecandu.
• Apoteker
tidak mau
memberikan
obat generik
karena
keuntungan
apotek
sedikit.
BUTIR 16
Membuka rahasia kefarmasian kepada yang tidak berhak.
Penjelasan: • Memberikan Sanksi yang dapat dikenakan oleh MEDAI yaitu berupa:
Rahasia informasi 1. Pemberian peringatan tertulis;
Kefarmasian pasien baik 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau
adalah itu tentang pencabutan Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau
Pekerjaan penyakit dan Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja
Kefarmasian obat pasien Apoteker; dan/atau.
yang kepada pihak
menyangkut yang tidak
proses berkepentinga
produksi, n.
proses • Apoteker
penyaluran memberikan
dan proses rekam medis
pelayanan pasien kepada
dari Sediaan pihak yang
Farmasi yang tidak
tidak boleh berkepentinga
diketahui n
oleh umum Kasus:
sesuai Pada sebuah
dengan terdapat
ketentuan kunjungan
peraturan pasien yang
perundang- hendak
undangan. melakukan
penebusan resep.
Pasien diketahui
sedang
mengalami
sariawan parah.
Apoteker
melakukan
konseling
terhadap pasien
tersebut terkait
penggunaan obat
dan informasi
lain pengobatan
pasien. Dalam
sesi konseling
pasien bercerita
kalau dia sedang
menderita HIV
yang menjadi
faktor pencetus
sariawan yang
diderita pasien.
Setelah sesi
konseling
Apoteker
menceritakan
semua cerita
tentang pasien
tersebut ke staf
lain di Apotek.
BUTIR 17
Menyalahgun Apoteker mampu 1. Membiarkan penggunaan misoprostol untuk
akan memberikan menggugurkan kandungan karena bersifat memicu
kompetensi pelayanan obat kontraksi rahim.
Apotekernya. /untuk penderita 2. Mengizinkan penjualan obat keras secara bebas di
secara apotik tanpa resep dokter demi mendapatkan
profesional keuntungan.
dengan jaminan 3. Menjual obat-obat ilegal yang mengandung narkotika
bahwa obat (Cannabis sativa) dan psikotropika (diazepam) secara
yang diberikan bebas.
kepada
penderita akan
tepat, aman, dan
efektif.
Termasuk
di dalamnya
adalah
pelayanan obat
bebas dan
pelayanan obat
dengan
resep dokter
yang obatnya
dibuat langsung
oleh apotek.
BUTIR 18
Membuat Apoteker harus Kemungkinan Terjadinya Pelanggaran
catatan mendokumentasi 1. Ketika barang datang, Apoteker membuat catatan
dan/atau kan seluruh pelaporan yang tidak sesuai dengan barang yang ada,
pelaporan sediaan farmasi baik dari segi jenis, jumlah, dll.
sediaan yang masuk dan 2. Adanya kesalahan pemberian obat rusak kepada
farmasi yang keluar pada pasien akibat tidak dilakukannya pencatatan
tidak baik instalasi farmasi pelaporan mengenai barang rusak.
dan tidak dengan baik dan 3. Adanya kesalahan pemberian obat kadaluwarsa
benar. benar kepada pasien akibat tidak dilakukannya pencatatan
mengenai obat kadaluwarsa.
4. Tidak ada evaluasi pelayanan kefarmasian akibat
tidak dilakukannya pencatatan pelaporan dengan baik
dan benar sehingga dapat menurunkan kualitas
apotek atau rumah sakit.
Sanksi
1. Peringatan tertulis dari MEDAI
2. Setelah diberi peringatan tetap melakukan
pelanggaran, maka ia mendapat rekomendasi
pembekuan dan/ atau pencabutan STRA atau SIKA.
3. Undang-undang No. 5 tahun 1997
Pasal 60 ayat 1c
Barangsiapa memproduksi atau mengedarkan
psikotropika yang berupa obat yang tidak terdaftar
pada departemen yang bertanggung jawab di bidang
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat
1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan atau pidana denda paling
banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
BUTIR 19
Berpraktik • Tidak Pelanggaran
dengan memperpanja Memberikan dokumen palsu saat melakukan
menggunaka ng Surat perpanjangan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
n Surat Tanda atau Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja
Tanda Registrasi Apoteker (SIPA/SIKA). Contoh: Surat Keterangan Sehat
Registrasi Apoteker Fisik dan Mental palsu.
Apoteker (STRA) atau Sanksi
(STRA) atau Surat Izin 1. Pemberian peringatan tertulis;
Surat Izin Praktik 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
Praktik Apoteker/Sur Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik
Apoteker/Sur at Izin kerja Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
at Izin kerja Apoteker
Apoteker (SIPA/SIKA)
(SIPA/SIKA) sesuai dengan
dan /atau persyaratan
sertifikat yang berlaku.
kompetensi • Menggunaka
yang tidak n dokumen
sah. yang tidak
sah untuk
melakukan
perpanjangan
Surat Tanda
Registrasi
Apoteker
(STRA) atau
Surat Izin
Praktik
Apoteker/Sur
at Izin kerja
Apoteker
(SIPA/SIKA)
.
BUTIR 20
Tidak MEDAI adalah Jika dugaan pelanggaran terjadi, maka:
memberikan Majelis yang 1. Pemberian peringatan tertulis;
informasi, menilai bahwa 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
dokumen dan etik dan disiplin Tanda Registrasi Apoteker (STRA), atau Surat Izin
alat bukti diterapkan Praktik Apoteker (SIPA); dan/atau
lainnya yang seutuhnya atau 3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
diperlukan tidak oleh institusi pendidikan apoteker.
MEDAI apoteker,
untuk sehingga jika
pemeriksaan terdapat dugaan
atas pelanggaran
pengaduan maka apoteker
dugaan harus
pelanggaran memberikan
disiplin. informasi,
dokumen dan
alat bukti yang
terkait dengan
selengkap-
lengkapnya dan
sebenar-
benarnya agar
MEDAI dapat
menimbang dan
menilai dengan
tepat sesuai
dengan peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.
BUTIR 21
Mengiklanka • Apoteker Pelanggaran:
n tidak boleh Apoteker mengiklankan kemampuan suatu produk obat
kemampuan / terlibat dalam (testimoni produk) dengan tujuan meningkatkan
pelayanan media kredibilitas khasiat obat dan meningkatkan penjualan.
atau promosi/iklan Sanksi:
kelebihan komersil. 1. Pemberian peringatan tertulis;
kemampuan / • Apoteker 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
pelayanan memberi Tanda Registrasi Apoteker (STRA), atau Surat Izin
yang klaim efikasi Praktik Apoteker (SIPA); dan/atau
dimiliki, baik atau manfaat 3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
lisan, ataupun obat/kosmetik institusi pendidikan apoteker.
tulisan, yang yang tidak
tidak benar sesuai dengan
atau hasil studi
menyesatkan. atau
ketentuan
BPOM.

BUTIR 22
Membuat • Apoteker Pelanggaran:
keterangan tidak boleh 1. Apoteker menuliskan dan memberikan resep untuk
farmasi yang melakukan pasien tanpa adanya diagnosis dari dokter, dan
tidak pekerjaan melalui dokter.
didasarkan atau 2. Apoteker mengganti obat yang ada dalam resep
kepada hasil memberikan dokter tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada
pekerjaan informasi dokter, dan langsung memberikan obat ke pasien.
yang yang tidak Sanksi:
diketahuinya sesuai dengan 1. Peringatan tertulis/surat peringatan;
secara benar bidangnya 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
dan patut. atau Tanda Registrasi Apoteker, Surat Izin Kerja
mengambil Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker.
profesi
kesehatan
lainnya.
• Hal-hal
terkait pasien
mengenai
identitas
pasien,
penyakit,
dignosis,
hasil
laboratorium,
pengobatan,
masalah
terkait obat,
monitoring
efek samping
didokumentas
ikan dengan
sebenarnya.
PENDALAMAN TENTANG KODE ETIK
Isi Penerapan Kemungkinan terjadinya pelanggaran dan sanksi
dilapangan
PASAL 1
Seorang 1. Saya akan 1. Membiarkan berlangsungnya praktek kefarmasian
Apoteker membaktik yang menjadi tanggungjawabnya, tanpa
harus an hidup kehadirannya, ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/
menjunjung saya guna atau Apoteker pendamping yang sah.
tinggi, kepentinga 2. Apoteker datang terlambat ke apotek.
menghayati n 3. Apoteker membuka rahasia kefarmasian kepada yang
dan perikeman tidak berhak mengetahuinya.
mengamalka usiaan, 4. Tidak menunjuk apoteker pendamping atau apoteker
n terutama pengganti pada saat berhalangan hadir atau ada
Sumpah/Janji dalam keprluan di luar kota.
. bidang 5. Melayani resep yang tidak jelas dokternya.
kesehatan.
2. Contoh
penerapan:
mengimple
mentasikan
pengetahuan
kefarmasian
yang
dimiliki
untuk
meningkatk
an kualitas
kesehatan
masyarakat
misalnya
dengan
melakukan
penelitian
untuk
menemukan
sediaan
farmasi
yang lebih
tertarget
atau
memperbaik
i sistem
pengadaan
obat di
rumah sakit
agar lebih
efektif dan
efisien.
3. Saya akan
merahasiak
an segala
sesuatu
yang saya
ketahui
karena
pekerjaan
saya dan
keilmuan
saya
sebagai
apoteker.
4. Contoh
penerapan:
merahasiaka
n resep dan
medication
record
pasien
kecuali
untuk
kepentingan
tertentu
(proses
hukum).
5. Sekalipun
diancam,
saya tidak
akan
mempergu
nakan
pengetahua
n
kefarmasia
n saya
untuk
sesuatu
yang
bertentang
an dengan
hukum
perikeman
usiaan.
6. Contoh
penerapan:
memanfaatk
an
pengetahuan
tentang obat
untuk tujuan
yang tidak
bersifat
kriminal/kej
ahatan.
Misalnya,
membuat
senjata
biologis
atau
membuat
obat palsu.
7. Saya akan
menjalanka
n tugas
saya
dengan
sebaik-
baiknya
sesuai
dengan
martabat
dan tradisi
luhur
jabatan
kefarmasia
n.
8. Contoh
penerapan:
menjaga
nama baik
profesi
dimanapun
bekerja,
bekerja
dengan jujur
dan
bertanggung
jawab.
Misalnya
ada
kesalahan
pemberian
informasi,
apoteker
wajib
melakukan
klarifikasi
dan
memberikan
solusi.
9. Dalam
menunaika
n
kewajiban
saya, saya
akan
berikhtiar
dengan
sungguh-
sungguh
supaya
tidak
terpengaru
h oleh
pertimbang
an
Keagamaa
n,
Kebangsaa
n,
Kesukuan,
Politik,
Kepartaian
atau
Kedudukan
Sosial.
10. Contoh
penerapan:
apoteker
harus adil
dalam
memberikan
pelayanan
tidak
memandang
agama,
bangsa/suku
, partai
tertentu.
11. Saya
ikrarkan
sumpah/janj
i ini dengan
sungguh-
sungguh dan
dengan
penuh
keinsyafan.
PASAL 2
Seorang Apoteker yang 1. Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga kefarmasian.
Apoteker menghayati dan 2. Pindah alamat apotek tanpa izin, karena pada saat
harus mengamalkan pengajuan apotek telah dicantumkan denah dan
berusaha kode etik lokasi apotek.
dengan apoteker dengan 3. Mengubah denah apotek tanpa izin dan
sungguh- sungguh- pemberitahuan kepala suku dinas kesehatan
sungguh sungguh yaitu setempat.
menghayati yang dapat 4. Menjual narkotika tanpa resep dokter.
dan menjalankan 5. Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat
mengamalka kewajibannya, palsu dan peredaran gelap narkotika dan
n Kode Etik meliputi: psikotropika.
Apoteker 1. Kewajiban 6. Kerja sama dengan PBF dalam menyalurkan obat
Indonesia Umum kepada pihak yang tidak berhak dalam jumlah yang
Contoh besar.
penerapan: 7. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai
apoteker selalu penandaan atau belum dimusnahkan.
mengikuti
perkembangan di
bidang kesehatan
dan farmasi
untuk
meningkatkan
kompetensinya,
yaitu dengan
mengikuti
workshop,
symposium,
seminar yang
terkait,
mengikuti
perkembangan
kebijakan
pemerintah di
bidang
kesehatan,
melakukan
penelitian di
bidang
kesehatan.
2. Kewajiban
terhadap
Pasien
Contoh
penerapan:
seorang apoteker
di apotek
memberikan obat
yang sesuai
dengan
kebutuhan dan
kondisi ekonomi
pasien. Apabila
memberikan obat
racikan, apoteker
juga dapat
menjamin bahwa
peracikan obat
dilakukan
dengan benar
dan aman bagi
kesehatan pasien,
hal ini
dikarenakan
ketika
melakukan
peracikan obat,
hanya apoteker
yang mengetahui
kebenaran proses
peracikan
tersebut.
3. Kewajiban
terhadap
Teman
Sejawat
Contoh
penerapan:
apoteker tidak
dengan sengaja
mendirikan
apotek di sebelah
apotek lainnya,
hal ini
dikarenakan
akan
mempengaruhi
penjualan apotek
yang dikelola
oleh apoteker di
apotek tersebut.
4. Kewajiban
terhadap
Sejawat
Petugas
Kesehatan
Lain
Contoh
penerapan:
apoteker tidak
menjelek-
jelekkan profesi
tenaga kesehatan
lain. Misalnya
ketika terjadi
kesalahan
peresepan oleh
dokter, maka
apoteker
mengkomunikasi
kan dan
menyelesaikan
permasalahan
tersebut oleh
dokter
bersangkutan
secara
profesional dan
tetap
menghormati,
bukan dengan
mengejek dokter
tersebut di
hadapan pasien
atau tenaga
kesehatan lain.
Kesungguhan
dalam
menghayati dan
mengamalkan
kode etik
apoteker
Indonesia dinilai
dari:
1. Ada tidaknya
laporan dari
masyarakat
2. Ada tidaknya
laporan dari
sejawat
apoteker atau
sejawat
tenaga
kesehatan
lain
3. Tidak adanya
laporan dari
dinas
kesehatan.
Pengaturan
pemberian sanksi
ditetapkan dalam
peraturan
organisasi (PO).
PASAL 3
Seorang 1. Apoteke 1. Apoteker menyerahkan tugas seperti meracik dan
apoteker r menyerahkan obat kepada tenaga yang tidak memiliki
harus menjalankan kompetensi dalam bidang farmasi.
senantiasa tugasnya 2. Apoteker tidak memberikan informasi obat dan
menjalankan sesuai konseling kepada pasien.
profesinya dengan 3. Melakukan produksi, distribusi dan pengadaan
sesuai kompetensi. obat/bahan baku obat tanpa prosedur yang berlaku
kompetensi Contoh sehingga berpotensi menimbulkan tidak terjaminnya
Apoteker penerapan: mutu dan khasiat obat.
Indonesia apoteker 4. Menjual obat daftar G (daftar obat keras) kepada
serta selalu mengikuti yang tidak berhak.
mengutamak ujian Sanksi pelanggaran kode etik apoteker yang dapat
an dan kompetensi dikenakan oleh MEDAI berdasarkan keputusan
berpegang setiap 5 tahun Menteri Kesehatan RI No. 1332/ MENKES/ SK/ X/
teguh pada untuk 2002 dan Permenkes No. 922/ MENKES/ PER/ X/
prinsip membuktikan 1993 adalah:
kemanusiaan dirinya 1. Pemberian peringatan tertulis kepada apoteker secara
dalam berkompetens 3 kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-
melaksanaka i dalam masing dua bulan.
n melaksanakan 2. Rekomendasi pembekuan dan atau pencabutan Surat
kewajibannya praktik Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik
. kefarmasian. Apoteker.
2. Jika
dalam Jika apoteker melanggar kode etik seperti
keadaan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
terdedesak psikotropik dapat dikenakan sanksi sesuai UU No. 35
sekalipun, Tahun 2009 tentang Narkotika yaitu sanksi pidana
seorang baik dalam bentuk pidana minimum khusus, pidana
apoteker penjara 20 tahun, pidana penjara seumur hidup maupun
tidak akan pidana mati berdasarkan golongan, jenis, ukuran dan
memperguna jumlah narkotika dan psikotropika.
kan
kompetensi
yang dimiliki
untuk
sesuatu yang
melanggar
hukum
ataupun
kemanusiaa
n.
Contoh
penerapan:
apoteker
tidak
membeda-
bedakan
dalam
melayani
pasien
3. Seorang
apoteker
akan
merahasiaka
n data
ataupun
identitas
seseorang
sesuai
dengan
hukum.
Contoh
penerapan:
apoteker
merahasiakan
resep obat.
4. Seorang
apoteker
akan
menjunjung
tinggi
prinsip
kemanusiaa
n saat
melakukan
pekerjaan.
Contoh
penerapan:
seorang
apoteker
mendapatkan
seorang
pasien yang
kurang
mampu
secara
finansial.
Pasien
tersebut tidak
mampu
menebus obat
yang tertera
pada resep.
Oleh karena
itu, apoteker
memberikan
obat generik
dengan
persetujuan
pasien
5. Seorang
apoteker
akan
menunaikan
kewajibanny
a dengan
sebaik-
baiknya.
Contoh
penerapan:
apoteker
melakukan
konseling
dengan
pasien dalam
menentukan
pemilihan
obat dan
memberikan
informasi
yang tepat
kepada pasien
dengan
mempertimba
ngkan kondisi
pasien.

PASAL 4
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 4 Ayat 1
Seorang Apoteker harus Apoteker hanya mengandalkan buku lama terkait efek
Apoteker bisa mencari samping obat yang belum tentu relevan dengan kondisi
harus jurnal-jurnal sekarang.
mengembang yang up to date Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat terkena sanksi
kan tentang ilmu berupa teguran dan pembinaan dari Ikatan Apotker
pengetahuan kefarmasiaan Indonesia (IAI). Jika terjadi kerugian/kematian pada
dan contohnya jurnal pihak pasien, apoteker dapat dituntut yang berakibat
keterampilan tentang pada pencabutan izin praktik.
profesionalny keamanan dan
a secara terus efek samping
menerus. obat-obatan atau
yang lainnya
secara terus
menerus.

Pasal 4 Ayat 2
Aktifitas Apoteker harus Apoteker datang ke acara seminar atau pelatihan hanya
seorang bisa mengikuti untuk mendapatkan poin SKP tapi tidak serius
Apoteker uji kompetensi mendengarkan pembicara dan tidak menerapkannya atau
dalam dan mengikuti Apoteker mengikuti uji kompetensi dengan mencontek.
mengikuti seminar tentang Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat terkena sanksi
perkembanga kefarmasiaan berupa teguran dan pembinaan dari Ikatan Apotker
n di bidang atau pelatihan- Indonesia (IAI).
kesehatan, pelatihan.
diukur dari
nilai SKP
yang
diperoleh
dari hasil uji
kompetensi
Pasal 4 Ayat 3
Jumlah SKP Berusaha Tidak mengikuti perkembangan di bidang kesehatan,
minimal yang semaksimal sehingga tidak memenuhi SKP minimal yang
harus mungkin dipersyaratkan.
diperoleh menjalankan Bila tidak memenuhi SKP minimal, maka tidak dapat
Apoteker kode etik pasal 4 memperpanjang STRA.
ditetapkan dengan
dalam mengupdate
peraturan keilmuan melalui
organisasi seminar dan
langganan jurnal
ilmiah.
PASAL 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian.
Pasal 5 Ayat 1
Seorang • Apoteker Kemungkinan terjadinya pelanggaran dan sanksi
Apoteker harus dapat 1. Mengganti obat generik dengan obat paten pada
dalam memberikan resep dengan alasan obat generiknya sudah habis.
tindakan obat sesuai 2. Menjual obat keras (golongan G) yang tidak
profesionalny dengan masuk dalam OWA, obat psikotropik dan narkotik
a harus kemampuan tanpa resep dokter untuk mencari keuntungan semata.
menghindari ekonomi dan 3. Menjual obat dengan harga jauh di atas HET.
diri dari kebutuhan Sanksi
perbuatan pasien. 1. Peringatan
yang akan • Apoteker 2. Sanksi pada Permenkes No. 3 Tahun 2015 Pasal
merusak atau menentukan 22.
seseorang harga jual 3. Sanksi Administratif sesuai dengan Peraturan
ataupun obat sesuai Perundang-undangan.
merugikan dengan harga 4. Sanksi organisasi dapat berupa pembinaan,
orang lain. yang peringatan, pencabutan keanggotaan sementara, dan
ditetapkan pencabutan keanggotaan tetap.
(tidak
melebihi
HET).

Pasal 5 Ayat 2
Seorang • Apoteker Kemungkinan terjadinya pelanggaran dan sanksi
Apoteker harus dapat 1. Apoteker menyuplai stok obat dari distributor yang
dalam menjamin tidak resmi untuk mendapatkan harga yang lebih
menjalankan bahwa obat- murah dan proses yang lebih cepat.
tugasnya obatan yang 2. Apoteker tidak menyimpan obat ditempat seharusnya
dapat disediakan karena kekurangan prasarana.
memperoleh berasal dari 3. Apoteker tidak memberikan pilihan obat generik dan
imbalan dari sumber resmi informasi tentang obat generik kepada pasien karena
pasien dan yang dapat ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
masyarakat dipercaya dan Sanksi
atas jasa yang memiliki 1. Peringatan dari IAI
diberikannya kualitas yang 2. Sanksi Administratif sesuai dengan Peraturan
dengan tetap baik. Perundang-undangan.
memegang • Apoteker 3. Sanksi organisasi dapat berupa pembinaan,
teguh kepada harus peringatan, pencabutan keanggotaan sementara, dan
prinsip menyediakan pencabutan keanggotaan tetap.
mendahuluka tempat
n penyimpanan
kepentingan yang tepat
pasien. untuk obat-
obat yang ada
• Apoteker
harus
menyediakan
saran kepada
individu
untuk
membantu
mereka
membuat
pilihan obat
yang tepat
(antara obat
generik dan
obat
bermerk).

Pasal 5 Ayat 3
Besarnya jasa Besarnya jasa Kemungkinan terjadinya pelanggaran dan sanksi
pelayanan pelayanan 1. Apoteker menaikkan harga jasa pelayanan konsultasi
ditetapkan apoteker dari pasien.
dalam ditetapkan oleh 2. Apoteker penanggung jawab dan apoteker
peraturan Ikatan Apoteker pendamping mendapat pembayaran jasa dibawah
organisasi. Indonesia (IAI) nominal yang telah ditetapkan.
Contoh: 3. Jam kerja apoteker tidak sesuai dengan jasa profesi
Surat apoteker yang diberikan.
keputusan Sanksi
pengurus 1. Peringatan dari IAI
daerah ikatan 2. Sanksi Administratif sesuai dengan Peraturan
apoteker Perundang-undangan.
indonesia jawa Sanksi organisasi dapat berupa pembinaan, peringatan,
timur nomor: pencabutan keanggotaan sementara, dan pencabutan
KEP- keanggotaan tetap
049/PDIAI/JA
WA
TIMUR/VIII/2
015 tentang
Standar jasa
profesi
apoteker di
apotek
1. Jasa profesi
Apoteker
Penanggung
Jawab
Apotek
meliputi:
a. Jasa
Pengelolaa
n Apotek
sebesar
minimal
Rp.
3.000.000,
-
diterimaka
n sebanyak
14
kali,termas
uk THR
dan Jasa
Akhir
Tahun;
b. Jasa
Pelayanan
Konsultasi
(diterima
langsung
dari
pasien)
minimum
sebesar
Rp.
5.000,- per
pasien per
konsultasi
dan
mencantu
mkan jam
konsultasi
pada
papan
praktik
Apoteker.
2. Jasa profesi
Apoteker
Pendamping
di Apotek
meliputi:
a. Jasa
Pengelolaa
n Apotek
sebesar
minimal
Rp.
2.000.000,
-
diterimaka
n sebanyak
13 kali,
termasuk
THR;
b. Jasa
Pelayanan
Konsultasi
(diterima
langsung
dari
pasien)
minimum
sebesar
Rp.
5.000,- per
pasien per
konsultasi.
3. Apoteker
Penanggung
Jawab
Apotek
berhak
mendapatkan:
a. Tunjangan
Kesehatan
berupa
kepesertaa
n JKN
Mandiri
kelas I dan
Ketenagak
erjaan;
b. Bagi hasil
sebesar
1% omzet
(pendapata
n kotor);
c. Jasa
pelayanan
resep.
4. Apoteker
Pendamping
di Apotek
berhak
mendapatkan:
a. Tunjangan
Kesehatan
berupa
kepesertaa
n JKN
Mandiri
kelas I dan
Ketenagak
erjaan;
b. Jasa
pelayanan
resep.
5. Jasa
Pengelolaan
Apotek
meningkat
secara
berkala
disesuaikan
dengan
Kenaikan
Indeks Biaya
Hidup Rata-
Rata (BPS).
6. Jika Apoteker
Penanggung
Jawab
Apotek
mengakhiri
kontrak kerja
sama maka
Apoteker
Pengganti
minimal
menerima
jasa profesi
seperti
Apoteker
yang
digantikan.
7. Jasa profesi
diberikan
paling lambat
sejak
penandatanga
nan
perjanjian
kerja sama
sebesar
minimal
sejumlah
50% dan
penerimaan
100%
diberikan
setelah SIPA
terbit.
PASAL 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi cotoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 6 ayat 1
Seorang Apoteker Apabila informasi mengenai penyakit dan riwayat
Apoteker menjaga pengobatan pasien diberikan kepada pihak yang tidak
harus kerahasiaan berkepentingan baik karena kelalaian (alpa) ataupun
menjaga informasi pasien disengaja, apoteker dapat diberi sanksi berupa teguran,
kepercayaan terkait penyakit pemberian tuntunan dan pembinaan dari Ikatan Apoteker
masyarakat dan Indonesia (IAI)
atas profesi pengobatannya.
yang
disandangkan
dengan jujur
dan penuh
integritas.

Pasal 6 ayat 2
Seorang Apoteker Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat terkena sanksi
Apoteker memberikan berupa teguran dan pembinaan dari Ikatan Apotker
tidak akan informasi secara Indonesia (IAI). Jika terjadi kerugian/kematian pada
menyalahgun jujur dan tepat pihak pasien, apoteker dapat dituntut yang berakibat
akan tanpa pada pencabutan izin praktik.
kemampuan menyesatkan
profesionalny pasien terkait
a kepada pengobatan
orang lain. ataupun harga
obat.

PASAL 6
Pasal 6 Ayat 3
Seorang APA tidak Sanksi administratif yang diberikan menurut Keputusan
Apoteker menunjuk Menteri Kesehatan RI No.1332/MENKES/SK/X/2002
harus Apoteker dan Permenkes No.922/MENKES/PER/X/1993 adalah: 
menjaga pendamping 1. Peringatan secara tertulis kepada APA secara 3 kali
perilakunya pada waktu APA berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing
dihadapan tidak bisa hadir 2 bulan.
publik. pada jam buka 2. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-
apotek (apotek lamanya 6 bulan sejak dikeluarkannya penetapan
yang buka 24 pembekuan izin apotek.
jam) sehingga 3. Keputusan pencabutan SIA disampaikan langsung
ada pasien tidak oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
menerima dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan dan
informasi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat.
pengobatan yang 4. Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan
komprehensif kembali apabila apotek tersebut dapat membuktikan
dari Apoteker bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan dalam
dan dapat keputusan Menteri Kesehatan RI dan Permenkes
memperburuk tersebut telah dipenuhi.
citra apoteker di
masyarakat
PASAL 7
Seorang • Apoteker Sanksi disiplin yang dapat dikenakan adalah:
apoteker memberikan Mendapatkan pembinaan dan peringatan
harus informasi
menjadi yang akurat
sumber dan sesuai
informasi dengan
sesuai perkembanga
dengan n ilmu
profesinya terhadap
Implemen pemberian
tasi- jabaran informasi
kode etik obat (PIO)
pasal 9 baik kepada
adalah pasien
sebagai maupun
berikut. tenaga
• Seorang kesehatan
apoteker lainnya yang
memberika membutuhka
n informasi n.
kepada • Apoteker
pasien/mas memberikan
yarakat informasi
harus obat
dengan cara menggunakan
yang bahasa yang
mudah mudah
dimengerti dimengerti
dan yakin oleh pasien.
bahwa • Apoteker
informasi harus
tersebut memberikan
harus informasi
sesuai, secara benar
relevan, dan sesuai
dan “up to kebutuhan
date”. pasien.
• Sebelum • Apoteker
memberika harus
n informasi, berperan
apoteker dalam
harus peningkatan
menggali pemahaman
informasi masyarakat
yang terhadap obat
dibutuhkan dengan
dari pasien melakukan
ataupun penyuluhan.
orang yang • Apoteker
datang harus saling
menemui berbagi
apoteker informasi
mengenai dengan
pasien serta tenaga
penyakitny kesehatan
a lainnya atau
• Seorang dengan teman
apoteker sejawat demi
harus mewujudkan
mampu pelayanan
berbagi kesehatan
informasi yang bersifat
mengenai holistic.
pelayanan • Apoteker
kepada dapat
pasien membuat dan
dengan memberikan
tenaga leaflet,
profesi poster,
kesehatan brosur, dan
yang media lisan
terlibat. maupun
• Seorang untuk
apoteker mempermuda
harus h pemahaman
senantiasa masyarakat
meningkatk terkait
an penyakit dan
pemahaman pengobatanny
masyarakat a.
terhadap
obat, dalam
bentuk
penyuluhan
,
memberika
n informasi
secara jelas,
melakukan
monitoring
penggunaan
obat dan
sebagainya.
• Kegiatan
penyuluhan
ini
mendapat
nilai satuan
kredit
profesi
(SKP).
PASAL 8
Seorang • Apoteker 1. Mendapat binaan dari IAI.
apoteker tidak aktif 2. Jika masih ringan masih dapat diberikan peringatan,
harus aktif dalam jika apoteker sudah tidak melakukan pelayanan
mengikuti perkembanga kefarmasian yang sesuai sehingga menyebabkan
perkembanga n peraturan pasien celaka atau rugi maka akan diberikan sanksi
n peraturan perundang- sesuai dengan peraturan yang dilanggar.
perundang- undangan
undangan di dibidang
bidang kesehatan dan
kesehatan dibidang
pada farmasi;
umumnya • Apoteker
dan di bidang tidak
farmasi pada berteman/ber
khususnya. gaul dengan
Implemen teman
tasi- jabaran sejawat
kode etik sehingga
pasal 8 tidak
adalah mengetahui
sebagai perkembanga
berikut. n perundang-
• Tidak ada undangan
alasan kesehatan/far
bagi masi;
apoteker • Apoteker
tidak tahu tidak mau
peraturan tahu
perundang mengenai
an yang perkembanga
terkait n peraturan
dengan UU terbaru
kefarmasi sehingga
an. Untuk melakukan
itu setiap pelayanan
apoteker dan praktik
harus kefarmasian
selalu yang tidak
aktif sesuai
mengikuti perundang-
perkemba undangan.
ngan
peraturan,
sehingga
setiap
apoteker
dapat
menjalank
an
profesinya
dengan
tetap
berada
dalam
koridor
peraturan
perundang
an yang
berlaku.
• Apoteker
harus
membuat
standar
prosedur
operasion
al (SPO)
sebagai
pedoman
kerja bagi
seluruh
personil di
sarana
pekerjaan
/pelayana
n
kefarmasi
an sesuai
kewenang
an atas
dasar
peraturan
perundang
an yang
ada.
PASAL 9
Seorang • Apoteker Kemungkinan terjadi pelangggaran:
apoteker sebelum 1. Seorang pasien diberikan obat yang sudah kadaluarsa
dalam menyerahkan oleh pihak apotek;
melakukan obat kepada 2. Apoteker memberikan obat bermerek pada pasien
praktik pasien harus tidak mampu tanpa memberikan info tentang obat
kefarmasian melakukan generik sehingga pasien kesulitan dalam membeli
harus kajian obat;
mengutamak ulang/pemeri 3. Apoteker tidak memberikan obat yang seharusnya
an ksaan kepada pasien sehingga pasien mengalami
kepentingan kembali agar kerugian/celaka;
masyarakat, tidak terjadi 4. Apoteker tidak menjaga rahasia pasien, rahasia
menghormati kesalahan. kefarmasian, dan rahasia kedokteran;
hak azasi • Apoteker 5. Apoteker tidak berkomunikasi dengan dokter dalam
pasien dan melakukan hal penggantian obat yang telah diresepkan dokter.
melindungi home care Sanksi disiplin yang dapat dikenakan adalah:
makhluk terhadap 1. Peringatan oleh IAI.
hidup insani. pasien 2. Pembinaan dan peringatan oleh IAI.
Implemen dengan 3. Pembinaan dan peringatan oleh IAI. Jika secara
tasi- jabaran kondisi sengaja keanggotaan Apoteker dapat dicabut
kode etik khusus sementara.
pasal 9 (lansia dan 4. Mendapatkan pembinaan dan peringatan.
adalah penyakit
• Kepedulia kronis) yang
n kepada membutuhka
pasien n monitoring
adalah kesehatan.
merupaka • Apoteker
n hal yang mengganti
paling obat paten
utama dari yang
seorang diresepkan
apoteker. oleh dokter
• Setiap dengan obat
tindakan generik yang
dan memiliki
keputusan jenis,
profesiona kekuatan, dan
l dari indikasi yang
apoteker sama atas
harus persetujuan
berpihak pasien.
kepada • Memberikan
kepenting konseling
an pasien (informasi
dan obat) kepada
masyarak pasien
at. dengan
• Seorang bahasa yang
apoteker mudah
harus dipahami.
mampu • Harus
mendoron menjamin
g pasien obat yang
untuk diberikan
terlibat pasien
dalam bermutu,
keputusan berkhasiat,
pengobata aman, dan
n mereka. terjangkau.
• Seorang • Menjamin
apoteker kerahasiaan
harus pasien.
mengambi • Mengikutsert
l langkah- akan pasien
langkah dalam
untuk pengambilan
menjaga keputusan
kesehatan pengobatan.
pasien • Menghormati
khususnya keputusan
janin, pasien atas
bayi, pengobatanny
anak-anak a.
serta
orang
dalam
kondisi
lemah.
• Seorang
apoteker
harus
yakin
bahwa
obat yang
diserahka
n kepada
pasien
adalah
obat yang
terjamin
mutu,
keamanan
, dan
khasiat
dan cara
pakai
yang
tepat.
• Seorang
apoteker
harus
menjaga
kerahasiaa
n pasien,
rahasia
kefarmasi
an, dan
rahasia
kedoktera
n dengan
baik.
• Seorang
apoteker
harus
menghor
mati
keputusan
profesi
yang telah
ditetapkan
oleh
dokter
dalam
bentuk
penulisan
resep dan
sebagainy
a
• Dalam hal
seorang
apoteker
akan
mengambi
l
kebijakan
yang
berbeda
dengan
permintaa
n seorang
dokter,
maka
apoteker
harus
melakuka
n
komunika
si dengan
dokter
tersebut,
kecuali
peraturan
perundang
an
memboleh
kan
apoteker
mengambi
l
keputusan
dari
kepenting
an pasien.
PASAL 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan
• Setiap • Seorang Kemungkinan terjadinya Pelanggaran
apoteker apoteker yang 1. Berbicara buruk mengenai apoteker dan apotek
harus terkadang tersebut sehingga orang berlaih dari apotek tersebut
mengharg tidak ke apotek kita.
ai teman menggunakan 2. Apoteker membuka apotek bersebelahan dengan
sejawatny jas apoteker apotek yang sudah ada.
a, saat melayani 3. Apoteker memberitahukan kesalahan dokter pada
termasuk pasien di pasien setelah melakukan skrining resep.
rekan apoteknya. 4. Berkomunikasi tanpa etika, sopan santun dan rasa
kerjanya. Tidak tidak menghormati kepada teman sejawat.
• Bilamana berbicara 5. Menyimpan untuk diri sendiri pengalaman dan ilmu
seorang suatu hal perkembangan kefarmasian tanpa berbagi dengan
apoteker yang dapat teman sejawat.
dihadapka menjatuhkan 6. Mengambil alih pekerjaan teman sejawat tanpa seizin
n kepada apoteker apoteker yang bersangkutan.
suatu tersebut Sanksi
situasi walaupun 1. Mendapat teguran atau pembinaan dari Ikatan
yang merupakan Apoteker Indonesia (IAI).
problemat kenyataan. 2. Dilakukan perundingan jika masih dilanggar dan
ik, baik • Apoteker dilaporkan ke MEDAI untuk dilakukan persidangan.
secara membuka
moral atau apotek tidak
peraturan bersebelahan
perundang dengan
an yang apotek yang
berlaku, sudah ada.
tentang • Seorang
hubungan apoteker
nya tidak
dengan memberitahu
sejawatny kan kesalahan
a, maka dokter kepada
komunika pasien
si antar mengenai
sejawat kesalahan
harus pemberian
dilakukan obat pada
dengan resep.
baik dan • Berkomunika
santun. si dengan
• Apoteker baik kepada
harus teman
berkoordi sejawat.
nasi • Saling
dengan berbagi
IAI pengetahuan/
ataupun pengalaman
majelis yang baru
Pembina dalam bidang
etik kesehatan dan
apoteker kefarmasian
dalam dalam rangka
menyelesa senantiasa
ikan memperbarui
permasala ilmu.
han • Tidak
dengan mengambil
teman alih pekerjaan
sejawat. teman
sejawat tanpa
seizin
apoteker yang
bersangkutan.
PASAL 11
Sesama apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik.
Bilamana • Seorang Kemungkinan terjadinya pelanggaran
seorang Apoteker di 1. Terdapat Apoteker yang tidak jujur kepada pasien.
apoteker RS 2. Terdapat apoteker yang menjual obat diluar narkotika
mengetahui memberikan di apotek tempat mereka bekerja tanpa pendataan
sejawatnya informasi resep yang kurang lengkap.
melanggar yang tidak Terdapat apoteker yang membeli dan menjual kembali
kode etik, baik atau obat-obat yang berasal dari PBF yang tidak memiliki
dengan cara menjelek- surat izin resmi.
yang santun jelekkan Sanksi
dia harus seorang 1. Pembinaan, peringatan, pencabutan anggota
melakukan Dokter di sementara dan pencabutan anggota tetap.
komunikasi depan pasien 2. Kajian tentang sanksi yang pantas diserahkan pada
dengan hingga MPEAD apakah pelanggaran ini butuh pembinaan,
sejawatnya terdengar peringatan, pencabutan keanggotaan sementara dan
untuk oleh Kepala pencabutan anggota tetap.
mengingatka Apoteker,
n kekeliruan kemudian
tersebut. Kepala
Bilamana Apoteker
ternyata yang menegur atau
bersangkutan mengingatkan
sulit nya.
menerima • Seorang
maka dia apoteker
dapat seharusnya
menyampaik mengingatkan
an kepada dan
pengurus menasehati
cabang atau sejawat
MPEAD apoteker lain
secara apabila
berjenjang. menjual obat
narkotika di
apoteknya
tanpa
pendataan
resep yang
kurang
lengkap.
• Seorang
Apoteker
mengingatkan
dan
menasehati
teman
sejawatnya
yang
memberikan
obat generic
tetapi harga
yang
ditagihkan ke
pasien
seharga obat
paten.
• Seseorang
apoteker
harus
mengingatkan
sejawat
apoteker lain
yang
membeli obat
dari PBF
yang tidak
memiliki
surat izin,
agar membeli
obat dari PBF
yang resmi
dan memiliki
izin
PASAL 12
Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerja sama
yang baik sesama apoteker didalam memelihara keluhuran martabat, jabatan kefarmasian,
serta mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya.
• Seorang • Di RS X Kemungkinan terjadinya pelanggaran
apoteker apoteker dari 1. Di antara apoteker alumni D dan apoteker alumni
harus lulusan lain terjadi jarak karena kurang percaya sehingga
menjalin universitas D tidak terjalin komunikasi yang baik salam mengatasi
dan dipasangkan pengobatan pasien.
memeliha dengan 2. Adanya kesenjangan antara senior dan junior
ra apoteker dari apoteker
kerjasama alumni lain 3. Persaingan apoteker dengan cara menjelek-jelekkan
dengan untuk dapat apoteker lain.
sejawat bekerjasama Seorang apoteker yang mengambil keuntungan sendiri
apoteker melakukan tanpa memperhatikan teman sejawat apoteker lainnya.
lainnya pekerjaan Sanksi
• Seorang pelayanan Apabila apoteker melakukan pelanggaran kode etik
apoteker kefarmasian. apoteker, yang bersangkutan dikenakan sanksi
harus • Seorang organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan, peringatan,
membantu senior pencabutan keanggotaan sementara dan pencabutan
teman apoteker yang keanggotaan tetap
sejawatny membohongi
a dalam junior untuk
menjalank bekerja di
an tempat dia
pengabdia bekerja, yang
n kenyataannya
profesinya tidak sesuai
. dengan
• Seorang aslinya.
apoteker
harus
saling
memperca
yai teman
sejawatny
a dalam
menjalin,
memeliha
ra
kerjasama
.
PASAL 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan
meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat
petugas kesehatan lain.
Apoteker Apoteker harus Kasus apoteker yang salah memberikan obat karena
harus mampu mampu menjalin keliru mempersepsikan tulisan dokter pada resep. Hal ini
menjalin hubungan yang disebabkan apoteker enggan untuk menanyakan
hubungan harmonis dengan langsung kepada dokter. Ketidakmauan apoteker dalam
yang tenaga profesi mengkonfirmasi resep dapat dikarenakan hubungan yang
harmonis kesehatan tidak baik dari awal atau karena tidak mau membangun
dengan lainnya secara hubungan antar profesi.
tenaga seimbang dan Apabila kekeliruan tersebut bersifat fatal terhadap
profesi bermartabat. pasien, maka akan diberikan sanksi pidana. Tetapi
kesehatan Terjalinnya apabila tidak bersifat fatal/mengancam kesehatan pasien
lainnya interaksi dan maka sanksi yang dikenakan berupa sanksi organisasi.
secara komunikasi yang Sanksi dapat berupa pembinaan, peringatan, pencabutan
seimbang dan baik akan keanggotaan sementara, atau pencabutan keanggotaan
bermartabat. menciptakan tetap. Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam
suatu hubungan peraturan organisasi, dan sanksi ditetapkan setelah
yang baik pula melalui kajian yang mendalam dari MEDAI Daerah.
untuk saling
mempercayai,
dan menghargai
keputusan
masing-masing
sejawat petugas
kesehatan.

Contoh apabila
apoteker
mendapatkan
resep dari dokter
yang terdiri dari
obat-obatan yang
saling
berinteraksi satu
sama lain.
Dalam hal ini,
apoteker tidak
boleh langsung
menyalahkan
keputusan dokter
dan mengubah
resep tersebut.
Oleh karena itu,
apoteker harus
mengkonfirmasi
mengenai obat-
obatan tersebut
kepada dokter
dan
mengemukakan
pendapat
apoteker
mengenai
interaksi obat
yang terjadi
berdasarkan
literature serta
memperhatikan
alasan dan
pertimbangan
dokter dalam
memilih obat-
obatan tersebut.
Apoteker hanya
boleh mengubah
obat tersebut atas
persetujuan
dokter. Hal ini
akan
meningkatkan
hubungan antar
apoteker-dokter.
Contoh lain
apabila apoteker
kesulitan
membaca tulisan
dokter, maka
apoteker harus
menanyakannya
kepada dokter
mengenai
ketidakjelasan
tulisan resep.
Menghubungi
dokter dapat
menimbulkan
interaksi dan
komunikasi
untuk
membangun
hubungan yang
harmonis kepada
sejawat petugas
kesehatan lain.
PASAL 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurang atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lain.
Bilamana Contoh pada saat Apabila Apoteker melakukan pelanggaran Kode Etik
apoteker pasien menebus Apoteker Indonesia, yang bersangkutan dikanakan
menemui hal- resep dari dokter sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan,
hal yang setelah dikaji peringatan, pencabutan keanggotaan sementara, atau
kurang tepat ternyata terdapat pencabutan keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran
dari obat yang saling kode etik diatur dalam peraturan organisasi, dan sanksi
pelayanan berinteraksi satu ditetapkan.
profesi sama lain.
kesehatan Dalam hal ini,
lainnya, apoteker tidak
maka boleh langsung
apoteker menyalahkan
tersebut keputusan dokter
harus mampu di depan pasien
mengomunik dan mengganti
asikannnya obat tersebut
dengan baik dengan obat lain
kepada karena hal
profesi tersebut akan
tersebut, mengakibatkan
tanpa yang berkurang atau
bersangkutan hilangnya
merasa kepercayaan
dipermalukan masyarakat
. kepada profesi
tersebut.
Sebaiknya,
dikonfirmasi
kembali pada
dokter terkait
terapi yang
sesuai dengan
bahasa yang
baik.
PASAL 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia menjalankan kefarmasiannya sehari hari.
Jika seorang Apoteker dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi
Kode Etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari
pemerintah, organisasi profesi farmasi menanganinya (IAI) dan
mempertanggungjawabkannya kepada Tu-han Yang Maha Esa.
Apabila Jika seorang 1. Apabila apoteker melakukan pelanggaran kode etik
Apoteker Apoteker baik apoteker, yang bersang- kutan dikenakan sanksi
melakukan dengan sengaja organisasi.
pelanggaran maupun tak 2. Sanksi dapat berupa pembinaan, peringatan,
Kode Etik sengaja pencabutan keanggotaan sementara, dan pencabutan
Apoteker melanggar atau keanggotaan tetap.
Indonesia, tidak mematuhi 3. Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam peraturan
yang kode etik organisasi, dan ditetapkan setelah melalui kajian yang
bersangkutan Apoteker mendalam dari MPEAD.
dikanakan Indonesia, maka 4. Selanjutnya MPEAD menyampaikan hasil telaahnya
sanksi dia wajib kepada pengurus cabang, pengurus daerah, dan
organisasi. mengakui dan MPEA.
Sanksi dapat menerima sanksi
berupa dari pemerintah,
pembinaan, ikatan/organisasi
peringatan, profesi farmasi
pencabutan yang
keanggotaan menanganinya
sementara, (IAI) dan
atau mempertanggun
pencabutan gjawabkannya
keanggotaan kepada Tuhan
tetap. Kriteria Yang Maha Esa.
pelanggaran
kode etik
diatur dalam
peraturan
organisasi,
dan sanksi
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai