Anda di halaman 1dari 23

UUD dan Regulasi

APOTEK

Program Studi Profesi Apoteker


UHAMKA

KELOMPOK 9:
LIA FAUZIAH
MARTHA ZELVIANA JUZTIA
MERRY MEGAWATI
MUHAMMAD AMRU S.
NADIA SAPTARINA
SAYUTI
TRIASIH HARDIYANTI

Latar Belakang
product
oriented

Patient
Oriented

Karena kemajuan teknologi, maraknya industri , obat baru


bermunculan disetiap tahunnyamenyebabkan, Peran apoteker pada
peracikan berkurang karena obat yang dulu diracik sudah dibuat di
industri.
Fenomena banyaknya lulusan farmasi, berubah
Patient Oriented
Berorientasi dalam pelayanan kefarmasian pada pasien,
dalam pemilihan dan penyediaan obat, informasi obat,
kepatuhan pasien, monitoring,efek samping obat, dan
evaluasi penggunaan obat pada pasien

Disini apotek mempunyai peranan


penting mengubah persepsi
masyarakat dari pelayanan resep
dan penjualan obat menjadi atau
ditambah dengan pelayanan
kefarmasian Pasien mengetahui
hak nya pelayanan menjadi
efektif.

Rumusan Masalah
1. Apakah hak dan kewajiban
produsen/penyedia sediaan dan
pekerjaan/pelayanan kefarmasian di
apotek?
2. Apakan Untuk mengetahui kewajiban
konsumen terkait di apotek?
3. Apakah Untuk mengetahui bentuk
pelnggaran dn sanksi pelanggaran di
apotek?

Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui hak dan kewajiban


produsen/penyedia sediaan dan
pekerjaan/pelyanan kefarmasian.
2. Untuk mengetahui kewajiban
konsumen terkait di apotek.
3. Untuk mengetahui bentuk
pelnggaran dn sanksi pelanggaran di
apotek

Tinjauan Pustaka

PP No. 51 Tahun 2009 Apotek= sarana pelayanan


kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.
PEKERJAAN KEFARMASIAN ITU TERDIRI DARI :
pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan
Farmasi,
pengamanan,
pengadaan,
penyimpanan
dan pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.

Hak dan Kewajiaban Produsen/penyedia


sediaan dan pekerjaan/pelayanan
Kefarmasian di Apotek.

Hak adalah sesuatu yang mutlak


menjadi
milik
kita
dan
penggunaannya tergantung kepada
kita sendiri.
Kewajiban
adalah
sesuatu
yg
dilakukan
dengan
tanggung
jawab.Hak dan kewajiban dapat
timbul dari adanya suatu perjanjian
yang dibuat para pihak ataupun yang
telah ditentukan oleh undang-undang

Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
1027/Menkes/SK/IX/2004

Apoteker
adalah
sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi
dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di
Indonesia sebagai apoteker
Memiliki
kemampuan
menyediakan
dan
memberikan pelayanan yang baik, mengambil
keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi
antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan,
kemampuan mengelola sumber daya manusia
secara efektif, selalu sabar sepanjang karier, dan
membantu member pendidikan dan memberi
peluang untuk meningkatkan pengetahuan.

Hak-hak apoteker sebagai pelaku usaha


pelayanan kefarmasian Pasal 6 Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, yaitu:

Mendapatkan perlindungan hukum dari


tindakan konsumen yang beriktikad
tidak baik.
Melakukan pembelaan diri dalam
penyelesaian hukum sengketa
konsumen
Rehabilitasi nama baik apabila tidak
terbukti secara hukum.
Hak-hak yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban Apoteker Pasal 7 Undangundang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang


Perlindungan Konsumen, yaitu:
Beriktikad baik
Memberikan informasi
yang benarmengenai
kondisi, jaminan barang
, jasa serta memberikan
penjelasan
penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;
Memperlakukan
atau
melayani
konsumen
secara benar dan jujur
serta tidak diskriminatif;

Menjamin mutu barang dan/ atau jasa


yang berlaku;
Memberikan kesempatan kepada
konsumen untuk menguji dan
mencoba barang dan/ atau jasa
tertentu serta memberikan jaminan
atas barang yang dibuat dan/ atau
diperdagangkan;
Memberikan kompensasi, ganti rugi
atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan,.

Kompetensi Apoteker di
Apotek
Memberikan pelayanan obat kepada pasien
atas permintaan dari dokter, dokter gigi, atau
dokter hewan baik verbal maupun non verbal.
Memberikan pelayanan kepada pasien atau
masyarakat yang ingin melakukan
pengobatan sendiri.
Memberikan pelayanan informasi obat, baik
bagi pasien, tenaga kesehatan lain,
masyarakat, maupun pihak-pihak lain yang
membutuhkan guna peningkatan kesehatan.

Memberikan konsultasi obat


Melakukan monitoring efek samping
obat,
Melakukan evaluasi penggunaan
obat menjamin terapi dan
mengontrol biaya obat.

Kewajiban Apoteker terhadap


masyarakat
berbudi luhur.
bersedia untuk menyumbangkan
keahlian dan pengetahuannya.
sumber informasi sesuai dengan
profesinya bagi masyarakat dalam
rangka pelayanan dan pendidikan
kesehatan.

Kewajiban Apoteker terhadap teman


sejawatnya
Menjauhkan diri dari setiap tindakan
yang
dapat
merugikan
teman
sejawatnya, baik moril maupun
materil.
Meningkatkan kerja sama yang baik
dalam
memelihara,
keluhuran
martabat
jabatan,
kefarmasian,
mempertebal
rasa
saling
mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya.

Kewajiban Apoteker terhadap sejawat petugas


kesehatan lainnya:
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk meningkatkan hubungan
profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat yang berkecimpung di
bidang kesehatan.
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri
dari tindakannya atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurang / hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan.
Melihat kemampuan Apoteker yang sesuai
dengan pedidikannya, menunjukkan betapa
pentingnya peranan Apoteker

Hak dan Kewajiban Konsumen terkait


di Apotek
Hak-hak Pasien menurut UndangUndangMenurut UU kesehatan no
23/1992 dalam Bab Penjelasan dari
Pasal 53 ayat 2, hak-hak pasien
meliputi:
Hak untuk memperoleh informasi
Hak untuk memberikan persetujuan
Hak atas rahasia kedokteran
Hak atas pendapat kedua (second
opinion)

KEWAJIBAN KONSUMEN
Sesuai dengan pasal 5 undang-undang perlindunagan
konsumen, kewajiban konsumen adalah:
membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan
prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan / atau
jasa, dewi keamanan dan keselamatan.
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian
barang dan / atau jasa.
Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
Mengikuti upaya penyelesaian hokum sengketa
perlindungan konsumen secara patut.

Contoh Kegiatan yang termasuk pelanggaran


ringan apotek meliputi:
Tidak menunjuk Apoteker pendamping pada
waktu APA tidak bisa hadir pada jam buka
apotek (apotek yang buka 24 jam).

Sanksi Pelanggaran di Apotek

Sanksi administratif yang diberikan menurut Keputusan


Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 dan
Permenkes No.922/MENKES/PER/X/1993 adalah :
Peringatan secara tertulis kepada APA secara 3 kali berturutturut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan.
Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya
6 bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan izin
apotek. Keputusan pencabutan SIA disampaikan langsung
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Menteri Kesehatan dan Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi setempat. Pembekuan izin apotek
tersebut dapat dicairkan kembali apabila apotek tersebut
dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang
ditentukan dalam keputusan Menteri Kesehatan RI dan
Permenkes tersebut telah dipenuhi.

KESIMPULAN

Pasal 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999


Tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:
Mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan
konsumen yang beriktikad tidak baik;
Melakukan pembelaan diri yang sepatutnya di
dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
Rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti
secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak
diakibatkan oleh barang dan/ atau jasa yang
diperdagangkan;
Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai